Bab 17: Bertemu Kembali

“Saya tidak bermaksud menggoda siapapun

di sini seperti yang Anda tuduhkan,” balasku.

“Kamu pikir aku ini bodoh? Pria kaya mana yang membantumu masuk ke Salon Premium ini tanpa seleksi, hah?” Aku merasakan dejavu. Apa aku terlihat mudah untuk ditindas? Rasanya setiap petinggi di tempatku bekerja selalu berusaha merendahkanku.

Aku membatin, “Ah, aku muak sekali, kamu tahu Nancy, pria berjas biru di belakangmu itu yang membantuku masuk ke sini, jika kamu ingin marah, marahi dia, jangan menyumpahiku dengan kalimat-kalimat kotormu.” Jika Om Gabriel tak ada di sini, akan kuceramahi ia meski harus dikeluarkan.

Aku merasa heran, bagaimana bisa ia bersikap kasar pada karyawan di hadapan Om Gabriel? Oh aku paham, ia sedang memamerkan kemampuan manajemennya pada bosnya.

“Sudahlah! Aku tidak sudi berbicara terlalu banyak dengan wanita sepertimu, memuakkan rasanya. Lessi, perhatikan dia! Jika kualitas kerjanya buruk segera pecat dia dan ganti dengan karyawan baru yang lebih professional.” Ia berbalik pada manajer Lessi yang sedari tadi mematung dan menatap lantai.

“Baik Nona Nancy,” sahutnya pelan dengan suara bergetar.

“Presdir, saya sudah selesai mengecek cabang ini, tidak ada masalah dengan peralatan dan perlengkapan, bahkan stok di gudang lebih dari cukup. Laporan keuangan juga tidak bermasalah, cabang ini menunjukkan pertumbuhan keuntungan yang signifikan. Mungkin kita bisa menambah karyawan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung,” jelasnya pada Om Gabriel.

“Kamu ingin menambah karyawan di sini?” Om Gabriel bangkit dari duduknya, ia membenarkan kancing jasnya dan menatap Nona Nancy.

“Ia Presdir, sesuai dengan keun...”

“Kamu baru saja memerintahkan Lessi untuk

segera memecat karyawan, sekarang kamu ingin menambah karyawan baru?” tanya Om Gabriel. Nona Nancy terlihat gugup sekarang, ia menelan salivanya berulang kehabisan kalimat membela diri.

“Lain kali bersikap lebih lembut pada karyawan-karyawanku, karena usaha merekalah kamu bisa duduk di ruangan dingin itu,” ujar Om Gabriel dengan kedua tangan di saku celana.

Aku terharu dengan kalimat Om Gabriel, beberapa karyawan di sebelahku ikut tersenyum. Mungkin itu cara Om Gabriel membelaku atau ia memang membela karyawan-karyawannya yang diperlakukan tidak adil oleh Mak Lampir, aku tidak peduli, aku hanya senang wanita itu kena batunya.

Saat itu, Om Gabriel terlihat semakin rupawan saja. Rasa kecewaku padanya selama sebulan ini juga menguap di udara. Ia selalu punya cara untuk membuatku semakin terjatuh dalam pesonanya.

****

Aira menepuk-nepuk punggungku pelan, berusaha menghiburku yang baru saja dicecar Manajer Nancy, ia melihatku dengan tatapan iba.

“Aku tidak apa-apa Aira, jangan melihatku begitu.”

“Untung saja Pak Gabriel memarahi Mak Lampir itu Queen. Ia selalu seenak hatinya setiap kali berkunjung ke toko.”

“Benarkah Ra?”

“Ho-oh, tapi ini pertama kalinya Pak Gabriel datang Queen, aneh juga orang penting sepertinya datang ke toko-toko kecil seperti ini, apa ia sedang senggang?” Aira mengerutkan keningnya. Baginya, tak masuk akal pemimpin mengunjungi satu persatu toko retail perusahaannya saat ia punya seribu prajurit yang siap melakukannya.

“Apa itu penting sekarang, Ra?” tanyaku pada Aira.

Aku berusaha mengalihkan pembicaraan, wajahku terasa hangat mendengar ini pertama kalinya Om Gabriel turun langsung, apa ia sengaja menemuiku? Tapi kapan ia pulang? Kenapa ia tidak mengabariku?

