Bab 12: Naila Datang

Hari-hari kami menjadi lebih normal setelah pindah ke istana yang diberikan oleh kekasihku oh tidak lebih tepatnya Sugar Daddy­-ku. Tempat tinggal yang jauh dari kata kumuh dan melampaui kata mewah, fasilitas yang melebihi kata cukup bahkan terkesan berlebihan, hingga jarak tempuh menuju kampus berkali-kali lipat lebih singkat.

Sudah sebulan juga Om Gabriel tidak menemuiku, setelah terakhir kali ia mampir membawakan PC terbaru sesuai perkataannya untuk mendukung pendidikanku. Aku juga sungkan menghubunginya walaupun sekarang aku bergelar kekasihnya. Ia bukan lelaki sembarang yang ponselnya hanya digunakan untuk membalas pesan dari pacarnya, seperti Vino.

Saat ini kuberikan semua perhatian pada pendidikanku karena Om Gabriel pun tidak tahu rimbanya. Berkat bantuannya, aku tidak perlu lagi pusing memikirkan biaya SPP yang terlampau mahal atau harga makanan yang makin hari makin naik.

Minggu kemarin, tanpa kuminta seseorang yang mengaku dari rumah utama datang dengan dua kantong belanjaan. Ia mengisi ulang kulkas dan makanan instan di apartemenku. Bahkan, ia membantuku membersihkan apartemen meskipun aku dan Moly selalu membersihkannya. Namun wanita itu terlihat tidak puas dengan hasil kerja kami, ia membersihkan seluruh ruangan sendirian dan menolak untuk dibantu.

Siangnya aku tetap bekerja di Naila’s Choice karena tidak ingin menikmati 100% pemberian dari Om Gabriel. Prinsipku, aku harus terus bergantung pada diriku sendiri. Suatu saat jika perasaannya berubah dan ia ingin aku pergi, aku tidak akan kalang kabut karena harus memulai semuanya dari nol. Bagaimanapun kami bagai langit dan bumi, aku harus selalu bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk.

“Gimana ujianmu tadi?” tepukan Moly di bahuku membuyarkan lamunanku.

“Sumpah deh Ly, ga pernah seringan ini ujiannya. Hampir semua pertanyaan aku bisa jawab.” Aku tersenyum sumringah membayangkan IP-ku yang membiru semester ini.

“Ngarep banget Queen, pasti ngebayangin cumloud kan?”

“Tahu aja, haha!”

“Ntar party yuk di apartemen,” bisik Moly.

“Ah, engga-engga, aku malu kalau Om Gabriel tahu kita bawa teman ke apartemennya, lagian kamu mau semua orang di dunia ini tahu soal aku dan Om Gabriel? Kamu juga bakalan terseret sebagai tangan kanan loh.”

“Mikir apaan sih, Queen? Kebanyakan belajar akhir-akhir ini, makanya sengklek kan. Berdua aja kita party.” Moly menggoda, senyumku mengembang “Kalo cuma berdua sepertinya tidak masalah.”

Aku mengangguk menyetujui ajakan Moly, kami berdua sudah mengambil cuti hari ini karena jadwal ujian di siang hari. Sepanjang perjalanan pulang, kepalaku terus-menerus memikirkan hal yang sama, “Om Gabriel tidak akan marah kan kalo kami sedikit bersenang-senang di rumahnya?” Hah, aku sungkan sekali pada kekasihku sendiri.

Aku dan Moly menyeret paksa dua kantong belanjaan super berat menuju lift apartemen. Kami baru saja menghamburkan gaji yang membeku di rekening karena sebulan ini dibiayai Om Gabriel.

Tak pernah kami menghabiskan uang sebanyak ini sebelumnya. Rasanya benar-benar menyenangkan membeli bahan-bahan makanan sebanyak yang kami mau tanpa khawatir kehabisan uang.

Moly menggeser tubuhnya yang kelelahan demi menekan tombol lift menuju lantai delapan. Pintu lift mulai menutup namun berhenti karena tertahan tangan kekar. Kami tersentak kaget, lalu mengalihkan pandangan ke pintu lift mencari tahu tangan usil siapa yang menghalangi pintu menutup.

Begitu pintu terbuka kembali, mataku menangkap sosok-sosok pria bertubuh tegap di luar lift. Lelaki paling depan menggendong gadis mungil yang menggunakan seragam dari TK elit dan tas bergambar Barbie dengan rambut panjang dicepol tinggi.

