Berbohong

Matahari pun mulai tenggelam. Sore hari yang sejuk berganti dengan gelapnya malam. Untunglah cuaca cerah bersahabat dan tidak hujan. Setelah pembicaraan dengan Om Dino selesai akhirnya Ronald mengantarkan Nia pulang. Nia pun pamit pulang dengan Mama Ronald, Rena dan Om Dino.

Selama dirumah Ronald, Mama Sri (Nama Mama Ronald adalah Sri Purwasih) lebih banyak berdiam diri saja. Saat Om Dino mencoba melucu pun Ia hanya diam saja tanpa tersenyum. Perlakuan Mama Sri terhadap Nia berbeda dengan perlakuan keluarga Nia terhadap Ronald. Dirumah bahkan Mama sudah pagi-pagi demi menyiapkan masakan untuk menjamu Ronald, padahal belum tau kalau Ronald akan melamar. Sedangkan Mama Sri yang sudah tau bahwa Ronald akan mengajak Nia kerumah bahkan menyambut Nia dengan dingin. Tak ada makan bersama, hanya disuguhi teh manis dan biskuit saja. Untunglah Nia sudah makan siang tadi jadi tidak begitu lapar. Nia tidak mengharapkan disambut dengan banyak hidangan, setidaknya lebih ramah dan lebih akrab saja karena Mama Sri kan akan menjadi Mama mertua Nia nantinya.

Nia sering mendengar cerita tentang menantu dan mertua yang tidak akur. Apakah nanti hubungannya dengan Mama Sri akan seperti itu? ih... bergedik Nia membayangkanya. Amit-amit jabang bayi. Nia mengetok kepala lalu dashboard sambil bilang 'amit-amit jabang bayi'.

Ronald yang sedang menyetir heran melihat Nia melamun sambil mengetok dashboard. Tawanya pun tak kuasa dibendung akhirnya Ia tertawa lepas. Nia yang merasa Ronald menertawakannya langsung cemberut.

"Kamu kenapa sih sayang dari tadi aku liat ngetok-ngetok dashboard kadang ngetok kepala kadang ngusap-ngusap perut sambil bilang amit-amit. Mikirin apa sih kamu?" Ronald memberhentikan mobilnya karena lampu merah. Nia hanya diam saja tidak menjawab Ronald.

"Kenapa? kamu lapar? kita makan dulu yuks" ajak Ronald. "Ga apa-apa. Yaudah ayo kita makan" jawab Nia tidak semangat.

"Tidak tau saja yang aku amit-amitin dari tadi tuh Mama kamu Nal. Kalau tau bisa marah kamu sama aku" kata Nia dalam hati.

Lampu merah pun berganti lampu hijau. Ronald pun melajukan mobilnya menuju rumah makan sunda yang tak jauh jaraknya. Setelah memarkirkan mobil, Ronald lalu turun dan menggandeng tangan Nia. Mereka pun memesan menu paket timbel lengkap dan dua buah es kelapa muda.

"Sayang"

"Hmm.."jawab Nia dengan tak semangat

"Kenapa sih? Cemberut aja"

"Laper" tangan Nia menopang wajahnya sementara tangan yang lain mengetuk-ketuk meja tanda tak sabar.

"Sabar ya kan udah dipesenin, sebentar lagi datang" Ronald pun membujuk Nia seperti seorang ayah yang membujuk anaknya yang ngambek.

"Aku tuh laper karena Mama kamu ga nyambut aku tau" guman Nia dalam hati namun tak berani Ia ucapkan.

"Kamu marah sama aku?"tanya Ronald lagi.

"Enggak kok. Marah kenapa?"

Ronald melihat sekeliling lalu menurunkan suaranya setelah dirasa tak ada pelayan dan pengunjung disekitar mereka yang bisa dengar.

"Karena aku cium kamu" Oia Nia baru sadar tadi kan mereka ciuman sampai hot banget. Karena kepikiran dengan sikap Mama Sri, Nia sampai lupa apa yang tadi dilakukannya dengan Ronald.

