Setelah kepergian kakaknya, sudah bisa di bayangkan bagaimana nasib Wulan selanjutnya. Ia menjalani hari hari penuh derita dan air mata. Ayah dan ibunya semakin membencinya, Ia kerap menjadi sasaran kemarahan atas semua masalah yang di hadapi orang tuannya, dan tidak boleh ada kesalahan sekecil apapun dari Wulan atau dia akan mendapatkan makian yang menyakitkan dan bahkan tak jarang juga mendapat pukulan.
Hanya Bibi pengasuh lah satu satunya orang yang selalu menyayanginya, meski tak bisa selalu melindungi dari kemarahan orang tuanya, tapi setidaknya bisa selalu menjadi penenang dengan pelukan dan kasih sayangnya.
Kurang lebih satu setengah tahun setelah kehilangan putra tercintanya ibunda Wulan kembali melahirkan seorang putri. Tepat saat kehamilan dan kelahirannya, usaha yang di rintis orang tua Wulan mulai lagi dari nol itu mulai membuahkan hasil yang maksimal, bahkan sudah meningkat dengan pesat, sehingga membuat mereka beranggapan bahwa kehadiran anak ketiganya membawa keberuntungan bagi mereka.
Sedangkan bagi Wulan, Ia sangat berharap adiknya bisa menjadi teman sekaligus orang yang bisa mengobati semua derita yang di terimanya, tapi harapan Wulan hanya tinggal harapan, orang tuanya bahkan tidak mengijinkan Wulan untuk terlalu dekat dengan adiknya, dengan alasan tak ingin terjadi sesuatu yang buruk seperti yang terjadi pada kakak dan neneknya.
Semakin beranjak besar adik Wulan juga semakin menunjukan sikap antipati nya terhadap Wulan, mungkin dia meniru sikap orang tuanya terhadap kakak perempuannya itu.
Menerima semua perlakuan buruk keluarganya tak membuat Wulan berkecil hati, ia tetap selalu berusaha menyayangi keluarganya, meski pernah juga saat dia beranjak dewasa dia dan benar benar merasa tersakiti oleh sikap orang tua dan adiknya. Wulan sempat ingin meninggalkan rumah dan pergi ke tempat bibi Fatma, karena bibi Fatma juga sudah kerap menawarkan Wulan untuk ikut dengannya, namun Wulan mengurungkan niatnya karena walau bagaimanapun mereka adalah keluarganya.
Wulan berharap suatu saat sikap mereka akan berubah dan bisa menyayangi Wulan layaknya keluarga, lagi pula masih ada bibi pengasuh yang selalu menjaga dan menyayanginya.
Namun Lagi lagi harapan Wulan tak kunjung jadi nyata, alih alih menyayangi mereka justru semakin membenci Wulan apalagi setelah bibi pengasuh meninggal karena sakit, mereka menjadikan Wulan seperti pembantu di rumahnya sendiri. Sungguh miris nasibmu Wulan.
Sebelum pergi bibi pengasuh berpesan kepada Wulan untuk pindah saja ke tempat bibi Fatma. Awalnya Wulan tidak menghiraukan perintah itu, namun karena sudah tidak tahan dengan sikap keluarga nya akhirnya Wulan pun pindah ke tempat bibi Fatma, toh sudah tidak ada lagi yang menyayangi Wulan di tempat itu, begitu pikir Wulan, dan niatnya untuk pindah ke tempat bibi di sambut baik oleh keluarganya, sepertinya mereka senang sekali kalau Wulan pergi.
****
"Yah begitulah cerita nya, akhirnya aku pindah ke tempat ini dan bertemu dengan orang orang yang menyayangiku, salah satunya Bayu Samudra." Wulan menoleh menatap Bayu yang sejak tadi setia mendengarkan, dan tanpa Wulan sadari ternyata sejak tadi Bayu juga sedang menatap Wulan, Bayu menyeka air mata yang menetes di pipi Wulan.
