Anjani masih berdiri mendengarkan arahan dari ketua Pelayan itu.
Ia mendengarkan semua penjelasan kepala pelayan atas aturan yang ada di dalam rumah ini dengan seksama dan mencoba memahaminya dengan detail.
Agar saat berkerja nanti, ia tidak melakukan kesalahan dan dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan benar.
"Kau sudah pernah bekerja sebelumnya?"
"Belum!, tapi saya yakin saya bisa bekerja disini!, karena saya sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumahan saat di rumah!"
"Baiklah!,kau dengar keramaian di ruang utama bukan?"
Anjani menganggukan kepalanya mendengar suasana rumah yang begitu berisik.
"Semua orang sedang sibuk mengurus pesta!,aku yakin jika kau membantu acara ini kau juga belum tahu!, sebaiknya ikuti aku sekarang!"
Kepala pelayan berjalan menuju ke lantai atas, Anjani dengan sigap mengikuti langkahnya dari belakang.
Besar sekali rumah ini,ada berapa orang yang bekerja di sini,aku yakin sangat banyak..
Keduanya berdiri tepat di depan salah satu pintu kamar.
"Semuanya orang sibuk mengurus pesta,aku yakin kau bisa mengurus pekerjaan ini!,aku percaya kepadamu!, jadi... aku harap kau jangan sampai mengecewakan ku untuk yang pertama kalinya, karena aku tidak segan-segan memecat mu dari sini!"
Gila yah,itu ancaman apa pengarahan si..
Anjani menelan ludahnya sendiri melihat raut wajahnya yang begitu serius dan ucapannya yang begitu lantang itu.
"Ba..baik ketua Pelayan!,tapi pekerjaan apa yang...!"
"Untuk saat ini tugasmu membereskan kamar Tuan Muda!,kau bisa bekerja kan?"
Bahkan aku saja belum selesai bertanya, tapi dia sudah menjawab pertanyaan ku begitu saja, menyeramkan sekali si...
"Bisa.. bisa, Tentu saja saya bisa!"sambil menundukkan kepalanya.
"Jangan kau anggap remeh pekerjaan ini!,aku memberikan tugas besar kepadamu, karena aku tahu bagaimana ibumu saat berkerja di sini!,dia baik,giat dan rajin!, untuk itu.. aku memilihmu untuk membersihkan kamar ini!, tidak sembarang orang yang bisa memasuki kamar ini,jadi.. aku memilih mu!,dan karena ibumu juga orang terpercaya yang biasa bertugas membersihkan kamar ini!"
"Dan dengarkan!, berhati-hatilah saat kau berkerja, jangan sampai barang Tuan Muda lecet ataupun rusak!, terlebih jangan sampai ada satupun barang yang hilang!"
Anjani hanya bisa menganggukan kepalanya.
"gajih disini memang sangatlah besar!, namun jika kau membuat kesalahan maka resiko akan semakin besar juga...,kau mengerti?"
Anjani semakin menelan ludahnya mendengar perkataan ketua Pelayan ini.
"Iya baiklah!,aku akan melakukan yang terbaik dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan di sini...!"
"Masuklah!"Ketua Pelayan yang sudah membukakkan pintu.
Anjani dengan jantung berdebar masuk ke ruangan itu.
"Waktu kerjamu hanya sampai jam 10 malam!,jadi selesaikan tugasmu dengan tepat waktu!, sebelum Tuan Muda kembali ke kamarnya!"
"Baiklah, Terimakasih atas bimbingannya!"
Ketua Pelayan itu langsung menutup pintu dan meninggalkan Anjani sendirian di dalam kamar.
"Hey kenapa di tutup?,apa orang itu tidak waras! tidak ada senyumannya sama sekali bahkan terimakasih ku saja tidak di jawab!"
Anjani menggerutu sendiri sambil menyalakan lampu kamar yang masih gelap.
"Clekk!"lampu menyala dan menyinari ruangan yang begitu luas dan mewah.
Anjani berdiri mematung,ia bukan kagum dengan ruangan yang besar dan megah ini,tapi melihat seisi kamar yang begitu berantakan seperti kapal pecah.
"Seperti inikah kamarnya?, bagaimana aku bisa menyelesaikannya?,sedangkan waktuku saja tinggal satu jam lagi?"
Benar-benar bingung dari mana ia harus memulai bekerja,melihat seisi kamar yang begitu berantakan membuatnya pusing kepala.
"Kenapa aku malah terdiam?, cepat Anjani sebelum Tuan Muda datang kemari!"
Menghela nafas panjang dan langsung bergegas membereskan dan membersihkan kamar yang terlihat berantakan itu.
