Dalam perjalanan pulang, Wulan merasa ada yang sedang mengikutinya. Berulang kali dia menoleh ke belakang, namun tidak ada siapa pun yang terlihat mencurigakan atau pun terlihat seperti seorang penguntit. Dan entah kenapa setiap menoleh ke belakang, dia merasa bayang bayang pria yang tadi di lihat nya tercetak dengan senyum manisnya di antara puluhan pengguna jalan lainnya.
kenapa aku jadi teringat padanya ya.
Wulan menggeleng geleng kan kepalanya sendiri mencoba mengusir bayang bayang pria itu dari pikirannya.
Tak sampai tiga puluh menit dalam perjalanan, Wulan sudah sampai di rumah bibinya. Ia di sambut oleh Mbok Mirah yang langsung sigap membuka kan pintu begitu Wulan mengetuk.
"Malam, Non?" sapa Mbok Mirah ramah
"Malam juga, belum pulang Mbok?"
"Belum Non, kata Ibu saya harus menemani Non sampai ibu pulang. Non mau saya buat kan teh hangat?"
"Tidak usah Mbok, Wulan mau langsung ke kamar saja, siap kan makanan saja Mbok, mana tau nanti Wulan mau makan malam," perintah Wulan sembari melepas jaketnya dan berjalan menuju kamarnya.
"Baik Non" Mbok Mirah pun bergegas menuju dapur.
Sementara itu Wulan yang sudah sampai di depan kamarnya dan berniat membuka daun pintu tiba tiba menghentikan gerakannya karna merasa ada yang memanggilnya.
"Wulan."
Wulan segera menoleh mendengar namanya di sebut, tapi tidak ada siapa siapa di belakangnya. Ya benar, bukan kah dia memang hanya berdua dengan mbok Mirah, lalu siapa yang memanggil. Karna penasaran, Wulan pun menuju dapur.
"Mbok memanggil Wulan?" tanya Wulan langsung begitu sampai di dapur.
Mbok Mirah yang sedang menyiapkan makan malam tampak bingung lalu menggeleng.
"Tidak Non," jawabnya kemudian.
"Memang tidak mungkin si Mbok sih yang memanggil, soalnya suaranya tadi suara laki laki." Wulan bergumam sendiri.
"Kenapa Non?" Mbok Mirah yang merasa aneh dengan tingkah Wulan pun bertanya
"Ooh tidak apa apa Mbok, ya sudah Wulan mau ke kamar lagi." Gadis cantik berkulit putih itu pun merasa heran dengan dirinya sendiri.
Apa itu tadi cuma perasaanku saja ya, kenapa akhir-akhir ini aku merasa ada yang memanggilku sih.
Setelah membersihkan badan Wulan merebah kan badannya di sofa samping tempat tidur, Matanya memandang ke langit langit kamar. Tiba tiba bayangan pemuda misterius itu kembali tercetak di pikirannya.
Ya Tuhan, ada apa ini, kenapa aku jadi teringat pria itu terus.
Wulan mengacak acak rambutnya sendiri, namun tak lama kemudian bibir mungilnya tersenyum begitu mengingat senyum manis pria itu.
"Aku jadi penasaran siapa pria itu, atau dia itu sebenarnya ingin kenalan dengan ku ya. Baik lah aku akan mencari tahu tentangnya besok," gumam Wulan
Wulan larut dalam lamunan nya tentang pria itu. Dia bahkan melupakan makan malam yang sudah di siap kan oleh mbok Mirah karna sudah terlebih dulu terlelap bersama khayalannya. Konyol sekali !
****
Jam makan siang yang di tunggu Wulan akhir nya datang, dia segera bergegas keluar dari hotel hendak ke pantai. Saking semangat dan terburu-burunya Wulan sampai menabrak
atasan nya di lobi hotel.
"Maaf pak saya tidak sengaja," ucap Wulan sambil menunduk merasa bersalah
Pak Damar, Wakil pimpinan di hotel itu bukannya marah malah justru tersenyum
"Tidak apa, kamu sepertinya sedang terburu buru sekali?"
"Iya Pak, sekali lagi maaf ... permisi," pamit Wulan sambil mengangguk kan kepala dan sedikit membungkuk kan badannya, kemudian langsung berlalu dari hadapan pak Damar. Dan pak Damar sendiri hanya mengangguk lalu sekilas menoleh memandang punggung Wulan sebelum akhir nya melangkah masuk ke dalam hotel.
Begitu sampai di pantai, Wulan langsung mengedarkan pandangan nya mencari pria misterius yang sejak kemarin selalu mengganggu pikiran nya, tapi netra nya tidak menemukan apa yang di cari. Pantai memang masih sangat sepi, lagi pula hari juga masih terlalu panas untuk seseorang bermain di pantai.
Wulan ingat saat di bertemu dengan pria itu selalu di waktu sore. Akhirnya dia memutus kan untuk kembali ke hotel dan berniat datang lagi sore nanti.
**
Sore harinya Wulan sudah kembali berada di pantai, Ia nampak sudah berdiri di tepi pantai yang sudah mulai ramai. Matanya kembali berkeliling mencari cari keberadaan pemuda misterius itu di antara para pengunjung. Entah apa yang merasuki mu Wulan, sampai begitu penasaran dan ingin bertemu dengan orang yang bahkan tidak dia kenal.
