Hari kelas tambahan pun tiba. Nuha merasa tidak bersemangat di siang hari pertama ini untuk mengikuti kelas tambahannya. Dia berjalan menuju kelas D dengan kepala tertunduk.
Nuha pesimis bagaimana jadinya kalau tanpa ketiga sahabatnya, meskipun Nuha sendiri pribadi yang pendiam dan lebih suka sendirian. Dia akan semakin kesepian apabila tanpa ketiga sahabatnya.
"Kan ada aku, Nuha" ucap Hawa.
"Hehe, bener juga ya"
"Makanya, santai in aja"
Nuha pun sampai di depan pintu kelas D, tanpa berpegangan kusen pintu di dekatnya, dia mencoba mengangkat kaki melangkah memasuki kelas.
"Gedubrak! Bruk"
Nuha tersandung dan akhirnya terjatuh lagi. Seperti biasa jatuhnya sama seperti biasanya.
"Aduuuh...sakit." keluh Nuha.
"Kamu ini, apa kamu tidak bisa sembuh dari jatuhmu itu? Selalu saja kesandung" Tiba-tiba seorang cowok berjaket itu lagi nyeletuk menanggapi Nuha yang terjatuh.
Nuha hanya terdiam dan melihat cowok itu dengan mata tajam tanpa berkata sepatah katapun.
"Dia anak itu lagi. Andaikan aku bisa menembus jantungnya dengan mata tajamku ini. Hmph! Menyebalkan. Abaikan, Nuha. Abaikan" Batin Nuha.
Nuha masih belum beranjak dari posisi jatuhnya. Kemudian, datang tiga siswi yang masuk ke kelas dan langsung menolong Nuha. Tiga siswi yang sangat ramah kepada Nuha. Mereka adalah Ziya, Kanza dan Fay.
"Eh, kamu tidak apa-apa?" Ketiga siswi itu menolong Nuha dan langsung membantunya berdiri.
"Apa yang kamu lakukan padanya?!" Bentak salah satu ketiga siswi itu kepada cowok cuek itu, yaitu Ziya.
Cowok itu pun cuek, tidak ingin menanggapi malah langsung pergi meninggalkan mereka begitu saja dan mencari tempat duduknya sendiri.
"Tidak apa-apa aku bisa bangun sendiri kok."
Nuha pun berdiri sambil membersihkan dirinya sendiri. Ketiga siswi baik itu pun melepas Nuha dan mencari tempat duduknya sendiri-sendiri. Nuha tertarik dengan bangku yang berada di dekat jendela belum ada yang mendudukinya. Nuha berjalan menuju bangku itu.
Cowok itu sudah duduk di tempat duduknya sambil melihat Nuha berjalan ke arahnya. Tanpa sadar, dia tidak berhenti memandangi Nuha sampai Nuha duduk di sampingnya. Nuha yang melihat itu menjadi canggung dan sedikit risih.
Hanya ada satu meja dan satu kursi untuk diduduki. Tidak seperti di kelas biasa yang biasanya satu meja untuk dua siswa. Nuha merasa sedikit lega, karna dia bisa duduk sendiri saja tanpa harus melakukan interaksi dengan teman yang lain.
"Nuha", Panggil cowok itu.
Seketika Nuha kaget, panggilan itu ternyata membuat tenang di hatinya. Nuha bingung, perasaan apa ini hingga membuat ia merasa dirinya menjadi tenang dan nyaman. Apa-apa ini, hanya dipanggil saja sudah meluluhkan hati Nuha.
Nuha menoleh ke arahnya dengan tatapan datar, "Kamu tau namaku?", tanya Nuha pelan.
Cowok itu malah menatap lekat wajah Nuha yang ayu. Sangat serius. Waktu menjadi berjalan perlahan baginya. Nuha tidak mengerti dengan kejadian itu, tapi kejadian itu membuat cowok itu sejenak terpana.
"Hish! Maksudnya apa sih?! Nyebelin banget", Nuha kembali menatap langit sambil menghela nafas.
Guru mulai memasuki ruangan. Beliau memberi salam dan mengabsensi kehadian siswanya. Semua siswa hadir di kelas tersebut. Hingga pada saat guru membaca nama siswa yang bernama Rui Naru, cowok itu mengangkat tangannya.
"Ooh, Ternyata namanya Naru." Batin Nuha.
Rui Naru adalah cowok dari kelas 12D jurusan MIPA, satu kelas dengan Dilan. Cowok tinggi berkulit putih. Rambutnya hitam pekat dengan poni sedikit membelah di samping. Wajahnya tampan blasteran jepang.
Alisnya cukup tebal dan matanya tajam. Seperti Muha saat terdiam dia terlihat sangat dingin tapi keren. Namun, sebenarnya dia cowok yang ramah, cerdas dan berprestasi. Ooh..
"Nuha" panggil Naru.
"Apa?" balas Nuha dengan ketus. Nuha sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman dengan Naru. Tapi Nuha mencoba bisa menghadapinya.