“Naila?” panggilku begitu menyadari bahwa mereka adalah Naila dan ketiga Om-nya.

“Kakak!” serunya begitu ia berbalik. Senyumnya mengembang dan tangannya berayun-ayun ke arahku.

“Rencananya mau main-main ke rumah Kakak, eh ketemu di sini. Kata Papa Kakak sekarang dekat sama Papa ya?” Kalimat penuh selidik itu meluncur dari bibir mungilnya tanpa hambatan sama sekali. Jangan lupakan wajahnya yang selalu tersenyum mengintimidasi.

“Engga kok, Naila!” Belum apa-apa gadis mungil itu sudah menginterogasiku.

“Sini, kami bantu Queen!” Pak Jey dan Pak Bagas mengambil alih belanjaan dari tangan kami. Di tangan keduanya tas-tas belanjaan itu ringan bagai angin berlalu. Menggantung sempurna dari lantai memamerkan tonjolan urat yang bagaikan kawat besi di lengan keduanya.

Kami naik menuju lantai 8, aku dan Moly saling pandang karena gugup berhadapan dengan Naila. Berbagai pikiran jelek berkecamuk di kepalaku.

Bagaimana jika Naila mem-bullyku? Bagaimana jika tuan putri itu tidak menyukaiku dan menolak hubunganku dengan Papanya seperti yang ia lakukan selama ini? Apa Om Gabriel akan meninggalkanku? Bukankah Naila selalu menjadi prioritasnya

*****

Begitu pintu Apartemen terbuka, Naila menerobos masuk dan berlari ke dapur setelah melempar tas Barbie-nya ke sofa. Kami mengikuti langkah gadis itu masuk Apartemen. Pandanganku tertuju pada Naila yang sedang berusaha membuka pintu kulkas yang

tingginya hampir tiga kali tubuhnya.

“Sayang, buka sepatunya dulu! Kasihan Kak Queen kalo harus nge-pell lagi, kan? “ seru Pak Wahyu begitu ia melihat kelakuan Naila. Gadis mungil itu sangat nakal, ia menerobos masuk dengan sepatu yang belum dibuka. Ya terserah sih, ini kan rumah Papanya juga!

Naila menurut, ia melepaskan genggamannya dari pintu kulkas dan melepas satu persatu sepatunya tanpa perlu dibantu. Setelah terlepas, Pak Wahyu segera mengambil sepatu Naila dan meletakkannya di rak sepatu.

Pak Jey menghampiri Naila menggantikan Pak Wahyu. Bocah itu kembali sibuk dengan pintu kulkas. Ia membantu si mungil membuka pintu kulkas dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Naila.

“Anak Om mau apa? Udah izin belum sama Kak Queen? Kan ini udah jadi rumahnya Kak Queen.” Lelaki bertubuh tegap itu berbicara dengan sangat lembut. Aku dan Moly kembali bertukar pandang, merasa lucu karena nada bicaranya tidak cocok dengan tubuhnya.

“Udah, tadi izinnya pas di lift. Naila mau susu coklat, jus sama es krim.” Jari mungilnya berayun-ayun menunjuk isi kulkas.

“Kapan? Kok Om ga dengar?” Pak Jey menepuk pelan puncak kepala Naila. Gadis mungil itu merengut, sepertinya ia kesal ditanyai terus.

Melihat wajah cemberut Naila, Pak Jey bangkit dan mengambil dua botol susu, sebotol jus mangga dan es krim coklat dari freezer.

“Queen, maafkan Naila ya?” ujar Pak Wahyu padaku.

Aku mengangguk padanya. Tentu saja aku mengangguk, semua isi kulkas itu milik Papanya, sedangkan milikku dan Moly hanya dua kantong belanjaan yang tergeletak di atas meja.

“Kalian belanja untuk apa? Bukankah bahan makanan baru diantar kemarin?” tanya Pak Jey.

Ia kembali menggendong Naila. Kedua tangan gadis itu menggenggam erat dua botol susu coklat sedang sisanya digenggam Pak Jey.

“Rencana mau makan-makan berdua, merayakan final yang baru selesai,” jelas Moly. Wajah gadis itu sedikit memerah dan pandangan matanya tak beralih dari Pak Jey.

“Gunakan saja makanan yang ada di kulkas,” tambahnya lagi.

“Tidak apa-apa kok Pak, kami sering belanja sendiri bahan makanannya. Kalo kurang atau engga sempat beli, baru ambil yang di kulkas,” jelasku.

