1 Tahun Sebelumnya...
🍁
Kicau burung-burung terdengar sangat nyaring di atas pepohonan. Hari ini sangat cerah dengan mentari pagi yang mulai menampakkan sinarnya. Orang-orang mulai sibuk dengan aktivitas mereka di luar rumah.
Seorang gadis muda nampak sedang berdiri di balik jendela kamarnya yang terbuka di lantai dua. Gadis itu sangat cantik jelita. Dia berusia 22 tahun, putri dari seorang penjual sepatu di sebuah toko kecil yang letaknya tidak terlalu jauh dari kediaman sederhannya.
Gadis itu bernama Violet Grizelle. Dia adalah putri sematawayang dari pasangan Harry dan Clara. Clara ibundanya sudah lama meninggal dunia saat Violet berusia 12 tahun, karena penyakit jantung yang di deritanya secara mendadak.
Sejak saat itu Violet menjalani kehidupannya yang sulit karena Harry ayahanda-nya yang suka mabuk-mabukan. Harry lebih sering menghabiskan waktunya di tempat yang di penuhi wanita cantik, seksi dan panas. Harry menjalani kehidupannya yang berantakan semenjak kematian Clara, istri tercintanya.
Dulu Harry tidak seperti itu. Dulu, dia adalah sosok pria yang sangat tampan. Pemilik perusahaan yang bergerak di bidang Fashion. Ia merintisnya dari 0 bersama dengan Clara yang selalu mendukungnya saat suka dan duka. Di masa kejayaan-nya, Harry mengeluarkan banyak produk berkualitas tinggi yang sukses di pasaran. Semua produk yang di luncurkannya di gemari semua kalangan. Dulu, Harry adalah suami sekaligus ayah yang baik bagi istri dan anak sematawayangnya.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu. Perusahaan yang di kelola Harry mulai terpuruk hingga membuatnya bangkrut total. Semua asset yang di milikki semakin lama semakin habis, hingga kemudian mengharuskannya menutup Perusahaan. Kini Harry hanya bisa membuka toko sepatu kecil untuk menyambung hidupnya dan putri kesayangannya.
Hari ini adalah hari Senin. Tapi Harry tidak berjulanan di tokonya. Ia nampak berada di rumah karena kunjungan teman lamanya. Mereka terlihat se-umuran, terlihat begitu serius membicarakan tentang bisnis baru yang akan mereka jalani. Ya, Harry berharap, ini adalah jalan menuju kesuksesannya lagi.
Sebuah dokumen tebal kini berada di tangan Harry. Sangat menditel ia membaca setiap lembar dari dalamnya. Dokumen itu adalah dokumen ber-isi perjanjian bisnis di antara mereka.
Tuan besar Zayn Keenan. Seperti itu banyak orang memanggilnya. Usianya sekitar 44 tahun. Dia adalah seorang CEO sekaligus pendiri Perusahaan besar One Zayn Group yang telah lama mengepakkan sayapnya di dunia bisnis Fashion. Zayn Keenan, pria itu masih terlihat sangat tampan dan gagah dengan setelan tuxedo-nya. Ia duduk di sana dengan para bodyguard yang mengelilinginya.
"Aku sudah membaca setiap lembar dari dokumen perjanjian ini. Aku sepakat dengan mu." Ucap Harry seraya ia meletakkan dokumen tebal itu di atas meja. "Tunggu sebentar Zayn." Ucapnya bangkit dari duduk lalu meninggalkan Zayn Keenan.
"Violet. Kemari sebentar sayang." Panggil Harry. Ia mengangkat pandangan, menatap ke arah letak kamar Violet di lantai dua rumahnya.
"Iya yah, tunggu." Sahut Violet dari dalam kamarnya.
Mendengar ayah nya memanggil. Violet yang sedang bersiap untuk menghadiri undangan wawancara pekerjaan, lantas segera beranjak menemuinya di ruang utama.
Zayn Keenan mengalihkan pandangan ketika ia mendengar suara langkah kaki berbalut high hils seorang gadis yang sedang menuruni satu per satu undakan anak tangga. Zayn Keenan tidak mampu mengalihkan pandangannya.
Violet Grizelle. Dia berdandan sangat cantik dengan polesan make up naturalnya. Dia mengenakan kemeja dan rok mini yang nampak cocok dengan kulit putih dan tubuhnya yang ramping.
"Ada apa ayah?" Tanya Violet. Ia menghentikan langkah kakinya tepat di hadapan Zayn Keenan. Hanya terpisahkan sebuah meja. Zayn Keenan, masih memandangnya.
Selesai menandatangai semua dokumen perjanjian itu. Harry mengangkat pandangan ke arah Violet. "Buatkan kopi untuk ayah dan tuan Zayn." Perintahnya.
"Baik." Sahutnya lalu bergegas.
Di dapur. Violet sedang membuat kopi. Sekilas ia menyadari jika teman ayahnya itu menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hanya saja, Violet menganggapnya sebagai hal yang tidak patut untuk di pikirkan. Maka ia segera kembali dengan nampan ber-isi dua cangkir kopi lalu menyajikannya di atas meja.
"Ada lagi ayah?" Tanya Violet.
"Pagi-pagi cantik sekali? Mau kemana?" Tanya Harry. Dia tersenyum menggoda putrinya.
"Aku mendapat undangan wawancara kerja. Jika tidak ada yang ayah butuhkan lagi, aku pamit ya." Sahutnya.
"Iya, semoga sukses sayang." Ucap Harry.
"Iya ayah." Sahut Violet seraya mendekat lalu mencium pipi ayahnya, seolah sudah terbiasa melakukannya.
Menarik diri. Violet pun menoleh ke arah tuan besar berwajah dingin yang saat ini duduk bersandar di sofa menatapnya. Violet lantas tersenyum lalu merunduk sopan padanya, sebagi tanda jika ia menghormatinya.
