Keesokan harinya, Jidan maupun Jordan sarapan bersama. Keduanya sepertinya lupa jika hari ini adalah akhir pekan. Salah satu pelayan mereka menyiapkan makanan namun kebingungan karena keduanya terlihat sangat rapi dengan pakaian kerjanya.
"Tuan JiJo, apa kalian akan berangkat kerja hari ini?" tanya Maria pelayan mereka.
"Tentu saja." jawab keduanya bersamaan.
"Tapi biasanya akhir pekan kalian akan ke tempat gym atau bermain basket." ujar Maria. "Aku sudah menyiapkan alat-alat olahraga kalian." sambungnya.
Keduanya terbelalak, lalu saling berpandangan. Setelah sadar, keduanya tertawa bersama.
"Ya Tuhan, jadi ini akhir pekan. Aku benar-benar lupa." jawab Jidan.
"Dan aku sama bodohnya seperti dirimu." ujar Jordan.
Maria tertawa mendengar celotehan keduanya. "Jadi apa yang kalian akan lakukan?" tanyanya.
Jidan dan Jordan saling bertatapan.
"Basket." jawab keduanya bersamaan lagi.
"Aku akan mengalahkan kak Ji." jawab Jordan.
"Jika kau bisa mengalahkanku, aku akan mengantarmu ke rumah Ae-Ri." ujar Jidan.
Jordan menggeleng. "Aku tak mau itu. Jika aku bisa mengalahkanmu, selama satu minggu kau tak boleh muncul di depan Ae-Ri." pintanya.
Jidan terbelalak. "Kalau sebaliknya, kau yang tak boleh bertemu dengannya." jawabnya.
"Oke deal..." jawab Jordan.
Maria menyipitkan matanya. "Siapa Ae-Ri?" tanyanya ingin tahu.
"Sebuah mainan yang ingin kami dapatkan." jawab Jordan.
"Kau gila, Ae-Ri bukan mainan." bentak Jidan.
Jordan tertawa. "Oh ayolah kak, aku hanya bercanda." ujarnya.
"Aku akan mengganti bajuku." ujar Jidan seraya meninggalkan meja makan.
"Aku juga." jawab Jordan.
Maria hanya bisa menggeleng, si kembar sejak kecil tak mau berubah. Ia ingat saat pertama kali keduanya datang ke rumah Lee Bo Sin.
*****
Flash Back On.
"Maria, ini cucu cucuku yang akan tinggal bersamaku disini." ujar Lee Bo Sin.
Maria mendekati keduanya. "Hai, selamat datang di rumah baru kalian. Aku Maria, siapa nama kalian?" tanyanya.
"Aku Jidan Sin dan ini adikku Jordan Sin." jawab Jidan.
"Anak anak yang manis, mulai hari ini kalian akan tinggal disini." ujar Maria.
"Bawa anak anak ke kamarnya Maria." perintah Lee Bo Sin.
"Baik tuan." jawab Maria.
Jidan dan Jordan sangat penurut, namun wajah keduanya sangat murung. Lee Bo Sin menjemput keduanya di bandara. Tora dan Sherly hanya mengantarnya sampai bandara karena takut keduanya tak mau ditinggalkan dan membuat orangtuanya terutama Sherly bersedih.
Maria menunjukkan kamar yang berbeda pada keduanya dan saat itulah Maria tahu bahwa mereka memiliki selera yang sama, keduanya berdebat dan merebutkan kamar yang sudah ditentukan oleh Lee Bo Sin.
"Ini sudah menjadi kamarku." ujar Jidan.
"Tapi aku lebih menyukai kamar ini, kau saja yang di kamar sebelah." ujar Jordan.
"Tapi kakek bilang ini kamar milikku. Kau disebelahnya." bentak Jidan.
"Aku ingin disini." teriak Jordan.
"Hentikan Jo, dengarkan aku... Jidan adalah kakak mu, jadi kakek menempatkan kamar ini buat kak Ji. Sedangkan kau disebelahnya, tapi kedua kamar sama luasnya." ujar Maria.
"Aku tidak mau." teriak Jordan seraya berlari keluar.
Maria berusaha mengejarnya, namun Jordan malah menabrak tubuh kakeknya.
"Ada apa Maria?" tanya Lee Bo Sin.
Jordan sudah menangis dengan kencang, Lee Bo Sin memeluknya.
"Maaf tuan, Jordan menginginkan kamar Jidan." jawab Maria.
Lee Bo Sin menggendongnya, padahal tubuh Jordan cukup tinggi. Pria tua itu membawa Jordan di kamarnya, entah bagaimana caranya Lee Bo Sin meyakinkan Jordan, anak itu tertawa dan sangat senang saat berada di kamar itu. Sejak saat itulah, Maria sangat kesulitan menangani keduanya yang sering menginginkan hal yang sama.
Flash Back Off.
******
Keduanya keluar dari kamar masing masing, mereka sudah menggunakan pakaian olahraga menuju lapangan basket yang ada dibelakang rumah itu.
"Kau sudah siap." ujar Jidan.
"Tentu saja, kau jangan menangis jika kalah dariku." ejek Jordan.
"Sialan, kau pikir aku anak umur 5 tahun." ujar Jidan.
Jordan tertawa, keduanya sudah berada di lapangan basket dan memulai permainan basket itu. Kali ini Jidan ketinggalan angka dari Jordan.
