Begitu Fayola pergi meninggalkan ya. Elvan langsung berteriak sangat marah pada dirinya sendiri, "Aarrkkhhhh" Marahnya memukul-mukuli tembok tersebut hingga membuat tangannya terluka.
Sedangkan didalam kelasnya Tania sedang asik termenung sedari tadi sambil memikirkan perkataannya tadi pagi yang ia katakan kepada kedua orang tua ya, "Kamu kenapa Nia? kok dari tadi kamu diam terus?" Tanya Elma.
"Iya Nia, dari tadi kamu diam terus loh, kamu lagi datang bulan?" Sambung Filia.
"Mmmmm" Geleng Tania dengan sedihnya.
"Lalu kamu kenapa?".
"Aku lagi galau El Lia" Jawabnya melihat sang sahabat.
"Galau kenapa Nia? jangan bilang kamu galau gara-gara Elvan lagi".
"Hehehe.. Kamu tau ajah Elma".
"Ya ampun Nia.. Lagi-lagi kamu galau karna Elvan. Sadar Nia sadar".
"Aku udah sadar kok El".
"Bagus deh kalau kamu sudah sadar Nia, aku benci melihat mu galau cuman gara-gara Elvan".
"Maksudku sadar dari tidur Elma".
Elma pun langsung dibuat geram melihat Tania yang sudah membuat emosinya naik sampai ke ubun-ubun. "Taniaaa..." Teriaknya dengan kuat.
"Hentikan Elma, kamu bisa membuat ku budek tau" Kesalnya.
"Rasain.. Siapa suruh kamu keras kepala seperti ini".
"Emang salah ya aku mencintai Elvan?".
"Iya salah.. Karna sampai kapan pun kamu tidak akan bisa mendapatkan cintanya Elvan".
"Kenapa Elma?".
"Karna kamu dan Elvan bagaikan langit dan bumi Nia, jadi kamu mulai sekarang berhenti mencintainya, ok".
"Tidak, aku tidak akan menyerah mencintai Elvan. Lihat saja nanti, Elvan akan menjadi milik ku" Senyumnya.
"Terserah kamu sajalah Nia sekalian ajah makan itu cinta".
"Hehehehe.. Lia setuju enggak kalau aku tetap mencintai Elvan?".
"Enggak tau Nia, cuman apa yang baru saja Elma katakan ada benar ya".
"Yah.. Kalian itu enggak asih aakkhh.. Malas aku" Perginya meninggalkan Elma dan Filia.
"Nia kamu mau kemana?".
"Cari dosen baru" Jawabnya.
"Bentar lagi kita mau masuk Nia?" Teriak Elma.
"Izinin" Balasnya yang sudah berada di luar.
"Itu anak yah.. Enggak ada jerah-jerahnya dikeluarin sama dosen" Geleng Elma.
.
Disalah satu restoran mewah Vicky Sandoro sedang menikmati secangkir kopi bersama dengan Alvis Firan. "Alvis".
"Ada apa Vicky?".
"Putri mu sudah tumbuh dewasa saja setelah terakhir kali aku melihatnya waktu masih berusia 15 tahun".
"Hahahahah.. Begitu juga dengan Elvan yang sekarang sudah tumbuh Dewasa" Tawa Alvis.
"Bagaimana kalau kita menjodohkan mereka?".
"Hhmmm?" Kaget Alvis.
"Hahahaha.. Aku tau mereka masih muda, tapi aku rasa mereka sudah bisa membina rumah tangga mulai dari sekarang, bagaimana? aku dan istri sangat menyukai putri mu".
Flashback
"Pagi pa ma" Sapa Tania mencium kedua pipi orang tuanya.
"Pagi sayang" Balas Elvina dan Alvin.
"Oohh iya pa".
"Ada apa Nia?".
"Itu pa hehehe" Tawanya.
"Ada apa Nia? kok kamu semangat sekali pagi ini?" Tanya Elvina.
"Mmmm.. Nia mulai dari mana yah" Bingungnya melihat Alvis dan Elvina.
"Kok malah bingung sayang?".
"Iya ma. Gini pa.. Sebenarnya Nia menyukai Elvan" Jawab Tania Cengengesan.
"Lalu?".
"Nia mau papa menjodohkan Nia sama Elvan"
"Apa?" Kaget pasangan suami istri itu melihat Tania. "Apa kamu sadar sayang dengan apa yang baru saja kamu katakan?".
"Tau ma" Jawabnya dengan sedih.
"Nia.. Elvan sudah punya pacar sayang".
"Nia tau ma, tapikan sebelum dia mendapatkan Elvan, Nia sudah duluan menyukai Elvan".
"Ya ampun Nia.. Enggak boleh gitu sayang, kamu enggak boleh egois seperti ini".
