Bagian 14

Sesuai janjinya, sepulang kerja Wulan menemui Bayu di pantai. Saat ini gadis itu sudah berdiri di bibir pantai memandangai lautan lepas yang entah di mana ujungnya. Kebetulan cuaca hari ini tidak terlalu panas atau bahkan boleh di bilang mendung, jadi Wulan tidak takut kulitnya akan terpanggang sinar matahari.

Tak sampai sepuluh menit menunggu sosok yang di tunggu sudah nampak berjalan menghampiri Wulan dari arah kanan nya.

Bayu berjalan di antara genangan air yang sesekali mengenai kakinya membuat celananya menjadi sedikit basah, senyum mengembang mengiringi langkah kaki pria tampan itu.

Wulan menatap Bayu tanpa ekspresi, tidak ada lesung pipi yang tercipta seperti biasanya saat iya melihat Bayu.

"Hay, kau sudah dari tadi?" tanya Bayu begitu sampai di dekat Wulan. Sebenarnya dia tahu kalau Wulan baru datang, tapi itu hanya basa basinya saja untuk membuka obrolan supaya tidak terlalu canggung, apalagi melihat air muka Wulan yang sepertinya sedang tidak bersahabat.

"Tidak, aku baru datang," jawabnya tanpa melihat ke arah Bayu, tatapannya tetap lurus menghadap laut.

"Wulan, aku--" Bayu baru akan memulai bicara namun Wulan susah langsung memotong.

"Siapa kau sebenarnya?" kali ini Wulan menoleh menatap Bayu, namun tatapannya tajam seperti menyimpan kemarahan.

"Akan ku ceritakan semuanya, kau mau kan mendengarkan sampai aku selesai bicara?" Bayu tetap berusaha bersikap lembut, meski Wulan sudah seperti hendak mengeluarkan taringnya.

"Aku kesini memang untuk itu, cepat katakan, jangan buang buang waktuku," ucap Wulan masih dengan nada ketus.

"Baiklah, namaku memang Bayu Samudra." Bayu memulai ceritanya.

"Aku berasal dari Istana bawah laut, kau dan orang orang mungkin tidak bisa melihat itu, meskipun kalian berada di dalam laut." Bayu berhenti sejenak.

"Duduklah, ceritaku mungkin panjang, dan kau mungkin akan lelah jika mendengarkannya sambil berdiri." Bayu memberikan Jaketnya sebagai alas dan Wulan hanya menurut saja tanpa bersuara. Mereka duduk berdempetan karna memang alas yang mereka pakai tidak terlalu lebar.

Bayu lalu merangkul Wulan dan meletakan tangannya di pundak Wulan, namun Ia segera menarik kembali tangannya karna melihat Wulan sepertinya tidak suka akan sikapnya, gadis itu melirik Bayu dengan lirikan tajam seolah mengatakan 'Tolong kondisikan tanganmu Bayu.'

"Aku memang sering keluar dari dalam laut saat hari mulai petang." Bayu memulai lagi ceritanya.

"Aku suka melihat orang orang yang tampak begitu bahagia menikmati senja di tepi laut, tapi aku tidak pernah mengganggu mereka, pun tidak pernah menampakan diri di depan mereka, kecuali kalau mereka membuat ulah di sini."

"Seperti?" tanya Wulan memotong cerita Bayu.

"Yah seperti melakukan hal hal mesum di luar batas, kau tahu kan apa maksudku?"

"Tentu, aku bukan anak kecil." Wulan menjawab cepat, membuat Bayu melirik gadis di sampingnya sambil tersenyum.

"Lalu?" Wulan tidak sabar ingin mendengar kelanjutan cerita Bayu.

"Lalu aku menakuti mereka dengan membuat benda benda di sekitar mereka seolah olah bergerak sendiri. Tentu itu akan membuat mereka lari ketakutan dan membatalkan niat mesum mereka." Bayu terkekeh membayangkan kejadian yang sering di alaminya itu, Wulan pun sedikit tersenyum namun bayu tidak bisa melihatnya.

"Sampai suatu hari, aku melihat seorang gadis cantik sedang mematung di tepi laut, dengan tatapan penuh luka seperti sedang menyimpan beban berat." Bayu melirik Wulan, pun sebaliknya Wulan juga melirik Bayu, Wulan tahu gadis yang di maksud itu pasti dirinya.

"Jujur saja aku terpesona dengan kecantikan gadis itu, aku terus saja menatapnya, sampai aku tak sadar kalu ternyata gadis itu bisa melihatku. Aku baru tersadar saat ponselmu berbunyi, aku langsung lari agar kau tidak lagi bisa melihatku."

"Lari? bukanya Waktu itu kau menghilang?" Wulan mengerutkan keningnya, mengingat kejadian saat pertama kali bertemu Bayu.

Bayu menggelengkan kepalanya.

"Selama ini aku tidak menghilang Wulan, aku hanya lari, lebih tepatnya melesat secepat kilat, jadi seolah olah seperti menghilang."

