"Siapa yang mengantarmu pulang Ri?" tanya Warres ibu angkatnya.
"Mami melihatnya?" tanya Ae-Ri.
Warres tersenyum. "Tentu saja, mami ada di dekat toko tempat kau turun dari mobil mewah itu." jawabnya.
"Itu pak Presdir perusahaanku. Secara kebetulan ia lewat dan menawarkan tumpangan." Jawab Ae-Ri.
"Maksudmu si kembar Ji dan Jo?" tanya Warres.
Warres tahu soal itu karena Ae-Ri sempat bercerita tentang atasannya yang kembar itu.
Ae-Ri mengangguk. "Tapi itu pak Ji, jika pak Jo itu jabatannya CEO." jawabnya.
"Bukankah rumah mereka sangat jauh dari sini, bagaimana seorang Presdir bisa mengantarkan karyawan sepertimu Ri." ujar Warres.
Ibu angkatnya benar, mana mungkin secara kebetulan pria itu mengantarkan karyawan sepertinya. Tapi Ae-Ri tak ingin berpikir lebih banyak.
"Mami benar, mereka tinggal jauh. Tapi aku tak bisa menolak seorang Presdir, ia terlihat sangat kesal saat aku berusaha menolaknya tadi." ujar Ae-Ri.
Warres hanya mengangguk. "Mandilah lalu siap siap makan malam. Mami tunggu di ruang makan." ujar wanita itu.
Ae-Ri mengangguk dan masuk ke kamarnya untuk mandi dan bersiap-siap untuk makan malam. Ia merendam tubuhnya di bathub dan melamun. Ia teringat kembali senyuman Jidan yang mendebarkan jantungnya lebih cepat. Pria itu bahkan terlihat sangat senang saat ia tahu jika ia tak memiliki kekasih.
Ae-Ri mengenyahkan pikirannya.
Kau sudah gila Ae-Ri, bagaimana kau bisa memikirkan atasanmu. Itu tak mungkin terjadi, pria itu tampan dan sangat kaya. Mana mungkin ia menyukaimu. Jangan banyak berharap, ia hanya kebetulan lewat dan berbuat baik padamu. gumamnya sendiri.
"Ri, cepatlah turun nak. Makananmu sudah siap." teriak Warres membuyarkan lamunannya.
"Iya mi, aku segera turun." jawab Ae-Ri. Ia segera menyelesaikan mandinya dan berpakaian lalu menuju ruang makan.
"Kau lama sekali, kau bisa masuk angin jika berendam seperti itu." ujar Warres.
"Aku menghilangkan rasa lelahku dengan berendam. Mami memasak semua ini?" tanya Ae-Ri.
Warres mengangguk. "Pelayan sedang cuti, tentu saja mami yang masak." jawabnya.
"Kapan pelayan cuti, mengapa aku tidak tahu?" tanya Ae-Ri lagi.
"Tadi pagi setelah kau berangkat bekerja, itu sangat mendadak karena keluarganya ada yang ingin bertemu." jawab Warres.
"Mengapa kita tak mencari pelayan dari luar saja, bukankah tenaga kerja wanita sangat banyak." ujar Ae-Ri.
Warres menggeleng. "Greek adalah pelayan keluarga dari kakek mami. Ia sangat jujur dan sudah sangat lama mengabdi pada keluarga ini." jawabnya.
"Baiklah terserah mami saja." kata Ae-Ri.
Keduanya melanjutkan makan malam mereka sebelum akhirnya beranjak untuk beristirahat.
*****
Jidan dan Jordan sedang menikmati makan malam mereka, keduanya sama sekali tak berbicara. Jidan maupun Jordan sangat enggan memulai pembicaraan. Jidan bangun dari duduknya terlebih dahulu setelah menyelesaikan makannya.
"Aku tunggu di ruang santai." ujar Jidan. "Kita perlu menelpon mami." sambungnya.
Dengan enggan Jordan mengangguk, karena itulah kebiasaan mereka saat malam hari untuk menghubungi Tora dan Sherly, karena di Indonesia mulai siang hari. Keduanya tak ingin membuat orang tuanya khawatir terlebih melihat hubungan mereka yang mulai renggang sekarang ini.
Jordan mengikuti kakaknya ke ruang santai.
"Ubah raut wajah jelekmu itu Jo, mami sangat sensitif pada kita." bentak Jidan.
"Kau harus jelaskan terlebih dahulu kemana kau pergi tadi." ujar Jordan.
Jidan menghela nafasnya. "Baiklah, aku katakan padamu. Aku ke SinMart ketiga, hanya lewat saja. Tak masuk kedalam mall itu." jawabnya.
Jordan menautkan alisnya.
"Aku bertemu Ae-Ri dan mengantarkannya pulang. Apa kau puas dengan penjelasanku." sambung Jidan.
Jordan bertepuk tangan merasa dikhianati kakaknya dari belakang. "Sudah aku duga, kaulah yang menusukku dari belakang."
