"Nuha, sepertinya cewek-cewek kemarin itu ingin buat masalah deh denganmu" ucap Hawa.
"Lalu, kita harus gimana?" tanya Nuha santai.
"Kamu gak takut? Kalo gak takut, kau harus berani memberinya pelajaran donk"
"Pelajaran apa? Komputer?"
"Teman-teman, lihat nih!"
Sifa datang memasuki kelas sambil menunjukkan sebuah pamflet tentang J-Fest, Japan Festival. J-fest adalah festival jejepangan yang diadakan oleh sebuah Komunitas Jepang. Biasanya sekolah atau perguruan tinggi yang memiliki organisasi jejepangan pasti mengadakan event J-fest.
"Wah! Ada J-fest!" sahut Fani, dia tidak merasa asing mendengar event tersebut. Karena, dia pernah pergi sekali ke event tersebut bersama saudaranya.
"Iya, khan? Fani aja tau. Ini yang ngadain sekolah pacar aku lho" Ucap Sifa senang.
"Apa itu J-fest?", Tanya Nuha dan Asa bersamaan.
"J-fest itu tentang jejepangan gitu gays. Tentang budayanya, pakaian-pakaiannya, makanan, anime, musik-musik bahkan ada cosplay di sana. Pokoknya seru deh. Ikut yuk!" Ajak Sifa
"Kegiatannya banyak juga ya?"
"Wah! banyak banget pokoknya. Kayak bazar. Pasti rame! Makanya ayo kita ke sana", ajak Sifa.
"Aah, gitu yah! Ya udah, yuk ikut. Enaknya kapan?"
Asa memotong Sifa yang masih menjelaskan.
"Kalo besok gimana?" Tanya Sifa langsung.
"Apa? Besok?!" Ketiga sahabatnya pun kaget.
Seperti itulah Sifa, dia punya banyak informasi dan suka membuat keputusan sendiri. Sifa memang kepala geng yang paling kuat fikirannya dan paling kuat keputusannya.
"Kayak gak sabar aja mau ketemu pacar" Sindir Asa. Sifa hanya bisa tertawa.
Insting Sifa sangat kuat, ia mudah sekali mendapatkan berita-berita besar dengan sekejap mata. Sifa sangat energik dan peka terhadap semua keadaan.
"Eh, Asa. Nanti temenin aku ke kelasnya Dilan yah"
Ajak Nuha kepada Asa
"Weleh-weleh, ada apa ini?"
"Aduh, jangan langsung mikir yang aneh-aneh deh. Ini, aku kemarin dimintai bantuan untuk ngedesain pakaian yang cocok untuk gurunya sebagai hadiah ulang tahun"
"ooo, begitu." Asa menyipitkan matanya. Diikuti Sifa dan Fani melirik semakin tajam.
"Please deh, jangan gitu donk teman-teman"
Asa dan Sifa tertawa. Fani mencoba memberi pembelaan untuk Nuha, "Nuha kan pandai ngedesain fashion. Wajarlah kalo ada yang minta bantuannya. Lagian kan Nuha udah punya Naru" Kalimat terakhir Fani membuat Nuha salah tingkah.
"Aaa cieee"
"Tau dari mana itu si Dilan kalo Nuha pandai ngedesain fashion? Ah! nanti coba aku tanyain sendiri deh. Dan ngepoin lagi perasaannya kepada kamu" selidik Asa.
"Lagian kemarin kok kamu bisa sendiri ketemu Dilan? Gak sama kita? Wah! udah berani sembunyi-sembunyi ya Nuha" Sifa jadi ikut menyelidik.
"Aduh.. malah jadi gini"
"Kalian itu suka banget nyindirin sahabat sendiri, kalo disindir balik pasti gak mau kan?" Fani membela lagi.
"Iya, iya. Bercanda kok kita. Biar asik aja. Maaf ya Nuha"
Sifa pun menyerah dan memeluk Nuha. Asa dan Fani pun ikut memeluk Nuha dan Sifa.
"Duh, gak sabar ya besok ke J-fest bareng kalian semua" Ucap Sifa.
Nuha, Asa dan Fani pun senang dengan ajakan Sifa. Mereka bakal jalan bareng dan bersenang-senang kembali. Memiliki waktu bersenang-senang bersama sahabat memang anugrah yang paling indah yang dimiliki anak sekolahan.
Saat perjalanan menuju kelas Dilan, Asa memuji hasil gambar desain Nuha. Ia tidak heran ada yang meminta bantuan untuk mendesainkan fashion kepada Nuha bahwa hasilnya memang benar-benar bagus.
Nuha mampu menuangkan ide-ide cemerlang dalam desainannya, bahkan ia menyesuaikannya kepada ekspresi dan kepribadian dari penggunanya. Bagaimana fashionnya itu bisa cocok dengan orang yang akan memakainya. Nuha selalu menimbang-nimbang dengan cermat tentang itu semua.
