Isyana melangkahkan kakinya ke luar dari rumah yang sebenarnya banyak kenangannya dengan sang bunda. Isyana sebenarnya bukanlah berasal dari keluarga miskin, dia hidup bergelimang harta ayahnya memiliki beberapa toko besar dan beberapa cabang yang masih kecil. Namun ketika ibunya meninggal dan ayahnya memutuskan menikah lagi, Isyana seolah tidak mendapati haknya. Bahkan Isyana diperlakukan seperti pembantu di rumahnya sendiri dan itupun tanpa sepengetahuan ayahnya. Isyana tidak berani mengadu kepada sang ayah karena percuma pikirnya melihat sang ayah yang lebih percaya dan selalu menuruti kehendak ibu tirinya. Untuk menghindari penyiksaan dari ibu dan kakak tirinya, Isyana memilih bekerja di perusahaan Zidane setelah lulus kuliah.
Kini Isyana mencari tempat kos untuk ditempati. Dia memasuki area tanah yang bangunannya di khususkan untuk ditempati kosan. Setelah menanyakan tempat tinggal ibu kos kepada orang yang dijumpainya ia melangkahkan kakinya menuju rumah ibu kos.
'Tok tok tok.' Isyana mengetuk pintu.
Seorang wanita paruh baya tampak membuka pintu. "Maaf, Anda siapa?"
"Apakah Ibu yang punya Kosan itu?" Tanya balik Isyana sambil menunjuk deretan bangunan yang ada di sebelah kirinya.
"Iya betul. Anda siapa?"
Isyana mengulurkan tangan. "Perkenalkan nama saya Isyana. Saya sedang mencari kosan untuk saya tempati."
"Untuk berapa orang?" Tanya wanita tersebut.
"Hanya untuk saya Bu."
"Kalau sendiri ada. Ayo ibu antar ke kosan!"
Mereka pun berjalan beriringan menuju bangunan kosan. Kemudian bu Ayu -nama ibu kos- membawa Isyana meninjau kamar yang akan ditempati Isyana.
"Ini kuncinya semoga kamu betah ya," ujar bu Ayu sambil memberikan kunci kosan sambil pamit pulang kepada Isyana.
Isyana masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Biarlah nanti dia menyusun bajunya ke lemari yang telah di sediakan. Untuk saat ini dia harus istirahat dulu karena tubuhnya terasa lelah.
Tanpa Isyana sadari ada sepasang mata yang sedari tadi mengawasi pergerakannya hingga ia masuk ke dalam rumah itu. Dia adalah Zamila yang diperintahkan ibunya untuk membuntuti kemana Isyana pergi.
Sudah satu minggu Isyana memilih mengistirahatkan tubuhnya. Hari ini dia berniat keluar untuk mencari pekerjaan karena waktu Zidane memilih untuk tidak bertanggung jawab dia memilih untuk mengundurkan diri.
Hari yang panas dan melelahkan. Isyana merasakan tubuhnya gerah setelah seharian keluar masuk kantor untuk memasukkan lamaran pekerjaan. Siapa tahu salah satu kantor yang didatanginya ada yang membutuhkan karyawan baru.
Sementara di tempat lain Zamila dan Rumana(Ibu tiri Isyana) mempengaruhi warga sekitar kosan yang ditempati Isyana untuk membenci Isyana. Mereka mengatakan bahwa Isyana suka merayu suami orang sehingga membuat warga sekitar geram akan hadirnya Isyana di lingkungan mereka. Mereka berbondong-bondong mendatangi rumah bu Ayu untuk mengusir Isyana.
Melihat aksi ibu-ibu yang berisik Bu ayu berucap, "Tenang ibu-ibu. Ini ada apa ya kok ibu-ibu pada ke sini? Barengan lagi kayak mau demo aja!"
"Iya kami memang sedang demonstrasi. Kami menuntut bu Ayu supaya mau mengusir Isyana dari kosan Ibu!" Ucap salah seorang ibu.
"Hei hei ada apa ini kenapa kalian pada ingin mengusir dia?" Bu Ayu kebingungan.
"Ibu harus tahu kalau penghuni kosan yang bernama Isyana itu suka mengganggu suami orang, kami tidak mau salah satu dari suami kami nanti jadi korban rayuannya."
"Kalian jangan fitnah ya! Itu tidak baik. Kalian jangan menuduh orang sembarangan sebelum kalian ada bukti. Lagian kalian belum kenal aja sudah menghakimi."
"Ah kami tidak perduli. Apakah Ibu akan bertanggung jawab nanti kalau perempuan itu berulah?" Ucap salah seorang ibu.
"Atau mungkin nanti Ibu bakalan kerjasama dengan perempuan itu untuk merayu suami kami secara kan bu Ayu janda," tuduh ibu yang lain.
"Astaghfirullah hal adzim! Kalian tuh kalau ngomong sembarangan. Sudah, aku tidak akan mengusir dia sebelum kalian menunjukkan bukti pada saya."
"Hu.....!" Sorak ibu-ibu sambil meninggalkan rumah bu Ayu. Namun sebelum pergi mereka sempat mengancam.
"Awas kalau sampai dia macam-macam sama suami kami!"
Selama dua bulan Isyana hidup di kosan itu. Selama itu dia bekerja di sebuah kantor kecil yang menerimanya itu. Walaupun di kantor yang kecil namun lumayan gajinya cukup untuk membayar uang kos dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Suatu hari saat bu Ayu meninjau kosannya, ia mendengar Isyana muntah-muntah. Ia menghampiri Isyana dan membantu memijit lehernya. Karena melihat perut Isyana yang mulai membuncit dia lalu menanyakan kemana suami Isyana.
Isyana yang mengerti bahwa bu Ayu telah mengetahui kehamilannya memilih jujur pada bu Ayu. Dia kemudian menceritakan semuanya pada bu Ayu termasuk bahwa dia juga memiliki ibu dan kakak tiri yang membencinya.
Bu Ayu sebenarnya kasihan kepada Isyana, tapi kalau sampai ibu-ibu yang rempong itu tahu kalau Isyana hamil tanpa ditemani suami mereka pasti curiga dan mereka pasti akan menanyakan surat nikah Isyana untuk membuktikan Isyana benar-benar punya suami.
Bu Ayu tahu bagaimana sifat ibu-ibu di sekitar kosan itu adalah ibu-ibu yang nekat. Kalau sampai mereka tahu bahwa Isyana hamil di luar nikah sudah dapat dipastikan mereka akan menyeret paksa Isyana keluar dari daerah itu. Entahlah bagaimana jadinya kalau nasib yang menimpa Isyana menimpa salah satu dari anak mereka.
"Maafkan ibu ya Nak, bukan maksud ibu mengusir Nak Isyana. Ibu sebenarnya tidak tega menyuruh Nak Isyana keluar dari kosan ini." Ucap bu Ayu setelah mengutarakan keinginannya supaya Isyana cepat keluar dari tempat itu.
"Tidak apa Bu, itukan juga demi kebaikan saya kalau sampai mereka tahu saya hamil pasti mereka akan menjadikan saya bulan-bulanan mereka. Dan Ibu pun akan kena masalah. Jadi permintaan bu Ayu supaya saya secepatnya keluar dari tempat ini adalah keputusan terbaik. Baik untuk saya dan baik untuk ibu."
"Yang sabar ya Nak, semoga nak Isyana mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik dari tempat ini dan saya akan berdoa semoga Tuhan memberikan kebahagiaan dalam hidup nak Isyana." Ucap Bu Ayu tulus.
"Terima kasih Bu atas doanya dan terima kasih juga ibu sudah menerima saya selama ini."
"Satu pesan ibu jangan pernah sesali hadirnya bayi ini walaupun hadirnya tidak pernah kau harapkan dan jangan pernah berpikir untuk menggugurkannya." Ucap bu Ayu sambil mengelus perut Isyana.
"Terima kasih." Hanya kata itu yang terucap dari mulut Isyana.
"Ini!" bu Ayu menyodorkan sebuah amplop.
"Apa ini Bu?"
"Ini uang kosan dua bulan yang kamu bayarkan pada ibu, ibu tidak mau minta.
"Lho kenapa Bu? Bukankah saya sudah menempati kosan ibu selama dua bulan penuh?"
"Iya tidak apa-apa ini buat kamu aja. Kamu dan bayi ini pasti lebih membutuhkan uang ini ketimbang ibu.
Ayo ambil!" Katanya yang melihat Isyana hanya memandang amplop tersebut tanpa berniat mengambilnya.
Melihat Isyana yang tak bergeming Bu Ayu memegang tangan Isyana dan meletakkan amplop tersebut dalam genggaman tangan Isyana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 278 Episodes
Comments
C2nunik987
udah keluar dr rmh harta udh dikuasai ibu tiri msh saja hdp Isyana di ganggu 😭😭😭
2024-05-25
0
Femmy Femmy
ya Ampun kenapa si ibu tiri dan zamila jahat sekali yah😠
2024-05-06
0
Ida Lailamajenun
ibu kost nya baik banget seindah nama nya ibu ayu..
2023-06-01
0