"Oh ya Wulan, sampai sekarang aku masih tidak tahu kenapa kau bisa melihatku, padahal orang lain tidak bisa, kecuali aku memakai cincin ini." Bayu menunjukan cincin di jari tengahnya." Apa kau memang bisa melihat mahkluk seperti ku?"

"Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa melihatmu, aku tidak pernah melihat makhluk dari dunia lain. Awalnya aku bahkan tidak percaya kalau mereka itu ada," jelas Wulan, kali ini, nada bicara nya mulai melembut.

"Ayo lanjutkan ceritamu."

"Tentu, selama kau masih mau mendengarnya." Bayu lalu memulai lagi ceritanya.

"Keesokan harinya aku kembali melihatmu, aku senang sekali bisa kembali melihatmu, apa lagi saat kau membalas senyumku, meski sebenarnya heran karena kau bisa melihatku, tapi aku tidak perduli, mungkin karna aku sudah jatuh cinta padamu.

"Aku tahu namamu dari orang orang yang memanggilmu, karna jujur setelah pertama bertemu aku langsung jatuh cinta padamu dan mulai mengikutimu.

"Jadi yang sering memanggilku tanpa wujud itu kamu?" tanya Wulan lagi lagi memotong cerita Bayu.

Bayu mengangguk mengiyakan.

"Di pertemuan kita yang ketiga aku memutuskan untuk mendekatimu, karna aku tidak sanggup jika hanya melihatmu dari jarak jauh, waktu itu aku lupa siapa aku dan siapa kau, aku lupa kalau hanya kau yang bisa melihatku, aku tidak sadar kalau ada yang melihat kita dan menganggapmu aneh karena bicara sendiri." Bayu berhenti sejenak, melirik ke arah Wulan yang masih setia mendengarkan.

"Sejak saat itu aku memutuskan untuk bisa terlihat oleh semua mata, lalu aku meminta tolong pada ibuku, awalnya ibu tidak setuju, namun demi melihat cintaku yang sangat besar akhirnya ibu menyetujuinya, dia memberikan cincin ini." Bayu kembali memperlihatkan cincinp di jarinya.

"Jika cincin ini terlepas maka tidak ada yang bisa melihatku. Ibuku juga heran kenapa kau bisa melihatku, apa mungkin itu pertanda kalau kita di takdirkan untuk bersama. "Bayu menoleh kepada Wulan, Wulan pun demikian, gadis itu menghela nafasnya lalu menghembuskannya perlahan.

"Entahlah," jawabnya singkat.

"Kemarin saat mengganti pakaian selam cincinku terlepas, itulah sebabnya mereka tidak bisa melihatku, dan bodohnya aku tidak menyadari itu. Maafkan aku ya, mereka jadi menganggapmu aneh," ucap Bayu lagi.

"Justru karena kejadian itu aku jadi tahu siapa kau sebenarnya." Suara Wulan kembali terdengar sinis.

"Kenapa kau tidak berterus terang padaku?"

"Karna aku takut kau tidak mau menerimaku," jawab Bayu sambil tertunduk, Ia merasa bersalah kepada Wulan, tapi dia sendiri tidak bisa berbuat apa apa, rasa cintanya yang begitu besar yang membuatnya melakukan itu.

"Aku sudah berusaha menyembunyikan identitasku dan bersikap normal di hadapan mu Wulan, tapi pada akhirnya kau tetap tahu siapa aku." Mendongak menatap laut lepas sambil melempar batu batu kecil di sekitarnya .

"Sekarang aku lega kau sudah mengetahuinya, tapi juga takut kau tidak bisa menerimanya."

Bayu menghadap ke arah Wulan, memegang tangan Wulan lalu menggenggam jemarinya.

"Apa kau tetap bisa menerimaku setelah tahu semuanya.?"

Wulan melepaskan tangannya. "Jadi kau itu sebenarnya apa?"

"Terserah kau mau menyebutku apa, yang jelas aku berasal dari alam bawah laut," jawab Bayu meminta Wulan menyimpulkan sendiri.

"Kalau kau percaya di luar angkasa atau di planet lain itu ada penghuninya, maka di dalam laut pun demikian, selain ikan tentunya." Bayu menarik sudut bibirnya, menciptakan lengkung senyum yang menawan.

Wulan manggut manggut mulai memahami.

"Tunggu dulu, masih ada yang mau ku tanyakan," ucap Wulan seperti baru mengingat sesuatu.

"Apa itu?"

"Ponsel yang waktu itu kau pake untuk menelfon ku itu milik siapa, lalu motor sport yang keren itu juga milik siapa?"

"Ponsel itu entah milik siapa, aku meminjamnya saat pemiliknya sedang tidur." Bayu meringis menahan malu mengingat kejadian itu.

"Maksudmu kau masuk ke rumah orang tanpa permisi?"

"Hehe, iya, tapi orang itu kan tidak melihatku Wulan, jadi dia tidak tahu kalau ada penyusup."

"Lalu nomerku kau tahu dari mana?" Wulan terus saja bertanya, Ia ingin semua rasa penasarannya terjawab hari ini.