"Terimakasih sudah mau berbagi dengan ku. Setelah ini aku harap kau tidak akan bersedih lagi." Bayu menggenggam jemari Wulan.
"Aku akan menggantikan kakak dan bibi pengasuh mu untuk selalu menjaga dan menyayangi mu." Merengkuh Wulan dalam pelukannya dan mengusap rambut panjang Wulan dengan lembut, Wulan mengangguk dalam pelukan Bayu.
"Hei ngomong ngomong ini sudah larut malam, Wulan." Bayu memandang ke sekeliling pantai, sudah tidak ada satu orang pun di sana, warung warung kecil di pinggir pantai pun sudah tutup.
"Iya benar." Wulan melepaskan diri dari pelukan Bayu.
"Aku terlalu asyik bercerita sampai tidak sadar kalau malam sudah larut." Mengambil tas lalu berdiri.
"Ayo kita pulang." Ajaknya pada Bayu namun Bayu justru menarik tangan Wulan sehingga Wulan terduduk di atas pangkuannya.
"Bayuu, apa ini, kenapa kau menarik ku?"
"Apa kau tahu ini sudah jam berapa?"
Mendengar ucapan Bayu, Wulan langsung mengambil ponsel di tasnya dan terkejut saat menyadari waktu telah menunjukan pukul dua belas malam.
"Ya ampun sudah tengah malam, aduh bagaimana ini, bibi pasti cemas menungguku," ucap Wulan panik.
"Bibi mu pasti sudah tertidur, buktinya dia tidak menelfon mu." Bayu mencoba menenangkan.
Wulan kembali melihat ponselnya
"Iya benar, tidak ada panggilan ataupun pesan, mungkin bibi sudah tidur." Wulan merasa sedikit lega.
"Tapi aku tetap harus pulang Bayu, apa kata bibi nanti kalau aku sampai tidak pulang?" ucap Wulan kembali cemas kalau bibinya pasti akan khawatir sekaligus marah, namun bukannya menjawab pertanyaan Wulan, Bayu justru memeluk Wulan yang ada di pangkuannya.
"Tetap lah di sini, aku masih ingin memelukmu."
Wulan terdiam mendengar ucapan Bayu, dia seperti terhipnotis oleh suara lembut milik pria itu.
"Wulan."
"Hmm."
Bayu melepaskan pelukannya, lalu merapikan rambut yang menutupi kening wulan.
"Tidurlah dengan ku malam ini, aku akan membawamu ke suatu tempat yang sangat indah dan nyaman."
"Apa !" Wulan terkejut bukan main mendengar ucapan Bayu.
"Tidur denganmu, apa kau sudah gila, Bayu. Bagaimana bisa kau menyuruhku tidur denganmu?" protes wulan sedikit kesal.
"Maaf Wulan, aku hanya ingin menghabiskan malam ini dengan mu, tapi kalau kau keberatan ya sudah tidak apa apa, aku akan mengantarmu pulang," ujar Bayu sambil tersenyum, namun raut kecewa tetap terlihat dari wajahnya.
"Bukan begitu, bayu. Aku hanya takut kalau bibi marah ataupun khawatir kalau aku sampai tidak pulang."
"bibi mu tidak akan tahu kalau kamu tidak pulang."
"Maksudmu?" tanya Wulan tidak mengerti,
Namun lagi lagi Bayu tidak menjawab pertanyaan Wulan, Bayu justru membopong Wulan dengan cepat dan membawanya melesat dari tempat itu. Wulan bahkan tidak sempat bertanya karena saking terkejutnya.
Bayu menurunkan Wulan di atas puncak bukit tak jauh dari pantai, hanya Butuh beberapa detik untuk Bayu sampai ke tempat itu, Wulan sendiri masih tampak terkejut dengan apa yang baru saja di alaminya, ia merasa seperti di bawa terbang oleh Bayu, gadis itu menatap Bayu dengan tatapan bingung.