"Apa kamu mau permen?" tanya Naru sambil menawarkan satu permen coklat untuk Nuha.
"Apa?"
"Nih"
Karena Nuha menerimanya dengan perasaan canggung, permen itu akhirnya jatuh ke lantai. Tanpa sadar, Nuha dan Naru hendak mengambilnya sehingga saat bersamaan kepala mereka saling terhantuk satu sama lain.
"Aduh" ucap mereka bersamaan.
Kejadian itu malah membuat Nuha sedikit terkikik geli. Naru pun membalasnya dengan tersenyum.
Dalam hati, Naru merasa lega dan senang melihat Nuha sedikit demi sedikit bisa tersenyum. Dia ingin sekali bisa dekat dengan Nuha dan mengenalnya.
Akhirnya, takdir telah mempertemukan mereka berdua. Kehadiran Naru yang tidak pernah disadari oleh Nuha, kini Naru sendiri yang benar-benar telah berada di hadapannya. Saling menatap satu sama lain dan menjalin komunikasi.
Pelajaran bahasa inggris pun dimulai. Guru memberi beberapa latihan percobaan untuk bisa dikerjakan oleh siswa-siswanya. Nuha merasa biasa-biasa saja dan mulai menyalin tugas itu di bukunya. Namun, dia jadi sedikit mendapat gangguan.
"Nuha", panggil Naru.
"Apa lagi?"
"Aku boleh mencontoh punyamu tidak?" Pinta Naru
"Kenapa?" Tanya Nuha sedikit ragu.
"Soalnya, aku tidak pandai dalam bahasa inggris." Balas Naru diiringi tawa kecil.
"Ya udah, nih", Nuha memberikan bukunya.
"Thankyou", balas Naru
"Thankyou? Baru aja dia ngucap bahasa inggris. Dasar cowok aneh", batin Nuha menggerutu.
"Mungkin dia mau modus kali", timpal Hawa.
"Sudah deh Hawa, mana mungkin", elak Nuha.
"Waah.. tulisanmu bagus sekali Nuha. Ini sangat memudahkanku", Puji Naru dengan tersenyum ramah.
"Eh? Hm.. Tapi aku tidak berniat memudahkanmu kali", Sinis Nuha dalam hati. Tapi, bibirnya sedikit tersenyum mendapat pujian itu.
Tugas itu pun selesai dan dikumpulkan kepada guru. Guru kemudian mengoreksi hasil kerja siswa-siswanya satu per satu dibukunya masing-masing. Setelah selesai, guru mulai membuat daftar di papan tulis siapa saja yang mendapat nilai bagus dan nilai yang kurang.
Saat Nuha membuka bukunya ternyata dia mendapat nilai yang kurang sekali sesuai harapannya. Tapi dia tidak menyangka kalau itu akan di tulis guru nanti di papan tulis. Nuha merasa malu, gugup dan berkeringat dingin.
Guru memulai memanggil dengan memulai siapa saja yang mendapat nilai 90an, hanya ada satu siswa. Nilai 70an banyak sekali yang mengangkat tangan. Dan sampai pada nilai 50an, Nuha dengan berat hati mengangkat tangannya pelan-pelan dan dibarengi dengan Naru. Naru tampak percaya diri mengangkat tangannya itu. Nuha pun kaget.
Seisi kelas pun riuh menertawakan Nuha dan Naru. Nuha merasa malu sekali. Hawa pun meledak dan keluar dari tubuh Nuha. Dia beterbangan di dalam ruang kelas menghampiri beberapa anak yang menertawakan Nuha.
"Heii!! Hentikan itu!" Teriak Hawa pada salah satu siswa yang menertawakan Nuha.
"Tolong hentikan!" Teriak Hawa.
Guru pun menenangkan seisi kelas namun tiba-tiba Naru tertawa menunjukkan perasaan lega. Teman-teman jadi langsung terdiam dan merasa aneh dengan Naru.
"Hahaha.. tidak biasanya bagiku." Tawa Naru
Nuha mematung memandang Naru yang tertawa dengan senangnya. Tawanya sangat ceria membuat Nuha sedikit tenang dan terpesona. Pipinya memerah menahan malu.
"Maaf ya. Aku, gak bermaksud..", ucap Nuha sambil menutupi mulutnya dengan buku.
"Tidak apa-apa. Santai aja. Lain kali kita bisa coba lagi kok", Balas Naru dengan sikap penuh percaya diri.
Nuha hanya terdiam.
"Apa? Kita akan tirunan lagi?" Batin Nuha menjerit.
"Tidaaak!!!" Teriak Hawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Paha Ayam
aku ngakak baca komentar-komentar kalian 😂🤣🤣
2023-08-28
0
Flo no counter
Aku biasa dapat nilai ulangan 50-85, jarang 100 🗿 b inggris itu susah di ingat🙈
2023-08-21
0
Flo no counter
Nah akhirnya ketemu🥰
2023-08-21
1