Jam pelajaran pertama selesai, Rayyapun meninggalkan kelas, sekeluarnya dia dari kelas Afnan mengikutinya hingga dia memasuki ruang guru setelahnya dia kembali kekelas.
Bayangan Rayya selalu melintas dipikiran afnan dan itu membuatnya selalu tersenyum sendiri
"Woii bro, dari tadi gua perhatiin lo senyum senyum sendiri, awas kesambet lo" Randy menepuk pundak Afnan
"Apaan sih lo, bikin gua kaget dan ngerusak mood gua" ucap Afan setengah marah
"Yaelah bro gitu aj dah emosi lo, makan yuk dah laper ni gua, anak anak juga dah nunggu tu" ajak Randy, merekapun berjalan menuju kantin ditempat biasanya, disana sudah menunggu Rudi, Fathan, dan Irwan lalu mereka berdua bergabung bersama yang lain
dimeja sudah tersedia makanan yang sudah dipesan oleh Rudi, mereka menghabiskan makanan itu bersama sama, disela itu Irwan berbicara tentang guru baru yaitu Rayya
"Bro..kalian tau gak guru baru, gil** cantik banget, gua kesemsem sama dia" sontak Afnan menggebrak meja
"Gua gak mau.. diantara kalian ada yang godain kak Rayya dia itu milik gua, terutama lo Irwan" semua terkejut dan bingung dengan pernyataan yang barusan dikatakan oleh Afnan kecuali Randy yang tertawa melihatnya.
"Dah, ikutin apa maunya, orang kalo lagi jatuh cinta bahaya , jangan dilawan" ucap Randy namun tidak ada yang berani tertawa karena melihat respone Afnan yang terlihat serius
Akhirnya jam pulang sekolahpun tiba, seperti biasanya Afnan menuju tempat dimana motornya terparkir dan dia melihat Rayya sedang berjalan keluar menuju pintu gerbang, dia bergegas menaiki motor dan menyalakannya lalu dilajukan motor itu kearah Rayya belum, sebelum Afnan tiba Rayya sudah menaiki angkot yang sama saat dia berangkat dengan arah yang berbeda
Afnan mengikuti laju angkot itu dengan tujuan agar dia tau tempat tinggal Rayya, cukup jauh perjalanan yang ditempuhnya lalu terlihat Rayya berhenti didepan sebuah gang yang cukup sempit dan masuk kedalamnya
"Untung aku naik motor jadi bisa lewat sini" gumamnya setelah mengetahui betapa kecilnya gang yang dilalui Rayya
Afnan masih melihat Rayya berjalan kedalam dan jarak dari depan gang kedalam cukup jauh, hingga akhirnya tiba disebuah rumah yang berjejer dengan ukuran 5x6 m ya kurang lebih sebesar itu untuk ukuran kamar Afnan saja tidak ada setengahnya, Afnan semakin trenyuh pada Rayya setelah melihat kondisi rumah Rayya, setelah itu Afnan melajukan motornya kearah rumah.
Tiinnn Tiinnn...
Afnan membunyikan klokson motornya dan tak lama Pak Bagus keluar dan membukakan pagar untukku lalu melajukan motornya hingga tepat didepan pintu rumah.
Bisa dibilang Rumah Afnan sangat luas untuk halamannya saja bisa dijadikan 20 rumah tipe 4t. Afnan berasal dari keluarga kaya karena dia anak dari pemilik yayasan disekolahnya, namun Afnan bukanlah anak yang sombong dan tidak pilih pilih teman, walaupun semua siswa disekolahnya rata rata adalah orang kaya.
Keesokan harinya Afnan berangkat kesekolah lebih pagi dan berhenti didepan gang tempat Rayya berhenti kemaren sengaja dia menunggunya hanya karena ingin melihat wajah Rayya lebih awal dan itu sudah menjadi penambah semangatnya seperti gadget yang baru dicharge.
