Rutinitas harian Nia semenjak menikah mulai berubah. Biasanya saat masih gadis pagi hari sudah siap sarapan tinggal makan saja, namun semenjak menikah Nia harus bangun di subuh hari untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suami tercinta.
Walau Nia dan Ronald sepakat mempekerjakan Bi Isah sebagai pembantu harian tetap saja tugas memasak harus Nia lakukan. Alarm hp backberry Nia terbaru yang dibelikan oleh Ronald sudah berbunyi sejak jam setengah 5 pagi. Nia mematikan alarmnya lalu beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka. Nia lalu menuju dapur, namun sebelumnya minum segelas air putih terlebih dahulu. Kebiasaan minum segelas air putih di pagi hari sejak kecil karena menurut Mama membuat lebih segar dan bagus untuk kulit. Setelah minum air nyawa Nia pun sudah terkumpul.
Dibukanya lemari es dan diambilnya bahan-bahan yang akan dimasaknya hari ini. Ada nugget, tempe dan ayam yang sudah dibumbui tinggal goreng saja. Nia mengambil beras, mencucinya lalu memasak dengan rice cooker. Nugget, tempe dan ayam sudah selesai digoreng tinggal nunggu nasinya mateng. Nia masuk kembali ke kamar lalu membangunkan suami tercinta.
"Mas bangun.... sudah jam setengah 6. Nanti kesiangan" ditepuk-tepuknya bahu sang suami dengan lembut dan penuh kasih. Ronald pun mulai menggeliat bangun. Bukannya langsung bangun malah memeluk Nia dan menariknya ke tempat tidur.
"Awww... Mas jahil deh. Udah siang nib. Nanti telat" Ronald tak mendengarkan malah memeluk Nia seperti gulingnya. Nia tak kalah ide, sebelum Ronald tertidur pulas lagi dipencetnya hidung Ronald sehingga Ia gelagapan tak bisa napas dan melepaskan Nia. Nia pun tertawa lalu langsung kabur ke kamar mandi sebelum ditangkap lagi oleh Ronald.
Nia melepaskan seluruh pakaiannya. Dinyalakannya shower, sambil bernyanyi ringan Ia keramas dan menyabuni seluruh tubuhnya, tiba-tiba pintu dibuka.
"Mas ikutan ah" Ronald langsung bergabung dan membuka bajunya.
"Ih masuk ga ketuk pintu dulu. Aku kan malu" ujar Nia sambil menutupi kedua tubuhnya dengan kedua tangannya.
"Ga usah malu kali. Kan aku udah lihat semuanya" Ronald pun langsung memeluk Nia dan menciumnya. Dan terjadinya serangan fajar yang tak terduga. Nia pun tak bisa menolak keinginan suaminya.
Sudah bisa diduga akhirnya mereka terburu-buru berangkat kerja karena sudah mepet. Tidak ada sarapan, akhirnya sarapan dibungkus dan makan di mobil. Ronald fokus menyetir dengan agak ngebut dan Nia sibuk menyuapi dirinya dan suami tercintanya.
"Mas sih gara-garanya jadi kita hampir telat nih. Semoga saja jalanan lancar tidak macet"
"Ya abis gimana dong kalo pagi-pagi adik Mas bangun? Kasian kan kalo ga di boboin. Tapi kamu juga seneng kan??" Mas Ronald tersenyum menggoda.
Nia yang sebal dengan senyum Ronald yang nyebelin mengambil suapan besar lalu disuapi ke mulut Ronald. Suapan yang penuh membuat Ronald menggerutu namun suaranya tidak jelas. Gantian Nia yang tertawa terbahak-bahak.
Untunglah jalanan tidak begitu macet, mungkin karena hari ini hari jumat jadi tidak semacet senin. Nia akhirnya bisa mengejar absennya dan tidak terlambat. Nia langsung menuju meja customer service tidak perlu dandan lagi karena sudah dandan di mobil.
******
Sejak menikah Ronald kehidupannya lebih teratur. Pulang kerja yang biasanya nongkrong di cafe atau sesekali dugem sekarang sudah tidak dilakukannya. Mengantar dan menjemput Nia kerja sudah menjadi tugasnya. Ia seakan tak rela bila istrinya yang putih mulus harus terkena debu dan kepanasan jika naik angkutan umum.
Sebenarnya Ronald ingin Nia hanya dirumah saja, tak usah bekerja. Uang gajinya cukup kok untuk menghidupi mereka bahkan lebih dari cukup. Ronald pekerja yang berprestasi di kantornya. Kecakapannya dalam membina hubungan dengan nasabah patut diancungi jempol. Target pekerjaan pun selalu dicapainya. Selain uang gaji, uang bonusnya juga besar karena itu Ia bisa membeli rumah dan membiayai pernikahannya dengan uangnya sendiri.
Ronald hanya tak ingin Nia merasa bosan dirumah saja sendirian. Terkadang Ia harus keluar kota dan tak jarang pulang malam, daripada kesepian lebih baik Nia menyibukkan dirinya dengan bekerja.
Ternyata Nia bisa membagi waktu antara bekerja dan menjadi ibu rumah tangga. Saat Ronald bangun tidur, sarapan pagi sudah tersedia. Setelah mandi, baju kerja pun sudah disiapkan. Ronald merasakan nikmatnya berumah tangga, tak menyesal Ia menikah dengan Nia.
Jam kerja telah usai. Ronald bergegas menjemput Nia. Dikendarainya mobil sedan merah miliknya menembus kemacetan Jalan Jendral Sudirman. Jarak kantornya dengan kantor Nia tak begitu jauh. Hanya 15 menit jika tidak macet. Mobil pun sudah sampai di kantor Nia. Istri cantiknya sedang menunggu di tangga lobby sambil mengobrol dengan sesama temannya yang menunggu jemputan juga.
Ronald pun membunyikan klaksonnya. Nia yang melihat sang suami sudah datang menjemputnya lalu pamit dengan temannya dan masuk ke dalam mobil.
"Hi suamiku sayang" dipasangnya seat belt dan mobil pun melaju menembus kemacetan Jakarta.
"Sayang kita langsung ke rumah Mama ya" perintah Ronald.
"Iya. Baju sudah aku taro kok di bagasi belakang" sudah menjadi jadwal rutin kalau sebulan sekali mereka akan menginap di rumah Mama Sri. Berhubung bulan ini adalah bulan pertama di pernikahan mereka, maka ini pertama kalinya Nia menginap disana.
"Mas beli cemilan dulu buat dibawa kerumah Mama" pinta Nia saat melihat banyak tukang makanan berjejer di pinggir jalan.
"Mau beli apa?" Ronald melambatkan laju kendaraannya.
"Mama kamu doyannya apa?" Nia malah balik tanya.
"Hmm... apa ya? Beli martabak aja kali ya. Mama doyan kayaknya"
"Yaudah tuh didepan ada tukang martabak. Kita beli dulu itu saja"
Ronald pun menepikan mobilnya. Nia lalu keluar dari mobil dan memesan martabak cokelat keju dan martabak telor spesial. Ronald lalu menyusul istrinya turun agak tidak ada yang menggoda istrinya. Pesanan mereka siap 15 menit kemudian. Mereka pun melanjutkan kembali perjalanan ke rumah Mama Sri.
Sesampainya dirumah Mama Sri, Ronald langsung membuka pintu pagar dan memasukkan mobilnya kedalam garasi. Mereka langsung masuk ke dalam rumah.
"Malam Ma" sapa Nia
"Malam. Kok malam sekali pulang kerjanya?" tanya Mama Sri.
"Macet Ma jalanan. Kan hari Jumat langganan macet kalau pulang kerja" jawab Ronald.
"Oia ini kita bawa martabak Ma" Nia memberikan bungkusan martabaknya ke Mama Sri.
"Cuma martabak saja nih? Ga ada makan malam?" tanya Mama Sri lagi.
"Mama belum makan?" tanya Ronald cemas.
"Mama pikir kalian akan datang cepat jadi kita bisa makan malam diluar"
"Ya udah ayo kalau Mama mau makan diluar. Mau kemana kita?" tanya Nia
"Ga usah deh. Udah kemalaman. Mama ngantuk. Martabaknya Mama taruh kulkas saja ya" Mama lalu meninggalkan Nia dan Ronald masuk ke kamarnya. Nia merasa tak enak dengan Mama mertuanya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Juan Sastra
ada bau bau mertua jahat ini kayaknya.. ngerecokin rumah tangga nia
2021-10-09
2
Felisha Almaira
diiih Kya anak perawan gitu aja ngambek
2021-08-24
0
Siti Komariah
hadeeh mertua mulai dra
2021-06-09
0