"Huft! Paling gak suka deh desain pakai mouse gini! Mau ngilangin background aja gak rapi. Tuh kan hasilnya gak karuan!", Keluh Asa. Matanya sampai melotot tidak berkedip memperhatikan desainannya di komputer.
"Boleh Saya bantu?"
Yuki datang tiba-tiba menghampiri Asa di tempat duduknya. Asa kaget dengan kedatangannya.
"Eh? Kak Yuki?, Ma-maaf.. Saya tidak bermaksud bermain-main komputer di jam pelajaran ini"
Asa kebingungan, khawatir ia akan ditegur karena sedang mengedit foto saat di event J-fest kemarin. Padahal, di jam tersebut sedang ada tugas membuat animasi edukasi bersama Kak Muha.
"Gak papa. Susah ya ngilangin backgroundnya? Sini biar saya aja yang ngeditkan"
"Be-beneran Kak?"
Yuki tersenyum manis kepada Asa. Sedangkan, Asa menjadi canggung menerima bantuan darinya. Sifa yang diam saja memperhatikan langsung menarik Asa ke tempat duduknya.
"Udah, sini!" Bisik Sifa.
"Kamu gabung aja sama Nuha dan Fani. Biar aku deketin kak Yuki untukmu", lanjut Sifa dengan mata menyipit.
"Karepmuh!", balas Asa lebih sinis.
"Halo Kak Yuki?"
"Eh, Sifa? Ada apa?"
"Wah! Bagus banget kakak ngeditnya. Asa pasti suka!"
"Iya kah? syukurlah"
Yuki mengganti background foto tersebut dengan background bernuansa jejepangan dan menambahkan beberapa filter yang sangat menawan.
Asa melanjutkan desain animasinya bersama Nuha dan Fani. Semua teman tampak masih fokus dengan tugasnya masing-masing. Hingga waktu terus berlalu dan jam pelajaran pun berakhir.
Muha yang sedang sibuk di meja kerjanya memberitahukan bahwa jam pelajaran sudah berakhir. Ia meminta para siswa yang sudah selesai untuk mengumpulkannya ke depan.
Para siswa mulai menyimpan tugasnya di flashdisk dan berjalan maju ke depan untuk mengumpulkannya. Diikuti Nuha dan Fani. Mereka saling mengantri untuk mentransfer file ke laptop milik Yuki.
Akhirnya tugas milik Asa juga selesai, ia pun berjalan ke depan diikuti Sifa. Tiba-tiba seorang teman laki-laki menabrak Asa karena tidak sengaja hingga membuat Asa terjatuh.
"Aduh!", Keluh Asa.
"Eh, maaf Asa. Gue gak sengaja!", Ucap Rama.
"Makanya hati-hati donk! Tau lagi banyak yang antri menftransfer file eh elo malah main nyerobot aja!"
"Iya gue kan udah minta maaf", Ucap Rama sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Asa berdiri.
"Enggak usah! Gue bisa sendiri"
"Hf, Dasar cewek galak!"
Rama pun menjadi kesal dengan tanggapan yang diberikan Asa padanya. Ia pun berlalu begitu saja tanpa memikirkan kesalahannya kembali.
"Asa, kok kamu galak banget sih", Ucap Sifa membantu Asa berdiri dari jatuhnya.
"Biarin! Biar tuh cowok gak berani macem-macem sama gue!", balas Asa masih kesal.
"Asa-Asa, kamu memang tomboy judes", Sindir Sifa.
Asa membiarkan ucapan Sifa. Ia kembali melihat ke komputernya, melihat hasil editan foto dari Yuki. Ia berdecak kagum melihat hasil editannya.
"Bagus kan editan kak Yukiii", goda Sifa.
"Hmph!!" Asa pun cuek, lalu ia menyimpannya di flashdisk.
"Apa gue bilang, Kak Yuki itu pasti ada sesuatunya", Ucap Sifa sambil memberi kode love dengan kedua tangannya.
Nuha dan Fani hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Sifa yang lebay.
Usai pembelajaran, Nuha berencana jalan-jalan ke taman belakang sekolah sejenak. Kata Kak Muha, di taman belakang sekolah ada dua anak kucing yang lucu-lucu.
"Ha-hasying!"
"Eh, siapa tuh yang bersin?", Hawa nyeletuk.
"Siapa?", Nuha balik bertanya.
"Coba aku lihat bentar"
Hawa mulai keluar dari tubuh Nuha dan terbang ke arah suara itu berada. Di balik semak-semak terlihat sesuatu yang bergerak dan bersuara.
"Meong.."
Hawa semakin penasaran, dia mencoba lebih mendekatkan diri.
"Ha- hasying!"
Suara bersin itu mengagetkannya, ia pun langsung kembali kepada Nuha, "Ka-kamu aja deh Nuha yang lihat!"
"Hu! Dasar penakut!"
Nuha pun berjalan mengendap-endap melihat apa yang ada di balik semak-semak tersebut. Seseorang yang semakin mundur membuat Nuha kaget dengan sambutannya tersebut.
