Pukul 01.00 dini hari. Wulan terjaga dari tidur nya mendengar ponselnya berdering. Tadi nya ia mengabaikan panggilan tersebut, tapi karna terus berdering akhirnya dengan malas Wulan pun mengangkatnya. Wulan meraba raba ponselnya di atas nakas di samping ranjang nya.
"Hallo?" jawab nya dengan suara yang berat karena menahan kantuk. Hening, tidak ada jawaban dari seberang sana.
"Hallo?" Ulang nya lagi, jika tidak juga di jawab dia berniat akan memutuskan panggilan telfon nya.
"Ya Hallo," Akhir nya si penelpon menjawab.
"Siapa? kenapa malam malam begini menelepon?" ketus Wulan karena merasa istirahatnya terganggu.
"Ini aku Wulan," jawab suara di seberang sana. Wulan merasa mengenali suara itu.
"Bayuu !" pekik Wulan setengah berteriak. Kantuk nya seketika langsung hilang.
"Kau sudah Hapal suara ku rupa nya, bagus lah, jadi aku tidak perlu memperkenal kan diri lagi," ejek Bayu yang membuat Wulan tersipu.
"Kenapa menelepon tengah malam begini Bayu, oh tidak, ini bahkan sudah dini hari." Wulan menyalakan lampu dan melihat jam dinding kamar nya.
"Aku tidak bisa tidur Wulan, aku terus saja memikirkan mu, lagi pula aku kan sudah janji akan menghubungi mu."
Wulan tersenyum mendengar ucapan Bayu, dia semakin tersipu. Entah sudah semerah apa wajah nya saat ini, untung saja Bayu jauh, jadi tidak melihat nya.
"Maaf kalau aku mengganggumu." Bayu merasa bersalah karena telah mengganggu istirahat Wulan.
"Oh tidak masalah Bayu, aku hanya sedikit terkejut tadi." Wulan memperbaiki posisinya dari rebahan menjadi duduk setengah tidur.
Sejujurnya aku sangat senang kau menelfon, walaupun waktunya kurang tepat.
"Maaf, Wulan, aku tidak bermaksud lancang, tapi apakah kita bisa bertemu besok?" Bayu terdengar hati hati saat bertanya.
"Di mana, jam berapa?" Wulan sangat antusias menerima tawaran Bayu.
"Di pantai, saat senja, seperti biasa."
"Baiklah, kebetulan aku masuk sift pagi besok, jadi aku bisa ke pantai sore hari nya."
Bayu senang Wulan menerima ajakan nya, senyum nya mengembang di ujung bibir.
"Memang nya ada apa Bayu?" tanya Wulan penasaran.
"Tidak ada, aku hanya ingin melihat mu, aku--" Menghentikan kalimat nya sejenak. "Rindu," lanjut nya pelan.
Aaaa, saking senang nya rasa nya Wulan ingin berteriak sekencang kencang nya.
Aku juga Bathin nya.
"Ya sudah, lanjut kan lah istirahat mu, aku akan menunggumu besok. Selamat malam, Wulan." Bayu menutup obrolan.
"Se--" Baru akan menjawab, Wulan di kejut kan suara Bibi nya yang mengetuk pintu.
"Wulan, kamu bicara sama siapa nak?"
Wulan terkejut dan refleks mematikan ponsel nya. Dia bahkan tidak sempat mengucap kan selamat malam pada Bayu.
"Ya Bi, Wulan sedang menelepon tadi." Jarak kamar Wulan dan kamar Bibi nya memang tidak terlalu jauh, hanya di pisah kan oleh ruang tengah. Bibinya juga sedang terjaga tadi karena merasa ingin buang air kecil dan sayup sayup mendengar Wulan sedang berbicara.
"Ooh, Bibi pikir kamu sedang berbincang dengan siapa. Ya sudah kamu lanjut kan tidur mu ya, ini sudah malam." Bi Fatma kembali ke kamar nya.
"Baik Bi..!" Wulan berteriak dari dalam kamar.
"Suatu saat akan Wulan kenalkan bayu pada Bibi," gumam Wulan sangat pelan, lalu kemudian merebahkan badan dan melanjutkan tidur dengan hati berbunga.
*****
Waktu akan terasa berjalan lambat saat kita menunggu. Mungkin itulah yang di rasakan Bayu saat ini. Rasa nya Ia sudah cukup lama berdiri di sini, di tepi pantai yang landai. Menanti kedatangan seseorang yang telah mencuri hati nya. Hati? memang nya Bayu punya hati? Tentu saja, setiap makhluk yang masih bisa merasakan cinta berarti dia punya hati bukan?
Berulang kali pria tampan itu menoleh ke belakang, berharap gadis yang di nanti nya sedang berjalan ke arah nya, tapi nyata nya setelah sekian lama menunggu belum juga muncul yang di tunggu.
"Gadis manis, kenapa kau lama sekali," gumam gumam kecil sambil memainkan pasir dengan ujung sepatu nya. Pandangan nya tertuju pada lautan lepas di hadapan nya. Lalu Ia bergumam lagi.
"Ibu, maaf aku belum bisa pulang, aku akan pulang kalau aku sudah mendapatkan gadis itu bu."
"Gadis yang mana?" suara seorang gadis membuyarkan lamunan Bayu.
"Wulan kau sudah datang?" Bayu terkejut melihat Wulan sudah ada di belakang nya, lebih terkejut nya lagi karna dia bahkan tidak menyadari kedatangan Wulan. Biasa nya dia akan selalu tahu keberadaan Wulan, selama gadis itu berada di dekatnya.
Ada apa dengan ku.
"Hai kau melamun?" Wulan mengibaskan tangan nya di depan wajah Bayu.
"Eeh tidak, aku hanya kagum melihat mu."
Sial, kenapa aku jadi gugup begini sih
"Aku?"
"kenapa?"
"Kau cantik." Menjawab sambil tersenyum, berusaha membuang rasa gugup nya, sedangkan Wulan memilih membuang pandangan nya menghindari tatapan Bayu yang membuat jantungnya langsung berdebar.
"Terima kasih," jawab Wulan pelan, sebab saat ini dia juga sama seperti bayu, sedang berusaha mengontrol diri agar tidak salah tingkah.
"Apa kau sudah sampai dari tadi, aku tidak menyadari nya?" Bayu berusaha mencair kan suasana, di samping dia juga penasaran sudah berapa lama Wulan berada di belakang nya.
"Tidak, baru saja, aku ingin langsung menyapa mu tadi, tapi ku lihat kau sedang asyik ngobrol sendiri." Senyum mengejek muncul dari bibir Wulan, membuat Bayu merasa sangat malu, Ia tersenyum kikuk lalu memalingkan kan muka nya sesaat.
***
Satu jam sebelum nya.
Seorang gadis juga tampak sedang gelisah menunggu jam kerja nya berakhir, berulang kali dia melihat jam di pergelangan tangan nya. Sudah sore, tapi tamu hotel masih terus berdatangan, orang yang seharusnya nya menggantikan sift nya juga belum datang, membuat nya terpaksa menunda keinginan nya untuk segera ke pantai.
Di tengah kegelisahan nya tiba tiba ponsel nya berbunyi. Bibinya mengirim pesan.
'Wulan, apa kamu punya waktu sore ini?'
Aduh , bagaimana ini, aku sudah terlanjur janji pada Bayu, apa aku batalkan saja ya rencana ku bertemu dia. Tapi aku juga ingin bertemu Bayu.
Wulan bimbang menentukan pilihan.
'Maaf Bi, Wulan lembur hari ini, mungkin Wulan juga akan pulang terlambat.' Terkirim.
Akhir nya Wulan memilih bertemu dengan Bayu.
'Oh baik lah nak, kamu hati hati ya.' Balas bibi.
'Iya, Bi.' Terkirim.
Wulan menyimpan ponsel nya, sesaat kemudian senyum nya mengembang melihat orang yang seharusnya nya menggantikan sift nya telah datang.
"Akhir nya," gumam nya pelan dan segera berkemas. Seperti nya gadis itu sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan pria yang sudah membuat nya kembali bersemangat menjalani hari.
**
Kembali ke pantai.
"Maaf aku datang terlambat, apa kau sudah dari tadi?" Wulan kembali membuka obrolan.
"Ya begitulah, aku sudah lebih dari satu jam berdiri di sini." Bayu menjawab dengan jujur.
"Tapi tidak masalah, aku bahkan sanggup menunggu lebih lama lagi." Melirik gadis di samping nya.
"Kau ini, suka sekali merayu ya?" Wulan sedikit kesal karna terus terusan di rayu.
"Aku tidak merayu Wulan, aku bicara apa ada nya."
"Ya baik lah, terserah kau saja," jawab Wulan akhirnya karna tidak ingin berdebat.
"Apa kau marah?" Bertanya dengan hati hati,karena melihat raut wajah Wulan yang berubah masam, bicaranya juga agak ketus, dan dia tidak menjawab pertanyaan nya barusan.
"Wulan aku berani bersumpah aku tidak sedang merayu." Bayu benar benar merasa bersalah karna membuat Wulan menjadi tidak nyaman.
"Aku benar benar--"
" Aku tidak Marah Bayu," potong Wulan cepat karna Bayu terlihat panik.
