"Hentikan!!!!" Isyana berteriak histeris melihat Nathan menjadi sasaran amukan mereka sambil merengkuh Nathan dalam pelukannya.
Bersamaan dengan itu mobil polisi dan mobil ambulans datang dari arah yang berlawanan ke tempat kejadian perkara.
Melihat mobil ambulans datang orang-orang yang mengerumuni korban segera membantu mengangkat korban ke dalam ambulans.
Sedangkan massa yang mengerumuni Isyana dan Nathan segera membubarkan diri dan pergi meninggalkan tempat ketika melihat mobil polisi menuju ke arah mereka.
"Pak polisi tolong mama saya tidak bersalah!" ucap Nathan ketika melihat polisi menghampiri mereka dan ingin membawa Isyana.
"Adik tenang saja kalau mama adik terbukti tidak bersalah nanti kami akan melepaskan." Ucap seorang polisi menenangkan Nathan.
"Bagaimana kami bisa membuktikannya?" tanya Nathan polos. Bukankah semua orang yang ada di situ menganggap mamanya yang menabrak.
"Adik tahu di setiap ruas jalan ini terpasang cctv. Nanti kalau cctv sudah di cek dan mama adik terbukti tidak bersalah maka mama adik kami lepaskan tapi untuk sementara biarkan mama adik kami bawa ke kantor polisi dulu ya!" jawab ramah seorang polisi.
"Baik Pak. Semoga mama terbukti tidak bersalah," ucap Nathan penuh harap.
Nathan pun berjalan tertatih mengikuti Isyana yang digiring polisi.
"Adik bapak antar ke rumah sakit aja ya!" ajak seorang polisi yang melihat Nathan berjalan tertatih dan ada darah mengalir dari pelipisnya."
"Tidak usah Pak Atan mau menemani mama aja."
Akhirnya karena tidak tega salah seorang dari mereka menggendong Nathan.
...****************...
Di kantor polisi.
"Apa rekaman cctv-nya tidak ada?!" tanya seorang polisi.
"Iya Pak sepertinya ada yang sengaja menghapus rekaman pas kejadian tabrakan tersebut berlangsung karena kejadian sebelum dan sesudah kejadian itu masih bisa terekam."
'Jedar.'
Isyana benar-benar putus asa mendengar pernyataan salah satu anggota polisi tersebut. Dia sudah tidak tahu harus berbuat apa agar dirinya bisa terlepas dari jerat hukum ini.
Dipeluknya tubuh Nathan erat-erat. Apa jadinya nasib kedua anaknya kalau dia benar-benar dipenjara.
"Baiklah karena saksi di tkp menyatakan anda yang menabrak korban dan cctv tidak bisa di cek kami memutuskan untuk menahan anda sampai anda bisa menunjukkan bukti kalo anda tidak bersalah."
Mendengar pernyataan polisi tersebut tangis anak dan ibu tersebut pecah. Apalagi ketika melihat mamanya di masukkan ke dalam sel tahanan Nathan tidak kuasa menahan kesedihannya."
"Mama jangan tinggalkan Nathan sendiri Ma!"
"Nathan yang kuat ya sayang, mama tahu Nathan anak baik dan kuat. Nathan tidak sendiri kok bentar lagi mommy Lusy sama daddy Edward datang. Nathan baik-baik ya tinggal sama mereka. Mama Nitip adik kamu ya. Tolong jagain dia dan mama mohon kalian jangan sampai bertengkar ya!"
Mendengar kata-kata Isyana membuat tangis Nathan pecah kembali.
"Nathan tidak mau Ma. Nathan di sini aja temenin Mama. Kalo Nathan di rumah siapa yang akan membacakan dongeng untuk Nathan ketika Nathan mau bobo."
Itulah yang ditakuti Isyana Nathan selama ini selalu menempel dengannya dan tidak bisa dekat dengan orang lain karena sikapnya yang dingin, kaku, tidak banyak bicara dan terlihat angkuh dan keras kepala namun kenyataannya dia adalah anak yang baik dan penurut kepada mamanya. Berbeda dengan Tristan yang lincah dan supel sehingga bisa berbaur dengan siapa saja namun sedikit cengeng dan terkadang membantah Isyana kalau tidak sependapat dengannya.
"Nathan tenang aja mommy Lusy pasti jagain Nathan nanti."
"Nathan tidak mau, hiks hiks hiks..."
Nathan sebenarnya bukanlah anak yang cengeng namun hari ini dia berubah menjadi anak yang cengeng karena keadaan.
Salah seorang polisi menghampiri Nathan dan mencoba membujuknya.
"Adik yang tenang ya! Nanti bapak antarkan ke keluarga adik yang lain!" sambil berusaha menggendong Nathan.
