Ae-Ri sedang beristirahat di kamar rawatnya, ia menghubungi adiknya dan memberi kabar tentang keadaannya. Justru adiknya menangis seperti anak kecil.
"Kau gadis bodoh, aku baik baik saja." ujar Ae-Ri.
"Aku tak ingin kehilanganmu eonni." ujar Aerum.
"Aku hanya kurang istirahat dan tidak makan teratur, aku sudah baik baik saja." jawab Ae-Ri.
"6 bulan lagi aku akan ke Amerika, aku sudah bilang pada ayah." ujar Aerum.
"Baguslah jika kau mau tinggal bersamaku." ujar Ae-Ri. "Pria itu sudah dirawat oleh ibu barumu, jadi aku pikir kau tak perlu khawatir tentangnya." sambungnya.
"Ibu sangat menyayangi ayah dan aku, awalnya mereka tak menyetujui keberangkatanku menemuimu. Tapi aku ingin mandiri juga seperti eonni, jadi mereka akhirnya setuju tapi bolehkah suatu saat mereka mengunjungiku di rumah mami Warres?" tanya Aerum.
"Tentu saja dengan senang hati." jawab Warres.
"Tidak saat aku ada di rumah, jadi saat mereka datang ke Amerika lebih baik aku mencari apartemen." ujar Ae-Ri.
"Kau masih saja keras kepala nak, bagaimanapun ia adalah ayahmu." ujar Warres.
"Tidak lagi setelah ia mengkhianati ibuku." jawab Ae-Ri.
"Maafkanlah ayah eonni, ayah sangat mencintai ibu tapi ayah juga butuh orang yang merawatnya." pinta Aerum.
"Tidak akan." jawabnya. "Jika kau bahas pria itu lagi, aku tak akan menghubungimu lagi." ancam Ae-Ri.
"Baiklah aku tak akan membahasnya, kau beristirahatlah eonni. Aku akan memberitahumu lagi jika aku akan berangkat ke Amerika. Dah mami Warres." ujar Aerum.
"Dah sayang." jawab Warres, telepon itupun dimatikan.
*****
"Kau keras kepala Ri." ujar Warres.
"Aku tak ingin membahasnya mi, aku akan terus membenci pria itu sampai aku mati." jawab Ae-Ri.
"Ya Tuhan, kau benar benar membuatku sakit kepala. Sudahlah kau istirahat saja." kata Warres.
"Apa aku mengganggu kalian?" tanya Kalfi.
"Pak direktur, silahkan masuk." ujar Ae-Ri. "Apa yang membawa anda kemari?" tanyanya.
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu saja, sepertinya semua karyawan SinMart mengkhawatirkanmu." jawab Kalfi. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanyanya.
"Aku sudah lebih baik pak, maaf merepotkan anda." ujar Ae-Ri.
"Sebenarnya anda tak perlu datang lagi pak Kalfi, putriku sudah lebih baik. Kemungkinan besok atau lusa sudah keluar dari rumah sakit." ujar Warres.
"Tidak apa-apa nyonya, Ae-Ri masih tanggungjawab SinMart. Kami ingin ia segera sembuh dan kembali bekerja karena kami membutuhkan karyawan sepertinya. Kebetulan juga aku habis makan siang dan menuju SinMart ketiga, jadi sekalian mampir kemari." jawab Kalfi.
"Terima kasih atas kunjungan anda pak." jawab Ae-Ri.
"Oh ya ada yang kirim salam padamu, si kembar Sin tak bisa berkunjung karena banyak pekerjaan." ujar Kalfi.
Ae-Ri hanya mengangguk.
"Baiklah aku juga masih ada pekerjaan, Ae-Ri jika kau keluar dari rumah sakit, sebaiknya hubungi pak Ji. Ia ingin mengantarkanmu pulang. Jika tidak, mungkin ia akan marah." ujar Kalfi seraya pamit pulang.
Ae-Ri kembali mengangguk dan berterima kasih lagi pada Kalfi. Sedangkan Warres mengantar Kalfi keluar ruangan. Sebenarnya Jidan tak menyuruh Ae-Ri menghubunginya, itu inisiatif Kalfi sendiri. Kalfi merasa Ae-Ri lebih cocok dengan Jidan setelah mendengar kekeras kepalaannya saat berdebat dengan ibunya tadi. Jika bersama Jordan mereka bisa beradu argumen sepanjang hari dan itu tidak cocok.
*****
Pagi menjelang waktu Indonesia, setelah Tora Sin berbicara pada istrinya menjelang subuh tadi, Sherly langsung menyuruh Tora memesan tiket pesawat menuju Amerika. Sedikit perdebatan terjadi namun Tora akhirnya tetap kalah dari keinginan istrinya. Bahkan Zean juga menyuruh ayahnya mengalah dan mengikuti keinginan ibunya.
Dan sekarang persiapan sudah selesai, mereka akan mengunjungi si kembar Sin di Amerika tanpa memberitahu mereka maupun keluarga Kalfi.
"Kau yakin?" tanya Tora.
"Pernahkah aku mengubah rencanaku di akhir pi." jawab Sherly.
"Ayolah sayang, Amerika itu tidak dekat. Aku khawatir dengan kesehatanmu." ujar Tora.
"Aku sehat dan jangan berdebat lagi." kata Sherly.
