"Aarrrkkhhhh" Teriak Fayola sangat marah. "Aarrrkkhhhh" Teriaknya lagi. "Aku membenci mu Elvan aku sangat membenci mu hiks.. hiks.." Tangisnya yang sedang berada di atas rooftop kampus. "Aku membenci mu Elvan hiks.. hiks.."
"Aaiiisss.. Siapa sih yang sudah membangunkan tidur ku" Kesalnya menghampiri Fayola.
"Rizal?".
"Yola? sedang apa kamu disini?".
"Kamu enggak lihat sedang apa aku disini?" Kesalnya.
"Maaf" Senyumnya. "Kamu kenapa menyebut-nyebut Elvan? apa kamu belum bisa melepaskannya?".
"Tidak semudah itu Zal aku melepaskan Elvan, meskipun aku sudah menikah, aku tidak akan membiarkan siapa pun memiliki Elvan. Siapa pun itu orang ya".
"Terserah kamu saja" Balas Rizal menatap lurus .
"Lalu kenapa kamu ada disini? kamu enggak masuk?".
"Malas" Jawab Rizal mengeluarkan sebatang rokoknya. "Saat seperti ini aku paling suka kalau merokok. maaf".
"Mmmmm".
"Hhhuufffff" Hisapnya membuang asap rokoknya. "Kalau kamu masih mencintai Elvan, kenapa kamu menikahi pria itu?".
"Aku terpaksa".
"Apa kamu tidak memikirkan perasaan suami mu? menikah bukanlah permainan yang bisa kamu permainkan, harusnya kamu belajar mencintainya dan bukan mengurus hidup Elvan lagi".
"Apaan sih" Kesalnya.
"Apa aku salah? aku rasa tidak. Coba pikiran andai kamu diposisi suami kamu, mungkin kamu akan merasakan hal yang sama dengan apa yang ia rasakan".
"Sok tau kamu".
"Ya sudah, terserah kamu saja kalau kamu tidak mau mendengarkan ku" Perginya meninggalkan Fayola yang masih berada disana.
"Bodoh amat, lihat saja nanti.. Elvan akan tetap menjadi milik ku".
.
Jam istirahat pun Elvan masih berada didalam kelasnya, "Elvan" Panggil Hasna.
"Mmmmm" Gumam ya melihat Hasna.
"Apa kamu tidak akan menyusul Yola?".
"Tidak" Geleng ya.
"Kamu yakin, aku takut Yola akan melakukan" Gantung Hasna ketika Elvan pergi begitu saja dari hadapannya. "Astaga.. Buat orang kaget saja" Ikut ya dari belakang Elvan.
Hingga kini Hasna melihat Elvan berlari keatas rooftop, "Elvan pasti mencari Yola, sebaiknya aku pergi saja".
Dari kejauhan Tania sempat melihat Hasna yang sedang mengejar Elvan, "Elvan ngapain kesana?" Batin Tania mengikutinya sampai keatas rooftop.
Ceklek!!
"E-elvan" Kaget Tania dengan mata berkaca-kaca saat Fayola mencium bibirnya Elvan, "Aahh.. Kamu apa-apaan sih Nia? kamu sudah tau wanita yang dicintai Elvan itu bukan kamu, tapi kamu masih saja tidak tau diri" Perginya meninggalkan Elvan dan Fayola.
Sedangkan Elvan berusaha untuk melepaskan ciuman Fayola, "Hentikan Yola".
"Kenapa Elvan? apa kamu sudah tidak mencintai ku lagi?" Bentak ya melihat Elvan dengan tatapan sedih.
"Ingat Yola.. Kamu sudah menikah, dan kamu sudah menjadi istri orang lain".
"Aku tidak perduli Elvan, aku sudah menikah atau aku sudah punya anak, aku tidak perduli Elvan, aku hanya butuh kamu dan aku hanya mencintai kamu hiks.. hiks.." Tangisnya dihadapan Elvan.
"Maafkan aku Yola aku tidak bisa" Peluknya menghentikan tangis Fayola. "Mulai dari sekarang berhenti mencintai ku, dan lupakan semua masa lalu kita".
"Aarrkkhh.. Hiks.. hiks.. Aku tidak mau Elvan, aku tidak akan bisa melupakan mu, aku tidak akan bisa. Tolong bawa aku pergi Elvan, bawa aku kemana pun yang kamu mau. Aku tidak akan perduli lagi kalau pun papa sama mama marah, asalkan aku bersama dengan kamu Elvan hiks.. hiks.. Aku tidak bisa hidup tampa kamu, tolong bawa aku pergi dari sini".
"Maaf Yola aku tidak bisa" Tegas Elvan.
"Lalu aku harus bagaimana Elvan? aku harus bagaimana? apa aku harus mati dulu baru kamu mengerti perasaan aku, hhmmm?".