"Kita di mana?" tanya Wulan setelah terdiam beberapa saat.
"Kita di puncak bukit, kau lihat itu?" Bayu menunjuk lautan lepas yang ada di hadapan mereka.
"Itu Laut yang biasa kita datangi, dan itu." Kali ini Bayu menunjuk ke arah kanan dari tempat mereka berdiri. "Itu kota tempat tinggal mu, indah bukan?"
Wulan membelalakkan matanya tak percaya, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling nya, dan di situlah dia baru menyadari kalau saat ini Ia berada di ketinggian, persis seperti yang di ucapkan Bayu.
"Bayu aku tidak sedang bermimpi kan? Ini indah sekali Bayu." Wulan tampak sangat kegirangan menyaksikan apa yang ada di hadapannya atau lebih tepatnya di bawah sana, hamparan lautan lepas dengan pendar cahaya lampu dan juga sinar bulan purnama yang sangat indah, kebetulan malam ini memang malam bulan purnama, bulan dengan ukuran penuh memancar dengan terangnya, membuat Wulan bisa melihat apa yang ada di sekelilingnya, di tambah lagi cahaya dari lampu lampu di sekitar kota tempatnya tinggalnya membuat keindahan malam ini begitu nyata, apalagi jika di lihat dari ketinggian, sungguh luar biasa indahnya.
"Kau suka?" Bayu mendekati Wulan yang masih terpukau.
"Hm, sangat suka, aku tidak menyangka bisa sampai ke tempat ini, bukit ini juga merupakan salah satu icon kota ini ... akhh, indah sekali." Wulan memutar badannya sambil tertawa senang dan Bayu yang melihat kebahagiaan Wulan pun ikut senang.
"Senang bisa membuatmu Bahagia Wulan," ucapnya sambil terus memperhatikan Wulan dan Wulan yang mendengar ucapan Bayu pun langsung berlari memeluknya.
"Terimakasih sudah membawaku ke tempat ini, bisik nya pelan di telinga Bayu.
"Tapi ini tidak gratis, Wulan." sahut Bayu dengan seringai licik yang di buat buat.
"Maksudmu kau minta upah?"
"Tentu saja," jawab Bayu mantap.
"Apa upahnya?" tanya wulan penasaran, Ia melepaskan diri dari pelukan Bayu, udara malam di ketinggian ini mulai terasa menusuk kulitnya, membuat ia merasa kedinginan.
"Seperti yang kubilang tadi, kau harus menghabiskan malam ini bersama ku." Bayu membuka jaketnya lalu kemudian baju kemejanya sehingga membuatnya menjadi bertelanjang dada. Wulan yang melihat itu sontak langsung panik ia mundur beberapa langkah dari hadapan Bayu.
"Baiklah, aku akan menemanimu malam ini, tapi tolong jangan lakukan apapun," ucap Wulan khawatir namun Bayu sepertinya tidak menghiraukan ucapan Wulan, ia justru melangkah mendekati Wulan.
"Jangan mendekat Bayu, aku Mohon ... " pinta Wulan yang sudah benar benar merasa khawatir, namun lagi lagi Bayu tidak menghiraukannya dan malah menarik tangan wulan ke dalam pelukannya, lalu kemudian memakaikan jaket miliknya ke tubuh Wulan.
Apa yang di lakukan oleh Bayu ternyata sangat bertentangan dengan apa yang ada di pikiran Wulan, gadis itu berfikir Bayu akan macam macam terhadapnya, tapi ternyata ?
"Jadi kau hanya ingin memakaikan jaket untuk ku," tanya Wulan merasa lega sekaligus bingung.
"Tentu saja, memangnya apa yang akan ku lakukan, aku tahu kau kedinginan, itulah sebabnya aku membuka jaketku."
"Aku pikir kau akan ... akh sudah lah, lupakan." Wulan mengibaskan tangannya ke udara.
"Lalu kenapa kau juga melepaskan bajumu?" tanya Wulan lagi agak sedikit ketus.