"Enggak kok aku ga marah"Jawab Nia malu-malu.

"Bener ga marah?" Ronald memastikan sekali lagi.

"Iya aku ga marah sayang"

"Asyik. Berarti nanti aku boleh cium kamu lagi dong?"

"Ih apa sih. Udah ah aku malu jangan bahas kayak gini" lagi-lagi pipi Nia bersemu merah. Sementara Ronald hanya tersenyum senang. Ronald terus memandang Nia dan tak sabar ingin mencium bibir Nia nan manis dan harum. Tak lama pelayan pun membawa makanan yang mereka pesan. Nia dan Ronald pun makan dengan lahap.

******

Mobil Ronald memasuki daerah rumah Nia, namun Ronald tidak langsung kerumah Nia melainkan berhenti didepan taman. Suasana taman sangat sepi, maklumlah sudah pukul 10 malam. Warga sekitar taman bersikap agak acuh dengan tetangga karena itu jam 9 malam saja sudah sepi. Nia jarang pulang kuliah lewat taman, selain tidak dilewati angkot juga suasana yang sepi membuat Nia merasa tidak aman.

"Kok berhenti Mas?" tanya Nia.

Ronald pun memandang Nia dengan lebih intens.

"Kamu cantik banget sih sayang"

"Ih gombal deh. Jadi kita berhenti disini buat dengerin kamu ngegombal nih ceritanya?" tanya Nia.

"Ga kok. Mau ngelanjutin yang tadi" Ronald langsung merengkuh Nia dan mencium Nia dengan panas. Nia kaget dengan ciuman Ronald yang tiba-tiba. Nia mencoba bernafas ditengah ciuman hot nya. Tangan Ronald pun mulai mengelus-elus leher Nia namun masih dibiarkan oleh Nia karena toh mereka. Kembali tangan Ronald turun ke dada Nia. Saat itu ciuman Ronald langsung dilepas Nia.

"Udah Mas"

"Maaf sayang Mas refleks" lalu Ronald mencoba mencium Nia lagi namun Nia menghindar.

"Udah malam Mas. Nanti Papa nungguin Nia pulang" tolak Nia dengan halus. Ronald pun menghentikan niatnya untuk mencium Nia lagi.

"Maafin aku ya sayang. Aku tuh ketagihan buat nyium kamu" kata Ronald jujur "Aku janji ga gitu lagi"

Nia menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Mencoba menata perasaannya dan detak jantungnya.

"Nanti aja kita lakuin setelah kita menikah ya Mas. Bukan aku ga mau, tapi aku ga mau nanti jadi tak terkontrol."

"Maafin aku ya. Yaudah kita lakuin setelah kita menikah. Yang lebih hot lagi, oke?"

"Oke"

Ronald pun tersenyum dan melajukan lagi mobilnya kerumah Nia. Setelah mengantarkan Nia sampai depan rumah Ronald pun pamit. Tinggal Nia yang diberondong banyak pertanyaan sama Mam dan Papa.

Gimana keluarganya Ronald? Kapan rencana nikahnya? Sambutan keluarganya gimana? Jadi datang melamar? kapan? kamu ditanyain apa saja? kamu suka ga sama keluarganya? Nanti yang akan datang kesini berapa orang? udah nentuin tanggal belum? mau langsung nikah atau nunggu dulu? dan banyak pertanyaan lain. Nia pun menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan kedua orang tuanya. Nia menjawab dengan jujur kecuali pertanyaan tentang apakah Nia suka keluarganya, Nia berbohong dan mengatakan bahwa keluarga Ronald baik dan ramah, padahal Mama Sri tadi cuek saja. Pokoknya Nia berkata yang baik-baik tentang pertemuan tadi dengan keluarga Ronald. Nia tak mau jika Ia bicara jujur tentang perlakuan Mama Sri malah akan membuat kedua keluarga berselisih paham yang akhirnya malah membatalkan rencana pernikahan mereka. Mama dan Papa pun senang dengan jawaban yang diberikan Nia. Mereka pun mulai membuat rencana menyambut kedatangan calon besan yang akan datang hari minggu besok.

