Hari sudah semakin malam, setelah selesai dengan urusan kerjaannya Devino langsung menutup layar leptopnya.
melihat istrinya yang sedang tertidur di atas sofa membuatnya menggelengkan kepalanya.
Dia benar-benar keras kepala, disuruh ganti baju malah tidur...
Menghampirinya perlahan,
menatap Anjani yang sedang terpejam tidur itu,ia masih berpakaian pengantin dengan gaunnya yang indah itu,
gaya tidurnya pun sangat imut,ia tidur menyengkrut seperti orang yang sedang kedinginan, padahal pastinya gaunnya itu sangat risih dan gerah.
Manis juga kalau sedang tidur...,
Tanpa pikir panjang Devino langsung mengangkat tubuh Anjani untuk memindahkannya ke atas ranjang, namun Anjani terusik dan terbangun dari tidurnya.
"Aaa... Lepaskan!, turunkan aku...apa yang kau lakukan?"meronta-ronta.
Tidak ada sahutan dari Devino,ia terus berjalan menuju ke arah ranjang dan membaringkannya di atas ranjang.
"Tidurlah!,dan istirahat di sini!"perintah Devino singkat dengan wajahnya yang datar itu.
"Tidak mau!,aku tidak ingin tidur di sini!, apa lagi tidur denganmu!"
Jawab Anjani sengit, gaun itu sedikit menurun di area dadanya, mungkin gayanya yang tidak bisa diam sejak tadi membuat gaun itu sedikit menurun, dan tak sengaja menampakkan bagian dadanya yang sedikit menimbul putih mulus itu,
"Apa yang kau lihat?" melihat suaminya yang menatap ke arah itu,
Ia menjadi malu sendiri dan langsung menutupi area dadanya dengan bantal.
"Ganti bajumu!,kau yakin akan tidur dengan baju seperti itu?"perintah Devino sambil menggelengkan kepalanya melihat sikap istrinya.
Menatap suaminya dengan kesal,ia bahkan tidak menjawab pertanyaan,ia langsung saja berjalan dengan gaunnya yang super ribet sambil memeluk bantalnya itu,
dengan muka cemberut mengambil baju gantinya.
Aku pasti sudah gila menjadi istrinya...
Devino hanya menatap tingkahnya yang lucu dengan menggelengkan kepalanya,ia bingung bagaimana caranya menghadapi wanita yang super imut dan galak ini.
Anjani segera masuk ke dalam kamar mandi, begitu takjubnya dia ketika melihat pemandangan kamar mandi yang begitu luas, Indah, dan super bersih.
Terdapat cermin yang besar di dalamnya, wajah Anjani tampak terang dan bersinar di situ, kamar mandi ini pun berlapis kaca yang begitu mengkilap dengan pantulan cahaya lampu yang begitu mewarnai keindahannya.
Sungguh kamar mandi yang sangat indah yang belum ia lihat sebelumnya.
Ini kamar mandi atau hotel, kenapa mewah sekali....
Menaruh baju ganti di tempatnya, mencoba membuka gaun pengantinnya yang masih melekat di tubuhnya,
namun rasanya begitu sulit untuk melepaskannya sendiri, tangan itu sudah berusaha menjangkaunya dan menarik resleting itu, tapi resleting bajunya justru semakin menyangkut dan susah untuk di lepaskan.
"Ada apa ini?, kenapa susah sekali?, kenapa aku tidak bisa membukanya?...."
mencoba terus untuk menarik dan menjangkau resleting bajunya,
namun tatap saja ini tidak bisa membuat resleting bajunya goyah ataupun turun sedikitpun.
"Ih...ini kenapa si?... kenapa susah sekali....?,"
merasa semakin kesal dan ingin sekali berteriak.
Ia terpaksa keluar dari ruangan kamar mandi untuk mencari bantuan, tentu saja tidak ada siapa-siapa kecuali suaminya yang sedang duduk di atas ranjang.
tidak mungkin kan meminta bantuan kepadanya,
lebih baik aku masuk lagi saja...
Keduanya berpandangan sejenak namun Anjani langsung mengalihkan pandangannya dan masuk ke kamar mandi lagi.
"Jebrett..."menutup pintu merasa kesal.
Ada apa,apa ada masalah...
kenapa dia terlihat bingung...
Devino penasaran dan mendekat ke arah pintu kamar mandi,
"kenapa susah sekali, kenapa ini terus menyangkut?....."
Gerutunya di dalam kamar mandi,dan masih berusaha untuk melepaskan resleting baju itu.
tiba-tiba ada sebuah tangan yang membantunya melepaskan resleting bajunya.
"Srrtt..." resleting-nya sudah terbuka.
Anjani begitu kaget menghadap ke arahnya.
Setelah mendengar suaranya,Devino langsung saja masuk ke kamar mandi tadi,kerena kebetulan pintunya tidak di kunci oleh Anjani, mungkin dia lupa tidak menguncinya.
"Apa yang kau lakukan?,kenapa kau masuk ke sini?"
Anjani mengomel lagi,
ia memeluk bajunya yang resleting-nya sudah terlepas itu dengan sangat erat,
bukanya berterimakasih sudah di bantu malah ia terlihat marah-marah kepada suaminya.
"Bilang saja jika kau membutuhkan bantuan!, bukankah aku sudah bilang, kau tidak akan mampu hidup sendiri di sini!"
