Bab 9: Pindahan

Wajahku masih memerah, tubuhku panas dingin setelah dicumbu Om Gabriel. Kedua tangan

menangkup wajahku, menurunkan suhu yang hampir meledakkan kepalaku. Bibirku terus tersenyum, semakin kubayangkan semakin lebar senyumku. Hatiku benar-benar menghangat saat ini, ingin rasanya kuulang kembali masa-masa manis itu. Bibir Om Gabriel yang lebih manis dari madu, tangannya yang besar dan hangat, deru nafasnya yang terdengar seperti nyanyian, wangi tubuhnya yang membuatku candu. Ah, apa ini yang namanya rindu?

Aku tidak menyangka akan sejauh ini dengan Om Gabriel, bahkan sebelumnya kami  hanya berbicara beberapa kalimat yang tidak penting. Rasanya baru kemarin aku menolong putrinya, berjabat tangan dengannya bahkan dibelikannya buku-buku untuk menunjang pendidikanku.

“Putri? Benar, Om Gabriel punya putri, gadis mungil yang mengintimidasi lawan bicara sama seperti Papanya. Apa itu artinya jika kami menikah, Naila akan menjadi putriku?” Kali ini aku tertawa cukup keras sendirian. Belum apa-apa anganku sudah sampai ke pernikahan.

Sejenak aku melupakan bahwa statusku hanyalah gadis simpanan yang menukar dirinya dengan secuil kemewahan yang ia tawarkan.

“Jadi, kamu benar-benar akan pindah ke apartemen yang diberikan Om Gabriel?” Moly membuyarkan

angan-anganku dan menghentikan tawaku. Keningnya berkerut, ia merasa tak percaya dengan pendengarannya barusan.

“Keputusannya besok, kalo Pak Bagas jemput, aku akan pindah Ly. Udah waktunya rubah nasip.” Aku menjawabnya dengan tegas tanpa rasa bersalah. Seolah-olah yang akan aku lakukan layak mendapat pujian.

“Bukannya aku ikut campur urusan kamu Queen, tapi aku masih teman baikmu di sini. Aku cuma mau mengingatkan, apapun alasannya bermain api pasti akan terbakar.” Moly menatapku lamat-lamat dengan bola matanya. Ia masih tak habis pikir dengan apa yang baru saja terucap dari bibirku ini.

“Iiihhh, apaan sih! aku yakin aku bukan simpanan Om gabriel, dia sendiri yang bilang tadi.”

“Dan kamu percaya begitu saja? Terus apa maksudnya memintamu bersembunyi di apartemennya? Kamu pikir sendiri deh, Vino pernah ga minta bertemu secara sembunyi-sembunyi?”

Aku terdiam berkat serangan dari Moly. Kepala kecilku berusaha menerjemahkan ucapan Moly, namun hatiku berbalik melawan. Percaya sepenuhnya pada setiap ucapan lelaki rupawan yang aku temui belum lama ini.

“Aku benar-benar menyukai Om Gabriel, semua tentangnya. Aku takut jika tidak bisa bertemu lagi dengan Om Gabriel, perasaanku saat ini berbeda dengan perasaanku terhadap Vino,” jelasku dengan wajah memelas. Aku ingin gadis itu menyetujui dan ikut pindah bersamaku.

Selang beberapa detik, Moly terdiam. Ia berkalut sendirian dalam pikirannya. sedang aku menunggu jawaban darinya dengan perasaaan gugup.

“Kalo gitu, beresin barang-barang kamu! Besok kita pindah ke istana,” ucap Moly sembari bangkit dari duduknya dan melangkah ke luar kamar.

Aku tersenyum senang pada keputusan gadis itu. Moly akan terus bersamaku dan itu sudah lebih dari cukup untukku. Jika suatu hari Om Gabriel membuangku,  Moly akan tetap bersama denganku ialah rumahku di sini.

Tak masalah jika aku akan terluka suatu nanti. Impianku saat ini terbelah menjadi dua, bersama lelaki itu dan jaminan atas hidup dan pendidikanku.

****

Keesokan paginya, sesuai dengan ucapan Om Gabriel kemarin, Pak Bagas dan Pak Wahyu datang ke kost. Ia mengangkat beberapa barang penting kami, seperti pakaian dan buku-buku. Saat aku membantunya mengangkat beberapa alat rumah tangga, Pak Bagas menggeleng. Ia memintaku meletakkannya kembali. Katanya, Om Gabriel sudah menyiapkan semuanya di apartemen.

