Nyonya besar juga tidak setuju dengan pernikahan ini,apa yang akan di bilang orang-orang jika mengetahui pernikahan putra pertamanya bersama seorang pelayan seperti Anjani.
Keduanya sedang berbicara di dalam kamar, membahas pernikahan yang sungguh tidak di inginkan oleh keluarga ini.
"Apa Pah?, menikah?, tidak... tidak mungkin, Devino tidak mungkin mau menikah dengan seorang pelayan seperti Anjani!"
"Kau tidak percaya?, tanyakan saja kepada putramu sendiri!,apa kau tidak bisa membimbingnya dengan baik, bagaimana bisa dia menghamili seorang pelayan di rumah ini..!"
"Menghamili?, Devino menghamili Anjani?, keterlaluan,aku benar-benar tidak percaya ini!, Devino tidak mungkin melakukan itu Pah!,dia kan Tunangan Allena, tidak mungkin ia berselera dengan pelayan seperti Anjani!"
"Urus putramu dengan baik!,aku pusing mendengarnya!, tanyakan sendiri kepadanya!,apa kau tidak bisa mendidik putramu dengan baik?"
Tuan besar terlihat begitu marah meninggalkan istrinya yang terus mengoceh di dalam kamarnya.
"Pah?"Tuan Besar terus pergi meninggalkan ruangan karena begitu marah.
"Devino...apa yang kau lakukan?,apa anak itu sudah gila melakukan ini?, dimana otaknya,dan wanita itu berani sekali dia menggoda putraku!"
Merasa kesal dengan penuh amarah berjalan menuju ke kamar putra pertamanya.
"Diamana Devino?"Tanya singkat namun terlihat begitu kesal dan serius.
"Tuan Muda sedang istirahat Nyonya!,apa anda memerlukan sesuatu?"
"Tidak!, aku ingin bertemu dengannya, bagaimana bisa dia melakukan ini semua?,apa dia tidak mempunyai akal sehat?"
Menggerutu sambil membuka pintu kamar dengan kesal.
"Devino!,mamah ingin berbicara denganmu!"Kaget melihat pelayan itu.
"kau..., kenapa kau ada disini!"
Melihat Anjani yang duduk di samping putranya ia merasa begitu geram dan marah.
Nyonya besar, kenapa dia tiba-tiba kemari...
Anjani juga sangat keget.
"Mamah, kenapa mamah kemari?"Devino kaget melihat kehadiran mamahnya yang tiba-tiba.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan!, kenapa wanita ini ada di kamarmu?, berani sekali ia masuk kemari?,dan kau Dev!,apa ya kau lakukan denganya?...,kau sedang menggoda putraku... beginikah sikap Pelayan kepada majikannya?"
Melotot tajam, menatap Anjani yang terdiam tidak berani menatapnya.
Anjani juga merasa takut dengan kehadiran nyonya besar yang terlihat marah-marah itu.
"Dia bukan pelayan!, jangan memanggilnya pelayan,dia calon istriku Mah!"
"Hentikan bicaramu yang ngawur itu Dev!,Kau sudah gila?, bukankah kau sudah memiliki Tunangan?,bagaimana bisa kau bilang pelayan ini adalah calon istrimu!"
"Dia bukan pelayan mah!,dia calon istriku!"
"Cih,Calon istri?,apa yang sudah kau lakukan padanya?,kau menghamilinya?,apa kau benar-benar melakukannya Dev?"
"Iyah mah!,Devino memang sudah menghamilinya...!"
"Devino!,Kau gila?, bagaimana kau bisa tergoda dengan pelayan sepertinya?,kau tidak memiliki akal sehat dan pikiran?, dimana otak mu Devino?"Ibu benar-benar terlihat marah kepada putranya.
"Dan kau wanita ******,jurus apa yang kau berikan kepada putraku untuk menggodanya?, sehingga putraku bisa menghamili wanita sepertimu?"
"Cukup mah!,apa yang mamah katakan?"
"Kau lebih membela wanita murahan ini?,dari pada mamah?, bukan kah aku ini ibu mu?"
Anjani terdiam sambil menundukkan kepalanya, hatinya begitu sakit mendengar perkataan Nyonya besar yang memaki-maki dirinya.
Ia begitu merasa sakit yang luar biasa, lebih sakit dari tajamnya pedagang yang menusuk hatinya.
"Cukup mah!,apa yang mamah katakan?"
"Diam kamu Devino!, Katakan apa yang kau lakukan kepada putraku?,apa benar yang ada di kandungan mu itu anak Devino?"
berbicara lantang dengan Nada tingginya sambil menunjuk-nunjuk jarinya ke arahnya karena begitu marah kepada pelayan ini.
Anjani menangis menatap Nyonya besar dengan kedua matanya yang berderai,ia begitu sakit mendengar perkataannya yang seenaknya itu.
"Cukup mah!, cukup!,apa yang mamah katakan!, Devino yang menghamilinya, dan Devino yang bersalah atas semua ini!, jadi mamah jangan menyalahkan Anjani untuk semua ini"
"Kalau begitu gugurkan kandungannya!, Mamah tidak akan pernah menyetujui jika kau mau menikah dengannya!"
"Tidak, tidak akan!, Devino tidak akan mungkin menyuruh Anjani untuk mengugurkan kandungannya!, anak yang ada di dalam kandungannya itu anak Devino juga mah,darah daging Devino!"
"Apa tidak cara lain Dev?, sehingga kau mau menikah dengannya? Jangan sampai kau mengambil keputusan yang salah untuk menikah dengan wanita sepertinya!,di mana kehormatan keluarga kita nantinya,coba kau pikirkan itu..!''