“Naila mau nasi goreng yang dimasak Papa,” rengek gadis itu saat mendengar kami membahas makanan, lalu kembali sibuk dengan susu coklatnya.

“Nanti kalo Papa udah pulang Nak, ya?” bujuk Pak Jey.

Aku tertegun mendengar kalimat Pak Jey, “Om Gabriel tidak ada di sini?” batinku. Ia tidak mengabariku sama sekali selama sebulan, bahkan pergi pun tidak mengabari. Apa ia tidak mempertimbangkan perasaanku? Apa ini yang namanya kekasih?

“Kalian mau masak apa? Kami makan malam

di sini ya?”

.

.

.

.

To Be Continued,

Love Love

Bemine_97

Terpopuler

Comments

winda hikari

winda hikari

suka jalan ceritanya...lnjutt lagii

2022-03-26

1

Kholiana Hwi

Kholiana Hwi

msak tlur splok kecap aja mcam si kaillA

2021-08-16

0

dhapz H

dhapz H

queen masih bersikap hati"

2021-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Perkenalan
3 Bab 2: Soal Pacar
4 Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5 Bab 4: Naila's Choice
6 Bab 5: Hai, Kakak!
7 Bab 6: Sugar Daddy?
8 Bab 7: Sugar Baby?
9 Bab 8: Tawaran
10 Bab 9: Pindahan
11 Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12 Bab 11: Hari Pertama
13 PENJELASAN
14 Bab 12: Naila Datang
15 Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16 Bab 14: Tamu Tak Terduga
17 Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18 Bab 16: Gara Gara Name Tag
19 Bab 17: Bertemu Kembali
20 Bab 18: My Oppa
21 Bab 19: Luka
22 Bab 20: Demi Moly
23 Bab 21: Soal Perasaan
24 Bab 22: Tampan dan Mapan
25 Bab 23: Dua Sisi
26 Visual Character
27 Bab 24: Talk With Entrepreneur
28 Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29 Bab 26: Soal Prioritas
30 Bab 27: Heartache
31 Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32 Bab 29: The Reason
33 Bab 30: Heroin
34 Bab 31: Nona Halim
35 Bab 32: Hak dan Kewajiban
36 Bab 33: Queen dan King
37 Bab 34: Reynold!
38 Curhat Author Baperan
39 Bab 35: Labil
40 Bab 36: Kaum Elit
41 Bab 37: Wedding Party
42 Bab 38: Mahkota
43 Bab 39: Rahasia
44 Bab 40: Mama
45 Bab 41: As A Wife
46 Bab 42: High Five
47 Bab 43: Cinderella
48 Bab 44: My Hero
49 Bab 45: Cocho Banana
50 Bab 46: Ulat Pinang
51 Bab 47: Salah Siapa?
52 Bab 48: Moment
53 Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54 Bab 50: Pak Dekan
55 Bab 51: Pria Aneh
56 Bab 52: Iblis
57 Bab 53: Iblis Rupawan
58 Bab 54: Koi Gendut
59 Bab 55: Sepenggal Kisah
60 Bab 56: Badai?
61 Bab 57: Curiga
62 Bab 58: Pengganggu
63 Bab 59: Serpihan Puzzle
64 Bab 60: Rasa Sakit
65 Bab 61: Beban
66 Bab 62: Kebenaran
67 Bab 63: Keluarga Neils
68 Bab 64: Crayon
69 Bab 65: Pelet?
70 Bab 66: Taman
71 Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72 Bab 68: Mamanya Naila
73 Bab 69: Sang Presdir
74 Bab 70: Sekretaris Sophie
75 Bab 71: Ransel
76 Bab 72: Terkenal
77 Bab 73: Habiskan Uang?
78 Bab 74: Bungkuskan!
79 Bab 75: Pertengkaran
80 Bab 76: Foto
81 Bab 77: Pertemuan
82 Bab 78: Pria Blasteran
83 Bab 79: Papa Mertua
84 Bab 80: Wanita Asing
85 Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86 Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87 Bab 83: Sugar Baby
88 Bab 84: Her Tears
89 Bab 85: Caranya Mengingatmu
90 Bab 86: Mine
91 Bab 87: Sayang!
92 Bab 88: Firasat
93 Bab 89: Petaka Tak Terduga
94 Bab 90: The End Of The Story
95 S2- Bab 91: The Beginning
96 S2- Bab 92: Drama Baru
97 S2- Bab 93: Pacaran?
98 S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99 S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100 S2- Bab 96: Keegoisan
101 S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102 S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103 S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104 S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105 S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106 S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107 S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108 S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109 S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110 S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111 S2- Bab 107: Perdebatan
112 S2- Bab 108: Isi Hati