"Sudah kak, kau mengalah saja. Permainanmu tak sebagus dulu." ejek Jordan.
"Kau jangan senang dulu Ji, aku bisa menyusul angkamu." jawab Jidan.
Dan benar saja, Jidan mulai menyusul angka Jordan. Jordan tak ingin kalah, ia berusaha sangat keras untuk mengalahkan kakaknya. Dan dipermainan terakhir Jordan lah yang kalah. Tak terima dengan hasil akhir itu, Jordan membuang bola basketnya dan bergegas keluar lapangan menuju tempat duduk.
"Tunggu Jo." teriak Jidan sambil mengejar adiknya.
"Jangan mengejekku." jawab Jordan.
"Siapa yang ingin mengejekmu Jo, kau masih saja tak bisa tenang saat angkamu tertinggal. Belajarlah dewasa dan tenang Jo. Itulah kunci utamanya." ujar Jidan.
Keduanya duduk di pinggir lapangan sambil menikmati minuman yang disediakan pelayannya.
"Kau selalu saja mengajariku, aku sudah dewasa tak perlu kau ajari seperti itu." ujar Jordan kesal.
"Bagaimanapun aku kakakmu Jo." jawab Jidan.
"Kita lahir hanya berbeda beberapa menit, bagaimana kau bisa menjadi lebih tua dariku." ejek Jordan.
Jidan menggelengkan kepalanya. "Kau masih saja kekanakan Jo, aku batalkan perjanjian kita. Kau bebas menemui Ae-Ri kapanpun, asal kau tak meninggalkan pekerjaanmu. Ae-Ri bukan patung, ia manusia seperti kita. Seberapa sering diantara kita menemuinya, ia yang akan memilih siapa yang ingin bersamanya." ujar Jidan seraya meninggalkan Jordan.
Jordan menatap punggung kakaknya yang akhirnya menghilang masuk kedalam rumah. Jordan menatap langit yang begitu cerah. Jidan benar, ia harus lebih dewasa sekarang. Dari dulu ia hanya tak ingin kalah dari kakaknya dan itu terus saja berlanjut hingga di usianya sekarang.
Jordan kembali ke rumahnya, dan terkejut saat mobilnya tidak ada.
"Bu, dimana kak Ji." teriak Jordan.
"Tuan Ji, menuju tempat gym." ujar Maria.
"Sialan, kenapa aku ditinggal." ujar Jordan kesal.
"Tuan Ji bilang, jika tuan Jo ingin menyusulnya, gunakan mobil kakek." kata Maria.
Kelemahan Jordan adalah ia cepat panik saat berada di jalan raya, hanya ia yang tahu karena selama ini, ia tak pernah mengatakan pada siapapun termasuk kakaknya.
"Aku tak mau menyusulnya, lebih baik aku berenang saja." ujar Jordan seraya masuk ke kamarnya untuk mengganti bajunya.
Jordan menuju kolam renang yang ada di rumahnya. Ia menghabiskan waktu sepanjang akhir pekan dengan berenang. Berkali-kali Maria menyuruhnya berhenti untuk makan siang, tapi Jordan sangat keras kepala. Jadi Maria menyiapkan makanan itu di dekat kolam renang.
Hari semakin siang, ternyata Jidan sudah kembali dari tempat gym dan ia sekarang sedang berdiri dipinggir kolam renang, sambil menunggu adiknya selesai berenang.
"Sejak kapan kau berdiri disini?" tanya Jordan saat melihat kakaknya.
"Mengapa kau tak menyusulku ke tempat gym?" tanya Jidan.
"Aku malas." jawab Jordan datar.
Jordan keluar dari kolam renang menuju kursi disana.
"Saat kau meeting di luar kantor, kau selalu menggunakan supir. Jo, bukankah kau bisa mengendarai mobil." tanya Jidan.
"Apa hubungannya semua itu dengan aku tak mau menyusulmu di tempat gym?" tanya Jordan.
Jidan menghela nafasnya. "Tidak ada, ayo kita makan siang." ajaknya.
Jordan menatap meja di dekat kolam renang yang sudah penuh dengan makanan. "Aku makan disini saja, aku akan berenang sampai sore." ujarnya.
Jidan menatap adiknya, ia mencurigai sesuatu. Jordan tak pernah mau mengendarai mobil sendiri. Ia harus mencari tahu tentang adiknya itu.
"Baiklah, aku akan makan di dalam. Aku akan ke mall utama setelah makan, apa kau mau ikut?" tanya Jidan.
Jordan menggeleng. "Aku lebih suka menghabiskan akhir pekanku dengan bersantai. Apa yang ingin kau lakukan di mall utama?" tanyanya.
"Hanya ingin mengecek saja, kebetulan kak Kalfi ada disana hari ini." jawab Jidan.
"Aku CEO kak, harusnya kau menyerahkan pekerjaan padaku. Bagaimana seorang Presdir menangani langsung?" tanya Jordan.
"Aku tidak bekerja Jo, aku memakai pakaian santai. Tak bolehkah seorang Presdir bermain di mall miliknya sendiri." kata Jidan.
"Terserahlah." ujar Jordan datar.
Jordan meninggalkan kakaknya menuju meja dekat kolam renang. Jidan juga meninggalkannya untuk makan siang di ruang makan.
*****
Happy Reading All...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Azizah Irwan
bagus bnget thor..
2020-04-09
1
Imasela Maulizza
I love you ji&Jo 💓
2020-03-30
1