Pernyataan cinta

Selesai makan Rayya merapikan tempat makan yang dibawanya dan berdiri meninggalkan Afnan yang masih duduk dengan pandangan mata yang tak lepas dari Rayya, mengikuti kemana arah punggung Rayya hingga menghilang.

Dikejauhan sekelompok pemuda masih memperhatikan tingkah Afnan yang sedang dimabuk cinta, dan suara langkah kaki uang berlari kecil menghampiri Afnan

"Haaiii ayyyy.....kamu ngelamunin aku ya" ucapnya seraya dusuk disamping Afnan, namun tiba tiba Afnan menjawab

"Ngapain gua ngelamunin lo mending ngelamunin yayang Ayya..." Afnan langsung pergi dengan memunyunkan bibirnya kedepan, walaupun gitu dia masih terlihat ganteng banget lalu bergabung bersama teman temannya.

Tibalah jam pulang, Afnan masih dengan jiwa stalkernya mengikuti Rayya pulang hingga sampai ke kostannya. Menurut Afnan dengan dia memastikan Rayya sampai kerumah dengan selamat itu hal yang membuatnya bahagia dan tenang saat meninggalkannya pulang.

Dirumah, Afnan memarkirkan motornya digarasi, dia berjalan masuk kerumah, dilihatnya seorangbwanita yang sedang duduk disofa sedang membaca tabloit lalu dihampirinya dan diambil tangannya dan dicium punggung tangan wanita itu

"Assalamualaikum...miii" Hani melihat perubahan tingkah laku Afnan, sebelumnya jangankan untuk mencium punggung tangan mengucapkan salam saja belum tentu dia ucapkan, dan itu membuat Hani senang dan bahagia dengan perubahan ini

Didalam kamar Afnan membaringkan tubuhnya ditempat tidur dia memejamkan matanya namun pikirannya berputar pada Rayya, membayangkan wajahnya, senyumnya, hingga tiap langkahnya.

"Rayya...Rayya... siapa kamu sebenarnya kenapa kamu bisa membuat aku jatuh cinta padamu" Senyuman Afnan mengembang lebar saat ini Rayya adalah vitamin untuknya, dengan melihat Rayya walaupun hanya sebentar itu sudah membuatnya semangat menjalani hari...

****

Haripun berlalu sudah 3 bulan Rayya bekerja disekolah SMA TRIANTARA dibawah naungan yayasan TRIANTARA yang merupakan nama belakang dari keluarga Afnan, dan tak terasa juga selama itu Afna menjadi stalkernya Rayya.

Hari ini Afnan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Rayya, karena dia sudah tidak tahan lagi, setiap hari perasaan yang dirasanya makin besar, rasa ingin memiliki yang juga semakin besar.

Kebingungan yang mendera dihati Afnan kian menguat, selama ini Afnan merasa bahwa dia mencintainya namun banyak yang berkata bahwa dia hanyalah mengagumi sosok Rayya namun Afnan yakin benar tentang perasaannya. Perasaannya pada Rayya adalah rasa cinta dan sayang layaknya 2 sepasang kekasih, saat ini dia sudah tidak menghiraukan apa yang teman temannya kata tentang perbedaan umur yang signifikan yaitu 15 tahun, ada juga yang berkata bahwa itu hanya rasa suka sebagai adek terhadap kakaknya.

Bel jam pertama telah berbunyi, Rayya berjalan memyusuri lorong dari ruang guru menuju ruang kelas XI A..untuk mengisi pelajaran Bahasa Inggris hari ini, diperjalan tadi Rayya berasa sedikit pusing mungkin karena kegiatan Rayya yang lumayan padat.

Jam pelajaran pertama sudah berakhir tidak seperti biasanya Rayya yang biasanya aktif mengajarkan dengan metode pembelajaran yang Rayya siapkan namun hari ini dia hanya duduk dikursi dan hanya memberikan tugas pada masing masing siswa.

Rayya berjalan keluar dengan sedikit gontai namun di tahan sekuat tenaga dan menahan rasa sakit yang luar biasa dikepalanya, perlahan perlahan dia berjalan sambil menahan senyum dibibirnya Rayya tidak ingin siswanya tahu dan membuat khawatir.

Afnan sedari tadi melihat Rayya dia merasa ada sesuatu yang tidak beres pada diri Rayya

"Ada apa dengannya, wajahnya sangat pucat dan tidak seperti biasanya, ah aku ikuti saja dia" gumam Afnan dengan rasa khawatir

Afnanpun beranjak dari kursinya hendak menyusul Rayya yang berjalan gontai

"Woi kemana lo?" cegah Randy yang tau sebentar lagi guru MatPel Fisika akan memasuki kelas

"Bentar kok, gua khawatir liat Rayya sepertinya dia sakit" ucap Afnan sambil menarik tangan yang tadi ditahan oleh Randy

"Elu ya manggil Rayya Rayya gimanapun dia guru kita bro, sadar itu panggil dia kak Rayya" ditepisnya tangan Randy dan Afnan langsung berlari kearah Rayya berjalan

Saat hendak keluar dari pintu Afnan bertemu dangan guru Fisika yang terkenal killer

"Kamu mau kemana Afnan?" tanya pak supandi

"Ehh mau ke toilet pak" Jawab Afnan dengan terburu buru dan segera meninggalkan kelas, dia berlari menyusuri lorong dari kelasnya menuju ruang guru namun tak dilihatnya sosok yang dicari, Afnanpun semakin panik

"Rayya...Rayya dimana kamu, jangan bikin aku cemas" gumam Afnan drngan nada ditekan

Sudah hampir satu jam Afnan mencari.