"Aku tidak marah," mengulang ucapan nya. "Aku hanya tidak suka Kalau kau merayuku terus," ucap nya kemudian sambil tersenyum menciptakan lesung di pipi nya yang terlihat sangat jelas di lihat dari samping, dari tempat Bayu berdiri.
"Manis sekali." Saking terpukau nya Bayu sampai tak sadar bergumam sendiri.
"apa?" Wulan seperti mendengar bayu mengucap kan sesuatu, tapi tidak jelas.
"Oh tidak, tidak ada." Menjawab cepat karna tidak ingin di anggap merayu lagi.
"Oh ya Bayu kau belum menjawab pertanyaan ku." Wulan mencoba mengalihkan kan topik untuk mengusir suasana canggung yang sempat tercipta tadi.
"Yang mana?"
"Tadi ku dengar kau bilang kalau kau sudah mendapat kan gadis itu kau baru akan pulang." Menatap Bayu sejenak.
"Memang nya kau sudah lama tidak pulang?Bukan nya kau bilang kalau rumah mu di sekitar sini, dan gadis itu, siapa gadis yang kau maksud itu?"
Rentetan pertanyaan di tujukan Wulan untuk Bayu. Bayu sampai bingung mana yang terlebih dulu mau di jawab, sebenarnya wulan juga merasa tidak enak bertanya seperti itu, tapi dia penasaran.
"Bayu nampak sedang berfikir untuk menjawab pertanyaan Wulan.
"Maaf, Bayu, kalau aku banyak bertanya, kalau kau tidak suka, tidak usah di jawab." Giliran Wulan yang merasa bersalah, tadi dia ingin mengusir situasi canggung, tapi justru malah jadi semakin canggung.
"Aku pasti akan menjawab nya Wulan, tapi tidak sekarang." Sama seperti Wulan yang belum bisa menceritakan masalah pribadi nya, Bayu pun sama, dan Wulan cukup mengerti itu.
Tentu saja, ceritakan padaku kalau kau sudah siap untuk bercerita," jawab Wulan mantap.
Mereka berdua kemudian saling menatap dan tersenyum.
Karna cukup lama berbincang sambil berdiri membuat kaki Wulan terasa pegal. Ia kemudian mengajak Bayu untuk duduk.
"Duduk Bayu, aku lelah berdiri terus." Wulan melepaskan sepatu nya menjadikan nya alas untuk duduk.
"kau bahkan sudah sejak tadi berdiri di sini, memang kau tidak lelah?"
"Bayu tertawa kecil mendengar pertanyaan Wulan, Ia lalu ikut duduk di samping Wulan.
Hari ini akhir pekan, pantai cukup ramai pengunjung, bahkan biasa nya sampai malam masih tetap ramai. Bukan hanya muda mudi, beberapa keluarga lengkap dengan putra putri mereka juga terlihat ikut menikmati akhir pekan di sini. Para pedagang makanan kecil pun tak ketinggalan ikut meramaikan suasana, sambil mencari tambahan penghasilan tentunya.
Tadi nya Wulan berniat pulang seperti biasa saat hari mulai gelap, tapi melihat masih banyak pengunjung lain nya, ia pun mengurungkan niatnya.
"Apa kau ingin makan sesuatu Wulan, ada banyak pedagang makanan di sini kalau akhir pekan." Bayu menunjukan deretan pedagang di sekitar pantai. Cahaya lampu dari lapak mereka membuat pantai terlihat makin terang.
"Boleh." Wulan tertarik dengan Tawaran Bayu.
"Kau mau makan apa?"
"Kacang rebus seperti nya enak Bayu, apa lagi yang masih hangat." Sambil tersenyum menjawab.
Bayu bangkit dari duduk nya, lalu beranjak mencari pesanan Wulan.
"Kau tunggu di sini sebentar ya, aku akan mencari nya," ucapnya sebelum pergi, lalu tangan memegang puncak kepala Wulan lalu mengacak nya pelan. Wulan terkejut dengan gerakan Bayu, tapi entah kenapa dia tidak bermaksud menepis tangan itu. Gadis itu malah justru tersenyum dan mengangguk membalas ucapan Bayu.
Kenapa aku merasa senang ya dia menyentuh kepalaku.
Sementara Bayu sambil berjalan terus memikir kan hal yang sama dengan Wulan.
Kenapa aku seberani itu ya menyentuh kepalanya. dan kenapa aku senang sekali bisa menyentuhnya.
Bayu senyum senyum sendiri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ranny
apakah setelah jadian Wulan akan di bawa ke dasar samudra untuk menemui kedua ortunya Bayu ya...
2024-02-16
0
🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕
semakin dibuat penasaran dgn ceritanya, semangat buat ka author nya
2022-01-27
0
Lisa Sasmiati
tak berhenti aku bertanya siapa Bayu Thor😰😍
2021-12-13
1