Setelah mendapatkan restu dari sang ayah. Violet meninggalkan rumah. Ia berjalan menuju taxi online yang telah di pesannya.
Dalam perjalanan. Violet terus menatap ke luar jendela. Sesungguhnya ia sangat bahagia mendapatkan undangan wawancara ini. Ia berharap agar perusahaan besar itu mau memberinya kesempatan. Bagaimana pun, Violet ingin membantu perekonomian keluarganya, mengingat hasil usaha sang ayah selalu habis untuk wanita dan minuman keras.
Sedangkan di kediaman sederhana milik Harry. Rupanya Zayn Keenan penasaran dengan sosok gadis cantik yang di panggil Violet oleh sahabatnya itu.
"Gadis itu putri mu?" Tanya Zayn Keenan.
"Iya Zayn, putri ku sangat cantik bukan? Usianya sama seperti putri mu, Racel." Sahut Harry. Ia sangat bangga telah memiliki Violet, buah cintanya bersama dengan Clara.
"Iya, Putri mu sangat cantik, dia sangat mirip dengan mendiang ibundanya, Clara." Ucap Zayn Keenan. Dia merentangkan ke dua tangannya di atas kepala sofa. "Aku sangat terkejut, kau memiliki putri secantik itu."
"Hahaha... Itu karena kau baru berkunjung ke rumah ku Zayn." Sahut Harry.
"Baiklah. Aku nantikan kerjasama ini agar berjalan lancar." Ucap Zayn Keenan. Ia bangkit dari duduk lalu mengulurkan tangan kokohnya pada Harry.
"Iya Zayn. Sering-seringlah datang berkunjung." Sahut Harry. Sungguh ia tidak menduga jika orang seperti Zayn Keenan mau berjabat tangan dengannya. Jujur saja, Harry sangat mengaggumi sosoknya yang tangguh.
"Tentu saja. Karena mulai hari ini, kita akan sering bertemu." Sahutnya.
Zayn Keenan memutar tubuh seraya menarik satu sudut bibirnya. Ia pergi bersama para bodyguard yang selalu berada di sisinya.
Sejenak Harry terdiam ketika baru saja melihat senyuman yang terlukis di wajah Zayn Keenan. Baginya, senyuman pria itu sangat sulit untuk di artikan.
🍁
Sesampainya di depan gerbang Perusahaan terkemuka One Zayn Group. Violet keluar dari dalam taxi dengan pandangan kagum menatap gedung pencakar langit yang di dominasi kaca di hadapannya.
Perusahaan besar dengan anak cabang yang tersebar di berbagai negara maju dan berkembang. One Zayn Group, adalah Perusahaan yang bergerak di bidang Fashion. Menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan terbaik dari semua perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Brand Eagle Eye yang di luncurkan One Zayn Group adalah salah satu Brand yang meradjai dunia Fashion sampai saat ini. Image One Zayn Group sebagai Perusahaan Fashion terbaik. Selamanya akan melekat di hati dan ingatan semua kalangan.
Konon katanya. Saat ini One Zayn Group Seoul Korea Plan, berada di bawah kendali Putra sulung dari Pendiri One Zayn Group sendiri. Menjabat sebagai President Director. Putra sulung tuan besar itu bernama Axel Zayn, 24 tahun. Ya, nama 'Zayn' sangat harum dan mendarah daging.
Sedikit Violet mengetahui tentang itu semua karena Perusahaan One Zayn Group sering wara wiri di layar televisi, media online, majalah dan surat kabar. Hanya saja Violet tidak terlalu perduli tentang seperti apa? Sosok mereka orang-orang besar pengendali bisnis terbesar di kotanya selama ini.
"Hey!" Sapa Nadine. Dia menyadarkan Violet dari lamunannya.
"Hah~" Violet memejamkan mata menekan dada dengan ke dua telapak tangannya.
"Kaget ya?" Tanya Nadine, dia tersenyum.
"Kenapa muncul tiba-tiba sih?! Jantung ku hampir copot tahu!" Sahut Violet.
"Hihihi... Maaf ya. Habis kamu malah melamun di sini?"
"Entah lah. Aku gugup."
"Jangan gugup. Ada aku, ayo masuk."
Nadine adalah sahabat Violet sedari kecil. Mereka mengirim lamaran bersama dan mendapatkan respon yang sama.
Masuk ke dalam gedung menuju meja resepsionis. Mereka langsung di sambut dan di arahkan ke lantai 3. Di mana satu lantai itu di penuhi oleh mereka yang mengharapkan posisi yang sama.
"Hanya ada dua posisi yang di butuhkan. Tapi, pelamarnya sampai sebayak ini? Bagaimana aku bisa mendapatkan kesempatan?" Batin Violet.
Ratusan pelamar duduk di kusi tunggu, ekspresi wajah mereka nampak berbeda-beda, ada yang semangat dan ada juga yang putus asa.
"Selain kecerdasan. Hanya keberuntungan yang bisa menolong ku." Batin Violet.
"Ayo cari tempat duduk." Ajak Nadie, dia menarik tangan Violet.
Berjam-jam menunggu. Akhirnya...
"Nona Violet Grizelle, silahkan memasuki ruangan." Panggil seorang Staff dengan nada tinggi.
"Semoga keberuntungan itu berpihak pada ku." Batin Violet.
🍁
Tuan Harry
🍁Stay With Me Violet🍁
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
ayyona
mampir lg 😍
2020-07-31
1
Oki Indriani
aku udah mampir nih, lanjut terus kak
2020-07-18
1
seizy Kurniawan
oppa oppa ganteng kumpul disini... kerennn kak.
salam my enemy is my love
2020-07-15
1