Hampir disetiap sudut sekolah sudah dia susuri namun masih belum menemukan sosok yang dicarinya, sejenak dia berhenti untuk mengambil nafas sambil memikirkan tempat yang mungkin dia singgahin, Afnan yakin Rayya belum pulang karena tas dan ponselnya masih dimejanya

Teringat satu tempat dibenak Afnan yang mungkin disinggahi oleh Rayya

'Atapppp..., ya atap" dengan nafas yang masih tersengal sengal Afnan berlari menuju atap.

Sesampainya diatas nafas Afnan makin tersengal namun tidak dirasa olehnya, yang dia pikirkan saat ini adalah keberadaan Rayya. Dialihkan pandangan mata Afnan kekanan dan kekiri dan benar dia ada disana...

Rayya sedang duduk disofa panjang yang memang sengaja Afnan siapkan diatap sekolah, sofa iti diletakkan dipojok sehingga menjadi lokasi yang nyaman tanpa gangguan orang yangblau lalang, sofa yang dia gunakan untuk menyendiri jika Afnan merasa lelah dan menghadapi masalah yaa atap ini adalah tempat persembunyian Afnan dan tidak ada yang berani ketempat ini selain dirinya dan hanya Rayyalah yang tau dan pernah kemari

Flashback

Saat itu Afnan sedang merasa bosan dengan tingkah siswi siswi yang selalu mengejar dan saat itu juga seharian dia belum melihat Rayya, dia merasa tidak semangat dan penat sehingga ingin bersantai ditempat persembunyiannya namun saat sampai diatas dia melihat sosok yang dia cari wanita yg dia cintai walaupun hanya dengan melihatnya. Diurungkan niatnya untuk duduk disinggahsananya dan dia melihat Rayya dari kejauhan yang sedang menangis"

****

Afnan melangkahkan kakinya perlahan menuju sofa yang diduduki oleh Rayya masih dengan nafas yang terengah engah sambil melihat wanita pujaannya yang sedang meluapkan air matanya disana tanpa rasa ragu dan dia tidak bisa menahan perasaannya Afnan langsung duduk disamping Rayya dan langsung memeluknya erat, Rayya yang kaget meronta ingin dilepaskannya pelukan itu namun semakin dia berusaha melepas semakin erat pelukan Afnan padanya

"Biarkan seperti ini sebentar saja, kumohon" ucap Afnan sambil mengusap kepala Rayya

"Kumohon jangan menangis sendirian, itu bisa membuat ku gila, menangislah dalam dekapanku Rayya" tambah Afnan dan sontak Rayya melebarkan matanya kaget mendengarkan apa yang dikatakan muridnya itu, lalu melepaskan diri dari pelukan Afnan.

"Apa yang kamu lakukan bagaimana kamu Bisa ada disini?" tanya Rayya pada Afnan

"Aku yang seharusnya bertanya Rayya" Afnan melihat Rayya semakin membulatkan matanya yang ditujukan padaku

"Panggil Saya kak Rayya? dan apa maksud pertanyaanmu?" tanya Rayya pada Afnan sambil menjauhkan duduknya 30cm dari semula

"Ya darimana kamu tau tempat ini, ini adalah tempat persembunyianku, disinilah aku melepas beban yang kurasa, juga semua lelahku" ucap Afnan dengan pandangan yang tak lepas padaku

"Dan aku akan memanggilmu Rayya disaat kita sedang berdua"

"Tolong jaga sikapmu, aku adalah gurumu dan usia kita terpaut jauh jadi sepantasnya kamu memanggilku Kakak" sanggah Rayya yang merasa tidak suka dengan panggilan yang dilontarkan padanya

"Terserah apa yang kamu bilang, dan aku tidak peduli dengan perbedaan umur kita yang jelas aku sudah jatuh cinta padamu"

Ucap Afnan yang mbuat Rayya kaget dan berdiri

"Jangan bercanda kamu, dan hargai aku sebagai gurumu anggap percakapan ini tidak pernah ada" Rayya melangkahkan kaki menuju pintu lalu disusul oleh Afnan dan didorongnya perlahan Rayya hingga bersandar pada tembok, jantung Rayya berdetak ketakutan dengan apa yang dilakukan Afnan, sedangkan Afnan santai melihat Rayya memberikan senyuman lembut untuk Rayya dipeluknya pinggang Rayya dengan satu tangan dan satu tangan lagi memegang dagu Rayya dan menempelkan bibirnya perlahan dibibir Rayya dan semakin lama semakin dalam dan bertahan hanya 1menit

Rayya hanya terdiam kaget mendapatkan perlakuan itu disatu sisi ada rasa nyaman yang didapat dari ciuman itu sejenak dia menutup matanya lalu tersadar dan mendorong tubuh Afnan menjauh darinya. Rayya menutup bibirnya dengan tangannya dan terlihat butiran air mata menetes dari sudut matanya Afnan langsung meghapus airmata itu namun ditepisnya tangan Afnan oleh Rayya,

"Apa yang kamu lakukan, sungguh tidak beradab kamu memperlakukan ku seperti ini" suara Rayya mulai serak karena tangisan yang ia tahan

"Sudah kubilang aku mencintaimu" balas Afnan

"Ingat kamu adalah muridku tidak seharusnya kita melakukan hal ini"

"Tapi kamu menikmati ciuman itu, dan itu aku anggap kamu menerima cintaku" kini tangan Afnan mengunciku hingga aku terpojok

Aku tidak pernah menerima pernyataan cintamu, aku hanya melihatmu sebagai muridku tidak lebih" Rayya melepaskan diri dari Afnan dan berlari meninggalkan Afnan sendiri

"Ingat sekarang kamu adalah kekasihku, jadi jangan pernah berpikir bisa lepas dariku" teriaknya saat Rayya meninggalkannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!