“Queen, ponselmu bergetar,”

Aku tersadar dari lamunanku dan merogoh ponsel dari saku celana kainku, aku tidak bisa menahan senyumku saat melihat nama pengirim pesan yang tertera di layar ponsel.

“Siapa itu?” tanya Aira penasaran.

“Rahasia,” jawabku manja.

Segera kugeser layar ponsel dengan telunjukku dan membuka pesan yang baru saja masuk itu,

Jika sudah selesai bekerja,

Temui saya di parkiran,

BMW 7 Series,

****

Kulambaikan tangan pada Aira sebagai tanda berpisah, ia segera pulang setelah ojol  yang ia pesan sampai. Sedangkan aku berlari memutar ke parkiran mencari BMW 7 Series milik kekasihku. Ia berganti mobil lagi, dan aku tidak tahu bagaimana bentuk mobilnya kali ini, terpaksa aku mencari bentuk mobil mewah itu di Google dan mengitari satu persatu area VIP. Senyum segera terbit dari wajahku saat mataku menemukan mobil serupa di parkiran,

“Hai Queen,” sapa lelaki di balik kemudi begitu melihatku masuk di kursi sebelahnya. Ia melabuhkan kecupan di keningku dan pipiku lalu menepuk pelan puncak kepalaku dengan penuh kasih sayang.

“Anda kenal saya?” tanyaku kesal, bagaimana tidak? Ia menghilang selama sebulan tanpa memberi kabar, lalu tiba-tiba menampakkan diri di hadapanku dengan wajah tak bersalah.

“Hei, kamu ngambek lagi?” ah, aku rindu sekali suara beratnya itu.

“Entah,”

“Queen, aku merindukanmu,” ujarnya, seketika senyum mengembang dari bibirku, menghancurkan pertahanan jual mahalku. Ia paling tahu kelemahanku.

Aku segera berbalik dan memeluknya, menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang membuatku candu. Meremas gemas pada rambutnya dan membelai pelan punggungnya yang tegap. Ia membalas pelukanku, menepuk pelan punggungku dan mempererat pelukan kami.

“Aku rindu Om,”

“Aku tahu Queen, maaf baru mengabarimu,”

“Om kemana saja selama ini? Bagaimana bisa Om pergi tanpa kabar?” tanyaku begitu melepas pelukanku padanya dan kembali duduk di kursi sebelah kemudi.

“Ada masalah dengan pembangunan cabang baru di Korea Queen, manajer proyek itu melarikan uang perusahaan, tidak hanya sampai disitu ia juga memalsukan izin pembangunan. Aku harus menyelesaikan semua masalah di sana, bahkan proyek itu terpaksa dibatalkan, aku harus bekerja keras menenangkan investor dan pemegang saham.” Jelasnya dengan wajah yang berubah murung.

“Apa perusahaan Om akan membuka Salon lagi di sana?” tanyaku, aku sedikit paham persoalan seperti ini karena dasar pendidikanku akuntansi.

“Hah? Apa menurutmu perusahaanku hanya bergerak di bidang itu saja? Halim Group mengelola properti, fashion, industri hiburan dan salon Queen. Salon itu bukti cinta Papa untuk istrinya,” kekasihku kembali tersenyum, senyum paling menawan yang pernah kulihat dalam hidupku.

“Aku tidak tahu jika Om sekaya itu,”

“Hei, nada bicaramu tidak enak didengar, apa kamu selalu seperti ini? Mudah merajuk seperti Naila?”

Aku menoleh padanya, kesal disamakan dengan putri kecilnya yang nakal itu.

“Naila membuat kekacauan di rumahmu?” tanyanya begitu melihat ekspresi kesalku.

“Hanya sedikit kekacauan kecil Om, apa ia tidak menyukaiku?”

“Menurutmu begitu?”

“...”

“Kamu diam lagi Queen, kamu takut pada Naila?”

“Bukankah Om akan meninggalkanku jika Naila tidak menyukaiku?”

“Itu tugasmu Queen, jika kamu ingin selalu bersamaku, rebut hati Naila juga,” ia mencubit gemas pipiku dan tersenyum.

“Sebenarnya..,” aku ragu-ragu membicarakan Ketua Halim yang mendatangiku.