Kami berangkat dari kost setelah memastikan seluruh barang yang penting bagiku dan Moly dipindahkan ke mobil jasa pindah rumah yang disewa Pak Bagas. Mereka berjalan memutar demi bisa masuk hingga ke depan kosku. Kulihat dari kaca mobil, tatapan heran dari penghuni kos lain padaku dan Moly, beberapa bahkan berbisik dan menatap kepergian kami dengan pandangan tak suka.

Aku menghela nafas panjang. Dulu pertama kali pindah ke sana pun, mereka menghujaniku dengan tatapan tak suka. Sekarang, saat aku keluar dari sana, tatapan mereka semakin tak suka. Mungkin, beberapa dari mereka sudah bisa menebak apa yang terjadi padaku dan Moly hingga mobil mewah masuk ke gang sempit dan kumuh itu lalu membawa kami pergi.

Aku sadar, sebagai manusia aku tidak akan mampu menyenangkan hati semua orang, karena itu aku akan berusaha menyenangkan hati orang-orang yang senang padaku saja.

Rasanya juga percuma, bersikap sebaik mungkin agar dicintai banyak orang. Akan tetap ada yang memandangku sebelah mata, menghujaniku dengan cibiran dan penghinaan. Meski dulu, sebelum berstatus sebagai simpanan.

“Pak, Pak Jey kemana?” ucapku memecah sunyi di antara kami berempat.

Pak Bagas yang duduk di kursi kemudi melihatku dari spion kecil di atas kepalanya.

“Nemenin Naila di TK, putri kami sudah masuk TK Queen.” Dari ucapannya barusan, kubayangkan wajah Pak Bagas yang berbinar-binar bahagia. Mereka benar-benar menyayangi gadis mungil nan cantik itu. Tak hanya menjaganya sebagai bentuk tugas dari mereka, namun juga kasih sayang untuk gadis itu terlihat nyata dari wajahnya yang berbinar.

“Benarkah? Berarti tahun depan dia sudah masuk SD, Om Gabriel pasti bahagia sekali putri kecilnya sudah dewasa.”

“Tentu saja Queen, Naila bukan cuma putri Pak Gabriel, dia juga putri kami bertiga. Kami merawatnya bersama-sama semenjak Ibunya meninggalkannya.” Kini Pak Wahyu tak kalah bahagianya. Keduanya berseri setelah membicarakan hal yang sama, Naila putri Om Gabriel.

Aku merasa terharu dengan ucapan kedua lelaki kekar di hadapanku ini, mereka begitu mencintai Naila seperti anak sendiri.

“Queen, Presdir Gabriel menitip pesan, sering-seringlah menemui Naila, jangan takut padanya. Sikapnya seperti itu karena ia tidak ingin dianggap lemah Queen, ia dibesarkan tanpa seorang Ibu. Kamu paham maksudku, kan?” Pak Bagas kembali melirikku di kursi belakang melalui spion tengah. Tangannya begitu sibuk bermain pada setir dengan pandangan lurus pada jalanan.

Aku hanya mengiyakan permintaannya barusan tanpa menyuarakannya melalui kata-kata. Mendekati Naila? Apa Om Gabriel ingin aku menjadi Ibu gadis mungil itu? Bukankah itu artinya ia melihatku lebih dari sekedar kekasihnya saja? Kini wajahku kembali bersemu kemerahan. Rasa hangat menyerang hingga aku harus mendinginkannya dengan menangkup kedua telapak tanganku di wajah.

“Aaaawww, sakit Moly, kenapa kamu menyikutku?” teriakku begitu pinggulku merasakan nyeri. Aku lupa pada posisiku saat ini.

“Mukamu, kaya kepiting rebus,” cibirnya. Ia memutar bola matanya malas lalu bersandar pada pintu mobil. Ia memejamkan matanya dan mengatur helanaan nafasnya. Jarak tempuh yang sedikit jauh cukup digunakan untuk beristirahat.

Kuabaikan Moly yang mulai tertidur di sebelahku, perasaan bahagia mulai memenuhi rongga dadaku. Ada debaran yang tak biasa bergejolak di dalam sana.

