Beda

"Tenang aja mom, Bang Af mengerti kok" jawab Afnan dengan nada datar

Merekapun berbincang menceritakan kehidupan dan kebiasaan mereka terutama Riyyan, setelah dirasa cukup Bagas menyuruh Afnan Rayya dan Riyyan untuk istirahat dikamar masing masing, merekapun beranjak menuju kamar masing masing, Rumah Afnan sangat luas dan memiliki banyak kamar kosong sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan, saat Rayya mencari kamar yang akan ditempatinya tiba tiba dari belakang Afnan menarik tangan Rayya dan membawanya masuk kedalam kamarnya,

Rayya terpesona dengan kamar Afnan selain luas dan lengkap kamar itu terlihat rapi untuk dikatakan kamar seorang remaja pria

"Kamu duduk" ucap Afnan pada Rayya dengan suara dan raut wajah datar tanpa melihat kearah Rayyab dan Rayya langsung mengikuti perintah suami mudanya

"Sekarang jelaskan padaku apa maksud kamu berbohong selama ini, kamu seharusnya bisa Jujur padaku mengatakan yang sebenarnya, tapi apa? gak ada niatan dari kamu untuk jujur keaku kan?" nada bicara Afnan sedikit tinggi karena rasa kecewa dan marah yang sudah ditahannya

"Maaf..." hanya itu kata yang bisa Rayya keluarkan dari mulutnya, dia tau kekecewaan Afnan padanya

"Apa kamu meragukan aku, dan kamu gak yakin kalo aku mencintaimu, apa kamu gak lihat semua perjuanganku mengejarmu untuk mendapatkan cintamu, aku sudah merendahkan harga diriku didepan teman temanku cuma untuk kamu tapi ternyata selama ini kamu menyembunyikan kebenaran umurmu" setelah mengeluarkan kata kata yang membuat Rayya sakit dihatinya Afnan langsung pergi tanpa mendengarkan jawaban dari Rayya, entah kemana dan baru kembali saat hari sudah malam

Dengan wajah yang kusut Afnan memasuki kamarnya ternyata tidak didapati sosok Rayya istrinya diapun keluar kamar dan mencari kekamar sebelah dan benar Rayya ada didalam dia sedang duduk dipinggir tempat tidur, memikirkan sikap Afnan padanya, Afnan masuk dan menutup pintu perlahan

"Apa yang kamu lakukan disini?" suara datar Afnan membuyarkan Rayya dari lamunan

"Eehh...aku hanya ingin beristirahat disini, karena aku lihat kamar ini kosong jadi aku istirahat disini' jelas Rayya dengan wajah yang langsung ditundukkan

"Jika kamu ingin istirahat harusnya kamu tidur didalam, bukan disini tapi dikamarku" marah dan kecewa yang masih menghampiri Afnan membuat nada bicaranya terdengar seperti penuh penekanan disetiap kata katanya

"Maaf kamu belum mengajak dan mengijinkanku untuk berada dikamarmu, jadi aku tidak berani masuk kekamar saat kamu pergi meninggalkanku

"Kamu sekarang istriku Rayya apa perlu kamu ijin dariku untuk memasuki kamar itu, kamar suamimu sudah pasti menjadi kamarmu" Afnan berbalik badan dan keluar dari kamar samping itu lalu berpindah ke kamar Afnan, Airin mengikutinya dengan rasa takut, takut melihat Afnan yang marah karena dia tidak pernah mengira jika akan marah seperti ini

"Aku akan mandi dulu" ucap Afnan yang sudah berlalu dan masuk kedalam kamar mandi, Rayya menyiapkan baju tidur Afnan yang akan dipakainya malam ini dan juga bajunya Rayya lalu meletakkan baju Afnan diatas tempat tidur

Setelah Afnan selesai dan langsung keluar dari kamar mandi, Rayya langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi, tidak seperti kebanyakan wanita diluar sana yang mandi selama berjam jam Rayya hanya membutuhkan waktu 20 menit saja dan langsung keluar lengkap dengan piyamanya

Dilihatnya Afnan yang sudah terlelap ditempat tidur, Rayya menghampiri dan duduk dipinggir tempat tidur samping Afnan dilihatnya wajah yang tampan namun terselip rasa kecewa tentunya Rayya sudah tau rasa kecewa itu ditujukan padanya

"Maaf Afnan maaf aku sudah berbohong padamu" ingin rasanya membelai wajah itu namun tidak ada keberanian dalam diri Rayya, tanpa dia sadari airmata sudah membasahi pipinya dan seketika dihapusnya air mata itu dengan punggung tangannya

Kemudian Rayya beranjak dari tempat tidur dan melangkahkan kaki kesofa, dia tidak ingin mengganggu tidur suaminya, dia tau bahwa Afnan masih marah padanya dan dia paham akan hal itub untuk itu Rayya memutuskan tidur disofa meskipun tidak nyaman tapi itu lebih baik dari pada harus membuat Afnan benci melihatnya.

