Posisi Devino yang menghadap ke arah pintu masuk dapur tentunya melihat Seorang pelayan yang sedang berjalan menghampiri meja makan.
Dari tadi Anjani berusaha menunduk, namun setelah dekat dengan area meja makan ia langsung menatap ke depan, tepat sekali ke-dua mata itu langsung bertatapan bersama.
"Brakkk.. Cetarr...!"
Makanan yang ada di tangan Anjani ia jatuhkan ke lantai karena begitu kaget setelah bertatapan dengan wajahnya.
"Hey!,Apa yang kau lakukan?,apa kau tidak bisa bekerja dengan benar?"
Jerit Nyonya Besar yang tampak marah melihat kejadian ini.
"Maaf... maafkan saya Nyonya!,saya tidak sengaja melakukannya,sa..saya benar-benar tidak sengaja melakukannya... maafkan saya!"
Anjani langsung menunduk, ia merasa begitu gemetaran tak karuan bertatapan dengan Tuan Muda tadi.
kejadian itu tepat di samping Nyonya besar, membuatnya marah-marah, karena merasa terusik,
Sementara yang lain hanya cuek melihat kejadian ini.
Aduh Anjani... kenapa kau membuat kesalahan hari ini...
"Mohon maaf atas kejadian ini Nyonya!,Anjani orang baru, maafkan dia, jika dia belum bisa berkerja dengan benar!"
"Maafkan saya Nyonya!"
Anjani?...
Devino menghentikan kunyahan makanan di mulutnya mendengar nama Anjani.
"Baiklah!,aku memaafkannya kali ini!, lain kali bekerjalah dengan benar!, jangan melakukan kesalahan seperti ini lagi!, cepat bereskan!,ini membuatku risih!"
"Baik Nyonya, Terimakasih!"Ketua Pelayan mencoba menenangkan suasana di meja makan.
"Dan satu lagi!, pakai tanda pengenal mu!, kenapa tidak kau pakai?"Tanya Nyonya besar yang tidak melihat tanda pengenal namanya di bajunya.
"Maafkan saya Nyonya,saya akan memakinya nanti!"
Anjani masih menundukkan kepalanya tidak berani berdiri, apalagi menatap wajah lelaki itu nantinya.
sementara Tuan Muda merasa begitu penasaran,ia berusaha untuk melihat wanita itu yang sedang menunduk.
Dimana tanda pengenal ku?,aku menghilangkannya di mana?,
kenapa hal kecil saja menjadi masalah besar di sini...
Dari sudut kejauhan, tampak seorang laki-laki yang sedang memperhatikan kejadian ini,
Kasihan Anjani, pasti dia sangat trauma berdekatan dengan Tuan Muda..
Erik merasa tidak tega melihat semua ini.
Sementara Tuan Devino terdiam sejak tadi,tak lama ia langsung berdiri dari tempat makanya,
"Kau mau kemana Dev?"
"Aku sudah merasa kenyang mah!,aku akan kembali ke kamar!"
Devino berjalan terus meninggalkan ruang makan tanpa memperdulikan yang lainnya.
"Dev, habiskan dulu makan mu!"Teriak Nyonya Besar dan tidak mendapat sahutan dari Devino.
Anjani...,
aku baru melihatnya hari ini,tapi kenapa seolah-olah aku pernah melihat dan menatapnya...
Dan bagaimana bisa tanda pengenal itu ada di kamarku...
Mencoba mengingat-ingat apa yang ada di pikirannya yang terus menggangu itu.
Waktu terus bergulir, setelah semua orang sudah makan malam,Anjani bersama teman-temannya yang lain membersihkan ruangan makanan dan mencuci piring.
"Anjani kau kenapa tidak tidur di rumah ini?,apa kau selalu pulang ke rumah setiap malam?"tanya salah satu teman pelayanya.
"Ibuku sedang sakit, jadi aku tidak bisa tidur disini!
"Oh... gitu,Ya sudah semoga cepat sembuh yah!,
"Aamiin... Terimakasih yah!"
"Jika semua sudah beres, Istirahatlah!, waktu kerja akan habis 15 menit lagi!, selamat beristirahat!"
"Baiklah Ketua Pelayan!, selamat malam!"Jawaban pelayan yang lain.
"Selamat malam Ketua Pelayan!"Anjani yang mengikuti sikap teman-teman pelayanan kerjanya.
"Malam!"Dengan datar menjawab,
Ketua Pelayan itu langsung pergi meninggalkan dapur, setelah ia selesai mengecek urusannya,ia juga kembali ke kamarnya untuk istirahat.
"Iya sudah Anjani,kita semua kembali ke kamar yah!, selamat malam!, hati-hati di jalan!"
"Baiklah!, silahkan!"
Semuanya pergi ke kamar masing-masing, sementara Anjani terdiam di dapur,
Ia langsung meminum air putihnya untuk melepaskan kejadian dan ketegangan hari ini.
Setelah itu ia langsung bersiap-siap, untuk pulang ke rumah.
Sebaiknya aku pulang sekarang,ini sudah terlalu malam...
Bergegas melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan dapur.
Namun ada seseorang yang mendekatinya dan menarik tangannya begitu saja membawanya ke suatu ruangan.
"lepaskan!, lepaskan aku!,aku mohon lepaskan aku...!"
Anjani semangkin ketakutan melihat tubuh pria ini yang menggandengnya begitu saja masuk ke dalam ruangan.
Suara itu, kenapa tidak asing di telingaku....
Devino mendengar suara Anjani membuatnya merasa tidak asing, dengan suaranya yang pernah ia dengar berkali-kali di telinganya.
"Jebrett....!"Menutup pintu ruangan itu.
"Apa yang anda lakukan?, lepaskan aku!,aku mohon lepaskan aku..!"
Anjani begitu gemetar hebat untuk yang kedua kalinya melihat lelaki ini,ia bahkan langsung mundur kebelakang menghindarinya.
Ada apa lagi, kenapa dia membawa ke ruangan ini...,
Tuhan lindungilah aku kali ini, kenapa dia membawaku kesini..
Devino menatap Anjani lekat dan melangkahkan kakinya untuk mendekati Anjani yang terus berusaha menjauh menghindarinya.
"Jangan mendekat!,aku mohon jangan mendekat!, Jangan mendekatiku... aku mohon Jangan mendekatiku....hiks... hiks..aku mohon jangan mendekatiku..!"
Anjani yang begitu takut dan gemataran, karena begitu trauma dengan Semuanya,
ia langsung menangis terisak karena tidak bisa mengendalikan ketakutannya.
Melihat lelaki itu yang terus mendekatinya, membuatnya terpojok duduk di lantai memeluk kedua kakinya itu erat-erat dan tidak berani menatap lelaki ini.
Dia terlihat ketakutan sekali setiap kali menatapku,
bukankah ia juga begitu saat menjatuhkan makanan tadi...
Tuan Muda langsung berjongkok menatap wanita itu yang terus menghindari tatapanya.
"Tenanglah!,aku tidak akan melakukan apa pun kepadamu....!"
Devino langsung mendekatkan wajahnya ke arah wajah wanita itu yang tampak cantik,
Apa yang akan ia lakukan kepadaku...
tidak!,aku tidak mau hal ini terjadi kepadaku dua kali...
"Apa yang anda lakukan?, menjauh dari diriku sekarang!,aku mohon menjauh lah!,.. hiks.. hiks"
Anjani sepontan mendorong tubuh lelaki itu jauh-jauh dari dirinya yang sedang ketakutan, bahkan ia mulai menangis.
"Apa yang kau lakukan?,kau berani mendorongku...?"Tanya lelaki itu dengan sinis dan mulai mendekatinya kembali.
"Pergi!, pergi!, pergi!,aku mohon pergilah... hiks...hiks...!"Anjani tampak emosi, tanganya mencoba mendorong tubuhnya lagi.
Kedua tangan pria itu dengan sigap segera mengunci tangan Anjani yang tampak menyerangnya.
"Diam!"
Suaranya yang tegas itu mulai terdengar di telinganya
Apa yang akan ia lakukan kepadaku?,aku mohon selamatkan aku... siapapun itu..
Anjani sudah memejamkan matanya merasa sangat takut akan apa yang ia lakukan.
Devino mencoba memastikan ikat rambut yang di pakai wanita ini,
Tepat sekali ikat rambut yang sama,yang Anjani pakai sama persis dimana yang ia temuinya di dalam kamar.
Kebetulan ada puluhan ikat rambut Anjani yang ia punyai, sama seperti yang ia pakai malam lalu saat bersama Devino di dalam kamarnya.
Mencium aroma rambut wanita ini yang sedang terdiam gemetar.
Apa yang sedang ia lakukan,
Ia juga menatap wajah wanita ini yang terus memejamkan matanya dengan lekat, mungkin ia melihat bayangan-bayangan yang pernah ia tatap sebelumnya.
Melepas Tangan wanita ini dari genggamannya dan segera mencopot ikat rambutnya untuk memastikan aroma ikat rambut itu.
Kenapa sama persis...,
kenapa sama persis seperti aroma wangi ikat rambut yang aku cium di dalam kamar.
"Katakan kepadaku!, Apa yang terjadi antara aku dengan mu?"
Tanya Tuan Muda yang begitu serius menatap Anjani, sementara Anjani merasa sangat takut jika berdekatan dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Kadek Fitriani Barack
aku suka ceritanya kk semangt ya 😘
2021-07-24
1
Hervi
jujur saja Anjani..
2021-07-23
0
Aira
semakin seruuu,,, lanjut lg thor... anjani jujur saja apa yg terjadi
2021-07-23
2