Hari pertama di minggu ini. Hari di mana sebagian orang merasa lebih bersemangat untuk bekerja ataupun memulai aktifitas lain nya, sebab sehari sebelumnya kita telah di beri waktu untuk beristirahat dan menikmati hari libur, tentunya pagi ini kita punya energi yang lebih untuk memulai hari.
Wulan keluar dari dalam kamarnya sudah dalam keadaan rapi, mengenakan atasan putih dan Rok berwarna hitam, gadis itu sudah siap untuk berangkat kerja.
Wulan menghampiri Bibinya yang sudah menunggunya di meja makan.
"Selamat pagi, Bi?"
"Pagi, Wulan, kamu sudah mau berangkat?" Bi Fatma menyuguhkan segelas jus buah untuk Wulan.
"Iya Bi." Mengambil jus buah lalu meminum nya hingga setengah gelas.
"Ya sudah kamu sarapan dulu, ini sudah Bibi siapkan roti selai untuk mu," ucap Bibi sambil menyodorkan piring yang telah terisi roti.
Oh ya Wulan, nanti kamu jangan pulang terlambat ya, Bibi ingin makan malam dengan mu di luar," lanjut Bibi lagi.
"Iya Bi, nanti Wulan usahakan untuk tidak terlambat." Wulan mulai menikmati sarapan pagi nya, kali ini dia berniat untuk tidak mengecewakan Bibinya.
***
Aktifitas yang padat di hari ini sudah hampir terlewati. Wulan sudah bersiap siap untuk pulang, orang yang akan menggantikan sift nya pun sudah datang. Setelah selesai berbenah, gadis itu melangkah meninggalkan hotel, namun di pelataran Hotel Ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya ragu untuk segera pulang.
Bayu Samudra, dengan jaket Hoodie berwarna hitam dan senyum yang senantiasa mengembang membuat Wulan benar benar mengurungkan niatnya untuk segera pulang.
"Hay, apa kau sudah mau pulang?" sapa Bayu setelah berada di depan Wulan.
"Iya, aku ada janji dengan bibi ku, ada apa, kau sampai menemui ku kemari."
"Apa kau punya waktu sebentar untuk ku, aku ingin mengajak mu ke laut, ada yang ingin ku bicarakan."
Wulan terlihat berpikir sebentar kemudian melihat arlojinya.
"Baik lah, masih ada waktu beberapa jam lagi sebelum makan malam, jadi aku masih punya waktu untuk mu, lagi pula bibi juga mungkin masih di Butik.
Bayu mengangguk dengan Wajah sumringah. mereka Lalu berjalan bersama menuju area parkir.
"Kau mau ikut dengan ku? itu motor ku." Bayu menunjuk sepeda motor sport berwarna biru tua yang terparkir tak jauh dari kendaraan Wulan.
Wulan menggeleng. "Tidak, aku juga bawa motor."
"Kau bisa meninggakan nya di sini, nanti aku akan mengantar mu kembali ke sini." Masih berusaha memberikan penawaran.
"Ayoolaah ... " sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, seperti memohon agar Wulan mau membonceng motornya.
"Ya sudah iya, aku akan ikut dengan mu." Wulan akhirnya menyerah.
Dan sebelum mereka meninggal kan tempat itu Wulan mengirimkan pesan kepada bibinya.
'Bibi, di mana kita akan makan malam?' Terkirim
'Bibi kirimkan saja alamat nya, nanti Wulan akan langsung ke sana.' Terkirim
Setelah mendapatkan balasan dari bibinya Wulan lalu menemui Bayu yang sudah menunggu di atas motornya. Pria itu menepuk nepuk tempat duduk bagian belakang motornya meminta Wulan untuk segera naik, dan dengan langkah malu-malu Wulan pun menuruti kemauan Bayu.
Di pantai, Wulan dan Bayu tidak menghabiskan Waktu di tepi pantai seperti biasa nya, mereka hanya duduk duduk di bawah pohon yang letaknya lumayah jauh dari pantai. Tentu saja karena Bayu tidak ingin terlalu banyak orang yang melihat nya, dan Wulan lagi lagi hanya bisa menurut, lagi pula dari tempatnya duduk dia masih tetap bisa menikmati pemandangan laut, begitu pikirnya.
"Oh ya Bayu, kau bilang tadi ada yang ingin kau bicarakan,apa itu?" Wulan seperti tidak sabar mendengar apa yang akan di sampaikan Bayu, sejak tadi mereka hanya bicara basa basi saja.
"Sebenar nya tidak terlalu penting Wulan, itu hanya alasan ku saja supaya bisa mengajak mu," jawab Bayu sambil menunduk, takut Wulan marah karena telah membuang buang waktunya.
"Katakan saja, siapa tahu itu penting bagi ku." Wulan semakin penasaran.
"Kemarin kau tanya apa pekerjaan ku kan?"
Wulan mengangguk
"Aku baru saja bergabung menjadi Balawista di tempat ini." ( Balawista\=Badan penyelamat wisata tirta )
"Balawista? apa itu seperti penjaga pantai?" tanya Wulan yang memang kurang mengerti dengan istilah istilah kelautan.
"Yaah, bisa di bilang begitu, aku juga baru tahu setelah aku bergabung bersama mereka." Bayu mencoba menjelaskan, meski dia sendiri sebenarnya kurang paham.
Oh Bagus lah, itu artinya aku bisa lebih sering bertemu kamu di sini. ups !" Wulan refleks menutup mulutnya, ia terkejut dengan apa yang baru saja di ucapkan nya, wajah nya berubah seperti kepiting rebus, ia malu sekali
Ya ampun, aku pasti sudah gila
Sementara Bayu justru tertawa geli melihat ekspresi Wulan.
Wulan, Wulan, kau lucu sekali sih.
"Kau suka kalau aku bekerja di sini?" Pertanyaan yang semakin membuat Wulan tertunduk malu.
"Kau suka?" Bayu mengulang pertanyaan nya, ia menggeser duduknya, memangkas jarak di antara mereka, lalu tangan nya menyibakan rambut Wulan yang menutupi mukanya, menyelipkannya di belakang telinga, tapi kali ini Bayu tidak terlihat seperti sedang menahan sakit seperti sebelum nya saat ia menyentuh Wulan. Ya! semakin besar rasa cintanya untuk Wulan, maka akan semakin berkurang rasa sakitnya.
Dia juga mulai membiasakan diri agar bisa kuat saat menunjukan dirinya di depan orang lain selain Wulan, meski masih harus menahan sakit, Ia yakin lama lama akan terbiasa.
Wulan mendongak, merasakan sentuhan di ke kepala nya.
"Ya aku suka." Akhirnya menjawab dengan jujur pertanyaan Bayu.
"Kau suka aku bekerja di sini atau suka pada ku?" Timbul ide untuk membuat Wulan makin tersipu, karna menurut Bayu ekspresi nya saat malu malu itu sangat menggemaskan.
"Dua dua nya! Puas?"
"Hahaha," Bayu tidak bisa lagi menahan tawa nya.melihat gadis di depan nya mulai kesal, dan yang di tertawakan malah menjadi semakin kesal, Wulan cemberut lalu memalingkan muka nya, tak mau menghadap Bayu.
"Hey aku hanya bercanda, jangan marah, lihat lah kemari." Cepat memperbaiki situasi melihat Wulan sepertinya benar benar kesal, Ia tetap tidak mau menoleh meski sudah di bujuk.
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, jadi tolong jangan pernah membenciku, kalau kau membenciku maka aku akan menghilang."
Mendengar itu Wulan langsung menoleh.
"Aku juga mencintai mu, jadi tolong jangan pernah menghilang dari ku." Kali ini Wulan dengan sadar mengucapkannya karna memang dia sudah jatuh cinta pada pria aneh dan misterius di depannya.
Bayu tertegun mendengar ucapan Wulan. Antara terkejut dan bahagia.
Akhirnya. Bathin Bayu.
"Terima kasih sudah mau mencintaiku," ucap nya dengan sangat lembut.
Hening tercipta di antara mereka, hanya tatapan mata saja yang saling berbicara. Bayu memandang Wulan lekat, pun sebaliknya, lalu perlahan Bayu mendekatkan bibirnya ke bibir Wulan, semakin dekat, semakin dekat, sedangkan Wulan memejamkan matanya dengan dada berdebar nyaris seperti bunyi gendang di tabuh.
"Cup." Akhirnya bibir mereka menempel sesaat. Bayu meringis seperti menahan sesuatu, tapi Ia kembali mendekatkan bibir nya ke bibir Wulan, namun saat bibir mereka hampir saja bertemu untuk kedua kalinya tiba tiba terdengar suara yang mengejutkan.
"Tolong, tolong!"
Wulan langsung membuka mata dan memalingkan wajahnya membuang gugup, dan Bayu juga langsung menarik diri nya, bergeser dari Wulan.
Seorang Ibu nampak sangat panik sambil terus berteriak minta tolong, ternyata anak nya terseret ombak saat bermain air, Ombak yang lumayan tinggi langsung melahap tubuh mungil bocah laki laki itu, tapi tidak ada yang berani menolong, tim penyelamat pun belum datang.
Bayu yang melihat kejadian itu segera membuka jaketnya.
"Ini tugas pertama ku Wulan," ucap nya sambil berlari menuju bibir pantai lalu menceburkan diri ke laut, melawan ombak tanpa memakai alat pengaman apa pun.