"Maaf Nyonya,anda pikir aku mau menikah dengan putra Anda?,dan dengan gampangnya anda membicarakan tentang kehormatan,lalu dimana kehormatan ku?, dimana kehormatan ku sebagai seorang wanita yang rendahan akibat putra anda yang merenggut semuanya!"
Anjani tidak tahan lagi,ia juga memiliki kuasa untuk marah dan menentang segala perkataanya yang membuat sakit hatinya itu.
"Kau menyalahkan putraku!, bukankah kau yang menggodanya?, katakan!, kalau anak itu bukanlah anak dari putraku?, pasti itu anak lelaki lain kan?,kau sungguh murahan!"
"Cukup mah!, cukup!, keluar dari kamarku sekarang..!"
"Kau berani menentang mamah sekarang!, dan kau berani mengusir Mamah dari kamarmu?,apa yang kau lakukan Dev?"
"Maaf mah,tapi mamah sungguh keterlaluan!, sebaiknya mamah keluar dari kamar Devino sekarang!"
"Erik!"Teriaknya memanggil Erik yang masih berjaga di luar.
Erik pun segera masuk ke dalam kamar.
"Antar kan mamah keluar dari sini sekarang!"
"Devino!, keterlaluan kau ini!"Teriak mamah yang tidak terima.
"Maafkan aku mah!"
"Mari Nyonya saya Antar!"Erik yang sudah menjalankan tugasnya dengan lembut kepada Nyonya besarnya ini dan akan segera menuntunnya.
"Tidak usah!,aku bisa keluar sendiri!"Merasa bagitu kesal sambil keluar dari ruangan kamar putranya.
"Kau puas sekarang!, lihatlah nyonya besar mencaci maki diriku!, seolah-olah aku yang bersalah disini...., seumur hidupku aku benar-benar menyesal kerena sudah bertemu denganmu di dunia ini...!"
Anjani bagitu marah meninggalkan tempat duduk, namun tangan itu kembali menghalangi kepergiannya.
"Kau mau kemana?"
"Lepaskan aku!,kau pikir aku mau berada di sini!"
"Erik!, keluarlah!, kunci pintunya!"
"Baik Tuan Muda!"
"Erik apa yang kau lakukan?,kau mau mengunci pintunya?"
"Maaf Nona!,saya bisa apa?"
"Erik kau benar-benar keterlaluan!"
"Sedekat itukah kau dengan Erik?"
"Diam!, lepaskan!,ini bukan urusanmu!"
Bahkan selama hidupnya, tidak ada yang berani menentang ataupun berbicara dengan Nada tinggi kepada Tuan Muda, Anjani lah Wanita pertama yang berani marah dan menentang Tuan Muda.
"Kau tidak mendengar perkataan Nyonya besar yang mulia itu!, bukankah dia sudah bilang dia tidak akan pernah menyetujui pernikahan ini, jadi lepaskan aku dan buka pintunya!,aku tidak ingin menikah denganmu!"Anjani yang begitu marah.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi!,kau harus menikah denganku besok!"
"Berhenti berbicara tentang pernikahan!,aku pasti akan menggugurkan kandungan ini, dan untuk kehormatan keluargamu ini pasti akan baik-baik saja!,kau puas!"
"Apa yang kau katakan!,kau tidak boleh menggugurkan kandungan mu!,apa kau sudah gila?"
"Kau yang gila!, karena kau telah melakukan hal ini kepadaku!,kau pikir aku menginginkan anak ini, tidak!,aku tidak menginginkannya apalagi anak dari dirimu!"
mencoba melepas genggaman tangannya yang begitu erat menahan kepergiannya.
"Baiklah!,ini semua memang salahku!,tapi aku mohon maafkan aku!,dan jangan gugurkan kandungan mu!, itu adalah anakku juga, kasihanilah dia!, duduklah!,kau butuh istirahat!"
Maafkan aku nak!,aku tahu ini bukan salahmu!,
tapi bukan berarti aku akan menggugurkan mu....
kau juga anakku, darah daging ku juga..,
aku tidak akan tega membunuh anakku
sendiri...
Anjani juga tidak akan berani mengugurkan kandungannya,ia juga masih memiliki hati dan perasaan,
namun ia begitu bingung bagaimana perasaan ibu dan adiknya jika mengetahui semua ini,ia pasti merasa sangat kecewa dengannya, bahkan mungkin sangat marah kepadanya nanti, makanya Anjani merasa begitu frustasi dengan semua ini.
Apa yang harus aku lakukan sekarang,lalu apa yang harus aku katakan kepada ibu dan adikku nanti...
Aku benar-benar anak tidak tahu diri...
maafkan aku Bu...aku mohon maafkan Anjani,
Ia duduk begitu saja di atas sofa, merasa lelah menitikkan air matanya kembali,
karena ia tak mampu untuk menahan semuanya yang terjadi padanya.
"Maafkan aku... aku mohon maafkan aku!,aku benar-benar tidak sadar waktu itu,aku akan bertanggung jawab untuk semua ini!,tapi jangan gugurkan kandungan mu..., kasihanilah dia!"
Berbicara lembut menatap Anjani,ia juga terlihat sangat bersalah dan memohon kepada Anjani, membuat Anjani terdiam menatapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ny Sitorus Boru Manalu
lanjut
2021-08-05
0
MUKAYAH SUGINO
Kasihan anak yg berdosa
2021-08-04
0
Kadek Pinkponk
baguslah tuan muda cukup gentle 👏👏👏
2021-07-26
0