Pagi hari di sekolah, Naru sedang bermain basket dengan teman-temannya. Tidak ada Dilan di sana. Sedangkan, Nuha sedang berjalan santai menuju laboratorium tidak memperhatikan permainan basket Naru dan teman-temannya.
Tapi, bagi Naru. Nuha tidak akan pernah hilang dari pandangannya. Ia langsung tahu bahwa Nuha sedang berjalan menuju lab. Naru pun sejenak menghentikan permainan basketnya.
"Loe kenapa Rui?", tanya temannya.
"Sebentar, gue istirahat dulu", jawab Naru beralasan. Dia berjalan mengambil air mineralnya sambil menatap ke arah si DOI.
"Hai Nuha!"
Terlihat Asa berlari menghampiri Nuha. Nuha langsung menyambutnya dengan baik.
"Nuha, itu Naru kan? Dia sedang bermain basket dengan teman-temannya. Kamu gak mau melihatnya?"
Nuha hanya membalasnya dengan unjuk gigi dan tanda peace kedua jarinya, "Hehe, gak usah"
"Hah.. Nuha Nuha. Kalian kan udah deket satu sama lain. Beneran kalian tetep nggak pacaran?", tanya Asa.
"Aku belum mau pacaran, Asa"
"Ciee.. Gitu ya. Tuh, dilihatin Naru tuh." Sindir Asa.
Nuha cuek dan tidak ingin melihat ke arah Naru.
"Lama-lama Naru ganteng juga yah. Tinggi lagi", Asa terus menggoda Nuha dengan sindirian candaannya.
Tapi, Asa jadi kesal melihat Nuha yang terus memalingkan mukanya dari Naru. Ia pun tidak segan-segan memegang kepala Nuha dan mengarahkannya kepada Naru.
"Asa, apa-apaan sih?!", Nuha berusaha menolak perlakuan Asa. Ia memejamkan matanya untuk tidak melihat ke arah Naru.
"Gak bisa! Ayo lihat ke Naru. Dia sampe gak berkedip lho liatin kamu."
"Gak mau!"
Nuha pun akhirnya berlari menuju lab. Komputer dan meninggalkan Asa.
Pagi ini jam pertama adalah pelajaran web desain. Pak Son dan Muha mulai mengawali pelajaran. Pak Son menjelaskan beberapa materi pelajaran.
Muha ingin menghampiri adiknya, si Nuha. Tapi langkahnya terhenti karena Sifa menyapanya.
"Hai kak Muha", sapa Sifa.
"Kak, sini deh. Tolong ajarin aku donk kak. Yang ini gimana ya cara bikinnya?", Sifa mengambil perhatian Muha. Muha yang tadinya hendak menghampiri Nuha akhirnya tidak jadi dan fokus mengajari Sifa.
"Mulai deh Sifa", sindir Asa melirik ke Fani.
Akhirnya Muha pun selesai urusan dengan Sifa. Sambil berkeliling memeriksa pekerjaan teman-teman Nuha, dia mulai menghampiri Nuha yang sedang melamun.
"Jangan melamun!"
Kak Muha langsung menutup layar komputer Nuha dengan bukunya yang bergambar hantu.
"Uwaaa!!!", seketika Nuha terperanjat kaget.
"Makanya jangan melamun! Kerjakan tugasnya!", Perintah Kak Muha galak.
Jantung Nuha rasanya mau copot. Ia merintih sedih atas perlakuan kakaknya kepadanya.
"Tega sekali Kakak!"
"Ya ampun, aku seperti bukan diriku sendiri. Aku sedang mikirin apa sih?", gerutu Nuha dalam hati.
Akhirnya, Nuha keluar dari lab. dengan alasan izin sebentar ke kamar mandi.
Sendirian di kamar mandi, tidak sengaja membuatnya bertemu dengan tiga gadis yang biasa mengintainya. Salah satunya, gadis yang pernah menabraknya saat di kantin.
"Hei cewek, sendirian aja nih" sahut Mutia yang ternyata dari kelas 12G Seni. Dengan sengaja dia menyipratkan sisa air cuci tangannya kepada Nuha.
"Apa-apaan loe!" bentak Hawa, meski ketiga gadis itu tidak melihatnya. Sedangkan, Nuha masih diam saja.
"Ups! Sorry. Masih ingat kan dengan aku?"
"Di kantin?" tanya Nuha langsung.
"Haha pinter. Mumpung elo sendirian, mau gak gue dandani biar makin cantik?" sahut Mutia seraya melirik kepada kedua temannya untuk membantunya mengunci pergerakan Nuha
"Gak usah macem-macem ya kalian!" teriak Hawa. Hawa langsung menganggu mereka dengan menciptakan angin dari kibasan sayap hasil imajinasi Nuha untuk Hawa.
"Aaaa! Apa yang terjadi nih?!"
"Nah, kebingungan kan kalian" ejek Hawa.
"Hawa, kita keluar aja kalo gitu" ajak Nuha.
