Bab 7: Sugar Baby?

“Kita makan di sini saja, ada karyawanku di sana. Kamu tidak keberatan kan makan dengan Om-Om ini?” tanyanya padaku begitu mata kami beradu.

Apa maksudnya ada karyawannya di dalam sana? Bagaimana jika karyawannya berfikir aku ini simpanan Om Gabriel? Tapi perutku sudah tidak bisa berkompromi dan jual mahal lebih lama, kuturuti ajakannya dan mengikuti langkahnya dengan ragu-ragu. Masuk ke kafe mahal ini hanya ada dalam daftar impianku, sedangkan bisa makan di sana? Aku hampir tidak berani memimpikannya.

Mataku mengitari seluruh sudut ruangan kafe mewah itu, desainnya benar-benar artistik, lampu-lampu gantung, lukisan-lukisan di dinding hingga bentuk meja dan sofa yang aku sendiri bingung menjelaskannya. Sudahlah, itu tidak terlalu penting bukan?

“Pak Gabriel, bergabunglah di sini!” Seseorang memanggil dan mataku langsung mencari sumber suara.

Beberapa langkah di depanku, duduk lelaki agak gemuk dengan perut buncit, kepalanya plontos di bagian depan, kulitnya putih bersih dan ia memakai jas mahal.  Om Gabriel tanpa ragu-ragu mendekati mejanya begitu mendengar namanya disebut. Pria ini karyawannya? Malah Om Gabriel yang terlihat seperti bawahan sekarang.

“Duduk, duduk Pak! Wah tidak saya sangka bisa bertemu anda di sini, anda tidak bekerja Pak? Pakaian anda santai sekali.”

Ia menyambut Om Gabriel dengan wajah sumringah hingga mengangguk-angguk saat Om Gabriel tiba di hadapannya. Menurutku, lelaki ini tipe penjilat pada atasannya. Tapi, entahlah. Aku tidak mengenal dunia orang kaya, mungkin saja memang begini perlakukan mereka terhadap orang yang dianggap lebih berkuasa.

“Aku mengambil cuti hari ini, lelah rasanya bekerja terus-menerus,” kata Om Gabriel sembari duduk di sofa berhadapan dengan lelaki itu.

Aku ikut duduk di sebelah Om Gabriel begitu ia mempersilahkanku. Barulah setelah aku duduk, mataku menangkap sosok mungil di balik tubuh bongsor pria gemuk dengan setelan lengkap. Gadis cantik dengan dress selutut itu terlihat cemberut dan sibuk memainkan ponselnya. Ia berulangkali bergelayut manja pada pria di sebelahnya, menunjuk-nunjuk layar ponselnya yang dibalas pria itu dengan ucapan “Ambil saja kalau kamu suka.”

“Wah, Pak Gabriel, ini siapa?” tanya pria itu, kedua bola matanya menatapku selidik, ia tersenyum nakal ke arahku. Gadis di sebelahnya mengangkat wajahnya ikut melihat ke arahku begitu mendengar pertanyaan sang Sugar Daddy. Sepertinya ia tidak suka aku ikut bergabung dengannya. Buktinya, wajahnya semakin cemberut saja.

“Queen, namanya Queen,” Pak Gabriel menjelaskan dengan wajah datar yang disambut anggukan pria itu.

“Queen? Kamu Queen? Penampilanmu seperti Slave!” celetuk tiba-tiba gadis mungil itu. Ia menatapku sinis, sangat sinis hingga aku bisa merasakan kilatan dari matanya.

Ia segera merubah posisi duduknya dan menyilangkan kakinya. Ia menarik tas yang tersembunyi di punggungnya dan meletakkannya di atas meja. Tas branded miliknya sengaja ia pamerkan padaku begitu melihat tas lusuh milikku. Tas ransel kulit berwarna hitam yang aku sendiri tak ingat lagi kapan aku membelinya.

Belum lagi kemeja oversize dan jeans murah yang melekat pada tubuhku. Kutebak, harga dress gadis itu cukup untuk membeli tiga pasang pakaian yang sama dengan yang kupakai saat ini. Ia pasti bisa menebak harga keseluruh outfit-ku hingga bibirnya maju dan keningnya berkerut.

“Sayang, jangan seperti itu! Hentikan cemberutmu, wajahmu tak cantik lagi,” bujuk pria gemuk di sebelahnya. Ia membelai pelan gadisnya dengan jemarinya yang tak kalah gemuk.

“Dia kenapa sih, ikut-ikutan duduk di sini?Mengganggu tahu, lihat aja penampilannya tuh, kucel banget. Udah gitu dari ujung kepala sampe ujung kaki murahan semua barangnya, jadi ga nafsu kan makannya.” Ia mengomel-ngomel dengan manja tanpa memperdulikan pandangan beberapa pengunjung lain. Mempertontonkan pada dunia bahwa ia Sugar Baby pria gemuk itu.

Aku yang dicecar habis-habisan tidak tahu bagaimana membela diri, sejujurnya aku tidak terbiasa berhadapan langsung dengan orang-orang berduit itu. Selama bekerja pun, orang-orang kaya itu lebih senang dilayani langsung oleh manajer butik karena sudah lebih dulu membuat reservasi. Pekerja paruh waktu sepertiku tak sering mendapat kesempatan melayani pembeli kelas atas seperti mereka.

Om Gabriel juga tidak tertarik membuka mulut. Ia lebih memilih menyesap espresso-nya yang baru datang dan membuang pandangan ke luar jendela.

“Tenanglah sayang, ga enak sama Pak Gabriel, nanti saya belikan kamu semua yang kamu minta tadi ya? Biarkan gadis itu makan bersama kita,” bujuknya lagi. Gadis itu menurut, ia kembali bersandar dan menggelayut manja pada Sugar Daddy-nya.

Tangannya dengan cepat menggeser kiri kanan layar ponselnya. Entah apa yang sedari tadi ia lihat dari layar ponselnya yang mahal, hingga lelaki gemuk di sebelahnya manggut-manggut padanya.

“Istrimu sudah sehat?” Om Gabriel meletakkan espresso-nya dan mengalihkan pandangan pada sepasang kekasih tadi.

“Ia, dia sudah sehat, perawatannya berjalan lancar Pak, syukurlah Bapak memberi bantuan di saat yang tepat,” jawab pria gemuk itu tanpa rasa berdosa. Ia membicarakan istrinya di sebelah kekasih gelapnya, dan gadis mungil itu bersikap tidak peduli.

“Baguslah, jaga ia baik-baik! Alasanku membantumu sejauh itu karena jasa istrimu yang merawat Naila selama beberapa bulan setelah ditinggalkan Ibunya. Bekerjalah dengan baik, aku mempercayakan anak perusahaanku padamu juga karena jasa istrimu.” Lelaki gemuk itu mendorong kekasih kecilnya menjauh dan membenarkan posisi duduknya. Kini ia terlihat gugup dengan ucapan mengintimidasi Om Gabriel. Uang memang menakutkan!

“Ten-tentu saja Pak, pasti saya akan merawatnya dengan baik. Terima kasih atas perhatian bapak selama ini, saya akan mengingatnya sampai mati.” Pandangan Om Gabriel mengarah padaku dan ia tidak berniat menjawab pria gemuk itu.

“Makanlah Queen, katamu kamu lapar kan?” ucapnya padaku begitu pesanan kami sampai.

Ia memesankanku beberapa potong kue yang cantik, ada Red Velvet, Rainbow Cake, Cheese Cake dan Macaroon berwarna-warni yang menarik. Sejujurnya, aku merasa senang bisa menikmati kue-kue mahal di hadapanku. Kue-kue mahal yang hanya bisa kulihat dari TV dan majalah itu kini berbaris di depanku menunggu antrian masuk ke mulutku. Namun sisi lain batinku berkata “Apa bedanya aku dengan gadis mungil itu?”

Pandangan Om Gabriel masih saja lurus ke depan, setiap kali ia menyetir ia bisa sangat fokus hingga mengabaikan orang lain di sebelahnya. Kali ini sikunya bersandar di pintu mobil dan jari-jemarinya yang panjang berulangkali menyentuh bibirnya. Beberapa kali ia menghela nafas, sepertinya ia memikirkan sesuatu.

“Apa ada yang kamu butuhkan, Queen?”