5 menit, 10 menit, 15 menit, sampai lebih dari setengah jam Bayu dan bocah itu belum juga muncul. Rasa panik pun mulai menghinggapi semua orang, terlebih Wulan, ia baru saja menyatakan perasaannya, mana mungkin ia mau kehilangan Bayu secepat itu.
Tim penjaga pantai baru tiba di lokasi, mereka bergegas memakai perlengkapan keamanan, hendak turun langsung untuk mencari keberadaan bocah yang tenggelam dan juga Bayu, anggota baru mereka. Namun niat mereka urung terlaksana karna samar samar terlihat Bayu muncul ke permukaan dengan membopong bocah laki laki berusia sekitar 6 tahun.
"Siapa dia? hebat sekali dia bisa bertahan cukup lama di dalam air tanpa memakai peralatan apa pun." Seorang pria yang sepertinya merupakan kepala tim tampak begitu kagum pada Bayu.
"Dia anggota baru kita pak." Seseorang menjawab.
Dalam hati Wulan juga merasa aneh, Bayu sudah sejak tadi di dalam air, bergelut dengan ombak, tapi dia muncul dengan tenangnya seperti habis berendam dalam Bathtub saja. Namun Wulan tetap merasa senang karna pada akhirnya Bayu kembali dengan selamat, juga bocah laki laki dalam gendongan nya.
Bayu lalu menyerahkan bocah tersebut kepada tim untuk di berikan pertolongan pertama, karna sepertinya anak itu meminum banyak air.
"Kerja bagus kawan." Salah satu anggota timnya menepuk nepuk pundak Bayu memberi apresiasi atas penyelamatan yang sudah dia lakukan.
"Terima kasih." Bayu mengangguk sambil tersenyum lalu melangkah mendekati Wulan yang berdiri tak jauh dari kerumunan.
"Kau baik baik saja Bayu?" tanya Wulan sambil mengeringkan Wajah Bayu dengan sapu tangannya.
"Iya, aku baik baik saja, apa kau mengkhawatirkan ku?" Memegang tangan Wulan yang sedang mengelap wajahnya sembari tersenyum jahil.
"Tentu saja aku khawatir, kau kan--" Menghentikan kalimatnya.
"Apa?"
Wulan menggeleng dengan wajah masam.
Aduh, lagi lagi aku keceplosan Bathin nya geram pada diri sendiri.
Bayu lalu menarik Wulan dalam dekapan nya.
"Aku kan kekasih mu, ya kan?" Bayu melanjutkan kalimat Wulan yang terputus tadi, membuat Wulan kikuk lalu membenam kan wajahnya dalam dada bidang Bayu. Seperti biasa Bayu meringis menahan sesuatu, namun kali ini tidak begitu kentara, wajah nya juga tidak sampai berkerut.
Aku memang kesakitan saat menyentuhmu, tapi aku juga tidak bisa berhenti melakukannya, karena aku sangat mencintaimu.
"Ayo ku antar kembali ke hotel, kau ada janji dengan bibi mu kan? ini sudah hampir gelap."
Wulan melepaskan pelukannya lalu mengangguk.
"Tapi celana mu basah, nanti kau kedinginan, aku pulang naik angkutan umum saja." Menolak halus sambil menyerahkan jaket Bayu yang sejak tadi di pegangnya.
Bayu memakai jaket nya lalu menggandeng Wulan menuju motornya.
"Aku tidak akan membiarkan mu pulang sendiri lagi."
Wulan tersenyum mendengar ucapan Bayu sambil terus mengikuti langkah nya.
Mereka tampak begitu Bahagia. Wulan menyandarkan kepalanya ke punggung Bayu saat Bayu mulai menjalan kan motor nya, tangan nya memeluk pinggang Bayu sampai ke perut, gadis itu bahkan tidak peduli kalau pakaiannya jadi sedikit basah karna menempel dengan celana Bayu.
"Terimakasih Bayu, sudah hadir dalam hidup ku," gumam nya lirih sambil mempererat pelukannya.
Di bagian depan, Bayu tersenyum bahagia, sambil tangan kirinya menggenggam jemari Wulan, dia tidak peduli lagi meski harus terus menahan sakit, karena dia hanya ingin bahagia di dekat Wulan, lagi pula Bayu merasa sedikit demi sedikit sakitnya mulai berkurang.
Bersambung.
Hadeeh si Bayu romantis pisan Euy..jadi baper sendiri aku nya. Readers baper gk.?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Junamey Tenda
Bayu Manusia Ikan
2023-06-26
0
🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕
pasti ada sesuatu yg dikorbankan bayu untuk dekat dengan Wulan
2022-01-27
0
Lisa Sasmiati
bikin penasaran terus Thor 😮😎😍😊
2021-12-13
1