Bagian 5

"Apa maksud mu?" tanya Wulan mencoba menguasai diri saat Bayu mengatakan ingin selalu menjaga nya, namun Bayu justru tersenyum mendengar pertanyaaan Wulan.

"Aku-aku." Sedikit terbata bata mencoba mengucap kan sesuatu, tapi belum sempat melanjutkan kalimatnya Wulan sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Maaf Bayu aku harus segera pulang, sudah hampir gelap." Wulan membalikan badan nya dan segera melangkah meninggal kan Bayu, ia bahkan tak memandang Wajah Bayu saat berpamitan. Wulan tidak ingin Bayu melihat air muka nya yang mendadak panik, sedang kan Bayu hanya melongo memandang punggung Wulan yang semakin menjauh.

"Hati Hati." ucap nya kemudian yang entah di dengar entah tidak oleh Wulan.

Apa itu tadi, apa dia benar benar akan mengungkapkan perasaannya padaku. Apa itu tidak terlalu cepat, aku bahkan hanya baru beberapa kali bertemu dengannya. Untung saja aku langsung pamit tadi, kalau tidak aku pasti tidak tahu harus menjawab apa. Eh, tapi memangnya benar dia akan mengungkapkan perasaannya tadi, siapa tahu dia hanya ingin bicara lain. Ya ampun, kenapa aku jadi GR begini ya.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Wulan sepanjang perjalanan nya pulang, bahkan sampai tiba di rumah dan terlelap dalam tidurnya, wajah dan ucapan Bayu masih saja menyelimuti pikirannya.

***

Tok tok tok. Wulan mengerjapkan matanya saat mendengar pintu kamar nya di ketuk.

"Wulan, kamu sudah bangun Nak? sudah siang, apa kamu tidak kerja?" Bi Fatma berada di balik pintu.

Wulan menggeliat kan badannya kemudian menjawab.

"Iya Bi sebentar." Bangun dari tidurnya lalu membuka pintu.

"Kamu tidak kerja nak?" Bi Fatma mengulang pertanyaan nya saat pintu kamar Wulan terbuka.

"Wulan masuk shift siang Bi." Sambil menggosok gosok mata nya yang sebenarnya masih sulit terbuka.

"Oh ya sudah, sekarang kamu mandi terus kita sarapan, Bibi sudah buat kan sup untuk mu."

"Bibi masak sendiri?"

"Iya sayang, Mbok Mirah belum datang, katanya ada sedikit urusan jadi dia datang terlambat ... Ya sudah kamu lekas mandi ya, Bibi tunggu di meja makan, sebentar lagi Bibi juga akan ke Butik," perintah Bi Fatma lagi

"Baik Bi," jawab Wulan sambil menutup pintu kamar nya saat Bibi nya sudah berlalu, namun tiba tiba dia teringat sesuatu dan urung menutup pintu.

"Oh ya Bi, apa Ibu atau Ayah ada menanyakan kabar Wulan?" entah mengapa tiba tiba Wulan menanyakan soal itu meskipun sebenarnya dia tahu jawaban yang akan Ia dengar pasti tidak sesuai dengan keinginan nya.

Bi Fatma menghentikan langkahnya lalu kembali mendekati Wulan.

"Belum pernah sayang, mungkin mereka sibuk, kamu tenang saja yaa, kan ada Bibi di sini." Mengacak acak rambut Wulan berusaha memberi kekuatan pada keponakannya itu. gadis malang yang tidak di sukai oleh keluarganya sendiri.

"Terima kasih Bi." Wulan berusaha tersenyum meski hati nya terasa getir, sudah hampir dua bulan dia pindah ke tempat Bibi nya, tapi orang tua atau pun adik nya belum pernah sekalipun menanyakan kabar nya. Mereka bahkan sulit di hubungi atau sekedar menjawab pesan Wulan. Miris sekali.

Wulan berjalan menuju meja makan setelah selesai membersihkan badan.Bibinya sudah menunggu di sana. Sup daging, sambal ayam, kerupuk ikan dan tak lupa buah buahan dan jus buah segar juga sudah terhidang di meja.

"Mari makan nak, kamu mau makan pakai apa? sup daging, atau sambal ayam, atau dua dua nya?" tawar Bibi sambil menyendok nasi ke piring Wulan.

"Boleh Bi, seperti nya dua-duanya enak."

"Baik lah, Bibi ambil kan ya?" ucap Bi fatma lagi.

"Nah ini dia, makan lah." Menyodorkan piring yang sudah terisi nasi dan lauk pauk.

"Terima kasih Bi." Wulan merasa sangat bahagia dengan segala kebaikan dan kasih sayang Bibi nya.

"Sama sama." Tersenyum lalu memulai suapan pertamanya.

"Oh ya Wulan, bagai mana pekerjaan mu, apa semuanya berjalan lancar?"

"Iya Bi, semuanya baik baik saja."

"Bagus lah, apa kamu sudah punya banyak teman, atau kekasih barang kali?"

Pertanyaan Bi Fatma membuat Wulan tersipu malu.

"Kalau teman sudah ada Bi, tapi kalau kekasih belum." Malu malu menjawab.

"Mau Bibi bantu mencari? teman teman Bibi banyak yang punya anak laki laki, siapa tahu ada yang cocok sama kamu."

Wulan semakin Kikuk mendengar tawaran Bibinya.

"Bibi ada ada saja ... tidak perlu Bi, Wulan bisa cari sendiri, tapi walau bagai mana pun terima kasih Bibi sudah sangat peduli pada Wulan. "Wulan bahkan tidak pernah merasa sedekat ini dengan orang tua Wulan, apa lagi sampai bicara masalah seperti ini." Wulan tidak bisa menutupi rasa harunya, air matanya bahkan sampai menetes.

Bi Fatma pun menjadi ikut sedih mendengar penuturan keponakan nya itu, ia segera berdiri dan memeluk Wulan.

"Kamu itu anak Bibi, anggap Bibi ini orang tua mu nak," ucap Bi Fatma yang membuat Wulan tak mampu lagi menahan tangisnya, ia terisak dalam pelukan Bibinya.

"Terima kasih, Bi." Lagi lagi hanya itu yang mampu ia ucapkan.

selesai sarapan Wulan duduk bersantai di teras depan sambil menikmati udara pagi yang sejuk dan sinar matahari yang hangat. Berharap pagi yang damai ini bisa mengusir sesak di dadanya karena mengingat sikap keluarga nya yang selalu memusuhinya. Beruntung Ia punya Bibi yang selalu menyayanginya.

Wulan memalingkan mukanya tersadar dari lamunan nya mendengar suara sepeda motor berhenti di depan rumahnya.

Mbok Mirah di antar oleh sorang pria tua memakai sepeda motor yang juga tua, mungkin sekitar keluaran tahun 90 an.

Wulan memperhatikan dengan seksama pria tua yang mengantar si Mbok, dia merasa pernah melihat pria itu. "Di mana yaa?" gumamnya sambil mengingat ingat.

"Oh iya, itukan Bapak yang pernah ku lihat di pantai." Wulan tersenyum setelah berhasil menemukan ingatan nya tentang Bapak tua itu. Ia segera bergegas membuka pintu gerbang menghampiri Mbok Mirah.

"Pagi Non? kenapa repot repot membuka kan pintu untuk saya, saya kan bisa buka sendiri." Si Mbok merasa tidak enak karena di bukakan pintu oleh Nona nya, meskipun sebenarnya tujuan Wulan membuka gerbang bukan utuk Mbok Mirah, tapi karna gadis itu ingin tahu siapa yang mengantar si Mbok.

"Tidak masalah Mbok, sekali kali. Oh ya ini suami Mbok?" tersenyum melihat sepasang pasutri itu bergantian.

"Iya non," jawab Mbok Mirah. "Ini suami saya namanya pak Haris."

"Bapak ingat saya tidak " Wulan menatap Bapak tua itu yang terlihat mulai berfikir mendengar pertanyaan Wulan. Alis nya terangkat menciptakan beberapa kerutan di dahinya.

"Non yang sering ke pantai sendirian kan?" akhir nya setelah sekian menit berfikir Bapak tua itu menjawab.

Wulan mengangguk pasti.

"Betul pak."

"Non tinggal di sini, Non siapa nya Bu Fatma?"

"Ini Non Wulan pak, keponakan nya Ibu, dia baru beberapa bulan pindah ke sini." Mbok Mirah mewakili Wulan menjawab pertanyaan pak Haris.

"Ooh." Pak Haris mengangguk angguk"

"Memang nya Bapak kenal sama Non Wulan?"

"Bapak pernah ketemu Nona ini beberapa kali

di laut Bu, iya kan Non?" Meminta pembenaran dari Wulan.

"Iya betul."

"Oh ya pak, Bapak kenal Bayu tidak, saya sering bertemu dia di laut, katanya dia tinggal di sekitar sini juga." Tiba tiba Wulan mendapat ide untuk mencari tahu tentang Bayu pada pak Haris. Dia kan penduduk sini juga.

"Bayu siapa ya Non,sepertinya saya tidak kenal, yang datang ke laut kan banyak, mungkin kalau bertemu orangnya baru saya tahu Non," jelas pak Haris

Betul juga kata Pak Haris, yang datang kelaut kan banyak, mana mungkin dia mengenalnya satu persatu. Bathin Wulan

"Baik lah pak, lain kali kalau kebetulan saya bertemu dengan Bapak dan Bayu secara bersamaan akan saya kenal kan Bayu pada pak Haris.Ya sudah, saya masuk dulu ya pak?" ucap nya kemudian sambil mengajak Mbok Mirah untuk ikut masuk karna sejak tadi Mbok Mirah hanya diam tidak mengerti dengan arah pembicaraan Wulan dan suaminya itu.

"Baik Non, saya juga mau permisi pulang."

"Bapak pulang dulu ya Bu?" pamit pak Haris yang di balas dengan senyuman dan pesan 'hati hati' dari istrinya.

***

Sementara itu di Hotel tempat Wulan bekerja Pak Damar tampak sedang memperhatikan meja resepsionis saat melewatinya pagi ini. Raut muka nya terlihat kecewa saat seseorang yang ingin di lihatnya tidak berada di balik meja itu.

Mungkin dia masuk sift siang. Hmm mau sampai kapan ya, aku hanya memperhatikan dia begini. Bathin pak Damar mempertanyakan sendiri keberanian nya untuk mulai mendekati gadis yang di sukai nya itu. Gadis dengan senyumnya yang amat menawan yang membuatnya terkagum kagum setiap kali gadis itu menyapa dan tersenyum kepadanya.

Aku harus mulai memperjuangkannya, aku sudah tidak tahan kalau hanya memperhatikannya dalam diam. Aku juga tidak mau kalau sampai ada yang mendahuluiku. Mudah mudahan belum terlambat.

Senyum Damar mengembang mengiringi suara hati dan pikirannya yang terus saja membayangkan Nawang wulan.

Damar bahkan tidak menyadari orang orang yang berpapasan dengannya memperhatikan dengan heran karna melihat pria itu senyum senyum sendiri.

"Ada apa dengannya?"

"Kenapa dia senyum senyum sendiri begitu ya?"

"Apa dia sedang jatuh cinta ya, orang yang senyum senyum sendiri kalau bukan karna tidak waras pasti karna sedang jatuh cinta."

Begitu lah kira kira pikiran pikiran yang muncul di benak orang orang yang melihat nya.

Bersambung..

Nawang wulan

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

wulannya sungguh cantik jelita, dari manusia smpai dunia lain kepincut sma dia😃

2024-02-25

0

Ranny

Ranny

wau Nawang Wulan sungguh menawan 👍😇

2024-02-16

0

Lisa Sasmiati

Lisa Sasmiati

Dil raba 😍😍 cantik kali😊😊

2021-12-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Pengumuman
120 Pengumuman Novel baru
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Pengumuman
120
Pengumuman Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!