Ia tidak perduli seberapa berantakannya kamar ini, ia mulai dari mana yang jelas ia sedang berusaha cepat bekerja dan berhati-hati dalam membereskan ruangan ini.
"Satu kamar benar-benar terlihat seperti satu rumah!,Ayo semangat Anjani..!,kau harus bekerja demi kesembuhan dan biaya rumah sakit ibu!"
Masih membereskan dengan telaten barang-barang yang ada di kamar itu, membuang sampah tisu-tisu yang bertebaran di mana-mana ke tong sampah,membereskan ranjang dan merapikan selimutnya.
"Brakkk...!"suara orang yang membuka pintu membuat Anjani kaget dan terbelalak menatap jam dinding.
"Tidak mungkin Tuan Muda,aku yakin itu kepala pelayan kan!"
"Kepala pelayan Maaf aku belum....,le.. lelaki?.. siapa dia?"Ayana begitu kaget melihat kehadiran seorang lelaki yang memakai Jaz-nya.
"Jebrett...!"Bantingan pintu kasar yang di lihat Anjani oleh lelaki yang menutup pintu itu.
Jantung Anjani benar-benar berdebar kencang menatap seorang pria yang belum jelas raut wajahnya karena ia berjalan lemas sambil memegang kepalanya.
"Apa yang terjadi denganku?, kenapa aku merasa sangat pusing?,dan ada apa dengan tubuhku, kenapa tubuhku terasa seperti ini,dan kenapa tiba-tiba aku merasa hal aneh yang terjadi pada tubuhku...!"
Devino sedang berusaha menahan hasratnya.
Obat perangsang yang ia minum dan minuman keras yang masuk ke dalam tubuhnya sudah bereaksi begitu cepat.
Kadar minuman keras yang ia minum juga sangat tinggi.
****
"Lepaskan aku!"Jesslyn yang sudah meronta dengan genggaman tangan Erik yang begitu kuat.
"Kenapa kau menyuruh anak buah Tuan Dev untuk mengantarnya ke dalam kamar?"
"Mataku sangat tajam,aku bisa melihat tingkah laku mu yang busuk!, minuman apa yang telah kau berikan kepada Tuan Muda?,aku yakin isi minuman itu lebih dari kadar air yang di sediakan di pesta ini iya kan?"
Tanya Erik melotot tajam menatap Jesslyn.
"lepaskan!, tidak sopan sekali kamu ini?,aku adalah tamu kehormatan di sini!,jadi bersikaplah menghormati ku!,dan apa maksud perkataanmu itu?"
Jesslyn merasa begitu kesal karena rencananya terhalangi oleh seorang Erik yang begitu jenius ini.
"Tak usah berpura-pura,aku melihat apa yang kau taruh di dalam minuman Tuan Muda tadi,kau pikir aku tidak melihat mu yang berniat jahat itu hah?"
Semua orang pesta sibuk menikmati pestanya masing-masing, sehingga tidak peduli dengan keduanya yang sedang berdebat.
"Iyah!, memang kenapa?, kau begitu bodoh Erik!,aku memberinya obat perangsang yang sangat kuat ke dalam tubuhnya dan kau malah mengantar Tuan Muda ke kamar, seharusnya aku yang melayaninya malam ini!, tapi kau membiarkan Tuan Muda masuk ke dalam kamar,kau mau membuat Tuan Muda mu mati menahan hasratnya hah?"
Erik melotot dan gemataran mendengar perkataan Jesslyn.
"Wanita gila yah,kau benar-benar wanita gila!" Erik segera pergi meninggalkan wanita picik itu.
****
Langkah pria Tampan ini semakin mendekat ke arah ranjang.
Ia masih memegangi kepalanya, merasa begitu pusing menahan sesuatu yang ia rasakan di dalam tubuhnya.
Anjani merasa bingung apa yang harus ia lakukan karena pekerjaannya belum selesai.
Ia masih berdiri mematung memegang bantal, sambil menatap gemetaran pria yang terlihat aneh itu mendekatinya.
Di..dia..dia itu siapa?,
apa dia itu Tuan Muda...?
dia itu kenapa?, kenapa dia seperti itu?..
"Tuan Muda, maaf!,..maafkan saya!...sa.. saya belum selesai,tapi sa...saya akan segera pergi dari sini sekarang!"Anjani merasa begitu takut melihatnya.
Mendengar suara wanita yang melintas di telinganya membuatnya membuka mata lebar-lebar dan mendapati sebuah kaki perempuan yang terlihat mulus itu berdiri di depan matanya.