Lalu Tania mendengus kesal melihat sarapan pagi yang ada dihadapan ya itu. "Ya sudah kalau papa enggak mau, Nia enggak akan paksain kok" Setelah itu Tania bangkit berdiri dari atas kursinya. "Tania berangkat kuliah dulu ya pa ma" Pamitnya meninggalkan mereka semua.
"Iya sayang hati-hati dijalan" Ujar Elvian melihat Tania yang sudah pergi menjauh.
*******************
"Bagaimana Alvis?" Tanya Vicky kembali menyadarkan Alvin.
"Hahahah.. Ada baiknya kita langsung bertanya kepada anak-anak saja dulu" Jawabnya.
"Mmmm.. Nanti kita akan mempertemukan mereka" Senyum Vicky. "Ayok diminum lagi".
.
Di atas rooftop Tania tiba-tiba saja melihat Elvan yang sedang duduk termenung dibalik tembok dengan tangan berdarah, "Elvan" Kaget Tania menghampirinya. "Ada apa Elvan? kenapa tangan kamu bisa terluka seperti ini?".
"Haahhhhh" Dengusnya melihat Tania. "Tolong tinggalkan saya sendiri" Usir ya.
"Tapi tangan kamu".
"Pergi".
"Tidak, aku tidak akan pergi sebelum aku mengobati tangan kamu".
"Saya bilang pergi, ya pergi" Bentaknya sangat marah.
"Tidak Elvan" Balas Tania tak kalah kuat dari suara ya Elvan.
"Aarrrkkhhh" Geramnya melihat Tania. Namun Tania telah menarik tangannya, kemudian ia melepaskan tasnya lalu Tania mengambil kotak P3K dari dalam tasnya. "Kemana pun aku pergi, aku selalu membawa kotak obat ini" Ucap Tania mengobati lukanya. "Dan aku pun tidak tau kenapa aku bisa membawa tas" Sambung Tania didalam hatinya.
Setelah Tania selesai mengobati lukanya, "Kamu tidak usah mengucapkan terima kasih" Ucapnya meninggalkan Elvan.
"Hhhmmsss" Dengus Elvan kembali melihat tangan kanannya yang telah diobati Tania. Lalu Ia menatap lurus dengan tatapan kosong.
Sedangkan didalam kamar mandi Tania sedang mencuci tangan ya dan juga membasuh wajahnya. "Ada apa dengan Elvan? Apa dia punya masalah?" Gumam Tania melihat pantulan wajahnya di depan cermin. Setelah itu ia langsung keluar dari sana.
"Tania".
"Astaga" Kagetnya melihat Desta. "Kamu yah.. Buat orang kaget saja" Kesalnya.
"Habisnya kamu dari tadi dipanggilin enggak di jawab".
"Masa iya?".
"Iya Nia".
"Mmmmmm Lalu kenapa kamu di depan toilet wanita?".
"Nungguin kamu".
"Nungguin aku? emang ada apa?".
"Aku mau ngajak kamu nonton bareng, kamu mau enggak?".
"Maaf ya Des, tapi aku enggak bisa".
"Yah.. Padahal aku udah beli tiket ya loh Nia" Tunjuknya kearah Tania dengan wajah sedih.
"Kan kamu bisa ajak yang lain, teman-teman kamu juga banyak".
"Tapi tiket ini khusus aku belikan untuk kamu loh Nia, ayolah" Bujuknya.
"Emang jam berapa?".
"Jam 7 malam nanti".
"Maaf Des, tapi aku enggak bisa kalau jam 7 malam. Maaf ya" Perginya meninggalkan Desta.
"Tapi Nia, Nia" Panggilnya. Namun Tania telah pergi menjauh dari hadapannya. "Aarrkkhhh Sial" Umpatnya sangat marah melihat punggung Tania.
Sedangkan dari kejauhan Elvan tidak sengaja melihat mereka berdua yang sedang mengobrol, dan entah apa yang sedang mereka bicarakan Elvan tidak perduli. Tetapi saat Tania pergi meninggalkan Desta Elvan sempat mendengar umpatan ya kepada Tania.
Setelah itu ketiga sahabat Desta langsung menghampirinya sambil tertawa senang, "Hahahah.. Bagaimana, apa kamu masih melanjutkan ya bro?" Tanya Binar merangkulnya.
"Tentu saja, aku pasti bisa mendapatkan ya. Kalian lihat saja nanti, wanita murahan seperti dia sudah biasa sok jual maha haahhhh" Seringainya melihat Binar.
"Ok, kita lihat saja nanti kedepannya, iya enggak bro" Tawanya melihat Hanzel dan Candra.
"Hahahah.. Aku sudah tidak sabar melihat kamu berpacaran dengan dia Des" Tawa Candra.
"Tenang bro, paling dia nantinya yang akan memohon-mohon untuk tidak meninggalkan ku".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments