Berhari-hari Isyana menjalani hidupnya dengan biasa seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu pada dirinya. Dia mencoba untuk melupakan kejadian antara dirinya dan Zidane waktu itu.
Dia tetap bekerja di perusahaan Zidane dan berharap ada niat baik dari atasannya itu paling tidak dia menunggu kata maaf dari mulut sang atasan. Namun jangankan meminta maaf memandangnya pun ketika berpapasan Zidane seolah enggan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu bulan kemudian.
Isyana memberanikan diri mendatangi ruangan sang atasan.
"Ada apa? Kenapa kau berani mengganggu pekerjaanku?" tanya Zidane ketus.
"Maaf Pak, apakah Bapak tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan Bapak waktu itu?" ucap Isyana to the point.
Zidane nampak berpikir. "Jadi apa yang kau inginkan dariku?"
Dengan keberanian yang di paksakan Isyana berkata, "Aku mau Bapak menikahi ku!"
"Apa kamu bilang? Berani sekali kamu memintaku menikahi mu! Memangnya kenapa aku harus menikahi mu aku bisa membayar ganti rugi atas apa yang telah aku lakukan terhadapmu dulu."
Dengan geram Isyana berucap, "Aku tidak butuh uang Bapak! Apakah Bapak pikir kehormatanku bisa dibeli dengan uang? Tidak Pak,
berapapun uang yang Bapak berikan tidak akan mampu membayar kesucianku."
"Terus kamu maunya apa? Apakah sebegitu tampan kah diriku hingga kau ingin aku nikahi?" Dia menjeda ucapannya sebentar.
"Ya saya akui saya memang tampan dan banyak wanita yang naksir tapi sayang saya tidak tertarik termasuk dengan dirimu," lanjutnya.
Cih ternyata dibalik sikap dingin dan arogan tersimpan narsis yang tinggi.
"Bagaimana kalau sampai saya hamil anak Anda?"
Kalau saja dia tidak hamil pantang baginya mengemis cinta pada seorang lelaki sombong seperti yang ada di depannya sekarang.
"Mana mungkin kamu hamil. Bukankah aku hanya meniduri mu satu kali?"
Dia meraih cek di atas meja menuliskan angka rupiah di kertas itu.
"Kalau sampai kamu hamil maka gugurkan kandungan itu!" ucapnya sambil mengulurkan cek tersebut ke arah Isyana.
Cih ternyata selain orang ini dingin dan sombong ternyata orang ini juga kejam.
Merasa tidak ada gunanya bernegosiasi dengan Zidane, Isyana memilih meninggalkan ruangan itu sambil melempar cek yang diberikan. Padahal Isyana hanya ingin Zidane menikahinya untuk sementara dan setelah melahirkan anaknya dia bisa menceraikannya.
"Ini aku tidak butuh uang Anda!"
Sampai di luar pintu air mata Isyana luruh tak tertahankan. Dia mengusap pipinya sambil berlari menuju lift. Sampai Dion asisten Zidane yang kebetulan lewat waktu itu bingung melihat seorang perempuan keluar dari ruangan sang atasan dalam keadaan menangis.
Ketika masuk ke dalam ruangan Zidane, Dion tetap tidak mau bertanya tentang perempuan tersebut. Dia memilih diam meskipun rasa penasarannya sangat tinggi.
"Kamu tahu siapa gadis yang ke luar ruangan tadi?" tanya Zidane.
Dion menggeleng.
"Cari tahu siapa namanya!"
Dion mengambil ponselnya dan menyuruh seseorang untuk mencari tahu nama gadis tadi.
Tak menunggu lama karyawan yang di perintahnya tadi langsung memberikan informasi.
"Namanya Isyana Atmajaya," ucap Dion kepada Zidane. Sedangkan Zidane hanya manggut-manggut saja.
🌟 🌟 🌟 🌟
Melihat Isyana yang selalu muntah-muntah kakak tirinya mulai curiga.
"Hamil anak siapa tuh!" langsung menuduh tanpa bertanya. Sedangkan Isyana memilih tidak menjawab.
"Bu Isyana hamil di luar nikah," adu Zamila kepada sang ibu.
"Zamila kamu jangan menuduh sembarangan sebelum ada bukti nanti ayahmu bisa menghukum mu," ujar sang ibu. Si ibu masih dalam mode bijak.
Berhari-hari Isyana selalu muntah pagi-pagi dan itu membuat ibu dan kakak tirinya menjadi semakin curiga. Mereka kemudian menarik paksa Isyana ke dalam kamar mandi dan memaksa mengetes kehamilannya sambil menyodorkan sebuah tespect.
"Ayo cepat tes kalau kamu tidak ingin kami curiga!"
Isyana menggeleng tidak mau.
"Ayo cepat!" Sambil menarik rambut Isyana dengan keras.
"Ampun Bu, sakit lepaskan!"
"Ibu tidak akan melepaskan kalau kamu tidak mau mengetes kehamilan kamu."
"Baiklah Bu. Ibu keluar dulu! Aku mau pipis dulu."
"Baiklah tapi awas kalau kamu macam-macam."
Baru Lima menit ibu dan kakak tirinya kembali masuk ke dalam kamar mandi dan merampas tespect yang di pegang Isyana.
"Jadi benar kamu hamil," ujar ibu tirinya sambil memelototkan mata.
"Apa aku bilang Bu dia itu memang wanita murahan," timpal Zamila.
"Ti...dak, itu tidak benar." Isyana membela diri.
"Terus apa namanya kalau bukan murahan? Pelacur gitu?" ucap ibu tirinya.
Isyana mencoba menjelaskan apa yang telah terjadi sebenarnya terhadap dirinya namun kedua orang di depannya itu seakan tak percaya dan seolah menutup telinga.
Zamila menarik kasar tubuh Isyana dari dalam kamar mandi dan menamparnya.
'Plak.'
"Ini buat wanita murahan macam kamu."
"Kalau sampai ayah kamu tahu bisa habis kamu!"
'Plak.'
Kali ini si ibu tiri yang menampar.
"Ampun Bu, jangan bilang sama ayah. Aku mohon!"
Bersamaan dengan itu ayah Isyana, Atmajaya datang dan menghampiri mereka.
"Ada apa ini ribut-ribut?"
"Kalau ayah tahu pasti ayah Shock," ucap Zamila.
"Memangnya ada apa?" tanya Atmajaya penasaran.
"Si Isyana... ," Zamila menjeda ucapannya untuk melihat perubahan raut wajah Isyana saat itu
Isyana menggeleng, raut wajahnya tampak memelas.
"Isyana hamil di luar nikah Yah." Akhirnya kalimat itu lolos juga dari mulut Zamila.
Atmajaya beralih menatap Isyana.
"Apa benar itu Sya?"
Isyana menunduk. "Iya Yah."
"Siapa orang yang menghamili kamu hah?" tanya Atmajaya sambil berteriak. Raut wajahnya terlihat memerah dan rahangnya mengeras.
"Pak Zidane Yah."
"Kenapa kamu tidak meminta pertanggung jawaban dia?" tanyanya dengan suara membentak.
"Sudah Yah tetapi dia tidak mau karena saat dia memperkosa aku dia dalam keadaan tidak sadar. Dia dalam pengaruh alkohol."
"Cih... diperkosa," cibir Zamila.
"Ya pantaslah dia tidak mau. Siapa dia dan siapa kamu? Jangan-jangan kamu yang menjebak dia karena terobsesi menjadi orang kaya." Lanjut Zamila menyela pembicaraan ayah dan anak tersebut dan mulutnya yang tak berfilter itu berhasil memprovokasi Atmajaya.
'Plak'.
Akhirnya Isyana mendapat tamparan untuk yang ketiga kalinya dan kali ini dari sang ayah.
"Pergi kamu! Ayah tidak sudi memiliki anak yang hina seperti kamu!"
"Ampun Yah! Maafkan Syasa. Kejadian ini benar-benar tidak disengaja. Syasa memang di perkosa." Sambil berlutut dan mendekap kaki sang ayah.
Atmajaya menendang Isyana. "Pergi kamu ayah tidak mau mendengar penjelasan apa-apa lagi dari mulut kamu!"
Melihat sang ayah yang sama sekali tidak mempercayainya Isyana bangkit berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Dia mengemasi pakaiannya dan memasukkan ke dalam koper. Tak lupa ia membawa foto almarhumah ibunya yang terletak di atas meja rias. Setelah itu ia pergi dari rumah tersebut dengan membawa rasa sakit dan kekecewaan yang begitu besar.
Untuk sementara dia memutuskan untuk tinggal di kosan dulu. Untuk selanjutnya biarlah terserah nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
C2nunik987
ayooo Isyana km kuat km bisa menata hdp km walau berat .....smoga Tuhan melindungi mu dan memberi mu kesehatan dan rezeki utk hdpmu dan kehamilan mu💪💪💪😭😭😭
2024-05-25
0
Femmy Femmy
saudara tirinya juga mulut kompor meleduk 😠
2024-05-06
0
Femmy Femmy
walaupun saudara tiri Isyana menutupi masalah kehamilan mu tapi tetap saja akan ketahuan Isyana lebih baik ayahmu mengetahui sekarang daripada nanti ketika perutmu mulai membesar...jadi apapun resikonya ber besar hati dan kuatlah kamu menghadapinya isyana
2024-05-06
1