"Tidak.. tidak..!, tidak perlu!, keluar!..keluar!, keluar dari sini sekarang!, keluar!..."
Anjani segera mendorong tubuh suaminya itu untuk segera keluar dari kamar mandi.
"Menjijikan sekali aku menyentuhnya,aku benar-benar tidak sudi, menyebalkan... dasar lelaki menyebalkan!"
Menuju ke arah shower untuk mencuci tangannya yang telah bersentuhan itu,
"Aaa... Panas!"
begitu kaget dan berteriak setelah air itu membasahi tanganya, karena yang keluar dari shower adalah air panas, bukan air dingin.
Tangan itu terlihat memerah, akibat siraman air panas dari shower itu.
"Hufts....hufts... kenapa panas sekali!..."meniup-niup tanganya yang terlihat memerah itu.
"Bukan di tiup, tapi di bilas!"
Devino menarik tangannya dan langsung membilas tangan Anjani dengan air dingin yang ada di kamar mandi.
Membilas dengan lembut tangan itu,..
"Bukankah aku sudah bilang!,kau tidak bisa hidup sendiri di sini, tanyakan jika kau tidak mengerti sesuatu!..."Devino yang sudah terlihat kesal itu.
"Lihat ini,keran ini menandakan warna merah, itu artinya air panas! dan ini,keran ini menandakan warna biru,itu artinya air dingin!,jika kau ingin air hangat makan putar kran warna merah berbarengan dengan warna biru,kau mengerti?"
Anjani terdiam mendengarkannya sambil mengusap-usap tanganya yang terasa panas itu.
"Sini!"
menuntun Anjani keluar dari kamar mandi dan menyuruhnya untuk duduk di sofa,ia segera mengambil kotak obat dan mengobati tanganya dengan salep kulit.
Anjani memperhatikan tingkah suaminya itu, ternyata Tuan Muda bersikap sangat baik padanya, membuatnya terdiam memandang wajah suaminya yang sedang mengoleskan salep itu ke tanganya.
"Diamkan lima belas menit!, setelah itu baru kau boleh mandi!,ini sudah sangat malam jadi sebaiknya kau segera mandi setelah lima belas menit berlalu!"
pergi meninggalkan istrinya dan menaruh kotak obat itu di tempatnya kembali.
Anjani terdiam,masih menjaga posisinya yang memeluk erat bajunya itu untuk menutupi tubuhnya
ia terlihat memikirkan sesuatu.
Lima belas menit berlalu,ia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sepertinya dia terlihat sangat membenciku..,
Devino langsung fokus ke layar ponselnya kembali dan duduk di kursi kerjanya yang ada di dalam kamarnya itu setelah melihat istrinya masuk ke kamar mandi.
Tak lama kemudian Anjani keluar dari kamar mandi dengan pakaian piyama tidurnya,ia masih terdiam membungkam suaranya, bahkan menatap suaminya pun tidak.
"Tidurlah ini sudah malam!"Devino yang sudah terbaring di atas ranjang.
Anjani belum bersuara, ia masih terdiam menatap ranjang tempat tidur suaminya itu.
"Kenapa?, kau tidak mau tidur denganku?, baiklah!,kau tidurlah!,aku akan tidur di sofa!"
Devino sudah berdiri dari ranjang dan akan pergi meninggalkan tempat.
"Jangan!"Teriak Anjani menghentikan langkahnya dan menatap istrinya yang masih berdiri di samping ranjang.
"ini kamarmu, bukanlah kamarku!, jadi tidurlah di sini saja!"
Dengan raut wajah menunduk dan tidak berani menatap suaminya,ia bersuara sedikit pelan kali ini.
"Baiklah!,aku juga tidak akan memaksamu untuk tidur bersama ku setiap malam!"
Devino langsung saja tidur kembali di atas ranjangnya dan memiringkan tubuhnya membelakangi Anjani.
Dia benar-benar langsung tidur...
Menatap punggung suaminya sebentar dan mencoba membaringkan tubuhnya di sampingnya, walaupun jarak keduanya terlihat berjauhan namun setidaknya keduanya tidur satu ranjang malam ini.
Keadaan ruangan begitu sunyi, sepertinya Tuan Muda sudah tertidur pulas dari tidurnya, bahkan ia terlihat tidak bergerak sama sekali.
Anjani tidak bisa tidur, mungkin keadaannya yang berbeda dan harus beradaptasi dengan semua ini yang terasa serba baru,
Kehidupan baru yang baru saja ia mulai, terlebih dengan kehadiran seorang suami di sampingnya membuatnya merasa tidak nyaman.
Kenapa aku tidak bisa tidur,aku merasa lapar sekali....
Perutnya terasa begitu lapar karena sejak tadi siang ia belum mengisi perutnya dengan makanan.
Ia berdiri dari tidurnya dan duduk di pinggir ranjang sambil memegangi perutnya menatap kesana kemari mencari makanan.
Ia tidak melihat makanan apapun di kamarnya,ia hanya melihat sebuah kulkas di pojokan.
Apa di situ ada makanan?..
Devino belum tidur sejak tadi,ia hanya pura-pura, mendengar langkanya yang meninggalkan tempat tidur membuatnya penasaran dan menengok ke arahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
She Kutrix'y Walobye
knp pmbokat jd yg kyk mjikan sih krs kpala bgt
2022-01-14
0
MUKAYAH SUGINO
Anjani.....
2021-08-04
0
Riagibran
lanjut thor
2021-07-29
1