"Aku tidak mau!!! Nathan hanya mau sama mama Syasa aja! Kalo mama tidur di situ Nathan mau tidur di situ juga." Tunjuk Nathan ke arah Isyana sambil menberontak dalam gendongan.
Melihat Nathan yang histeris hati Isyana terasa nyeri. Dia memegang dadanya sendiri sambil terus berdoa semoga anak-anaknya selalu dalam lindungan Tuhan.
Beberapa menit kemudian Isyana pingsan karena tidak mampu menahan guncangan perasaannya sendiri.
Melihat mamanya pingsan Nathan memaksa turun dari gendongan dan berlari ke arah Isyana.
"Mama!!!"
Tak lama kemudian polisi yang lain berdatangan dan membawa ibu dan anak tersebut ke rumah sakit.
🌟 🌟 🌟 🌟🌟
Di ruang tamu sebuah apartemen tampaklah seorang laki-laki menonton televisi sambil ditemani secangkir kopi.
Merasa tidak ada acara yang menarik dia mengganti channel televisinya barangkali di stasiun tv yang lain ada acara yang bisa menarik hatinya. Hingga ia terhenti di sebuah siaran berita yang menyiarkan tentang tabrakan yang terjadi tadi siang.
"Seorang tersangka yang menabrak anak-anak yang terjadi tadi siang di depan cafe xy dinyatakan pingsan setelah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan bersalah. Seorang anak kecil yang bersamanya tampak histeris setelah melihat...."
Lexi membesarkan bola matanya untuk melihat siapa orang yang ada di gambar televisinya. Sepertinya dia mengenal orang tersebut.
"Tunggu-tunggu bukankah itu Isyana?"
Lexi masih bisa mengenali Isyana meskipun wajahnya di sorot kamera dengan wajah yang dibuat blur.
Keyakinannya semakin bertambah tatkala melihat anak laki-laki yang berdiri di samping wanita itu adalah Nathan.
"Bukankah itu Nathan?"
Lexi segera merogoh ponsel di dalam saku celananya kemudian langsung menghubungi nomor Isyana.
Tut tut tut.
Akhirnya sekian lama berbunyi ada yang mengangkat teleponnya.
"Hallo." Terdengar suara anak laki-laki dari balik telepon dan Lexi menyimpulkan bahwa itu adalah Nathan.
"Hallo benar ini Nathan?"
"Iya benar ini siapa ya?"
"Aku Lexi."
"Uncle Lexi." Nathan antusias mendengar yang menelpon adalah Lexi orang yang selama ini sering menemani dia bermain kala mereka ada di butik.
"Uncle Atan minta tolong untuk....!"
"Atan ada dimana?"
"Atan di rumah sakit Uncle mama pingsan."
"Iya maksud uncle di rumah sakit mana?"
"Nggak tahu Uncle."
"Di situ ada orang nggak? Uncle mau bicara."
"Nggak ada Uncle mama masih pingsan mommy Lusy sama Daddy Edward belum datang."
"Benar nggak ada orang sama sekali? Dokter atau siapa sajalah yang ada di situ."
"Dokternya baru saja keluar tapi kalo pak polisi kayaknya ada di luar pintu."
"Ok kalau begitu kasih ponsel kamu ke bapak polisi aja, bilang uncle mau ngomong!"
"Baik uncle, tunggu aku mau keluar dulu!"
"Pak polisi uncle Lexi mau bicara sama pak polisi," ujar Nathan sambil menyodorkan ponsel ke tangan polisi tersebut.
Polisi tersebut mengambil ponsel tersebut dari tangan Nathan.
"Hallo dengan kepolisian di sini!"
"Hallo Pak tolong beri tahu saya alamat rumah sakit yang merawat tersangka tabrakan tadi siang!"
"Maaf Anda siapa?"
"Saya keluarganya."
"Oke silahkan Anda datang ke rumah sakit AB!"
"Oke Pak siap, terima kasih!"
TBC....
Kalau suka dengan karya ini silahkan like, komen, share dan vote, bunganya juga boleh!🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
C2nunik987
itu yg tabrak lari pasti org berkuasa ....syasa bertahan demi si kembar biar nti lexi yg cari bantuan hukum buat km dan anak anakmu 😭😭😭😍😍
2024-05-25
0
Kar Genjreng
author mengapa Isayana susah terus dari awal...kasih kesempatan bahagia apa lah kasian kale... Anak Anak juga 😭😭😭😭😭😭
2022-11-25
0
Titin Kittyy
jngn" mertuanya kakaknya issyana kyknya kn gk suka atau mama/kaka tirinya ya
2022-07-17
0