"Oh itu, tidak sulit bagiku untuk mencari tahu nomermu."

"Ya benar, kau kan bukan manusia," ketus Wulan dengan senyum sinisnya, membuat Bayu merasa tertohok, meskipun ucapan Wulan benar adanya.

"Sepeda motornya?" Wulan mengulang pertanyaan nya, namun sebelum Bayu sempat menjawabnya, langit yang memang sejak tadi terlihat mendung akhirnya menumpahkan isinya. rintik hujan mulai turun membasahi bumi.

"Hujan, Wulan, nanti kau kedinginan, bisakah kita sambung ceritanya besok?" Bayu beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Wulan namun Wulan mengabaikannya.Ia berdiri tanpa Bantuan Bayu.

"Ya sudah, kita sambung besok lagi, itupun kalau kita masih bisa bertemu." Wulan berlari meninggalkan Bayu, mencari tempat untuk berteduh. Kebetulan di sekitar pantai itu juga terdapat banyak Warung warung kecil yang menyediakan berbagai makanan, minuman dan juga berbagai souvenir. Wulan singgah di salah satu warung yang menjual makanan dan minuman, Bayu pun menyusul Wulan.

"Teh hangatnya satu Bu," ucap Wulan pada ibu penjual.

"Cuma satu.l, Non, apa temannya tidak mau minum?" Si Ibu melihat ke arah Bayu.

"Dia tidak haus Bu," Jawab Wulan sambil menatap Bayu.

"Kalaupun haus saya juga tidak tahu apa minumannya," gumam gumam kecil yang hanya terdengar olehnya sendiri dan juga Bayu sedangkan Bayu hanya tersenyum menanggapinya. Meski kalimat sarkas Wulan cukup menohok tapi pria itu berusaha memakluminya karna saat ini Wulan memang sedang kesal padanya.

"Wulan, setelah mengetahui siapa aku, apa kau takut padaku?" tanya Bayu tetap berusaha mengajak Wulan bicara, meski jawaban ketus kerap di dapatnya.

"Memangnya dengan wajahmu yang seperti itu akan ada yang takut padamu?" Wulan balik bertanya, namun pertanyaannya di rasa Bayu seperti angin segar yang membuatnya kembali tersenyum dan timbul ide untuk menggoda Wulan.

"Memangnya ada apa dengan wajahku, apa aku sangat tampan?"

Wulan membuang mukanya menghindari tatapan Bayu yang menggoda.

"Dalam keadaan seperti inipun kau masih saja berani menggodaku?" ujarnya semakin kesal. dan di tengah kekekesalannya itu pesanannya datang, ibu penjual dengan ramah menyodorkan teh pada Wulan.

"Ini tehnya, Non."

"Terimakasih, Bu?" Wulan langsung menyeruput teh hangatnya di bawah tatapan Bayu yang juga hangat, bahkan mungkin melebihi hangatnya teh yang saat ini sedang Ia minum.

Wulan meletakan gelas yang isinya hanya tinggal separuh.

"Bayu, " ucapnya pelan namun terlihat serius.

"Ya."

"Mulai saat ini, menjauhlah dariku, jangan pernah muncul lagi di hadapanku dan tolong jangan pernah mengikutiku lagi."

"Wulaan ... " Bayu tidak percaya dengan apa yang baru saja Ia dengar.

"Kita tidak mungkin bersama Bayu, kita berbeda," ucap wulan pelan, suaranya terdengar berat. Sebenarnya dia tidak ingin mengambil keputusan itu, tapi keadaan memaksanya, dia dan Bayu berbeda, Itu yang harus di terimanya sekarang. Bukan berbeda kasta seperti yang sering tertulis dalam novel cinta, tapi perbedaan yang jauh lebih pelik dari pada itu.

Bayu terkesiap mendengar ucapan Wulan.

"Kau tidak serius kan Wulan?" sahutnya setengah tak percaya.

"Apa mungkin aku akan main-main untuk hal seserius ini?" Wulan beranjak dari duduknya, dia menghampiri ibu penjual teh, membayar minumannya lalu kembali ke hadapan Bayu.

"Hujan sudah reda, aku harus pulang." Mengambil tas lalu melangkah pergi, meninggalkan Bayu yang masih terdiam tidak percaya dengan keputusan Wulan, dia bahkan tak mampu mencegah Wulan pergi, hanya mampu menatap dengan tatapan kecewa.

Bersambung..

Jejak yang kalian tinggalkan sangat berarti bagi Author, jadi jangan lupa tinggalin jejaknya ya..😘😘Syukur syukur vote nya. Hehe

Terpopuler

Comments

Ranny

Ranny

apakah cinta antara 2 makhluk berbeda bisa bersatu??? semoga author bisa menyatukan mereka berdua ya 😇

2024-02-16

0

kavena ayunda

kavena ayunda

sejauh ini baguss

2022-11-17

0

🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕

🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕

alam kamu udah beda Bayu

2022-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Pengumuman
120 Pengumuman Novel baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Pengumuman
120
Pengumuman Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!