"Jangan pernah berpikir macam-macam Yola" Marah ya melihat Fayola.
"Aarrkkhh.. Aku tidak perduli lagi dengan hidup ini Elvan, aku jenuh kalau seperti ini terus" Semakin tangisnya.
.
Didalam kantin Tania tidak berselera melihat makanan yang ada dihadapannya itu, "Kenapa Nia? kamu enggak suka".
"Hhmmsss" Dengus Tania menghentikan sendoknya.
"Enggak enak ya? kalau enggak enak aku akan memesan ya lainnya" Ucap Elma.
"Tidak El, aku kurang berselera saja".
"Kurang berselera? kenapa? perasaan batagornya enak loh, iya enggak Lia?".
"Mmmm.. Aku sangat menyukainya. Kalau kamu enggak mau Nia, berikan pada ku saja".
"Ambilah, aku sudah kenyang".
"Thank you" Senang Filia.
"Aneh kamu Nia" Gumam Elma.
"Aneh gimana El?".
"Mmmmm.. Tidak seperti biasanya kamu kurang berselera kalau makan batagor".
"Entahlah, mungkin tadi pagi aku kebanyakan sarapan dari rumah".
"Oohh".
"Hhmmm.. Nia Elvan datang" Tunjuk Filia kearah Elvan, Jerry dan Rizal.
"Mmmmm" Gumam Tania masih kesal.
"Tumben kamu terlihat biasa saja Nia, enggak seperti biasanya" Heran Elma dan Filia.
"Malas aahh" Sandarnya melipat kedua tangan ya di depan dada.
Bagus deh kalau kamu sudah move on dari Elvan, jadi kamu enggak akan kegenitan lagi setiap melihatnya".
"Apaan sih" Malasnya.
"Tapi kok Elvan sedari tadi melihat mu terus Nia, apa aku salah lihat?" Gumam Filia masih melihat Elvan yang sedang melihat kearah mereka bertiga.
"Entahlah" Balas Tania sok tak perduli, meskipun dalam hatinya sedikit terobati saat Elvan sedang memperhatikannya.
"Nia, aku boleh gabung enggak?" Sapa Deska.
"Kamu ngapain kesini? noh.. sana gabung sama teman-teman kamu" Usir Elma.
"Jangan marah-marah gitu Elma, entar cantik kamu luntur" Senyumnya menyentuh kepalanya.
"Singkirkan enggak tangan kamu".
"Baiklah, tapi enggak gala-galak gitu juga Elma cantik".
"Suka saya, hhmmm".
"Hahahaha" Tawanya. Kemudian Deska melihat Tania, "Nia, tugas kamu sudah selesai apa belum? kalau kamu belum selesai aku akan membantu mu".
"Ya ampun hukum bisnis ku belum selesai, untung kamu ngingetin aku Deska".
"Mau ngerjain bareng aku enggak?".
"Tidak usah Des, nanti aku kerjain dirumah saja" Tolaknya.
"Kamu yakin enggak mau? aku lagi baik loh".
"Mmmm".
"Kamu dengar sendiri kan Des, jadi sekarang kamu pergi sana" Usir Elma kembali.
"Baiklah" Senyumnya meninggalkan mereka.
"Kamu kok kasar banget sama di El?" Tanya Filia.
"Mmmm.. Aku enggak suka lihat dia".
"Kenapa? emang dia pernah buah salah sama kamu?".
"Enggak sih, cuman aku enggak suka aja sama dia".
"Oohhh".
"Loh.. Elvan kemana?" Ucap Tania tak melihat Elvan disana lagi.
"Tadi sok enggak perduli, sekarang kamu ke carian" Ejek Filia.
"Iikkhh.. Aku serius Lia, kok dia enggak ada disana lagi".
"Noh.. Lihat itu, dia ada disana pesanin makan untuk teman ya" Tunjuk Filia.
"Oooo.. Hehehe.. Aku pikir dia sudah pergi".
"Kamu sudah selesai Lia? ayok".
"Eekkhhh.. Tunggu dulu Elma, ini makanan ku masih banyak. Kamu mau main pergi-pergi saja" Tahannya.
"Makannya kalau makan jangan lama-lama".
"Lagian tumben kamu cepat, biasanya juga kamu yang paling lama dari antara kita, iya enggak Nia?".
"Mmmmm" Angguk Tania setuju.
"Makanya kalian berdua lihat jam sana, itu sudah jam berapa?".
"Astaga.. 3 menit lagi masuk".
"Makanya buruan".
"Iya-iya, ini udah mau selesai. Ayok".
"Minum dulu Lia" Ujar Tania memberikan minumnya.
"Thank you Nia" Senyumnya. "Ayok".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments