"Hhooaammm" Uap Tania membuka kedua matanya. "Kenapa pagi cepat sekali?" Malasnya memikirkan tugas kuliahnya. Namun seketika Tania langsung tersenyum mengingat ia yang sudah menikah dengan Elvan. "Ayok semangat Tania, kamu harus melakukan tugas mu sebagai istri" Bangkitnya.
Tetapi saat itu tangan kekar Elvan menghentikan ya, dan menariknya kedalam pelukannya. "E-elvan" Kaget Tania membulatkan kedua matanya.
"Yola" Gumam Elvan masih menutup kedua matanya.
"Hhmmm.. Baru ajah tadi mau senang, dan sekarang kamu sudah menjatuhkan ku" Dengus Tania melepaskan pelukannya. "Tidurlah kembali, dan bayangkan dia terus" Perginya meninggalkan Elvan.
Kemudian Tania memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah 15 menit lamanya ia didalam kamar mandi, "Astaga.. Aku pake lupa bawa pakaian lagi, kebiasaan nih" Gerutu Tania keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang melilit di atas dada ya. "Untuk Elvan masih tidur".
"Kalau tidak?".
"Astaga" Kaget Tania meloncat. "E-elvan"
"Hhmmm" Desahnya langsung masuk kedalam kamar mandi.
"Aaiiss.. Terus saja seperti itu, ayok terus saja seperti itu" Perginya menuju lemari pakaian ya. "Kak Jasmine bawa semua barang ku enggak yah?".
Setelah Tania selesai mengenakan pakaian ya, ia segera keluar dari dalam kamar, "Selamat pagi Ma Pa, kak Chiko, kak Zita, Kia" Sapa Tania ikut bergabung dimeja makan.
"Pagi juga Nia" Balas mereka. "Elvan mana sayang?" Tanya Amira.
"Sebentar lagi Elvan keluar ma".
"Mmmmm" Angguknya.
Tidak menunggu beberapa lama, Elvan telah berjalan kearah mereka, "Itu paman sudah datang oma" Tunjuk Saskia.
"Pagi semua ya" Sapa Elvan mendudukan diri disamping Tania.
"Pagi Elvan" Balas mereka.
"Inih" Senyum Tania memberikan sarapan ya.
"Terima kasih".
"Mmmmm".
"Elvan" Panggil Vicky.
"Iya pa".
"Kapan rencana kalian berdua bulan madu?".
"Bulan madu Pa?" Senyum Tania.
"Iya, apa kalian berdua sudah merencanakan ya?".
"Belum sih pa, tapi terserah dengan Elvan saja pa, kalau Nia setuju-setuju saja kapan Elvan mau".
"Lalu bagaimana dengan mu Elvan, apa kamu sudah memikirkan ya?".
"Nanti pa, kalau Elvan sudah ada libur" Jawabnya.
"Hhhmmsss" Dengus Amira. "Nia, kalau Elvan seperti itu, kamu tidak usah memperdulikan ya sayang. Percaya sama mama kalau hati Elvan sebenarnya sangat baik".
"Iya ma, Nia juga tau itu kok".
"Terima kasih sayang".
"Sama-sama ma".
Setelah Elvan selesai menikmati sarapannya, "Elvan berangkat duluan" Bangkitnya.
"Loh, kamu enggak bareng Nia sayang?" Tanya Amira. "Mama udah siapin mobil baru kamu digarasi".
"Tidak usah ma, Nia diantar sama supir saja".
"Tapi Elvan".
"Tidak apa-apa tante, Nia bawa mobil sendiri saja ke kampus".
"Kamu yakin sayang? itu anak yah" Marahnya melihat punggung Elvan yang sudah menjauh. "Kalau enggak kamu di antar sama supir saja ya sayang, mama takut kamu kenapa-napa di jalan".
"Iya ma" Angguk Tania. "Kalau gitu Nia langsung berangkat ya ma, pa, kak".
"Iya Nia, hati-hati dijalan ya" Balas Zita.
"Iya kak" Senyumnya. "Dah Kia" Lambai ya sebelum meninggalkan mereka semua.
"Dah.. Onty" Balas Saskia.
.
Sesampainya Tania di depan kampus, "Terima kasih ya pak" Turun ya dari dalam mobil.
"Sama-sama nona" Angguknya.
"Nanti enggak usah dijemput ya pak, Nia pulang sendiri".
"Tapi Nona".
"Tidak apa-apa pak".
"Baiklah nona".
Setelah itu Tania berjalan memasuki kelasnya, dan seperti biasanya laki-laki disana tak pernah berhenti menggoda Tania, "Pagi Nia" Sapa mereka.
"Pagi" Balas Tania. "Hari yang indah" Batinnya. Saat Tania telah berada di lorong kampus, ia menyempatkan diri untuk melihat Elvan yang sudah berada di dalam kelasnya. "Belajar yang rajin ya suami ku ehehehe" Tawanya.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?".
"Astaga" Kaget Tania melihat Fayola.
"Kalau kamu tidak ada urusan penting sebaiknya kamu pergi dari sini" Usir ya dengan tegas.
"Mmmm.. Mmmm.. Ini saya mau pergi" Perginya.
"Kenapa Yola? kamu kok kaya enggak suka gitu sama dia?" Heran Hasna.
"Aku tidak menyukainya, meskipun aku sudah menikah, Elvan tidak akan bisa dimiliki siapa pun selagi aku masih hidup" Jawabnya.
"Iyalah.. Terserah kamu saja, sekarang ayok kita masuk" Tarinya membawa Fayola masuk.
Sedangkan didalam kelasnya Tania tak henti-hentinya menggerutu kesal kepada Fayola, "Ada apa Nia? kok kamu kelihatan kesal kaya gitu?" Tanya Filia.
"Iya Nia, kamu kelihatan sangat kesal sekali" Sambung Elma. "Ayok cerita sama kita".
"Hhhmmsss" Desah Tania membuang nafasnya. "Entahlah, aku lagi kesal saja sama seseorang".
"Siapa Nia?".
"Aku enggak tau namanya siapa, tapi dia anak manajemen A".
"Terus, kamu kesal gara-gara apa sama dia?".
"Kesal karna dia selalu mencari gara-gara dengan ku".
"Dia cewek apa cowok?".
"Cewek Lia.. Sejak kapan aku mau kesal sama laki-laki?".
"Siapa tau kan, iya enggak El?".
"Bisa jadi sih" Senyum Elma. "Terus, pasti adakan alasan dia selalu cari gara-gara dengan kamu Nia".
"Mmmm.. Waktu itu dia pernah mendorong ku sampai jatuh".
"Apa?" Kejut Filia dan Elma.
"Mmmmm" Angguk Tania dengan manja. "Dia sampai membuat tangan dan kaki ku terluka".
"Kurang ajar, siapa dia orang ya Nia? aku akan membalasnya. Berani sekali dia menyakiti sahabat ku" Geram Filia.
"Ayok Nia.. Katakan siapa orang ya" Sambung Elma.
"Enggak usah dibalas, entar masalahnya tamba panjang".
"Tidak bisa di biarkan Nia, orang seperti dia itu harus dibalas, kalau enggak dia akan mengulangi ya lagi".
"Yah.. Kok jadi rumit sih" Sesal Tania mengatakan kepada Filia dan Elma. "Udah yah, enggak usah dibahas lagi. Entar kalau di berani macam-macam lagi aku akan membalas ya, janji✌️"
"Haahhhh.. Baiklah, lain kali kamu harus cerita sama kita berdua".
"Iya" Angguk Tania.
.
Didalam kelas ya Elvan sama sekali tidak memperhatikan Fayola yang sedari tadi melihatnya. "Kenapa kamu tidak mau melihat ku lagi Elvan? apa kamu marah?" Batin Fayola masih memperhatikan Elvan.
Hingga dosen yang mengajar didalam kelasnya menegur Fayola. "Yola, coba ulangi apa yang baru saja ibu jelaskan tadi" Ucap sang dosen tersebut yang tak lain adalah ibu Refi dosen killer yang sangat terkenal di kampus mereka.
"Maaf buk, tadi saya tidak mendengar ya" Tunduk Fayola menyesal.
"Lain kali jangan di ulangi".
"Iya buk".
Kemudian Buk dosen Refi kembali melanjutkan pembelajarannya. Sedangkan Elvan masih tetap saja tidak terpengaruh meskipun mahasiswa lainnya tadi sempat melirik kearah Fayola yang mendapatkan teguran.
"Elvan benar-benar enggak perduli lagi, Elvan benar-benar membenci ku" Gumam Fayola dengan mata berkaca-kaca. "Aku merindukan Elvan yang dulu, aku rindu Elvan yang dulu" Setelah itu Fayola meninggalkan kelasnya. Dan lagi-lagi teman satu kelasnya dibuat keheranan melihat Fayola yang tidak seperti biasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments