Bagian 17

Cinta bisa menembus ruang dan waktu, mungkin ungkapan itulah yang tepat untuk menggambarkan perasaan Nawang wulan saat ini, gadis cantik yang jatuh cinta pada Bayu samudra, pria dari alam yang berbeda.

Meski Wulan sudah berusaha sebisa mungkin untuk menjauhinya, melupakannya dan bahkan membencinya, namun kenyataannya dia justru semakin terjebak dalam jurang cinta yang semakin dalam. Cintanya pada Bayu justru semakin besar, semakin dalam, dan baik dia ataupun Bayu sudah tak mampu menghentikannya lagi, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk tetap bersama, tak peduli apapun yang akan di lalui dan seberat apapun rintangan yang menghadang.

Mari kita lihat sekuat apa mereka mampu bertahan, pada cinta yang tidak masuk akal itu, yang bahkan sulit di terima oleh nalar.

***

Hari ini gadis berwajah lembut itu keluar dari kamarnya dengan hati riang dan wajah cemerlang. Menyapa Bibinya dengan senyum mengembang, tentu Bibi heran bercampur senang melihat keponakan cantiknya itu terlihat sangat bahagia, dan Bibi mengambil kesimpulan bahwa yang telah membuat suasana hati Wulan kembali membaik adalah Damar, sebab tadi malam Wulan dan Damar pergi berdua dan pagi harinya Wulan terlihat sangat gembira. Wajar saja jika Bibi berfikiran seperti itu.

Tak hanya Bibi Fatma, Maya sahabatnya pun melihat rona bahagia di wajah Wulan, namun Maya lebih bisa menerka apa yang terjadi.

"Kau terlihat bahagia sekali Wulan, apa yang membuatmu sebahagia itu, apa kau sudah berbaikan dengan Bayu?" tanya Maya pagi ini di tempat mereka biasa bekerja

"Apa aku terlihat sebahagia itu, sampai kau bisa menebaknya?" Wulan balik bertanya.

"Yah, di wajahmu itu seperti tercetak wajah Bayu yang sedang tersenyum." ledek Maya

Wulan cemberut mendengar jawaban Maya tapi tak urung dia tertawa juga.

"Apa tebakan ku benar?" tanya Maya lagi.

"Hmm." Wulan mengangguk

"Baguslah, jadi aku tidak perlu lagi melihat wajah murung mu itu."

"Mayaaa!" teriak Wulan kesal karena di ledek terus oleh Maya, dan Maya malah justru tertawa puas bisa menggoda Wulan.

"Aku akan ke pantai sore ini, apa kau mau ikut?"

"Apa kau akan merayakan bersatunya kembali cinta kalian?" Meski pertanyaan Maya di bumbui kalimat sarkas namun dia tetap memperlihatkan raut wajah bergurau.

"Kau ini," Wulan memukul pelan pundak Maya. "Aku hanya ingin bermain di pantai, pasti menyenangkan, apalagi ini akhir pekan, pantai pasti ramai."

"Bersama Bayu? lalu aku?"

"Ya kita bertiga," jelas Wulan.

"Ayolah, May ... " Wulan mengatupkan kedua tangannya di depan dada.

"Yah baiklah," jawab Maya akhirnya.

"Tapi kau tidak akan meninggalkan aku sendirian kan di sana?"

"Tidak akan, aku janji." Wulan mengangkat jari tengah dan telunjuknya.

"Baiklah." Maya mengangguk mengiyakan

***

Berbagi kebahagian dengan orang terdekat, itulah yang ingin di lakukan Wulan saat ini, Ia ingin tak hanya dia dan Bayu yang merasakan kebahagiannya, tapi juga Maya sahabatnya. Sahabat yang selalu ada dalam setiap suka dan dukanya, sahabat yang selalu bisa mengerti dirinya.

Sebenarnya dia juga ingin mengajak bibinya bermain di pantai, sekaligus mengenalkan Bayu, tapi takut bibinya menolak karena pantai sepertinya bukan tempat bermain yang cocok untuk orang seumuran bibi, namun Wulan berjanji suatu saat pasti akan mengenalkan Bayu pada bibi di tempat dan waktu yang tepat.

Seperti yang Wulan katakan di akhir pekan ini pantai memang cukup ramai, aktifitas wisata di tempat ini meningkat hampir seratus persen.

Tampak kerumunan orang memenuhi area sekitar pantai. Wulan dan Maya pun sudah sampai di sana, tapi mereka hanya memilih duduk duduk di bibir pantai, menikmati senja yang sudah mulai menyapa, beralaskan selembar kain khusus untuk duduk di pantai yang sengaja Wulan bawa dari rumah. Bayu belum nampak bergabung bersama mereka.

Setiap akhir pekan pantai memang selalu ramai, bahkan hingga malam hari, namun saat hari hari biasa jarang ada aktifitas di pantai ini saat malam.

"Di mana bayu, aku tidak melihatnya?" tanya Maya sambil celingukan mencari

"Belum datang, mungkin masih dalam perjalanan."

"Tapi kau sudah membuat janji dengannya kan?"

Wulan menggeleng. "Belum."

"Apa ! jadi kau belum membuat janji? kalau dia tidak datang bagaimana?" Maya kembali bertanya.

"Pasti datang," jawab Wulan yakin.

"Hari ini kan akhir pekan, pengunjung ramai dan penjaga pantai juga pasti datang."

"Ya benar, dia kan penjaga pantai, saat hari hari biasa saja pasti mereka ada di pantai, apalagi kalau sedang ramai begini," Sahut Maya membenarkan ucapan Wulan, namun tiba tiba Maya ingat akan sesuatu

Tapi kemaren kan temannya bilang kalau Bayu sedang mengunjungi ibunya dan baru akan kembali besok.

Bathin Maya, namun dia tidak mau mengatakan pada Wulan soal itu, karna dia tidak ingin Wulan tahu kalau kemarin dia mencari Bayu.

"Coba kau hubungi Bayu dulu, siapa tahu dia sedang ada keperluan jadi tidak bisa datang." Maya mencoba memberi saran namun langsung di tolak mentah mentah oleh Wulan.

"Tidak perlu." Wulan menggeleng.

"Itu dia Bayu sudah datang." Wulan menunjuk seorang pria tampan yang sedang berjalan ke arah mereka.

Pandangan Maya mengikuti arah telunjuk Wulan, dan memang benar, Bayu sudah datang dan sudah hampir sampai di tempat mereka.

Bayu memang sangat tampan, wajar kalau Wulan tergila gila padanya. Bathin Maya lagi mengagumi kekasih temannya itu.

Wulan berdiri menyambut kedatangan Bayu sembari tersenyum manis yang membuat Bayu menjadi gemas dan tidak bisa menahan diri untuk memeluk gadis cantiknya itu. Wulan pun menyambut hangat pelukan Bayu, sedangkan Maya hanya bisa menelan saliva sambil memalingkan muka tak ingin melihat adegan romantis itu.

"Kau menungguku?" tanya Bayu setelah melepaskan pelukannya.

"Hmm." Wulan hanya mengangguk lalu mengajak Bayu untuk ikut bergabung bersamanya dan juga Maya.

"Kau bersama Maya rupanya," kata Bayu sambil tersenyum pada Maya.

"Eh iya Bayu, ternyata kau masih mengingat ku, ku pikir sudah lupa," jawab Maya ber basa-basi-

"Tentu, kau kan sahabat Wulan, orang yang sangat ku cintai." Bayu menatap Wulan penuh cinta, membuat Maya kembali memalingkan muka, jiwa jomblonya terasa di cabik-cabik melihat kemesraan mereka. Ingin rasanya dia menggaruk-garuk pasir di depannya untuk mengusir rasa jengah nya.

"Tapi maaf, Wulan dan juga Maya, aku tidak bisa berlama lama di sini. Aku harus berpatroli, teman teman ku sudah menunggu ku," ujar Bayu tanpa mengalihkan pandangan nya dari Wulan.

"Oh tidak masalah, tenang saja, aku akan menemani Wulan di sini, ya kan Lan?" Maya meminta persetujuan Wulan.

Baguslah kalau kau pergi, jadi aku tidak perlu melihat kemesraan kalian lagi.

"Iya Bayu pergilah, aku akan bersenang senang dengan Maya di sini," sahut Wulan sambil tersenyum, meski sebenarnya dia masih ingin berlama lama dengan Bayu, tapi dia tidak ingin menahannya pergi.

"Kalau semuanya aman aku pasti akan secepatnya kembali ke sini," kata Bayu seolah mengerti isi hati Wulan.

"Iyaa, pergilah," ucap Wulan lagi.

Bayu baru akan beranjak dari tempat itu, namun sebuah suara menghentikan gerakannya.