113 S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114 S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115 S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116 S2- Bab 112: Mantan Besan
117 S2- Bab 113: Impian Natusha
118 S2- Bab 114: Ini Mama
119 S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120 Extra Part: Kembali ke Rumah
121 Extra Part: Langit Jingga
122 Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Perkenalan
3
Bab 2: Soal Pacar
4
Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5
Bab 4: Naila's Choice
6
Bab 5: Hai, Kakak!
7
Bab 6: Sugar Daddy?
8
Bab 7: Sugar Baby?
9
Bab 8: Tawaran
10
Bab 9: Pindahan
11
Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12
Bab 11: Hari Pertama
13
PENJELASAN
14
Bab 12: Naila Datang
15
Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16
Bab 14: Tamu Tak Terduga
17
Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18
Bab 16: Gara Gara Name Tag
19
Bab 17: Bertemu Kembali
20
Bab 18: My Oppa
21
Bab 19: Luka
22
Bab 20: Demi Moly
23
Bab 21: Soal Perasaan
24
Bab 22: Tampan dan Mapan
25
Bab 23: Dua Sisi
26
Visual Character
27
Bab 24: Talk With Entrepreneur
28
Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29
Bab 26: Soal Prioritas
30
Bab 27: Heartache
31
Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32
Bab 29: The Reason
33
Bab 30: Heroin
34
Bab 31: Nona Halim
35
Bab 32: Hak dan Kewajiban
36
Bab 33: Queen dan King
37
Bab 34: Reynold!
38
Curhat Author Baperan
39
Bab 35: Labil
40
Bab 36: Kaum Elit
41
Bab 37: Wedding Party
42
Bab 38: Mahkota
43
Bab 39: Rahasia
44
Bab 40: Mama
45
Bab 41: As A Wife
46
Bab 42: High Five
47
Bab 43: Cinderella
48
Bab 44: My Hero
49
Bab 45: Cocho Banana
50
Bab 46: Ulat Pinang
51
Bab 47: Salah Siapa?
52
Bab 48: Moment
53
Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54
Bab 50: Pak Dekan
55
Bab 51: Pria Aneh
56
Bab 52: Iblis
57
Bab 53: Iblis Rupawan
58
Bab 54: Koi Gendut
59
Bab 55: Sepenggal Kisah
60
Bab 56: Badai?
61
Bab 57: Curiga
62
Bab 58: Pengganggu
63
Bab 59: Serpihan Puzzle
64
Bab 60: Rasa Sakit
65
Bab 61: Beban
66
Bab 62: Kebenaran
67
Bab 63: Keluarga Neils
68
Bab 64: Crayon
69
Bab 65: Pelet?
70
Bab 66: Taman
71
Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72
Bab 68: Mamanya Naila
73
Bab 69: Sang Presdir
74
Bab 70: Sekretaris Sophie
75
Bab 71: Ransel
76
Bab 72: Terkenal
77
Bab 73: Habiskan Uang?
78
Bab 74: Bungkuskan!
79
Bab 75: Pertengkaran
80
Bab 76: Foto
81
Bab 77: Pertemuan
82
Bab 78: Pria Blasteran
83
Bab 79: Papa Mertua
84
Bab 80: Wanita Asing
85
Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86
Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87
Bab 83: Sugar Baby
88
Bab 84: Her Tears
89
Bab 85: Caranya Mengingatmu
90
Bab 86: Mine
91
Bab 87: Sayang!
92
Bab 88: Firasat
93
Bab 89: Petaka Tak Terduga
94
Bab 90: The End Of The Story
95
S2- Bab 91: The Beginning
96
S2- Bab 92: Drama Baru
97
S2- Bab 93: Pacaran?
98
S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99
S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100
S2- Bab 96: Keegoisan
101
S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102
S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103
S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104
S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105
S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106
S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107
S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108
S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109
S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110
S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111
S2- Bab 107: Perdebatan
112
S2- Bab 108: Isi Hati
113
S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114
S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115
S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116
S2- Bab 112: Mantan Besan
117
S2- Bab 113: Impian Natusha
118
S2- Bab 114: Ini Mama
119
S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120
Extra Part: Kembali ke Rumah
121
Extra Part: Langit Jingga
122
Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!