"Ya Tuhan, apakah keputusanku tepat berbohon dengan kedua orangtuaku? apakah keputusanku menikah dengan Ronald benar?" ucap Nia dalam hati. Tak lama suara petir menggelegar disambut dengan derasnya hujan. Nia tak tahu bahwa Tuhan sudah memberikan jawabannya.

Terpopuler

Comments

lisna

lisna

diawal z udah salah seharusnya berkenalan dulu sama keluarga masing masing baru kejenjang selanjutnya kl udah tau kan enak mau ngelanjutin apa ngga..

2023-12-09

0

Bidadarinya Sajum Esbelfik

Bidadarinya Sajum Esbelfik

cewek polos dapet lelaki garatel 🙄🙄🙄

2022-05-16

0

Sylvia Violetta

Sylvia Violetta

cowok yg bener pasti menjaga kekasihnya sampai halal nanti .. ini mah nyosor melulu...

2022-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Mentari itu bernama Nia
2 Ronald Pradiptha
3 Sms
4 Lamaran Nay
5 Wisuda Nia
6 Sunday Date
7 Melamar Pekerjaan
8 Interview
9 Sesi Tanya Jawab
10 Karyawan Baru
11 Pernikahan Kak Nay
12 Ini Ronald Pacar Nia
13 Rumah Ronald-1
14 Rumah Ronald-2
15 Berbohong
16 Lamaran
17 Persiapan Pernikahan
18 Wedding Day
19 Malam Pertama
20 Pekerja Kantoran dan Ibu Rumah Tangga
21 Rumah Mertua
22 Rumah Mama Tercinta
23 Tragedi di pagi hari
24 Selamat Jalan Mama
25 Back to the realty
26 Menguping
27 Perdebatan
28 Berantem
29 Konsultasi ke dokter kandungan
30 Konflik- 1
31 Konflik-2
32 Utang Budi
33 Perjanjian
34 Menjemput istri
35 Cek Lab
36 Ingkar-1
37 Ingkar-2
38 Ronald-1
39 Ronald-2
40 Ronald-3
41 Ronald-4
42 Ronald-5
43 Ronald-6
44 Ronald-7
45 Ronald-8
46 Ronald-9
47 Ronald-10
48 Hasil Cek Lab
49 Berubah Sikap
50 Teman Kak Nay-1
51 Teman Kak Nay-2
52 Teman Kak Nay-3
53 Curiga
54 Pesan Papa
55 Air mata Papa
56 Wisuda Nesia
57 Makan Siang Bersama Anita
58 Reuni
59 Strategi
60 Teman Curhat
61 Permintaan Maaf
62 Minggu Pagi
63 Dunia itu sempit
64 Daniel
65 Janjian
66 Stalking
67 Bukti Perselingkuhan
68 Mencari Keberadaan Nia
69 Menenangkan Diri
70 Resort Mewah
71 Penyesalan
72 Merasa Kehilangan
73 Dua Sisi-1
74 Dua Sisi-2
75 Emosi Papa
76 Permintaan Maaf-1
77 Permintaan Maaf-2
78 Skak Mat
79 Tamu Dadakan
80 Seblak bikin ngakak
81 Berita
82 Selamat Jalan, Pa.....
83 Amarah & Cemburu
84 Surat Panggilan
85 Maaf... Maaf...Maaf....
86 Sidang Cerai
87 Putusan Cerai
88 Gosip
89 Harta
90 Berkunjung ke Rumah Calon Mertua
91 Another Problem
92 Fakta atau gosip?
93 Pernikahan Keduaku
94 Bukan Malam Pertama
95 Hari Kedua
96 Pindah Rumah
97 Hidup Baru-1
98 Hidup Baru-2
99 Hidup Baru-3
100 Hot Session
101 Fungsi Tanda Merah
102 Aku di Jakarta kamu di Bali....
103 Meong...
104 Weekend with Mama-1