"Sepertinya sikap keras kepala si kembar menurun dari sikapmu." gumam Tora.
"Apa yang kau katakan?" tanya Sherly.
Tora segera menggelengkan kepalanya.
"Semuanya sudah siap, lebih baik kita ke bandara sekarang." ujar Sherly.
"Ya Tuhan sayang, kita masih ada waktu sekitar tiga jam lagi. Kau belum sarapan dan aku juga belum memesan taksi." ujar Tora.
Sherly berkacak pinggang dan menatap tajam suaminya.
"Oke... Oke... baiklah nyonya." kata Tora seraya memesan taksi.
Sedangkan Sherly menghubungi putrinya. "Mami tak bisa menunggu kakak kakakmu pulang, mereka semakin membuat mami khawatir." ujarnya.
"Jangan lupa paspor dan obat obatan kalian, Zean tak bisa melarang mami. Zean tahu mami sangat khawatir pada kak JiJo." ujar Zean. "Hubungi aku kapanpun kalian sempat, jangan membuat aku khawatir juga." sambungnya.
"Jangan menghubungi mereka, mami ingin memberikan kejutan." ujar Sherly.
"Baiklah nyoya Tora Sin, maaf aku tak bisa mengantar kalian ke bandara." ujar Zean.
"Kau harus baik baik di asrama, jangan suka keluar malam Zean." pesan Sherly.
"Mi taksi sudah datang, ayo kita berangkat." teriak Tora.
"Ya pi." jawab Sherly. "Zean, mami dan papi berangkat sekarang ya." ujarnya.
"Bukankah penerbangan kalian tiga jam lagi." ujar Zean.
"Mami mu sangat bawel Zean, ia ingin segera sampai di Los Angeles." kata Tora.
"Kau lebih baik di rumah saja, tak usah mengikutiku." ancam Sherly.
Tora seketika terdiam, Zean tertawa dibalik teleponnya.
"Baiklah, kalian hati hati dan kabari aku terus walaupun hanya lewat pesan." ujar Zean.
"Baiklah sayang, dah." jawab Sherly seraya mematikan ponselnya.
*****
Sepanjang perjalanan menuju bandara Sherly lebih banyak diam, ia masih kesal dengan sikap suaminya. Padahal ia sangat mengkhawatirkan putra putranya yang terus menerus berdebat soal wanita bernama Ae-Ri itu. Sherly sangat takut keduanya saling berkelahi tanpa ada penyelesaian. Itulah yang membuat Sherly akhirnya memutuskan untuk ke Amerika dan tinggal bersama si kembar sementara sampai mereka bisa berpikir jernih lagi.
"Katakan sesuatu sayang, aku paling tak suka kau diamkan seperti ini." ujar Tora.
"Itulah hukuman buatmu tuan Tora yang terhormat." jawab Sherly.
Tora menarik tangannya. "Maafkan aku, jangan siksa aku lagi. Aku akan mengikuti apa yang kau inginkan." rayunya.
Sherly menghela nafasnya. "Aku sangat khawatir pada JiJo, itulah yang membuatku ingin segera sampai kesana. Menunggu di rumah, membuatku sangat tersiksa pi. Kau mengertilah perasaanku sedikit." jawabnya.
"Maafkan aku mi, maaf terus menggodamu. Tapi kau butuh makan, perjalanan kita tidak dekat." ujar Tora.
Sherly mengangguk. "Kita sarapan setelah sampai di bandara. Maafkan atas kekeras kepalaanku." jawabnya.
Tora menggenggam tangan Sherly dan berusaha menenangkannya.
"Aku sangat iri melihat cinta tuan dan nyonya, di usia kalian yang tidak muda lagi, kalian terlihat saling mencintai satu sama lain." ujar supir taksi.
"Aku sangat sulit mendapatkan istriku ini, jadi aku harus menjaganya sampai usiaku berakhir." ujar Tora.
"Kau membuatku malu pi." ujar Sherly dengan wajah yang memerah.
"Kalau aku tak salah, kalian pasangan yang sangat terkenal di Tulangbawang. Pak Tora adalah penangkap begal dan gudang senjata terbanyak saat bertugas 20 tahun yang lalu. Dan istri anda cinta sejatinya." ujar supir taksi lagi.
Tora tertawa dengan bangga. "Dan sekarang aku sudah tua, istriku masih muda." ujarnya.
"Sebenarnya anda masih sangat gagah dan tampan tuan." jawab supir taksi.
Supir taksi itu memang benar, walaupun usia Tora hampir kepala 6 tapi ia masih sangat gagah dan tampan. Bahkan Sherly masih merasa mereka seperti 20 sampai 25 tahun yang lalu. Akhirnya keduanya sampai ke bandara Raden Intan II. Pesawat yang akan membawa mereka ke Jakarta masih akan landing satu jam lagi, jadi Sherly membawa suaminya ke kantin bandara untuk makan.
*****
Happy Reading All...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ainur Cutee
keluarga yg harmonis dr dlu smpai skrg cinta ny Tora tdk prnh luntur😇😇😇
2020-12-19
1
Natalia Sanjani
aduh tor dari tulang bawang ke bandara raden inten ga cukup 3jam lo....ketinggalan pesawat dong....
2020-07-25
4