“Hm? Ada apa sayang?”

“Ah, tidak Om, tidak ada apa-apa,”

Di pikiranku, senja dan senyummu

sedang bercampur menjadi surga sederhana,

tempat kagum-kagumku ingin

menjatuhkan diri.

-penagenic

To Be Continued,

Love Love

Bemine_97

Terpopuler

Comments

winda hikari

winda hikari

lnjutt lagi

2022-03-26

0

dhapz H

dhapz H

Nancy ingin mencari perhatian dari gabriel

2021-08-01

1

Susilawati Dewi

Susilawati Dewi

ya ampun semoga sj ga mainin ht Queen

2021-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Perkenalan
3 Bab 2: Soal Pacar
4 Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5 Bab 4: Naila's Choice
6 Bab 5: Hai, Kakak!
7 Bab 6: Sugar Daddy?
8 Bab 7: Sugar Baby?
9 Bab 8: Tawaran
10 Bab 9: Pindahan
11 Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12 Bab 11: Hari Pertama
13 PENJELASAN
14 Bab 12: Naila Datang
15 Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16 Bab 14: Tamu Tak Terduga
17 Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18 Bab 16: Gara Gara Name Tag
19 Bab 17: Bertemu Kembali
20 Bab 18: My Oppa
21 Bab 19: Luka
22 Bab 20: Demi Moly
23 Bab 21: Soal Perasaan
24 Bab 22: Tampan dan Mapan
25 Bab 23: Dua Sisi
26 Visual Character
27 Bab 24: Talk With Entrepreneur
28 Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29 Bab 26: Soal Prioritas
30 Bab 27: Heartache
31 Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32 Bab 29: The Reason
33 Bab 30: Heroin
34 Bab 31: Nona Halim
35 Bab 32: Hak dan Kewajiban
36 Bab 33: Queen dan King
37 Bab 34: Reynold!
38 Curhat Author Baperan
39 Bab 35: Labil
40 Bab 36: Kaum Elit
41 Bab 37: Wedding Party
42 Bab 38: Mahkota
43 Bab 39: Rahasia
44 Bab 40: Mama
45 Bab 41: As A Wife
46 Bab 42: High Five
47 Bab 43: Cinderella
48 Bab 44: My Hero
49 Bab 45: Cocho Banana
50 Bab 46: Ulat Pinang
51 Bab 47: Salah Siapa?
52 Bab 48: Moment
53 Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54 Bab 50: Pak Dekan
55 Bab 51: Pria Aneh
56 Bab 52: Iblis
57 Bab 53: Iblis Rupawan
58 Bab 54: Koi Gendut
59 Bab 55: Sepenggal Kisah
60 Bab 56: Badai?
61 Bab 57: Curiga
62 Bab 58: Pengganggu
63 Bab 59: Serpihan Puzzle
64 Bab 60: Rasa Sakit
65 Bab 61: Beban
66 Bab 62: Kebenaran
67 Bab 63: Keluarga Neils
68 Bab 64: Crayon
69 Bab 65: Pelet?
70 Bab 66: Taman
71 Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72 Bab 68: Mamanya Naila
73 Bab 69: Sang Presdir
74 Bab 70: Sekretaris Sophie
75 Bab 71: Ransel
76 Bab 72: Terkenal
77 Bab 73: Habiskan Uang?
78 Bab 74: Bungkuskan!
79 Bab 75: Pertengkaran
80 Bab 76: Foto
81 Bab 77: Pertemuan
82 Bab 78: Pria Blasteran
83 Bab 79: Papa Mertua
84 Bab 80: Wanita Asing
85 Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86 Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87 Bab 83: Sugar Baby
88 Bab 84: Her Tears
89 Bab 85: Caranya Mengingatmu
90 Bab 86: Mine
91 Bab 87: Sayang!
92 Bab 88: Firasat
93 Bab 89: Petaka Tak Terduga
94 Bab 90: The End Of The Story
95 S2- Bab 91: The Beginning
96 S2- Bab 92: Drama Baru
97 S2- Bab 93: Pacaran?
98 S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99 S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100 S2- Bab 96: Keegoisan
101 S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102 S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103 S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104 S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105 S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106 S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107 S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108 S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109 S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110 S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111 S2- Bab 107: Perdebatan
112 S2- Bab 108: Isi Hati
113 S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114 S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115 S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116 S2- Bab 112: Mantan Besan