"Aku tak sengaja, aku melihat wanita itu sedang menunggu taksi. Lalu aku menawarkan tumpangan dan ia menerimanya. Salahku dimana?" tanya Jidan.
Saat Jordan mulai akan menjawab dan berdebat dengan kakaknya, Sherly menghubungi keduanya. Keduanya menatap layar laptop itu.
"Kendalikan emosimu, mami menghubungi kita." ujar Jidan seraya mengangkat video call dari Sherly.
"Hai mi..." sapa Jidan.
"Mami hampir setengah jam menunggu kalian, mengapa tak menghubungi mami membuat mami khawatir saja." ujar Sherly.
"Baru saja kami akan menelpon, kami baru selesai makan malam." jawab Jidan.
"Jo... Mengapa kau lebih diam?" tanya Sherly.
"Aku kekenyangan." jawab Jordan seraya tertawa.
"Apa yang kalian makan sampai kekenyangan? Kalian makan makanan sehat kan? Bukan beli makanan cepat saji." ujar Sherly.
"Oh ayolah mi, kami punya setidaknya 5 pelayan di rumah. Tentu saja kami makan masakan pelayan." jawab Jordan.
"Kalian sudah memberhentikan 2 pelayan, kalian hanya memiliki 3 sekarang. Dan itu tidak cukup untuk mengurus rumah kakek sebesar itu." ujar Sherly lagi.
"Benar kata Zean, mami semakin cerewet." ujar Jordan.
"Kau ingin mami jewer seperti adikmu Jo." ancam Sherly.
"Kau akan semakin tua sayang jika terus marah marah pada anak anak kita." ujar Tora dibelakang Sherly.
"Kau diamlah pak komandan." ujar Sherly kesal.
"Aku bukan pak komandan lagi nyonya Sin." jawab Tora.
Kedua putranya menonton perdebatan mereka lalu tertawa saat ayahnya terus mendapat omelan dari ibunya.
"Kalian lihat kan, mami kalian selalu mengalahkan papi." ujar Tora.
Jidan maupun Jordan tertawa mendengarnya. "Aku merindukan kalian." ujar Jidan.
"Kami juga sangat merindukan kalian nak." ujar Sherly seraya meneteskan air matanya.
"Oh tidak mi, jangan lakukan itu di depan kami." ujar Jordan.
"Oh ayolah sayang, tahun depan mereka akan ke Indonesia." ujar Tora sambil mengelus kepala istrinya.
Sherly mengangguk dan mengusap air matanya. "Maaf mami jadi melow, kalian baik baik saja kan, mami dengar dari Kalfi kalian mulai berdebat lagi. Ada apa nak?" tanya Sherly.
Jidan dan Jordan saling bertatapan, mereka sangat kesal karena Kalfi menyampaikan perdebatan mereka pada ibunya. Tapi sepertinya Kalfi tak mengatakan soal masalahnya.
Jidan tertawa bersama adiknya, keduanya saling memeluk pundak.
"Kami baik baik saja mi, hanya saja ada pendapat berbeda soal pekerjaan. Tapi kami sudah menyelesaikan semua itu." jawab Jidan.
Sherly menatap mereka dari layar memastikan kebenaran pengakuan mereka.
"Baiklah kali ini mami percaya pada kalian, tapi mami tak ingin mendengar kalian berdebat lagi. Ingat sayang sayang mami, kalianlah penerus perusaahan SinMart yang ditinggalkan kakek Sin. Kalian harus terus bekerja sama, kalian tak boleh terpecah karena masalah apapun. Mami juga mendengar jika perusahaan SinMart mulai diusik oleh pesaing lain. Jangan membuat perusahaan lemah karena perbedaan pendapat kalian." kata Sherly.
"Mami kalian benar JiJo, kalian harus menangani masalah apapun dengan kepala dingin. Jangan biarkan perdebatan kalian mempengaruhi perusahaan. Para pesaing sedang mencari kelengahan kalian." sambung Tora.
Keduanya mengangguk. "Kami akan mengatasi masalah kami dengan kepala dingin, kalian tak perlu khawatir. Dimana Zean?" tanya Jidan.
"Adik kalian sudah kembali bekerja." jawab Sherly. "Baiklah, mungkin disana semakin larut. Kalian beristirahat yang cukup, jangan lupa terus minum vitamin. Jaga kesehatan kalian." sambungnya.
"Kalian juga jaga terus kesehatan kalian, kami menyayangi kalian. Bye..." ujar Jidan dan Jordan seraya mematikan laptopnya.
Setelah keduanya selesai menghubungi orang tuanya, Jidan maupun Jordan tidak membahas masalah Ae-Ri lagi. Keduanya justru langsung kembali ke kamar mereka masing-masing.
*****
Happy Reading All...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ainur Cutee
lgi Thor visual ny Jijo 🙏🙏 kngen mrka😩😩😩
2020-12-19
1
Yulhy Kidam
kok blum di up
2020-03-27
1