.

.

.

.

To Be Continued,

wah si Om nanya Queen butuh apa,

kalo Author mah langsung bikin list.. hehe,

mohon dukungannya ya, biar Author tambah semangat nulisnya,

terima kasih....

love,

bemine_97

Terpopuler

Comments

winda hikari

winda hikari

lnjutt hadirr d sini

2022-03-26

0

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

ada om ....aku butuh pria sepertimu.... wkwkwk....

2021-12-27

0

Azizah Fazatun

Azizah Fazatun

q butuh bgt om

2021-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Perkenalan
3 Bab 2: Soal Pacar
4 Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5 Bab 4: Naila's Choice
6 Bab 5: Hai, Kakak!
7 Bab 6: Sugar Daddy?
8 Bab 7: Sugar Baby?
9 Bab 8: Tawaran
10 Bab 9: Pindahan
11 Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12 Bab 11: Hari Pertama
13 PENJELASAN
14 Bab 12: Naila Datang
15 Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16 Bab 14: Tamu Tak Terduga
17 Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18 Bab 16: Gara Gara Name Tag
19 Bab 17: Bertemu Kembali
20 Bab 18: My Oppa
21 Bab 19: Luka
22 Bab 20: Demi Moly
23 Bab 21: Soal Perasaan
24 Bab 22: Tampan dan Mapan
25 Bab 23: Dua Sisi
26 Visual Character
27 Bab 24: Talk With Entrepreneur
28 Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29 Bab 26: Soal Prioritas
30 Bab 27: Heartache
31 Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32 Bab 29: The Reason
33 Bab 30: Heroin
34 Bab 31: Nona Halim
35 Bab 32: Hak dan Kewajiban
36 Bab 33: Queen dan King
37 Bab 34: Reynold!
38 Curhat Author Baperan
39 Bab 35: Labil
40 Bab 36: Kaum Elit
41 Bab 37: Wedding Party
42 Bab 38: Mahkota
43 Bab 39: Rahasia
44 Bab 40: Mama
45 Bab 41: As A Wife
46 Bab 42: High Five
47 Bab 43: Cinderella
48 Bab 44: My Hero
49 Bab 45: Cocho Banana
50 Bab 46: Ulat Pinang
51 Bab 47: Salah Siapa?
52 Bab 48: Moment
53 Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54 Bab 50: Pak Dekan
55 Bab 51: Pria Aneh
56 Bab 52: Iblis
57 Bab 53: Iblis Rupawan
58 Bab 54: Koi Gendut
59 Bab 55: Sepenggal Kisah
60 Bab 56: Badai?
61 Bab 57: Curiga
62 Bab 58: Pengganggu
63 Bab 59: Serpihan Puzzle
64 Bab 60: Rasa Sakit
65 Bab 61: Beban
66 Bab 62: Kebenaran
67 Bab 63: Keluarga Neils
68 Bab 64: Crayon
69 Bab 65: Pelet?
70 Bab 66: Taman
71 Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72 Bab 68: Mamanya Naila
73 Bab 69: Sang Presdir
74 Bab 70: Sekretaris Sophie
75 Bab 71: Ransel
76 Bab 72: Terkenal
77 Bab 73: Habiskan Uang?
78 Bab 74: Bungkuskan!
79 Bab 75: Pertengkaran
80 Bab 76: Foto
81 Bab 77: Pertemuan
82 Bab 78: Pria Blasteran
83 Bab 79: Papa Mertua
84 Bab 80: Wanita Asing
85 Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86 Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87 Bab 83: Sugar Baby
88 Bab 84: Her Tears
89 Bab 85: Caranya Mengingatmu
90 Bab 86: Mine
91 Bab 87: Sayang!
92 Bab 88: Firasat
93 Bab 89: Petaka Tak Terduga
94 Bab 90: The End Of The Story
95 S2- Bab 91: The Beginning
96 S2- Bab 92: Drama Baru
97 S2- Bab 93: Pacaran?
98 S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99 S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100 S2- Bab 96: Keegoisan
101 S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102 S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103 S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104 S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105 S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106 S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107 S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108 S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109 S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110 S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111 S2- Bab 107: Perdebatan
112 S2- Bab 108: Isi Hati
113 S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114 S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115 S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116 S2- Bab 112: Mantan Besan