117 S2- Bab 113: Impian Natusha
118 S2- Bab 114: Ini Mama
119 S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120 Extra Part: Kembali ke Rumah
121 Extra Part: Langit Jingga
122 Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Perkenalan
3
Bab 2: Soal Pacar
4
Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5
Bab 4: Naila's Choice
6
Bab 5: Hai, Kakak!
7
Bab 6: Sugar Daddy?
8
Bab 7: Sugar Baby?
9
Bab 8: Tawaran
10
Bab 9: Pindahan
11
Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12
Bab 11: Hari Pertama
13
PENJELASAN
14
Bab 12: Naila Datang
15
Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16
Bab 14: Tamu Tak Terduga
17
Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18
Bab 16: Gara Gara Name Tag
19
Bab 17: Bertemu Kembali
20
Bab 18: My Oppa
21
Bab 19: Luka
22
Bab 20: Demi Moly
23
Bab 21: Soal Perasaan
24
Bab 22: Tampan dan Mapan
25
Bab 23: Dua Sisi
26
Visual Character
27
Bab 24: Talk With Entrepreneur
28
Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29
Bab 26: Soal Prioritas
30
Bab 27: Heartache
31
Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32
Bab 29: The Reason
33
Bab 30: Heroin
34
Bab 31: Nona Halim
35
Bab 32: Hak dan Kewajiban
36
Bab 33: Queen dan King
37
Bab 34: Reynold!
38
Curhat Author Baperan
39
Bab 35: Labil
40
Bab 36: Kaum Elit
41
Bab 37: Wedding Party
42
Bab 38: Mahkota
43
Bab 39: Rahasia
44
Bab 40: Mama
45
Bab 41: As A Wife
46
Bab 42: High Five
47
Bab 43: Cinderella
48
Bab 44: My Hero
49
Bab 45: Cocho Banana
50
Bab 46: Ulat Pinang
51
Bab 47: Salah Siapa?
52
Bab 48: Moment
53
Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54
Bab 50: Pak Dekan
55
Bab 51: Pria Aneh
56
Bab 52: Iblis
57
Bab 53: Iblis Rupawan
58
Bab 54: Koi Gendut
59
Bab 55: Sepenggal Kisah
60
Bab 56: Badai?
61
Bab 57: Curiga
62
Bab 58: Pengganggu
63
Bab 59: Serpihan Puzzle
64
Bab 60: Rasa Sakit
65
Bab 61: Beban
66
Bab 62: Kebenaran
67
Bab 63: Keluarga Neils
68
Bab 64: Crayon
69
Bab 65: Pelet?
70
Bab 66: Taman
71
Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72
Bab 68: Mamanya Naila
73
Bab 69: Sang Presdir
74
Bab 70: Sekretaris Sophie
75
Bab 71: Ransel
76
Bab 72: Terkenal
77
Bab 73: Habiskan Uang?
78
Bab 74: Bungkuskan!
79
Bab 75: Pertengkaran
80
Bab 76: Foto
81
Bab 77: Pertemuan
82
Bab 78: Pria Blasteran
83
Bab 79: Papa Mertua
84
Bab 80: Wanita Asing
85
Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86
Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87
Bab 83: Sugar Baby
88
Bab 84: Her Tears
89
Bab 85: Caranya Mengingatmu
90
Bab 86: Mine
91
Bab 87: Sayang!
92
Bab 88: Firasat
93
Bab 89: Petaka Tak Terduga
94
Bab 90: The End Of The Story
95
S2- Bab 91: The Beginning
96
S2- Bab 92: Drama Baru
97
S2- Bab 93: Pacaran?
98
S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99
S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100
S2- Bab 96: Keegoisan
101
S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102
S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103
S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104
S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105
S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106
S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107
S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108
S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109
S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110
S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111
S2- Bab 107: Perdebatan
112
S2- Bab 108: Isi Hati
113
S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114
S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115
S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116
S2- Bab 112: Mantan Besan
117
S2- Bab 113: Impian Natusha
118
S2- Bab 114: Ini Mama
119
S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120
Extra Part: Kembali ke Rumah
121
Extra Part: Langit Jingga
122
Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!