Bab 4

Sambil tertawa, salah satu diantara mereka datang menghampiri Elvan. "Apa kalian sedang berkencan?" Ejek ya. "Lagian kalau kalian berkencan tidak apa-apa sih, kami tidak akan memberitahu yang lainnya kok, iya enggak gays" Teriaknya.

"Iya, kami tidak akan memberi tahu yang lainnya kok, hahahhaha" Jawab mereka tertawa.

Sedangkan Tania yang mendengar suara ribut tersebut membuat ia terbangun dari mimpi indahnya. "Eemmkkk.. Hhooaammm" Uap Anna sangat lebar. "Hhhmmm.. Kalian siapa?" Kaget Tania melihat pria yang berada di hadapannya.

"Hallo Tania" Senyumnya melambaikan tangannya.

"Kalian siapa?".

"Aakkhh.. Kamu enggak mengenal kami yah?".

"Mmmmm" Angguk Tania polos tampa melihat pria yang berada disamping ya.

"Baiklah.. Aku akan memperkenalkan diri".

"Tidak usah" Bangkit Tania menghentikan ya. "Hhmmm.. Elvan? se-sedang apa kamu disini?" Tanya ya dengan mata membulat. Namun Elvan tidak menjawabnya, ia menilih langsung pergi meninggalkan ya begitu saja. "Mmmm.. Dicuekin lagi" Gumam Tania melihat punggung Elvan.

"Tania" Panggilnya dari belakang.

"Ada apa?" Jawab Tania melihatnya.

"Kamu sedang apa disini?".

"Kalian enggak lihat kalau saya lagi tidur disitu tadi?" Kesal Tania melihat mereka. "Gimana sih".

"Yakin?".

"Menurut loh?".

"Siapa tau kamu dan Elvan hanya berpura-pura saja, supaya kami tidak tau".

"Sudah aakkhh.. Terserah kalian saja, bay saya pergi dulu" Lambai ya meninggalkan mereka semua.

"Tunggu Tania" Tahan ya menarik tangan kanan Tania.

"Ada apa lagi sih?".

"Kenapa kita tidak bersenang-senang saja disini Tania, iya kan gays?".

"Iya Tania, kita disini saja bersenang-senang" Tawa mereka.

"Hhmmsss" Dengus Tania melihat mereka satu persatu. "Ternyata resiko orang cantik banyak juga ya, tapi maaf saya tidak bisa bersenang-senang dengan kalian ok. Jadi tolong jangan hentikan saya lagi".

"Hahahaha.. Tania Tania, kamu pikir kami tidak tau kalau kamu itu cewek murahan? udah deh enggak usah sok jual mahal sama kita".

Mendengar itu Tania kembali menghentikan langkah ya, "Tau dari mana kamu kalau aku cewek murahan?".

"Hahaha kalian dengar sendiri kan gays kalau dia sudah mengakui ya".

"Bodoh aakkhh.. Emang gua pikirin, terserah loh pada mau bilang apa tentang saya" Kali Ini Tania benar-benar meninggalkan mereka semua.

"Hhuuhhh.. Dasar cewek murahan" Teriak ya sebelum Tania benar-benar menghilang dari hadapan mereka.

Begitu Tania pergi dari sana, ia segera menghampiri kedua sahabatnya Elma dan Filia. Sambil berjalan Tania mengingat kejadian diatas fooftop kembali, "Tapi kenapa Elvan bisa berada disana yah?" Batin ya.

BBBUUUKKK..

"Aakkhhh" Kaget Tania kesakitan.

"Rasain" Kesal Elma melihat sang sahabat.

"Yah.." Teriak Tania melihat Elma.

"Siapa suruh dari tadi kamu tidak menjawab panggilan kami berdua, haaahhh?".

"Ma-af, tadi aku tertidur di atas rooftop".

"Apa? tertidur lagi Nia?".

"Mmmmm" Angguk Tania polos.

"Ya ampun Tania" Geram Elma. "Enggak di kantin, enggak di perpus, sekarang kamu tertidur di rooftop? OMG.. Aku enggak habis pikir tentang mu Nia, besok-besok kamu pasti tertidur diruang dosen".

"Hahahahah.. Kamu ada-ada saja El" Tawa Tania tampa merasa bersalah.

"Kamu terbuat dari apa sih Tania? kok otak kamu ini bebal sekali".

"Mmmm.. Terbuat dari apa yah🤔".

PPPLLAAKK..

"Aw.aw.aw.. Lia" Rajut Tania melihat Filia ketika sang sahabat memukul lengan ya.

"Hehehe maaf Nia, abisnya otak kamu lelet sekali".

"Hhhmmsss" Dengus Tania.