30 menit berlalu dan Afnan lihat Rayya keluar dari gang itu dan tetap dengan kendaraan yang biasa dia tumpangi yaitu angkot, Afnan mengikutinya tepat dibelakang namun tetap diberi jarak
Dimana angkot yang Rayya tumpangi berhenti maka motor yang dikendarai Afnanpun berhenti karena dia tidak ingin kehilangan sosok Rayya dari pandangannya walupun nantinya dia bertemu dengannya disekolah bahkan dikelas
"Entahlah kenapa aku sampai seperti ini, tidak hanya sekali dua kali aku berpacaran dan banyak sudah yang menjadi mantanku bahkan semua seumuran, cantik dan seksi rata rata most wanted di sekolah masing masing namun tidak satupun dari mereka yang membuat hatiku bergetar dan jantungku bedetak kencang, jika dibandingkan dengan Rayya sangatlah bertolak belakang dari segi umur, yang diatasku tapi aku belum tau berapa selisih umurku dengannya, cara berpakaian, bahkan wajah Rayya polos tanpa make up namun terlihat sangat cantik dan anggun dan itu membuat hatiku bergetar dan jantungku berdetak kencang dipertemuan pertama ku yang sangat singkat. Dan aku tidak pernah bertindak sejauh ini bahkan aku rela menjadi stalker baginya." Bathin Afnan yang saat ini sedang bergejolak.
Tepat didepan gerbang sekolah angkot itu berhenti lalu Rayya keluar dari angkot dan membayarnya tak lama angkot itu meninggalkannya, Afnan masih memperhatikan dari kejauhan, dan sekarang dia sudah menyebrang memasuki gerbang sekolah, Afanan tidak langsung masuk kedalamtapi dia menunggu 5 menit setelahnya bar u diamemasuki gerbang sekolah
Jam pertama dimulai dan seperti yang diduga Rayya yang mengajar dikelas Afnan, karena Rayya adalah guru bantu jadi setiap mata pelajaran yang guru matpelnya yang tidak bisa mengajar atau izin Rayyalah yang menggantikannya.
"Assalamualaikum... pagi semua" Sapanya saat memasuki kelas
"Pagi kak Rayya...." serentak kami membalas sapaannya.
"Langsung saja ya, sekarang kalian buka buku Matematika halaman 69 tentang Notasi sigma" semua membuka halaman yang dimaksud.
Semua menyimak apa yang diajarkan olehnya dengan seksama termasuk Afnan, Rayya mempunyai cara mengajar yang berbeda dari guru sebelumnya, cara mengajar yang mudah dipahami dengan bahasa yang dipahami juga untuk semua mirid tapi khusus buat Afnan bukan itu alasannya dia menyimak cara Rayya berbicara memperhatikan gerak geriknya yang jelas Afnan memperhatikan kecantikan dan keanggunan Rayya, untuk masalah pelajaran tidak masalah bagi Afnan jika a
dia tidak memperhatikan, karena Afnan adalah juara umum disekolahnya, itu bukan karena orang tuaku pemilik yayasan ini namun karena dia termasuk anak yang cerdas dengan IQ diatas rata rata ditambah kegiatan les privat setiap jumat sepulang sekolah.
Tak terasa jam pelajaran pertama telah usai dan itu artinya dia harus pergi, rasanya akan lama hari ini jika tak melihat dia.
teng...teng
Jam istirahat sudah tiba, Randy mengajak Afnan kekantin untuk berkumpul bersama yang lain ditempat biasa, saat tiba dikantin dia melihat sosok wanita yang dipuja dan mengarahkan langkah kakinya kearah Rayya tanpa sadar
"Woii bro lo mau kemana" ucap Randy namun Afnan tak mendengarkannya lalu dia duduk tepan didepan Rayya
"Assalamualaikum...kak Rayya" sapanya saat pertama kali duduk, Rayya hanya menjawab dengan senyuman khasnya
"waalaikumussalam..."
"Kak kenalin aku Afnan kelas 11 A" ucapnya sambil menjulurkan tangannya ke Rayya
"Ya saya sudah kenal kamu, kamukan siswa yang tidak memperhatikan saat perkenalan awal saya masuk disekolah ini" jawabnya yang sedikit membut aku malu
"Bukannya aku tidak memperhatikan kak Rayya justru aku perhatikan tiap bagian dari kakak saat bicara didepan dan itu membuatku terpeson dengan kak Rayya" balas Afnan terus terang tapi respone yang didapat dari Rayya tidak seperti yang diharapkan Afnan, Rayya menghentikan aktifitas makannya dan tersenyum lembut pada Afnan, senyuman itu langsung membuat jantung Afnan Berdegup kencang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments