Setelah mengetuk pintu Nia pun melangkah masuk kedalam ruang sidang. Tiga orang penguji sudah siap menguji Nia, salah satunya adalah dosen pembimbing.
"Selamat pagi bapak dan ibu penguji. Sebelumnya saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Karunia Dwi Putri dengan nomor induk mahasiswa 131290. Saya akan mempresentasikan skripsi saya yang berjudul.............." Nia pun mempresentasikan skripsinya dengan tenang dan jelas agar para penguji tau bahwa Nia sudah menguasai materi skripsinya.
Setelah sesi presentasi selesai dimulailah sesi tanya jawab. Para penguji masing-masing mengajukan pertanyaan yang harus Nia jawab. Nilai yang akan diperoleh tergantung bagaimana kecakapan dan kemampuan menguasai skripsi yang Nia miliki. Terkadang dosen pembimbing membantu jika pertanyaan yang diajukan dosen penguji dianggap terlalu sulit untuk mahasiswa yang dibimbingnya, namun tak jarang sang dosen pembimbing juga ikut-ikutan menekan mahasiswanya sehingga malah bikin mahasiswa tambah grogi.
Semua pertanyaan para penguji berhasil dijawab oleh Nia. Setelah mengucapkan salam penutup Nia pun keluar dari ruang sidang dengan penuh senyum puas dan menunggu hasil sidangnya setelah makan siang. Apapun hasilnya yang penting sudah usaha.
Karena banyak berpikir yang menguras tenaga dan pikiran membuat Nia merasa sangat lapar. Setelah mengirimkan sms ke Fitri yang mengatakan bahwa Ia menunggu di kantin karena sudah tak tahan menahan lapar.
Di dalam kantin lumayan ramau. Sambil mencari meja kosong Nia memesan mie ayam bakso dan es teh manis kemudian duduk di meja paling pojok. Sambil menunggu pesanan datang Nia membuka hp nya dan kebetulan ada pesan masuk dari Fitri.
Nanti kita berempat nyusul. Masih mau liat yang lain sidang. Tunggu saja di kantin.- Fitri
Oke. Aku makan duluan ya.- Nia
Pesanan pun datang, Nia menuangkan saos cabai yang banyak berharap rasa pedas bisa menghilangkan rasa pusing karena sidang. Nia pun makan dengan nikmatnya sampai ada suara laki-laki di depannya.
"Permisi, boleh numpang ikut makan di meja ini? Soalnya kantin ramai dan meja ini saja yang kosong." Nia mengangkat kepalanya melihat sekitar kantin yang ramai, pantas saja tidak dapat duduk. Karena Fitri cs masih lama datangnya maka Nia mempersilahkan laki-laki didepannya untuk bergabung di meja yang sama.
"Oh silahkan. Kebetulan temen saya masih sidang jadi belum datang sekarang. Duduk saja dan makan disini" kata Nia sambil tersenyum ramah.
Melihat wajah Nia yang cantik dengan senyumnya membuat laki-laki itu pun takjub. Ia pun duduk dan menunggu pesanan makanannya datang. Diamatinya mahasiswa cantik yang sedang kepedesan makan mie ayam, namun tidak mengurangi sedikitpun kecantikannya sama sekali.
"Mbak juga habis sidang?" tanya laki-laki itu memulai percakapan.
"Iya mas. Saya baru saja selesai sidang. Mas nya mahasiswa disini juga? " Nia pun mengamati laki-laki didepannya. Tidak pernah Ia bertemu dengan laki-laki ini selama kuliah disini.
'Sepertinya bukan mahasiswa deh soalnya rapi banget kayak karyawan kantoran' gumam Nia dalam hati. Laki-laki didepannya lumayan juga. Manis dan terlihat mapan.
"Saya bukan mahasiswa disini. Kebetulan saya lagi nganterin adik saya sidang hari ini. Kamu jurusan apa?"
"Saya jurusan ekonomi. Memang adiknya jurusan apa mas?" tanya Nia penasaran.
"Jurusan hukum. Oia kita belum kenalan. Namaku Ronald. Boleh tau nama kamu siapa? Kan ga enak kalau ngobrol tapi ga kenal nama, ya kan?" Ronald pun mengulurkan tangannya.
"Nia" jawab Nia sambil menyalami tangannya.
"Oh iya adikku namanya Rena. Kenal ga?" Ronald bertanya sambil menikmati makanannya.