"Oh ini." Bayu meletakan baju nya di atas rerumputan. "Ini untuk alas duduk kita," jawabnya polos sambil tersenyum membuat Wulan merasa kikuk karena sudah sempat berfikiran macam macam.
"Kau membuatku takut Bayu," ucap Wulan sambil menunduk malu.
"Hei apa yang kau takutkan, apa kau pikir aku akan macam macam padamu?" Memegang kedua pipi Wulan dan memaksa Wulan melihat mukanya. Wulan mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Bayu.
"Tenanglah, kan sudah ku bilang aku tidak akan melakukan apapun padamu, aku akan melindungi mu, bahkan dari diriku sendiri." ucap Bayu meyakinkan.
Wulan memegang tangan Bayu yang sedang memegang pipinya.
"Lalu bagaimana jika aku yang menginginkannya?" kali ini pertanyaan Wulan yang justru membuat Bayu terkejut, namun ia berusaha untuk tetap tenang, dia tahu apa yang Wulan maksud, da sadar kekasihnya hanyalah manusia biasa yang terkadang tak bisa menahan diri. Bayu melepaskan tangannya dari pipi Wulan
"Itu tetap tidak akan terjadi," ucap Bayu yakin
"jika aku melakukannya sebelum waktunya. Kau akan sangat tersakiti, kau bahkan bisa saja tiada, dan sumpah demi apapun aku tidak mau itu terjadi, aku tidak mau kau tersakiti, apalagi oleh diriku sendiri," jelas Bayu begitu meyakinkan membuat Wulan akhirnya luluh dan mempercayai Bayu sepenuhnya.
"Maafkan aku aku karna telah berfikir buruk tentang mu." Kali ini Wulan yang menyentuh pipi Bayu dan Bayu pun mengangguk sambil mengusap kepala Wulan.
"Duduklah." Bayu menuntun Wulan untuk duduk di atas pakaian yang sudah di bentangkan nya di atas rumput, kemudian iapun ikut duduk di belakang Wulan dengan kedua kakinya mengapit tubuh Wulan, membuat Wulan merasa hangat meskipun berada di ketinggian.
"Apa kau tidak dingin, Bayu. Kau kan tidak pakai baju?"
"Hei, kau lupa siapa aku, aku kan Bayu samudra, aku tidak akan merasa dingin meski tidak memakai apapun." Tersenyum jahil lalu Melingkarkan tangan nya di depan Wulan dengan bertumpu pada lututnya sendiri.
Wulan mendongak menatap Bayu lalu menyandarkan kepalanya ke dadang Bidang Bayu.
"Jangan menggodaku," ucapnya sambil cemberut membuat Bayu menjadi gemas lalu mencubit hidung Wulan sambil tertawa.
"kalau kau mengantuk tidurlah, aku akan menjagamu."
"Kita akan tidur beratapkan langit malam?" tanya Wulan meski sebenarnya sudah tau jawabannya.
"Ya, langit malam dan juga bulan bintang." Bayu menambahkan. Mereka kemudian sama sama mendongak menatap langit malam dengan segala keindahannya.
Wulan begitu menyukai ini, bermalam bersama orang yang di cintai nya di atas puncak bukit yang sangat tinggi, sungguh luar biasa bagi Wulan, Ia begitu menikmatinya sampai ia terlelap dalam pelukan Bayu yang hangat.
Bersambung..
Buat yang sudah singgah pliss tinggalin jejaknya,karena itu merupakan suntikan semangat buat author untuk bisa melanjutkan kisah ini. Terimakasih sebelum nya 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ranny
ini baru namanya pacaran yg sehat tanpa neko² 👍☺️
2024-02-16
0
Lisa Sasmiati
waooow dunia serasa milik Bayu dan Wulan 😍😍🥰🥰🤭
2021-12-21
0
Zia
aku mampir kak, jangan lupa mampir ya ❤
2021-12-04
0