Aku mulai membayangkan hal-hal indah dengan Om Gabriel nantinya, bahkan Naila yang memanggilku Mama tak luput dari anganku. Serta-merta senyum terbit dari bibirku, tak peduli dengan tatapan heran kedua lelaki di depanku dan aku tenggelam dalam duniaku sendiri.

.

.

.

.

To Be Continued,

love,

bemine_97

Terpopuler

Comments

kaname senpai

kaname senpai

bikin pengen juga pengen punya sugar dady yg cakep gagah kaya raya g pelit + jomblo

2022-06-01

0

Fitriyah Handayani

Fitriyah Handayani

awas queen...jangan trlalu bahagia

2021-09-10

0

dhapz H

dhapz H

queen moga orngnya cantik juga hatinya

2021-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Perkenalan
3 Bab 2: Soal Pacar
4 Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5 Bab 4: Naila's Choice
6 Bab 5: Hai, Kakak!
7 Bab 6: Sugar Daddy?
8 Bab 7: Sugar Baby?
9 Bab 8: Tawaran
10 Bab 9: Pindahan
11 Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12 Bab 11: Hari Pertama
13 PENJELASAN
14 Bab 12: Naila Datang
15 Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16 Bab 14: Tamu Tak Terduga
17 Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18 Bab 16: Gara Gara Name Tag
19 Bab 17: Bertemu Kembali
20 Bab 18: My Oppa
21 Bab 19: Luka
22 Bab 20: Demi Moly
23 Bab 21: Soal Perasaan
24 Bab 22: Tampan dan Mapan
25 Bab 23: Dua Sisi
26 Visual Character
27 Bab 24: Talk With Entrepreneur
28 Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29 Bab 26: Soal Prioritas
30 Bab 27: Heartache
31 Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32 Bab 29: The Reason
33 Bab 30: Heroin
34 Bab 31: Nona Halim
35 Bab 32: Hak dan Kewajiban
36 Bab 33: Queen dan King
37 Bab 34: Reynold!
38 Curhat Author Baperan
39 Bab 35: Labil
40 Bab 36: Kaum Elit
41 Bab 37: Wedding Party
42 Bab 38: Mahkota
43 Bab 39: Rahasia
44 Bab 40: Mama
45 Bab 41: As A Wife
46 Bab 42: High Five
47 Bab 43: Cinderella
48 Bab 44: My Hero
49 Bab 45: Cocho Banana
50 Bab 46: Ulat Pinang
51 Bab 47: Salah Siapa?
52 Bab 48: Moment
53 Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54 Bab 50: Pak Dekan
55 Bab 51: Pria Aneh
56 Bab 52: Iblis
57 Bab 53: Iblis Rupawan
58 Bab 54: Koi Gendut
59 Bab 55: Sepenggal Kisah
60 Bab 56: Badai?
61 Bab 57: Curiga
62 Bab 58: Pengganggu
63 Bab 59: Serpihan Puzzle
64 Bab 60: Rasa Sakit
65 Bab 61: Beban
66 Bab 62: Kebenaran
67 Bab 63: Keluarga Neils
68 Bab 64: Crayon
69 Bab 65: Pelet?
70 Bab 66: Taman
71 Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72 Bab 68: Mamanya Naila
73 Bab 69: Sang Presdir
74 Bab 70: Sekretaris Sophie
75 Bab 71: Ransel
76 Bab 72: Terkenal
77 Bab 73: Habiskan Uang?
78 Bab 74: Bungkuskan!
79 Bab 75: Pertengkaran
80 Bab 76: Foto
81 Bab 77: Pertemuan
82 Bab 78: Pria Blasteran
83 Bab 79: Papa Mertua
84 Bab 80: Wanita Asing
85 Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86 Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87 Bab 83: Sugar Baby
88 Bab 84: Her Tears
89 Bab 85: Caranya Mengingatmu
90 Bab 86: Mine
91 Bab 87: Sayang!
92 Bab 88: Firasat
93 Bab 89: Petaka Tak Terduga
94 Bab 90: The End Of The Story
95 S2- Bab 91: The Beginning
96 S2- Bab 92: Drama Baru
97 S2- Bab 93: Pacaran?
98 S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99 S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100 S2- Bab 96: Keegoisan
101 S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102 S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103 S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104 S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105 S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106 S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107 S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108 S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109 S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110 S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111 S2- Bab 107: Perdebatan
112 S2- Bab 108: Isi Hati
113 S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114 S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115 S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116 S2- Bab 112: Mantan Besan