"Wah! Kamu Naru? Bikin kaget aja"
"Eh, Nuha? Kok disini?"
"Hmm, harusnya aku yang tanya. Kamu ngapain disitu?"
"Ituh, lagi kasih makan kucing"
"Mana?", Nuha celingukan mencari kucing tersebut.
"Itu.."
"Uwaaa~ lucu banget. Kamu baik banget sampe mau kasih makan kucing. Eh, sampai dikasih sosis lagi.", Puji Nuha.
Kucing itu pun selesai makan, ia menghampiri Naru hendak meminta makan lagi. Tapi Naru sedikit demi sedikit mundur menghindarinya. Ia sedikit menjauh saat memberikan sosis itu kepada kucing tersebut.
"Kamu kenapa Naru? Takut kucing?"
"Ha-hasying! Soalnya, aku tuh alergi sama kucing", lanjutnya sambil mengusap-usap hidungnya yang gatal.
Nuha berjalan mendekati kucing itu, menggendongnya dipelukannya. Nuha sangat menyukai kucing, ia membelai dan membuat kucing tersebut nyaman dipelukannya.
"Beneran kamu alergi sama kucing?" Ucap Nuha jahil sambil berjalan menghampiri Naru.
"Udah, jangan dekat-dekat"
"Ahihihi.. Duh kasihan, padahal kamu baik sama kucing tapi gak bisa dekat dengannya. Tapi, aku heran deh. Kamu baru ya main kesini? Aku aja baru pertama kesini"
"Tadi itu, dia lewat di depan kelasku. Lalu masuk dan menghebohkan seluruh siswa. Syukurlah kalau banyak yang menyukainya hingga banyak yang menyapa dan mengelusnya. Namun, ia terus mengeong."
"Mungkin dia lapar?"
"Iya, sepertinya ia kelaparan karena terus mengeong. Setelah ia keluar akhirnya aku mengikutinya dan sampe disini"
"Meong!!"
Kucing yang Nuha gendong pun akhirnya melompat dan meninggalkan sedikit bekas cakaran di lengan Nuha.
"aduh", ucap Nuha kaget.
Naru langsung khawatir dan menghampiri Nuha, "Kamu gakpapa Nuha?"
"Iya, gakpapa. Cuma kaget aja", Nuha pun melet.
"Haah.. Syukurlah", Ucap Naru lega tapi ia mulai bersin-bersin lagi.
Ternyata kucing tersebut mendekatinya dan menempelkan badannya di kaki Naru. Tanpa pikir panjang, Naru langsung melompat dan berlindung di balik badan Nuha.
"Haha.. Kucing itu menyukaimu Naru. Dia lebih menyukai orang yang tidak menyukainya"
"Tolongin aku Nuha"
Nuha tertawa melihat tingkah Naru. Ia pun mengambil sapu tangannya dan memaskerkannya ke hidung Naru.
"Nah, gini kan lebih baik. Mungkin" mata Nuha pun tersenyum kearah Naru.
Naru terpesona melihat senyuman Nuha. Ia mengangkat tangannya perlahan dan mulai membelai pipi Nuha, "Nuha, sampai kapan kamu terus membuatku berdebar-debar", batin Naru.
Waktu begitu menawan untuk mereka berdua. Detak jantung mata mereka saling beradu seirama jantung mereka semakin berdebar-debar. Nuha mulai takut menatap namun Naru semakin berani.
"Na-Naru, ada apa?"
Dengan masker sapu tangan Nuha, Naru ingin sekali mengambil ciuman dari senyuman Nuha. Mata Nuha mulai bergerak tidak menentu, Nuha mulai kebingungan.
"Ja-jangan Naru"
"Ha-Hasying!!", Naru masih saja bersin.
Terdengar suara kucing saling bersahutan. Kedua kucing yang sedang mereka hiraukan akhirnya mengganggu suasana mereka. Naru pun bersin kembali.
Naru menghela nafas dan menyadarkan fikirannya kembali. Ia pun memberikan sosisnya lagi.
"Terima kasih Naru, kamu sangat baik", Ucap Nuha ramah
"Hmm.."
"Cutil", tiba-tiba Nuha menarik sehelai rambut Naru. Membuat Naru tersentak kaget.
"Eh? berani ya kamu Nuha"
Nuha langsung berdiri dan berlari menghindari Naru, "Naru, kejar aku!", pinta Nuha mengejek.
Mereka saling mengejar satu sama lain. Manis sekali tingkah mereka berdua.
Suara tawa dan teriakan menyelimuti keasyikan mereka berdua. Sedangkan, dua kucing itu bersiap tidur di bawah pohon. Hembusan angin membuatnya tertidur nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Miu Nh.
Akhirnya bisa berduaan bersama 🤨
2023-06-28
0
Umida Jati
segitu baikny Nru sm kucing, pdhl kn lergi 😌
2023-06-16
0
Drawumy Chan
Asa dan Yuki? Adududuh..
2023-01-29
0