Cukup lama mencari namun belum juga menemukan apa yang di cari membuat gadis berlesung pipi itu merasa kesal dan berniat menghentikan pencarian nya lalu pulang. Namun tiba tiba sebuah suara mengejutkan nya.
"Kau mencari ku?" entah datang dari mana tiba tiba seorang pemuda berpostur tinggi, berkulit bersih yang tak lain adalah pemuda yang Wulan cari sudah berada di sampingnya membuat Wulan terkejut setengah mati.
"K-kau?" Wulan tidak bisa menutupi kegugupan dan keterkejutan nya. Namun pria itu malah tersenyum menahan tawa melihat tingkah Wulan.
"Kau penjaga pantai di sini?" tanya Wulan setelah berhasil menguasai diri.
"Bukan," jawab pria itu singkat
"Tapi aku sering melihat mu di sini?"
"Aku tinggal di dekat sini ... Oh ya namaku
Bayu, Bayu samudra." Pria itu mengenal kan diri nya, namun jika biasa nya seseorang yang mengenal kan diri akan mengulur kan tangan nya, tapi pria itu tidak melakukan itu. Tangan nya tetap tersimpan di saku celananya
Ternyata benar, dia itu ingin berkenalan denganku. Bathin Wulan
"Aku..." Wulan baru akan menyebut kan nama nya namun pria itu langsung memotong ucapan nya
"Wulan, Nawang wulan." ucap pria itu yang lagi lagi membuat gadis di sampingnya terkejut.
"Kau tahu nama ku, dari mana kau tau nama ku, apa kau mengenal ku?" Wulan mencecar dengan tiga pertanyaaan sekaligus, membuat pria itu atau yang ternyata bernama Bayu kali ini tidak bisa menahan tawanya.
"Aku tidak mengenal mu,aku hanya tahu nama mu." jawab Bayu santai dengan tangan masih berada di saku celana pendeknya. Ia melirik Wulan sekilas dan menangkap rona merah di wajah Wulan karena menahan malu.
"Ooh." Hanya itu yang bisa di ucap kan Wulan.
Tak berselang lama mereka sudah asyik mengobrol seolah olah mereka sudah saling mengenal lama padahal mereka baru berkenalan beberapa menit yang lalu. Namun obrolan hangat mereka harus terhenti karena Wulan sudah harus pulang.
"Sudah hampir gelap, Bayu. Aku harus segera pulang. Aku tidak mau Bibiku khawatir," pamit Wulan sambil melihat jam tangan nya.
"Baik lah, Hati hati."
"Ehmm." Wulan tersenyum lalu mulai melangkah meninggalkan bayu.
"Maukah kau datang kemari lagi besok sore?Aku akan menunggumu." tanya Bayu yang membuat Wulan spontan menghentikan langkahnya.
"Aku usahakan." jawab Wulan setelah menoleh dan tersenyum kepada Bayu, lalu kemudian kembali melangkah.
Setelah berjalan beberapa langkah Wulan bertemu dengan Bapak pemungut sampah yang tempo hari menegurnya
"Sudah mau pulang, Non?" sapa si Bapak
"Eh iya pak, tadi terlalu asyik mengobrol sama teman jadi lupa waktu."
"Mengobrol? teman?" tanya si Bapak heran.
"Tapi dari tadi saya lihat Non sendirian, tidak ada siapa pun di samping Non."
Wulan melongo mendengar pengakuan Bapak tua itu.
Mungkin Bapak ini bermasalah dengan penglihatan jarak jauhnya.
"Itu pak yang di sana tadi." Wulan menoleh dan menunjuk ke tempat di mana dia dan bayu bertemu tadi, tapi Bayu sudah tidak ada di sana.
"Mana Non,tidak ada siapa siapa di sana." Si Bapak celingukan mencari.
"Mungkin Dia sudah pulang, ya sudah pak saya juga harus segera pulang, takut kemalaman, ini juga sebenarnya sudah terlambat," cetus Wulan kemudian setengah berlari meninggal kan si Bapak yang masih terlihat heran karna memang sedari dia melihat Wulan berdiri di tepi pantai tadi, dia memang hanya sendirian.
sementara itu di depan sana se semakhluk nampak berdiri menghadap lautan lepas, sebuah senyuman tipis muncul menghiasi wajah nya yang rupawan.
"Maaf kan aku Wulan, sudah menjerat mu," gumamnya pelan.
Bersambung
Siapa kira kira Bayu itu ya.? penasaran..?
tunggu kelanjutan nya ya..jangan lupa like n komen ya pembaca yang budiman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Edelweiss🍀
Bikin penasaran, agak horor nih krna cowo ya dari dunia lain.😂
2024-02-23
1
Ane Susilawantin
Bayu itu klaw GK salah artinya air ya🤭
2023-09-26
0
🇮🇩💯Diajeng Sekar Ayuni💖💕
merinding sebenarnya,hiiiiiii
tp makin penasaran Ama ceritanya
2022-01-27
0