"Rena Pradiptha?"
"Iya benar"
"Kenal kok. Kebetulan pernah sekelas waktu masih awal kuliah. Karena beda jurusan makanya ga sekelas lagi"
"Hmm.. ada yang marah ga ya, aku makan bareng sama kamu? Takutnya ada pacar kamu disini nanti jadi salah paham" tanya Ronald.
"Tenang aja aku ga punya pacar kok, alias jomblo" jawab Nia sambil terkekeh-kekeh.
"Ah masa sih ga punya pacar? tapi nomor hp punya kan?" gombal Ronald. Nia hanya tersenyum malu mendengar gombalan Ronald. Untunglah mie ayam super pedasnya sudah habis, kalau tidak bisa keselek dia.
"Loh kok diem aja, ga boleh nih minta nomor hp nya?" tanya Ronald dengan gigih.
"Boleh ko, boleh. Tapi mintanya sama Rena aja ya." Nia pun mulai strategi tarik ulur agar Ronald makin penasaran. Saat Ronald ingin meminta lagi nomor hp Nia datanglah keempat sahabat tersayang Nia.
"Wuih.. ternyata lagi ngobrol sama yang ganteng nih. Pantesan aja betah sendirian di kantin" kata Nur menggoda Nia.
"Ih apa sih. Oia Nur kenalin ini Ronald, kakaknya Rena Pradiptha temen sekelas kamu." Nia memperkenalkan Ronald dengan keempat sahabatnya.
"Oh kakaknya Rena toh. Kirain lg pedekate sama Nia" goda Nur
"Ya itu sih sekalian kalau Nia nya mau" perkataan Ronald lantas mengundang sahabat Nia yang lain untuk menggoda Nia. Namun kedatangan Rena menghentikan becanda mereka.
Ronald pun pamit karena harus kembali ke kantor setelah mengantar Rena pulang.
"Lumayan tuh Ni. Kayaknya naksir kamu deh" Afri berusaha menggoda Nia lagi.
"Iya lumayan Ni. Nanti kan kamu bisa jadi saudara ipar dengan Rena" Resti juga tak mau kalah untuk jadi mak comblang.
"Apaan sih. Tadi tuh Ronald ikut duduk disini karena penuh ga ada tempat duduk" jawab Nia sambil tersipu malu.
"Tadi tukeran nomor hp ga?" tanya Fitri
"Ga tukeran kok. Nih periksa aja hp aku klo ga percaya."
"Iya kita percaya kok"
"Yaudah, jadi makan ga? Apa kalian udah kenyang karena sidang?" tanya Nia
"Jadi" jawab mereka kompak. Keempat sahabat Nia pun langsung bergegas memesan makanan yang diinginkan sementara Nia tetap menjaga meja agar tidak ditempati mahasiswa lain.
*****
Sepulang kuliah mama sudah menyambut kedatangan Nia di rumah. Baru saja Nia melangkahkan kaki ke dalam rumah, sudah dihujani bermacam pertanyaan.
"Gimana sidangnya Ni? Bisa? Pertanyaannya susah ga? Terus lulus ga? Dapat nilai berapa?" Nia pun tertawa ngakak mendengar pertanyaan mama yang panjang lebar.
"Sabar atuh Ma. Ini banyak bener pertanyaannya. Satu persatu Nia jawab kok" jawab Nia sambil mencuci tangannya dan mengambil minum sementara mama terus mengekori dari belakang.
"Berkat doa mama, sidang hari ini berjalan lancar, pertanyaannya juga jadi mudah karena Nia kan udah belajar dari kemarin-kemarin jadi sudah menguasai materi. Jadinya Nia dapat nilai A ma. Hebat kan?" mama yang mendengar penjelasan Nia langsung memeluk Nia dan mengucapkan selamat. Senyum bahagia dan bangga pun terpancar dari wajah mama. Ah senangnya hati Nia bisa membahagiakan hati mama. "Sabar ya Ma, nanti Nia akan membahagiakan papa dan mama" tekad Nia dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Welda Arsy❤
baru baca thorrr,, kayak seru nih
2023-04-11
1
merti rusdi
jadi pengen makan mie ayam
2022-06-15
0
☠☀💦Adnda🌽💫
lagu westlife bnyk kenanganya.... mencari jt diri
2022-03-17
0