Devino langsung menatap wanita itu dengan tatapan lapar, Anjani semakin gemataran menatap mata Tuan Muda yang terlihat memerah dan menatapnya begitu dalam,
Ia merasa sangat bingung dan langsung saja melempar bantal yang sedang ia pegang ke atas ranjang dan segera pergi menjauh darinya.
Namun tangan itu sudah menyangkut menahan kepergiannya.
"Mau kemana kamu?, kemarilah!"Tangan Tuan Muda sudah sangat erat menahan tangan Anjani.
Anjani semakin merasa tertekan dan gemetaran karena lelaki itu menghalangi kepergiannya.
"Apa..apa yang anda lakukan Tuan Muda?, lepaskan!, lepaskan saya!..saya harus pergi sekarang...!, maaf! kamar anda memang belum selesai saya bereskan,tapi saya harus pergi kan?"Anjani merasa takut
"Tidak"Menarik tangan Anjani dan menghempasnya ke atas ranjang begitu saja.
"haah..."Teriakan Anjani begitu kaget karena Tuan Muda menghempasnya ke atas ranjang.
"Aku menginginkanmu!,aku menginginkanmu sekarang juga..!"membekap tubuh wanita itu di atas ranjang.
"Apa yang anda lakukan?...Apa yang anda lakukan Tuan Muda?, lepaskan saya!... lepaskan saya!..aku mohon lepaskan!, berdirilah!.. berdiri!...aku mohon berdirilah"Teriak Anjani yang mencoba melepaskan diri darinya.
Devino langsung saja mendekatkan bibirnya ke arah bibir perempuan yang belum pernah ia temui itu.
Anjani memberontak dan memukuli punggung lelaki itu dengan keras yang sudah menahan dan menidurinya di atas ranjang,
Ia terus menggelengkan kepalanya menghindari ciuman lelaki yang berusaha memaksanya ini.
"Tolong aku... siapa pun Tolong aku...aku mohon!"
Anjani memejamkan matanya dan terus menghindari bibirnya yang berusaha merenggut bibirnya itu.
Devino yang merasa kesal langsung menahan kedua tangan yang memukuli punggungnya itu dan segera menguncinya begitu saja.
Seberapa besar usaha Anjani menghindari mulutnya yang berusaha menciumnya ini tetap saja ia kalah tanding dari kegilaan lelaki yang sedang mabuk berat dan menahan hasratnya ini.
"awh.."teriakan kecil Anjani masih berusaha menggelengkan kepalanya untuk melepaskan bibirnya yang sudah menempel itu, bahkan Tuan Muda memberikan gigitan kecil di bibirnya.
"Tolong aku, siapapun tolong aku!,aku mohon!"
Anjani begitu tertekan mendapatkan semua ini,ia berbicara lemah meneteskan air matanya merasakan gemetaran dan ketakutan yang begitu luar biasa.
*****
"Kembali ke pesta!, dan jangan biarkan Nona Jesslyn menaiki ruangan atas!"
Erik yang sudah berada di depan pintu memerintah anak buahnya itu untuk pergi meninggalkan tempat.
"Bagaimana dengan kondisi Tuan Muda sekarang?,apa yang sedang ia lakukan di dalam?"
merasa gelisah dan mencoba membuka pintu kamar pelan-pelan.
"Hah... Tuan Muda?"
Terbelalak begitu kaget mendapati pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Melihat Tuan Mudanya yang sedang menahan seseorang wanita di atas ranjang dan sedang menciumnya membuatnya begitu syok, namun terlihat juga wanita itu sedang di paksa dan terus meronta-ronta.
Erik menutup pintu dengan gemetaran,
Setelah melihat semua ini rasa gemetarnya begitu hebat melanda dan menyelimuti tubuhnya hingga membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Apa yang harus aku lakukan?, siapa wanita yang sedang di tahannya di atas ranjang itu..
Jesslyn benar-benar memberinya obat perangsang, apa yang harus aku lakukan..
apa aku harus masuk dan menolong wanita itu..
atau aku akan membiarkan Tuan Muda mati menahan hasratnya...., tidak mungkin.
Ta..tapi bagaimana dengan wanita itu,ia pasti merasa sangat tertekan dengan semua ini..
Erik menggigit bibirnya kelu dan berdiri mematung di depan pintu kamar,ia merasa bingung apa yang harus ia lakukan sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
MoM Angelita
kasihan si eric mak...
2022-05-24
0
MoM Angelita
jderrrr
klo jebret ky karet
2022-05-24
0
MoM Angelita
ayana siapa thor
2022-05-24
0