"Bayuu!" panggil seorang pria sambil berjalan mendekat. Sontak Bayu, Wulan dan Maya menoleh bersamaan.

Ardian. Bathin Maya mengetahui siapa yang datang.

"Kau menyusul ku? padahal aku baru akan kembali," ucap Bayu setelah pria itu sampai di depan mereka.

"Kau terlalu lama Bayu,"

"Aku terlalu lama atau kau sebenarnya hanya ingin tahu kekasihku?"

"Keduanya, hehehe." Pria itu meringis malu karena maksud dan tujuannya sudah di ketahui oleh Bayu.

"Yang mana kekasihmu yang ini atau yaang --" pria itu menghentikan ucapannya saat melihat Maya.

"Kau, Maya kan?"

"Kau mengenalnya?" sebelum Maya sempat menjawab Bayu sudah terlebih dahulu bertanya dengan nada heran, Wulan juga terkejut meski tidak ikut bertanya.

"Ya, aku mengenalnya, oh iya aku lupa memberitahumu, kemarin sore dia mencari mu," jelas pria itu atau yang tidak lain adalah Ardian, kepala tim penyelamat di pantai ini.

"Kau mencarinya?" kali ini Wulan yang bertanya dengan nada heran.

"Ada apa mencari ku?" Bayu ikut ikutan bertanya, sedangkan Maya tampak menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, ia merasa kikuk karena ketahuan mencari Bayu.

Yah ketahuan deh.

"Hey jangan melihatku seperti itu?" ketus Maya karena merasa pandangan Wulan dan Bayu sangat mengintimidasi.

"Aku mencari Bayu karena ingin mencari tahu kenapa kalian bisa berpisah." Maya memandang Bayu dan Wulan bergantian.

"Aku sedih melihat Wulan begitu terpuruk pasca berpisah darimu Bayu, itulah sebabnya aku mencari mu, tapi aku lega akhirnya kalian bersama lagi, meskipun aku belum sempat tahu apa masalahnya," jelas Maya panjang lebar.

Wulan yang terharu mendengar penjelasan Maya langsung memeluk Maya.

"Mayaa, terimakasih kau sudah sangat peduli padaku, kau memang sahabat terbaikku."

"Yaa, aku tahu itu, sudahlah, yang penting sekarang kau sudah bahagia." Maya menepuk-nepuk pundak Wulan lalu melepaskan pelukannya.

Ardian yang sedari tadi hanya jadi penonton diam diam mengagumi kepedulian Maya terhadap sahabatnya.

Gadis ini ternyata baik sekali.

"Oh ya Bayu." Tiba tiba Maya teringat sesuatu.

"Ardian bilang kau sedang mengunjungi ibumu dan baru kembali besok, kenapa sekarang kau sudah ada di sini?"

Bayu memandang Maya sekilas lalu menjawab.

"Yah seharusnya aku memnag baru kembali besok, tapi aku sudah sangat rindu pada Wulan, jadi aku mempercepat kepulangan ku." Bayu mendekati Wulan lalu mengacak puncak kepalanya.

Ardian dan Maya yang melihat kejadian itu lagi lagi hanya bisa memalingkan muka. Maya bahkan sampai menggerutu karena kesal.

"Akh ya Tuhan, kalian benar benar menyiksaku."

Sementara Ardian menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keromantisan Bayu dan tingkah konyol Maya.

Bayu itu ternyata romantis juga, dan Maya, gadis itu selain baik juga ternyata kocak. ucap Ardian dalam hati

Semakin sore pantai semakin ramai, dan itu membuat Bayu dan Ardian harus segera melakukan tugas mereka.

"Baiklah Bayu waktumu habis, ayo kita berpatroli, teman teman pasti sudah menunggu kita."

"Baiklah, ayo," jawab Bayu lalu berpamitan pada Wulan, di susul Ardian yang juga berpamitan pada Maya dan Wulan.

"Kami pergi dulu ya, Maya dan juga Wulan." Pamit Ardian kemudian berjalan mensejajari langkah Bayu yang sudah melangkah terlebih dahulu.

Wulan dan Maya mengangguk bersamaan.

Meskipun tanpa Bayu, Wulan tetap menikmati indahnya senja di tepi pantai dengan riang, ada Maya sahabatnya yang menemaninya menghabiskan waktu, mereka berlari lari kecil menyusuri pantai sambil sesekali bermain air. Sampai saat mentari telah benar benar tenggelam, Maya memutuskan untuk pulang sedangkan Wulan tetap setia menikmati keindahan pantai, sambil menunggu Bayu tentunya, tadi dia sudah meminta izin pada bibinya untuk berakhir pekan bersama Maya dan akan pulang malam.