117 S2- Bab 113: Impian Natusha
118 S2- Bab 114: Ini Mama
119 S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120 Extra Part: Kembali ke Rumah
121 Extra Part: Langit Jingga
122 Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Perkenalan
3
Bab 2: Soal Pacar
4
Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5
Bab 4: Naila's Choice
6
Bab 5: Hai, Kakak!
7
Bab 6: Sugar Daddy?
8
Bab 7: Sugar Baby?
9
Bab 8: Tawaran
10
Bab 9: Pindahan
11
Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12
Bab 11: Hari Pertama
13
PENJELASAN
14
Bab 12: Naila Datang
15
Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16
Bab 14: Tamu Tak Terduga
17
Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18
Bab 16: Gara Gara Name Tag
19
Bab 17: Bertemu Kembali
20
Bab 18: My Oppa
21
Bab 19: Luka
22
Bab 20: Demi Moly
23
Bab 21: Soal Perasaan
24
Bab 22: Tampan dan Mapan
25
Bab 23: Dua Sisi
26
Visual Character
27
Bab 24: Talk With Entrepreneur
28
Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29
Bab 26: Soal Prioritas
30
Bab 27: Heartache
31
Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32
Bab 29: The Reason
33
Bab 30: Heroin
34
Bab 31: Nona Halim
35
Bab 32: Hak dan Kewajiban
36
Bab 33: Queen dan King
37
Bab 34: Reynold!
38
Curhat Author Baperan
39
Bab 35: Labil
40
Bab 36: Kaum Elit
41
Bab 37: Wedding Party
42
Bab 38: Mahkota
43
Bab 39: Rahasia
44
Bab 40: Mama
45
Bab 41: As A Wife
46
Bab 42: High Five
47
Bab 43: Cinderella
48
Bab 44: My Hero
49
Bab 45: Cocho Banana
50
Bab 46: Ulat Pinang
51
Bab 47: Salah Siapa?
52
Bab 48: Moment
53
Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54
Bab 50: Pak Dekan
55
Bab 51: Pria Aneh
56
Bab 52: Iblis
57
Bab 53: Iblis Rupawan
58
Bab 54: Koi Gendut
59
Bab 55: Sepenggal Kisah
60
Bab 56: Badai?
61
Bab 57: Curiga
62
Bab 58: Pengganggu
63
Bab 59: Serpihan Puzzle
64
Bab 60: Rasa Sakit
65
Bab 61: Beban
66
Bab 62: Kebenaran
67
Bab 63: Keluarga Neils
68
Bab 64: Crayon
69
Bab 65: Pelet?
70
Bab 66: Taman
71
Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72
Bab 68: Mamanya Naila
73
Bab 69: Sang Presdir
74
Bab 70: Sekretaris Sophie
75
Bab 71: Ransel
76
Bab 72: Terkenal
77
Bab 73: Habiskan Uang?
78
Bab 74: Bungkuskan!
79
Bab 75: Pertengkaran
80
Bab 76: Foto
81
Bab 77: Pertemuan
82
Bab 78: Pria Blasteran
83
Bab 79: Papa Mertua
84
Bab 80: Wanita Asing
85
Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86
Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87
Bab 83: Sugar Baby
88
Bab 84: Her Tears
89
Bab 85: Caranya Mengingatmu
90
Bab 86: Mine
91
Bab 87: Sayang!
92
Bab 88: Firasat
93
Bab 89: Petaka Tak Terduga
94
Bab 90: The End Of The Story
95
S2- Bab 91: The Beginning
96
S2- Bab 92: Drama Baru
97
S2- Bab 93: Pacaran?
98
S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99
S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100
S2- Bab 96: Keegoisan
101
S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102
S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103
S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104
S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105
S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106
S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107
S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108
S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109
S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110
S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111
S2- Bab 107: Perdebatan
112
S2- Bab 108: Isi Hati
113
S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114
S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115
S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116
S2- Bab 112: Mantan Besan
117
S2- Bab 113: Impian Natusha
118
S2- Bab 114: Ini Mama
119
S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120
Extra Part: Kembali ke Rumah
121
Extra Part: Langit Jingga
122
Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!