"Aku yakin, Dilan pasti suka. Eh, semua teman-temannya pasti memuji hasil desainanmu Nuha"
Puji Asa
"Iya" Jawab Nuha dengan senang.
Pujian Asa membuat Nuha percaya diri untuk menunjukkan hasil desainnya kepada Dilan dan teman-temannya.
Asa pun mengetuk pintu kelas Dilan. Beberapa teman menengok termasuk Dilan ia mengetahui bahwa Asa datang ke kelasnya. Naru hanya melihatnya dari tempat duduk.
Dilan menghampirinya, "Eh, ada Nuha?"
"Weleh? Gue gak dianggep?!" Ketus Asa
"Lo mah gak usah!' Sindir Dilan
"Enak aja loe!" Asa langsung menendang kaki Dilan.
"Aduh! Sakit mony*t!"
Sambil mengeluh kesakitan, Dilan fokus kepada Nuha. Ia senang bisa melihat Nuha. Nuha menyerahkan hasil desainnya kepadanya.
"Udah jadi yah? Wah, Gila! Bagus bener desain kamu Nuha" Puji Dilan.
"Tuh, kan.. bener kan Nuha kata aku" Asa ikut nyeloteh
"Temen-temenku pasti suka lihat hasilnya. Makasih ya Nuha."
"Iya, sama-sama" Balas Nuha tanpa pikir panjang
"Duh, aku jadi sungkan nih cuma bilang makasih. Kamu mau minta apa untuk gantiin rasa terima kasihku ini?"
"Eh? Apa?, em.. gak usah aja, gakpapa-" Nuha menolak pemberian ganti terima kasih dari Dilan.
"Gak papa, bilang aja-"
"Oke! Aku aja yang bilang" Asa langsung ikut negosiasi.
Ekspresi Dilan langsung takut mendengar keputusan Asa. Ia jadi tidak bisa berbuat sesuka hatinya karena ada Asa, "Baiklah.. Baiklah.. Aku nyerah deh! Ku traktir di kantin mau gak Nuha?"
"Eh? Enak aja kalo cuma Nuha! Gak bisa, gak bisa!"
Dilan mulai pusing mendengar keputusan Asa.
"Elo harus traktir kita berempat makan di kantin baru rasa terima kasihmu bisa kami terima" Pinta Asa
"Asa! Udah gakpapa, gak usah gitu. Kasihan Dilan. Pasti dia keberatan kalo harus nraktir kita berempat"
Nuha malah menjadi sungkan sendiri
Mendengar Nuha berbicara seperti itu, Dilan akhirnya luluh dan menyetujui permintaan Asa. Dengan semangat, Asa langsung berjalan tegap menuju ke kantin.
"Sekali lagi makasih ya Nuha. Kamu benar-benar baik dan berbakat"
"Hehe, jangan berlebihan"
"Aku gak berlebihan kok. Aku jujur aja"
"Iya-iya"
"Bolehkah aku menjadi temanmu, Nuha?"
"Apa?"
"Iya, teman. Masa gak boleh?"
"I-iya.. Um.. Teman", jawab Nuha tertunduk.
Dilan dan Nuha saling mengobrol menuju ke kantin. Sedangkan, Asa bersemangat mengajak Sifa dan Fani ke kantin juga. Mereka berempat pun makan enak di kantin dengan gratis. Terima kasih Dilan. Kamu memang Baik.
"Cewek itu lagi?! Kenapa Dilan masih deketin dia sih. Nyebelin banget" gerutu Mutia bersama kedua temannya.
"Elo berani gak labrak dia?" Uji temannya, Rena.
"Beranilah. Siapa takut"
Mutia pun berjalan mendekati tempat di mana Dilan, Nuha dan teman-temannya makan. Dengan langkah berani dia mengucapkan, "Dilan! Cewek ini yang membuatmu jadi enggan bergaul dengan kita lagi?!"
"Sorry, siapa ya?" balas Dilan santai.
"El- Elo gak kenal sama gue?!"
"Maklum, cewek gue tuh banyak. Jadi, aku gak bisa inget satu-satu"
Mendengar jawaban Dilan, Sifa dan Asa malah terkikik geli, hampir saja mereka tertawa terbahak-bahak.
"Nyebelin banget! Urusan gue sama elo belum selesai ya! Gadis culun!" Gertak Mutia kepada Nuha.
"Ha?"
Nuha hanya bisa heran sambil menatap ke arah Fani. Hawa sendiri terus tertawa terbahak-bahak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Paha Ayam
J-fest masih populer hingga sekarang 😌😌
2023-08-28
0
Call me Peri
Ada tamengnya🤭
2023-08-21
0
Miu Nh.
teman lebih baik 😁
2023-06-28
0