"Apa dia menolakmu?"Tanya Racel.
"Dia tidak datang."Saut Axel kecewa.
"Kau tau alasanya?"Tanya Racel pada kakaknya yang kehilangan semangat.
"Tidak."Saut Axel singkat.
"Istirahatlah. Aku tidak akan ganggu lagi."Ucap Racel yang meninggalkan kakaknya dikamar.
Axel yang kecewa dia tidak bisa tidur, malam itu dihabiskanya untuk memikirkan hal-hal yang tidak pasti. Dia menduga-duga atas apa alasan Violet yang dingin dan berubah, sesekali Axel melihat ponselnya namun tidak ada kabar dari Violet. Violet mematikan ponselnya saat itu agar Zayn tidak memeriksanya.
Disaat yang sama Violet tidak bisa tidur, dia terjaga sepanjang malam memikirkan Axel yang sedang menunggunya. Terlebih dia takut jika dia tidur Zayn akan berbuat hal yang tidak diinginkanya.
Zayn menyadari Violet yang begitu waspada, diapun berpura-pura memejamkan matanya diatas sofa panjang dikamar itu agar Violet bisa tenang dan tidur. Waktu sudah menunjukan pukul 02:23 Violet melihat Zayn yang terlelap. Violet mulai merasa tenang dan memikirkan Axel yang menunggunya, perlahan Violet terlelap. Zayn membuka matanya lagi dan menatap kearah Violet yang tertidur, dia bangkit dan mendekat kearah Violet, Zayn menatapnya.
"Hehe~ Kau begitu tidak menginginkanku."Senyum Tuan Zayn mengecup kening Violet.
Malam itu Zayn tidak tidur, dia menghabiskan waktunya untuk menatap Violet yang terlelap, Zayn duduk dikursi disamping tempat tidur Violet, dengan ditemani sinar rembulan yang menerangi ruangan yang gelap itu, malam yang sunyi dan sepi ditemani bintang yang menghiasi langit malam. Jendela besar nampak terbuka lebar. Zayn tidak akan melewatkan momen dimana dia bisa berada dekat calon istrinya yang tenang didalam tidurnya.
"Masa dimana aku bisa sangat dekat denganmu seperti ini, aku sangat bahagia melihatmu didekatku, andai kau bisa menerimaku. Sesungguhnya aku sangat tulus padamu Violet."Ucap Zayn yang tak henti menatap Violet yang terlelap bersama mimpi indahnya.
***
"Selamat pagi Tuan." Sapa para pelayan dan pengawal dirumah besar itu.
"Pagi. Siapkan sarapan untuk nyonya."Perintah Tuan Zayn sambil berlalu pergi.
"Baik."Saut para pelayan.
Pagi itu Violet pergi bekerja seperti biasanya, semenjak dia menjadi calon istri Tuan Zayn Violet berubah menjadi lebih pendiam dan pemurung.
"Violet, ayo Meeting."Ajak Nadine.
"Eng~ baik."Saut Violet menyusul sahabatnya.
Violet berdiskusi untuk designnya yang terpilih dan akan mulai diproduksi. Mereka mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan sangat disiplin.
Hari itu Axel tidak keluar dari ruanganya, sedangkan Ben pergi untuk perjalanan bisnis keluar kota, hari itu Axel tidak memanggil Violet dan tidak menemuinya. Dia bahkan menutup tirai jendela ruanganya.
"Violet tolong antar hasil diskusi ini pada Tuan Axel."Pinta Nia.
"Baik."Saut Violet.
Violet melangkah menuju ruangan Axel, dia melihat tirai jendela ruanga Axel yang tertutup. Violet dapat menyadari jika Axel melakukanya karena kecewa padanya. Violet tidak datang bahkan tidak meminta maaf.
Violet berfikir mungkin lebih baik tuanya bersikap dingin padanya demi kebaikan bersama.
Tok..tok.. Violet membuka pintu dan melihat Axel yang sedang termenung dikursinya, Axel menoleh Violet yang melangkah memasuki ruangan dan menaruh sebuah dokumen diatas meja Axel.
"Ini hasil dari Meeting pagi ini Tuan."Ucap Violet.
Melihat Axel yang tidak merespon, Violet memutar tubuhnya untuk hendak keluar dari ruangan.
"Aku menunggumu sampai jam 02:00 pagi."Ucap Axel.
Violet membatu, Axel bangkit dari kursinya dan mendekat kearah Violet, dia menatap Violet dalam-dalam.
"Kau bahkan masuk keruanganku hanya untuk mengantar ini?!"Tanya Axel dengan nada tinggi dan mengacungkan dokumen yang ada ditanganya, Axel melemparkan dokumen itu pada Violet dengan kasar hingga dokumen itu berserakan.
Violet yang kaget dengan sikapnya Axel, Dia dengan sigap memunguti dokumen yang berserakan dilantai dan dia tidak menghiraukan perkataan Axel.