Setelah Maya pulang, Wulan mendudukkan badannya kembali di atas pasir sambil menikmati beberapa makanan ringan yang ia beli bersama Maya tadi. Gadis itu memperhatikan orang orang di sekitarnya yang tampak begitu bahagia bersama keluarga mereka, dia membayangkan kalau keluarganya sebahagia itu. Ya, keluarganya memang bahagia, tapi jika tanpa dia.

"Huff." Wulan membuang nafasnya kasar, mencoba mengusir bayang bayang kelam dalam hidupnya, gadis itu terhanyut dalam lamun nya sampai sampai tak sadar kalau orang yang di tunggunya sudah berada di dekatnya.

"Wulan." Bayu menyentuh lembut pundak Wulan, dia tidak ingin Wulan merasa terkejut meskipun gadis itu tetap saja terkejut melihat kehadiran Bayu yang tiba tiba.

"Bayu?" Wulan menoleh, Bayu sudah berada beberapa centi di belakangnya.

"Kau selalu membuatku terkejut, kenapa kau selalu muncul tiba tiba?" tanya Wulan sedikit kesal.

"Aku tidak muncul tiba tiba, aku berjalan seperti biasa tadi, bukan melesat." Bayu berusaha membela diri.

"Kau sedang melamun tadi, jadi tidak sadar kalau aku sudah di sini."

"Aku tidak melamun, aku hanya termenung."

"Apa bedanya cantik?" Bayu mencubit hidung mancung Wulan dan tentu saja membuat pemilik hidung mancung itu melotot kesal, namun ekpresi kesal Wulan justru memancing gelak tawa Bayu.

Bayu lalu maju beberapa centi dan duduk tepat di samping Wulan.

"Kau terlihat sedih, apa yang kau pikirkan?" Bayu membelai rambut panjang Wulan.

"Tidak ada, aku sudah tidak sedih sekarang, selama ada kau di dekatku." Wulan menyandarkan kepalanya di pundak Bayu. Bayu tersenyum, sangat senang mendengar ucapan dan sikap manja Wulan.

"Apa ini tentang keluargamu? ayo ceritakan padaku."

"Kau tidak tahu? biasanya kau selalu tahu tentang banyak hal." Wulan balik bertanya.

Bayu menggeleng. "Tidak, Wulan, mengetahui masa lalu seseorang itu di luar batas kemampuanku, aku hanya tahu kau bermasalah dengan keluargamu, tapi apa persisnya itu, aku tidak tahu."

"Ini terlalu menyakitkan Bayu, aku takut tidak kuat menceritakannya."

Bayu mengangkat kepala Wulan dari bahunya, lalu memegang kedua pipinya, mereka saling berhadapan sekarang.

"Tenang saja, ada aku di sini, ayo bicaralah, kau pasti lega kalau sudah menceritakannya." Bayu membuka lebar kedua kakinya dalam posisi menekuk lalu menuntun Wulan untuk duduk di tengah tengah antara kedua kakinya.

Wulan mendongak menatap Bayu sehingga membuat keningnya menempel di bibir Bayu, lalu sebuah kecupan mendarat di keningnya. Wulan tersenyum mendapat perlakuan semanis itu dari Bayu, setelah itu dia menyandarkan tubuhnya di dada bidang Bayu, dengan posisi senyaman itu, sepertinya Wulan siap untuk bercerita.

Di hadapan lautan lepas, di bawah sinar rembulan dan di dalam pelukan Bayu, Wulan memulai ceritanya.

Bersambung...

Jangan lupa buat yang sudah singgah, mohon dukungannya. Like, komen, vote, bintang, apapun itu, penulis sangat berterimakasih.

Terpopuler

Comments

🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕

🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕

baca bayu n wulan berasa muda inget jaman pacaran dulu,rindu menggebu klo pas jauhan

2022-01-27

0

Lisa Sasmiati

Lisa Sasmiati

ooh bikin baper aja deh😮😍😍

2021-12-21

0

Rose Kanam

Rose Kanam

mesrax bikin iri hehehehe

2020-09-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Pengumuman
120 Pengumuman Novel baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Pengumuman
120
Pengumuman Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!