Seseorang pun menyapanya saat Nuha akan kembali ke laboratorium.
"Hai Nuha"
"Siapa lagi sih?"
Ternyata Dilan yang sedang menyapanya, "Lama gak jumpa ya i-"
"Berhenti memanggilku imut!"
"Haha, kepedean. Kok sendirian aja? Ikut aku yuk, bentar"
Tanpa basa basi Dilan langsung menarik tangan Nuha dan berlari mengajaknya pergi.
"Mau kemana?"
"Udah, ikut aja!" Pinta Dilan.
Dilan membawa Nuha ke perpustakaan. Di sana Nuha bertemu dengan beberapa teman Dilan.
"A- ada apa ini Dilan?", Tanya Nuha bingung.
"Ck! Apa-apaan loe Dilan, datang-datang bawa cewek?!", Ejek salah seorang teman.
"Eh? gak gitu. Ini Nuha, dia yang akan bantu kita buat bikin desain baju untuk bu Ika sebagai hadiah hari ulang tahunnya."
Dilan menjelaskan kepada Nuha bahwa dia dan teman-temannya berencana memberikan hadiah ulang tahun untuk guru kelasnya. Dilan mengetahui bahwa Nuha pandai membuat desain fashion. Ia pernah melihat di papan majalah dinding sebuah karya tentang desain fashion yang sangat bagus dan ternyata Nuhalah yang membuatnya.
"Oh, maaf ya. Mulutku memang sangat pedas kalo bicara"
Bu Ika adalah guru bahasa inggris kesayangan dari kelas Dilan. Mereka kompak dan cocok dengan guru tersebut. Beliau sangat ramah dan sabar dalam mendidik mereka. Serta sosialisasinya yang begitu bersahabat membuat teman-teman Dilan selalu terkesima.
Teman Dilan pun menunjukkan fotonya kepada Nuha. Usia beliau sudah 45 tahun. Wajahnya sangat keibuan dan senyumnya memancarkan kedamaian. Namun, waktu sangatlah singkat. Nuha tidak bisa berlama-lama karena masih ada pelajaran di laboratorium.
"Maaf Dilan, aku harus segera balik", Ucap Nuha
"Aduh! Gimana ya? Kita kan belum selesai diskusi."
"Gini aja Dilan" Kata seorang temannya
"Foto ini biar dibawa Nuha aja, supaya Nuha bisa membuat sketsa desain bajunya. Kan kita sudah memberitahu Nuha tentang sifat dan kepribadian Bu Ika. Siapa tahu Nuha bisa membuat sketsanya di rumah sambil menyesuaian dengan fisik bu Ika."
"Wah, bagus juga ide kamu Atun" Puji Dilan
Wajah Atun langsung memerah karena terkesima dipuji Dilan. Dilan memang selalu memberikan pesona yang indah bagi para gadis yang melihatnya.
"Eh, baiklah. Kalo gitu foto ini aku bawa dulu ya. Nanti di rumah coba aku buatkan sketsanya", balas Nuha setuju.
"Thanks ya Nuha. Oya, ini. Minuman untukmu"
Dilan memberikan sebotol air mineral untuk Nuha sebagai tanda terima kasih. Nuha pun menerimanya dengan senang hati.
Nuha berpamitan dengan Dilan dan teman-temannya kemudian berjalan keluar perpustakaan. Saat menuruni tangga, ia berpapasan dengan Naru. Ia kaget dan hampir terpeleset jatuh menuruni tangga.
Seketika Naru menangkap Nuha dengan sangat baik. Lalu, mereka duduk di anak tangga bersama.
"Kamu gakpapa, Nuha?"
"Um", Nuha mengangguk.
"Bukannya ini masih jam pelajaran? Kok kamu habis dari perpus, sendirian lagi"
"Itu, tadi. Dilan"
"Dilan?"
"Iya, itu. Tadi, dia mau minta bantuan padaku untuk membuatkan desain baju untuk guru bahasa inggrisnya"
"Ooh, untuk Bu Ika?"
"Iya. Tapi, Naru. Kok kamu gak sedang bersama mereka?"
"Kelasku sedang kosong Nuha. Jadi aku lebih milih main basket dengan yang lainnya. Nih juga mau balik ke perpus", jawab Naru.
"Naru, kamu berkeringat", Nuha melihat peluh menetes di sekitar dahi dan leher Naru.
"Gak papa, kan habis main basket"
Nuha ingat kalau dia membawa sapu tangan. Akhirnya, perlahan-lahan Nuha menyeka keringat Naru dengan sapu tangannya. Begitu sabar dan hati-hati. Sikap kekanak-kanakannya berubah manis saat ia khawatir dan memberikan kepeduliannya. Sangat baik dan sepenuh hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Paha Ayam
sekali lagi, Nuha bener2 imajinatif 👍👍
2023-08-28
0
Miu Nh.
waoo.. diculik Dilan 👏
2023-06-28
1
Umida Jati
Nuha caper yaa, ihii 😆
2023-06-16
0