Keesokan paginya Rayya bangun terlebih dahulu agar Afnan tidak tau kalo dia tidur disofa, dia bergegas dia beranjak dari sofa dan menuju kamar mandi untuk mandi dan mengambil wudhu, dan memakai mukena lalu menyiapkan sajadah untuk dia dan suaminya, setelahnya perlahan dia berjalan menuju tempat tidur lalu membangunkan perlahan Afnan perlahan

"Afnan ...bangun sudah waktunya sholat subuh, Afnan bangun ya..." pelan pelan Rayya menggoyang goyangkan lengan Afnan, ada rasa takut dihatinya namun lebih baik dia kena marah daripada suaminya harus meninggalkan kewajibannya yaitu sholat

"Heemmm" Afnan bangun dan memposisikan tubuhnya bersandar ditempat tidur membuka matanya dan menatap wajah Rayya tanpa berkedip, Rayya hanya menundukkan kepalanya tidak berani menatap mata Afnan

"Ya Allah.. kenapa aku tega sekali pada Rayya, mengapa rasa kecewaku begitu besar padanya" Afnan menutup matanya perlahan dan membukannya kembali dan ditatapnya lagi wajah Rayya yang masih tertunduk sedih dan takut

"Afnan segera mandi dan ambil wudhu, kita sholat berjamaah" Afnan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi dan wudhu tak lama kemudian merekapun melaksanakan sholat subuh berjamaah, selesainya Rayya mencium punggung tangan Afnan dan melepas mukena yang dipakainya dilipat dan disusun rapi didalam lemari beserta sajadah yang dipakainya dan suaminya itu

Afnan terperangah melihat kecantikan wajah Rayya yang selama ini disembunyikan dibalik jilbabnya, wajahnya memang sudah cantik namun saat ini yang dilihatnya adalah keindahan yang sesungguhnya rambut hitam berkilau panjang sebahu menambah kecantikannya, wajah yang polos tanpa make up, diselipkannya rambut yang jatuh dipipinya saat dia melipat mukena dibelakang telinga dan terlihat seperti seumuran dengannya tak terlihat adanya perbedaan umur, baby face kalo nama bekennya

setelah semuanya rapi Afnan kembali duduk di tempat tidur dan bersandar dipinggirannya, Rayya berganti baju dan memakai bergonya lalu berjalan menuju keluar kamar, Afnan mengikuti langkah Rayya, saat memegang gagang pintu dan membukanya sedikit Afnan memanggilnya

"Kamu mau kemana?"tanya Afnan dengan nada datar

"Mau keluar bantu mommy" tidak ada yang perlu dibantu semua dikerjakan oleh assisten Rumah tangga dirumah ini, jadi kamu tidak perlu repot" Rayya kembali menutup pintunya dan berjalan perlahan menuju sofa, sebenarnya dia bingung dan canggung, apa yang harus dilakukan, Rayya masih kaget dengan Afnan yang marah, karena selama ini hanya sikap sabar dan manislah yang ditunjukkannya padanya

Rayya duduk disofa tanpa melakukan apapun mengalihkan pandangan mencari sesuatu untuk menghilangkan kecanggungannya dan terlihatlah ponselnya yang memang semalam diletakkan di meja depan sofa, diambilnya dan dibukanya, ada pesan masuk dari Lisa sahabatnya

"Assalamualaikum...ayya (panggilan sayang Lisa pada sahabatnya Rayya), gimana kabar kamu, apa sudah baikan, o ya aku turut berduka ya dengan kepergian papa semoga beliau husnul khotimah dan dilapangkan kuburnya, dan maaf aku tidak bisa ada disamping kamu saat kamu berduka" Lisa sangat dekat dengan papa Rayya, mereka berdua adalah teman semasa kuliah dan bersahabat, Lisa sering bermain kerumah Rayya dan menganggap papa Rayya seperti papanya sendiri karena dia adalah seorang anak yatim piatu yang ditinggalkan kedua orangtuanya saat diawal masuk kuliah karena kecelakan mobil, dan Lisapun mendapatkan hidayah menjadi mualaf juga karena keluarga Rayya

"Waalaikumussalam... Alhamdulillah baik terima kasih doanya icha (panggilan sayang untuk Lisa), ingin rasanya aku bertemu denganmu dan memelukmu erat" balasan pesan dari Rayya

"Ada masalah apa kamu?, kamu bisa datang padaku dan pundakku masih tersedia untukmu sahabatku" Lisa adalah orang yang peka pada perasaan orang terutama pada sahabatnya Rayya, saat ada masalah selalu datang pada Lisa sahabatnya, kata kata ingin memeluk adalah tanda bahwa Rayya kini sedang membutuhkan Lisa

"Hari ini kamu masukkan, rasanya aku sudah tidak sanggup lagi mengerjakan tugasku dan menggantikanmu"

"Maaf Lisa aku sudah banyak merepotkan mu, InshaAllah aku akan membayar semuanya dan mentraktirmu makan siang nanti"

"Ok, aku tunggu, dan tepati janjimu, siap uang yang banyak yab karena aku akan makan banyak siang nanti ...hehehe"...

"Jangan buat aku bangkrut ya, 😹, sudahlah aku mau siap siap dulu, see you Lisa"

"See you too"

Terpopuler

Comments

Bunda Salma

Bunda Salma

maaf kok sering typo nama karakter thor ?

2023-01-19

0

lilian ananda

lilian ananda

semangat thor

2020-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!