117 S2- Bab 113: Impian Natusha
118 S2- Bab 114: Ini Mama
119 S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120 Extra Part: Kembali ke Rumah
121 Extra Part: Langit Jingga
122 Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Perkenalan
3
Bab 2: Soal Pacar
4
Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5
Bab 4: Naila's Choice
6
Bab 5: Hai, Kakak!
7
Bab 6: Sugar Daddy?
8
Bab 7: Sugar Baby?
9
Bab 8: Tawaran
10
Bab 9: Pindahan
11
Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12
Bab 11: Hari Pertama
13
PENJELASAN
14
Bab 12: Naila Datang
15
Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16
Bab 14: Tamu Tak Terduga
17
Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18
Bab 16: Gara Gara Name Tag
19
Bab 17: Bertemu Kembali
20
Bab 18: My Oppa
21
Bab 19: Luka
22
Bab 20: Demi Moly
23
Bab 21: Soal Perasaan
24
Bab 22: Tampan dan Mapan
25
Bab 23: Dua Sisi
26
Visual Character
27
Bab 24: Talk With Entrepreneur
28
Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29
Bab 26: Soal Prioritas
30
Bab 27: Heartache
31
Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32
Bab 29: The Reason
33
Bab 30: Heroin
34
Bab 31: Nona Halim
35
Bab 32: Hak dan Kewajiban
36
Bab 33: Queen dan King
37
Bab 34: Reynold!
38
Curhat Author Baperan
39
Bab 35: Labil
40
Bab 36: Kaum Elit
41
Bab 37: Wedding Party
42
Bab 38: Mahkota
43
Bab 39: Rahasia
44
Bab 40: Mama
45
Bab 41: As A Wife
46
Bab 42: High Five
47
Bab 43: Cinderella
48
Bab 44: My Hero
49
Bab 45: Cocho Banana
50
Bab 46: Ulat Pinang
51
Bab 47: Salah Siapa?
52
Bab 48: Moment
53
Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54
Bab 50: Pak Dekan
55
Bab 51: Pria Aneh
56
Bab 52: Iblis
57
Bab 53: Iblis Rupawan
58
Bab 54: Koi Gendut
59
Bab 55: Sepenggal Kisah
60
Bab 56: Badai?
61
Bab 57: Curiga
62
Bab 58: Pengganggu
63
Bab 59: Serpihan Puzzle
64
Bab 60: Rasa Sakit
65
Bab 61: Beban
66
Bab 62: Kebenaran
67
Bab 63: Keluarga Neils
68
Bab 64: Crayon
69
Bab 65: Pelet?
70
Bab 66: Taman
71
Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72
Bab 68: Mamanya Naila
73
Bab 69: Sang Presdir
74
Bab 70: Sekretaris Sophie
75
Bab 71: Ransel
76
Bab 72: Terkenal
77
Bab 73: Habiskan Uang?
78
Bab 74: Bungkuskan!
79
Bab 75: Pertengkaran
80
Bab 76: Foto
81
Bab 77: Pertemuan
82
Bab 78: Pria Blasteran
83
Bab 79: Papa Mertua
84
Bab 80: Wanita Asing
85
Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86
Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87
Bab 83: Sugar Baby
88
Bab 84: Her Tears
89
Bab 85: Caranya Mengingatmu
90
Bab 86: Mine
91
Bab 87: Sayang!
92
Bab 88: Firasat
93
Bab 89: Petaka Tak Terduga
94
Bab 90: The End Of The Story
95
S2- Bab 91: The Beginning
96
S2- Bab 92: Drama Baru
97
S2- Bab 93: Pacaran?
98
S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99
S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100
S2- Bab 96: Keegoisan
101
S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102
S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103
S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104
S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105
S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106
S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107
S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108
S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109
S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110
S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111
S2- Bab 107: Perdebatan
112
S2- Bab 108: Isi Hati
113
S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114
S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115
S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116
S2- Bab 112: Mantan Besan
117
S2- Bab 113: Impian Natusha
118
S2- Bab 114: Ini Mama
119
S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120
Extra Part: Kembali ke Rumah
121
Extra Part: Langit Jingga
122
Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!