"Hentikan!"Perintah Axel yang menendang lembaran kertas yang berserakan dilantai saat Violet sedang merapihkanya. Axel semakin kesal karena Violet yang bahkan tidak mencoba menjelaskan alasan kenapa dia tidak datang untuk menemuinya.
"Keluar!"Perintah Axel mengusir Violet.
Tanpa banyak berfikir Violet bangun dan pergi meninggalkan Axel diruanganya tanpa bicara sedikitpun. Melihat Violet yang diusir keluar dan dia langsung keluar membuat Axel menjadi semakin marah dan tidak habis fikir. Axel benar-benar merasa bahwa dirinya sungguh tidak dapat mengerti wanita itu.
Craanngg....! Axel menghempaskan semua barang yang ada diatas meja kerjanya.
Suara benda-benda yang terjatuh sampai ketelinga para karyawan lainya, Violet hanya diam saja dan mencoba untuk tidak perduli.
"Violet! kau membuatku gila!"Teriak Axel dari dalam ruanganya.
Axel yang seperti itu membuat semua karyawannya takut dan bekerja dengan serius. Axel yang berteriak nama Violet membuat rekan-rekan menoleh kearah Violet secara bersamaan. Namun Violet tidak perduli.
Craangg......!
Braaakk......!
Terdengar suara benda-benda yang dihancurkan Axel didalam ruanganya.
"Lebih baik kau membenciku."Ucap Violet dalam hati.
"Violet ayo makan siang."Ajak Nadine.
"Nadine aku sedang malas kemanapun, jadi aku tidak kekantin dulu ya hari ini."Ucap Violet manja pada sahabatnya.
"Yaah...Sayang sekali, kamu yakin tidak makan siang?"Tanya Nadine.
"Ia, lagipula aku masih kenyang."Saut Violet.
"Oke deh, lampu aku matikan ya kamu tidak apa-apa kan gelap-gelapan?"Tanya Nadine.
"Ia matikan saja."Saut Violet.
Cetak...Lampu ruangan dimatikan oleh Nadine karena jam makan siang ruangan menjadi sangat sepi. Deeerrtt....Ponsel Violet bergetar dan dia menerima panggilan itu. Panggilan dari Tuan Zayn yang dikontaknya diberi nama Mr. M yang berarti M=Monster. Axel yang mulai tenang dia membuka tirai jendela diruangannya, Axel melihat Violet yang sedang menerima panggilan dari seseorang.
"Sudah makan siang?"Tanya Tuan Zayn.
"Belum."Saut Violet.
"Aku akan suruh supir menjemputmu pulang nanti sore."Ucap Tuan Zayn.
"Tidak perlu aku bisa naik Taxi atau Bus. Sudah aku mau makan siang."Ucap Violet yang mengakhiri panggilan Zayn.
Sraaakk...! Seorang pria memutar kursi Violet dan menghadapkanya membelakangi sorot cahaya komputer, dengan gerakan cepat dan tanpa kompromi pria itu langsung mencium lembut bibir Violet yang sedang duduk dikursinya. Violet yang kaget dia berusaha mendorong tubuh pria itu. Namun tidak bisa, pria itu terus menciumnya, Violet tidak dapat melihat wajahnya namun Violet dapat mengenal aroma tubuh pria itu. "Axel...."Ucapnya dalam hati. Axel tidak berhenti ia menikmatinya, wanita yang membuatnya gila karena sikapnya yang dingin. "Ciuman ini sebagai hukuman untukmu karena sudah mengabaikanku."Ucap Axel dalam hati. Violet berhenti menolak karena dia tau orang itu adalah Axel. Dalam ciuman itu dia mengucap dalam hati "Aku yang plin plan ingin menjauh tapi aku suka berada dekat bersamamu." Axel masih belum melepasnya meski ia tau Violet mulai kehilangan tenaga. dengan sisa tenaga yang dimiliki Violet meresponya dan meletakan kedua tanganya dipundak Axel. Violet dan Axel yang sedang menikmati momen itu membuat keduanya lupa diri dan menikmati tiap detik waktu yang berjalan. Namun tiba-tiba Violet teringat akan posisinya sekarang, posisi antara dirinya, Axel dan Zayn Keenan. Dengan cepat Violet menggigit bibir Axel agar dia berhenti.
"Kau..."Ucap Axel mengelap bibirnya yang berdarah.
Violet yang terengah nampak mengontrol nafasnya dan ia bangkit dari kursinya untuk segera pergi menghindar.
***
Halo Readers..
Kalau suka sama karya aku ini, mohon untuk Like, Komen, tekan tombol Favorit dan Vote yaa..😀
mohon untuk menggunakan bahasa yang sopan supaya author semangat nulisnya😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
ayyona
like love n lanjut 😍😍😎😎
2020-09-29
1