105 Weekend with Mama-2
106 Ngedate
107 Resign
108 Takdir
109 Bali-1
110 Bali-2
111 Hi all
112 Bali-3
113 Bali-4
114 Bali-5
115 Bali-6
116 Bali-7
117 Bali-8
118 Bali-9
119 Bali-10
120 Bali-11
121 Bali-12
122 Bali-13
123 Bali-14
124 Bali-15
125 Bali-16
126 Bali-17
127 Bali-18
128 Bali 19
129 Pengumuman
130 Bermuka Dua
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Mentari itu bernama Nia
2
Ronald Pradiptha
3
Sms
4
Lamaran Nay
5
Wisuda Nia
6
Sunday Date
7
Melamar Pekerjaan
8
Interview
9
Sesi Tanya Jawab
10
Karyawan Baru
11
Pernikahan Kak Nay
12
Ini Ronald Pacar Nia
13
Rumah Ronald-1
14
Rumah Ronald-2
15
Berbohong
16
Lamaran
17
Persiapan Pernikahan
18
Wedding Day
19
Malam Pertama
20
Pekerja Kantoran dan Ibu Rumah Tangga
21
Rumah Mertua
22
Rumah Mama Tercinta
23
Tragedi di pagi hari
24
Selamat Jalan Mama
25
Back to the realty
26
Menguping
27
Perdebatan
28
Berantem
29
Konsultasi ke dokter kandungan
30
Konflik- 1
31
Konflik-2
32
Utang Budi
33
Perjanjian
34
Menjemput istri
35
Cek Lab
36
Ingkar-1
37
Ingkar-2
38
Ronald-1
39
Ronald-2
40
Ronald-3
41
Ronald-4
42
Ronald-5
43
Ronald-6
44
Ronald-7
45
Ronald-8
46
Ronald-9
47
Ronald-10
48
Hasil Cek Lab
49
Berubah Sikap
50
Teman Kak Nay-1
51
Teman Kak Nay-2
52
Teman Kak Nay-3
53
Curiga
54
Pesan Papa
55
Air mata Papa
56
Wisuda Nesia
57
Makan Siang Bersama Anita
58
Reuni
59
Strategi
60
Teman Curhat
61
Permintaan Maaf
62
Minggu Pagi
63
Dunia itu sempit
64
Daniel
65
Janjian
66
Stalking
67
Bukti Perselingkuhan
68
Mencari Keberadaan Nia
69
Menenangkan Diri
70
Resort Mewah
71
Penyesalan
72
Merasa Kehilangan
73
Dua Sisi-1
74
Dua Sisi-2
75
Emosi Papa
76
Permintaan Maaf-1
77
Permintaan Maaf-2
78
Skak Mat
79
Tamu Dadakan
80
Seblak bikin ngakak
81
Berita
82
Selamat Jalan, Pa.....
83
Amarah & Cemburu
84
Surat Panggilan
85
Maaf... Maaf...Maaf....
86
Sidang Cerai
87
Putusan Cerai
88
Gosip
89
Harta
90
Berkunjung ke Rumah Calon Mertua
91
Another Problem
92
Fakta atau gosip?
93
Pernikahan Keduaku
94
Bukan Malam Pertama
95
Hari Kedua
96
Pindah Rumah
97
Hidup Baru-1
98
Hidup Baru-2
99
Hidup Baru-3
100
Hot Session
101
Fungsi Tanda Merah
102
Aku di Jakarta kamu di Bali....
103
Meong...
104
Weekend with Mama-1
105
Weekend with Mama-2
106
Ngedate
107
Resign
108
Takdir
109
Bali-1
110
Bali-2
111
Hi all
112
Bali-3
113
Bali-4
114
Bali-5
115
Bali-6
116
Bali-7
117
Bali-8
118
Bali-9
119
Bali-10
120
Bali-11
121
Bali-12
122
Bali-13
123
Bali-14
124
Bali-15
125
Bali-16
126
Bali-17
127
Bali-18
128
Bali 19
129
Pengumuman
130
Bermuka Dua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!