"Terus kamu sudah makan siang?".

"Udah tadi".

"Jadi kamu enggak mau makan lagi".

"Mau sih, cuma..

"Cuman aku mau yang gratis ya kan?" Potong Elma melihatnya.

"Hehehehe.. Tau ajah kamu El".

"Tentu saja aku tau, ayok" Ajak ya menuju kantin.

"Thank you Elma" Senang ya merangkul kedua lengan sang sahabat.

"Mmmmm" Gumam Elma.

Saat mereka bertiga berada didalam kantin, "Kamu mau makan apa Nia?" Tanya Filia.

"Bakso, minumnya jeruk peras".

"Kamu El?".

"Sama, aku juga pengen makan bakso, minumnya jus belanda".

"Mmmm" Angguk Filia segera memesan makanan mereka.

"Tania" Panggil Elma.

"Iya".

"Lalu bagaimana dengan mata kuliah Hukum Bisnis mu?".

"Entahlah, nanti aku akan mencari dosen pengantinnya. Lagian aku juga enggak suka lihat dia, terlalu killer".

"Nanti aku dan Lia akan nemani kamu mencari dosen pengganti".

"Mmmm.. Makasih El" Senyum Tania.

"Sama-sama, itu Lia sudah datang".

"Bakso ya mana Lia?".

"Dibelakang Nia".

"Eekkhh.. Sini saya bantu mbak" Terima Tania mengambil dari atas nampan ya.

"Terima kasih nona".

"Sama-sama mbak" Senyum Tania. "Wah.. Sepertinya ini sangat enak sekali".

"Dihabisin Nia" Ujar Elma mengaduk baksonya.

"Siap Elma".

.

Didalam kelas, Elvan sedang sedang sibuk dengan kelompoknya mengerjakan tugas kuliah yang akan mereka persentase kan nantinya.

Tok.. Tok..

"Permisi, atas nama Elvan" Panggil seseorang sambil mencari sosok Elvan. "Aakkhh itu dia" Ia segera menghampiri Elvan yang sedang mengajari team ya. "Elvan".

"Ada apa?" Tanya Elvan melihatnya.

"Kamu dicariin sama ketua rektor".

"Ketua rektor?".

"Iya".

"Saya akan kesana" Angguk Elvan. Kemudian ia bangkit dari sana, "Kalian lanjut lagi, aku keluar sebentar".

"Iya Elvan" Angguk mereka.

Saat berada di lorong ia sempat berpapasan dengan sang kekasih, "Hheemmm" Senyum Fayola. Namun Elvan tidak membalas ya bahkan ia menganggap Fayola tidak ada disana. "Elvan kenapa? kok dia enggak balas senyuman aku sih" Kesalnya melihat punggung sang kekasih yang sudah jauh.

"Itukah permintaan kamu sendiri Yola, kamu macam enggak tau ajah sifat Elvan seperti apa".

"Tapi aku enggak suka melihat Elvan seperti itu Hasna, aku enggak suka".

"Sudah ayok.. Mungkin Elvan sedang banyak pikiran atau semacam ya, jadi tidak usah ambil hati".

"Hhhmmsss" Dengusnya.

Setibanya Elvan di depan ruangan rektor.

Tok.. Tok..

"Masuk" Jawabnya.

Ceklek..

"Selamat siang pak" Tunduk Elvan dengan sopan.

"Siang, silahkan duduk" Senyumnya menghampiri Elvan kearah sofa. "Aakkhh" Duduknya di kursi tunggal. "Elvan. Apa benar nama mu Elvan Sandoro?".

"Iya pak" Jawabnya.

"Mmmm.. Saya dengar-dengar kamu mahasiswa terpintar di kampus ini, apa itu benar?".

"Tidak pak, saya tidak merasa kalau saya mahasiswa terpintar dikampus ini".

"Hahahhaha" Tawanya mendengarkan jawaban Elvan. "Baiklah".

"Lalu apa alasan bapak memanggil saya kemari?" Tanya Elvan melihat sang rektor.

"Tidak ada hal penting, saya hanya ingin melihat dan mengenal mu saja secara langsung. Semester berapa kamu sekarang?".

"Semester 5 pak".

"Mmmm".

"Kalau gitu saya permisi dulu pak" Bangkit Elvan dari atas sofa.

"Mmmmm.. Kamu boleh keluar".

Elvan pun langsung keluar dari sana.

Begitu Elvan keluar dari sana, "Oohhh.. Jadi dia Elvan, pantas saja Yola tergila-gila dengan ya" Senyum Riko yang tak lain adalah kakak laki-lakinya Fayola.

Episodes
Episodes

Updated 105 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!