Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby

Guncangan pelan di bahuku membuatku terbangun dari tidur lelapku. Kubuka pelan kedua mataku, berusaha mencari pelaku yang membuat tidurku tertanggu.

“Queen, turunlah! Kita sudah sampai di rumah barumu.”

Ah, benar! Hari ini kami pindah ke apartemen Om Gabriel, apartemen yang dekat dengan kampusku.

Aku melirik kiri-kanan mencari keberadaan Moly “Moly sudah naik duluan,” kata Pak Bagas seolah-olah paham dengan sikapku.

Aku mengikuti langkah Pak Bagas sambil menggerek koper lusuh milikku, sedangkan Pak Bagas membawakan kotak kardus besar berisi buku-buku milikku sejak Sarjana dulu. Aku tidak tega meninggalkan mereka di sana, mereka lah

saksi bisu betapa kerasnya perjuanganku di kota orang. Betapa kerasnya aku memeras air mata dan keringat demi bisa melanjutkan pendidikanku tanpa bantuan dari siapapun.

Kami masuk ke sebuah lift yang terhubung

langsung dari area parkir. Pak Bagas menekan

angka 8 dan pintu lift segera menutup. Perasaanku campur aduk, antara senang sekaligus sedih. Bagaimana pun bujukan Om Gabriel kemarin, aku masih Sugar Baby-nya, gadis yang menukar diriku dengan segala kemewahan yang ia berikan untukku.

Walau begitu, aku sudah terlanjur. Aku terlanjur menyukainya dan tidak menolak cumbuannya padaku kemarin. Aku mengingikan Om Gabriel lebih dari yang bisa kubayangkan, dan itu menyesakkan. Jika kutolak penawarannya kemarin, aku takut tidak bisa bertemu dengannya lagi, aku takut tidak bisa melihat wajah rupawan dan tegasnya lagi, takut tak bisa mencium wangi cologne-nya yang kuat dan mengikuti pergerakannya yang elegan dengan mataku. Betapa memalukannya diriku!

Kami sampai di depan pintu apartemen, Pak Bagas menekan sandi dan pintu terbuka. Ia mendorong pelan daun pintu, begitu pintu terbuka mataku membelalak tak percaya. Apartemen itu benar-benar mirip seperti apartemen yang biasa kulihat di

drama-drama Korea. Ruangannya benar-benar luas dan mewah. Desainnnya sangat manly, mungkin sesuai dengan keinginan Om Gabriel. Setiap ruangan didekorasi dengan perencanaan yang matang, seluruh sudut ruangan diperhatikan, perabot yang digunakan juga disesuaikan mulai dari warna,

bentuk hingga kegunaannya. Apa ini benar apartemen yang dipinjamkan padaku?

“Masuklah Queen! Ini rumahmu.” Pak Bagas

bergeser memberi jalan untukku.

Kulangkahkan kakiku, baru langkah kedua udara dingin menyerang. Sepertinya pendingin ruangan

di apartemen ini tak pernah di matikan. Wangi lavender tercium dari pintu masuk, bahkan wangi perabot baru tak mau kalah unjuk diri padaku. Aku berbalik menatap Pak Bagas, ragu-ragu melangkah lebih jauh.

“Pak, kita tidak salah? Ini terlalu mewah,” ujarku padanya yang ia sambut dengan senyuman tipis.

“Tenang saja, ini benar-benar apartemen Pak Gabriel, dulu beliau yang menempati sebelum menikah dengan Ibunya Naila. Perabot yang lama sudah diganti, termasuk TV dan pendingin ruangan serta lemari es.” Jarinya menunjuk alat rumah tangga yang ia sebutkan barusan.

“Benarkah ia memberikannya padaku?” Tentu saja aku harus menanyakannya, rasanya seperti mimpi.

“Masuklah! Carilah kamar yang tertulis namamu di depannya, jika kamu masih ragu.”

Aku menurut, butuh pembuktian untuk semua kejadian yang sedang kualami saat ini. Kususuri satu persatu ruangan, mulai dari ruang tamu lalu dapur yang bersebelahan, balkon yang hanya dipisah jendela kaca dengan ukuran super lebar, lalu ruang kamar yang di depannya tertulis nama Moly.

Sejenak aku berhenti di depan kamar itu, mengintip ke dalam mencari tahu apa yang sedang ia lakukan. Sahabatku itu sedang sibuk dengan barang-barangnya yang berhamburan di lantai. Ia dibantu Pak Wahyu, keduanya kompak sekali hingga tak berbicara sepatah katapun.

Kamar Moly sangat luas. Tepat di tengah kamar ranjang king size dengan gaya minimalis ditutupi seprei berwarna biru gelap, sofa di sisi kanan, lemari 3 pintu di sisi kiri, di sebelah lemari meja rias dengan model yang sama dengan ranjang.

Kutinggalkan kedua insan itu, Moly terlalu sibuk hingga tidak sadar dengan kehadiranku. Aku

beralih ke pintu di sebelah kamar Moly yang bertuliskan My Queen, sungguh wajahku bersemu merah melihat ukiran dari kayu yang menggantung di daun pintu.

Kubuka pelan kamar yang disebut sebagai milikku, ternyata ukurannya jauh lebih besar dari kamar Moly, nuansa mainly lebih terasa di kamarku. Ranjangnya terbuat dari kayu yang mengkilap, spreinya berwarna hitam dan putih dengan bantal berjibun tertata di atasnya. Lemari di sisi kiri berukuran lebih besar dari milik Moly, meja rias dan sofa yang keseluruhan memiliki desain yang sama.

Sungguh, aku kagum sekali dengan ruangan megah itu. Aku segera masuk dan menghambur ke ranjang, kasurnya benar-benar empuk seolah-olah memelukku dengan lembut. Wangi lavender tercium dari sprei yang terpasang. Kupeluk erat bantal-bantal yang lembut dan wangi itu, tidak seperti bantal yang ada di kosanku dulu, bantal kapuk yang mengeras jika lama tak dijemur.

Tok.. Tok..

Kuhentikan kegiatan memalukanku barusan, kubenarkan kemejaku yang kusut dan rambutku yang berantakan.

“Maaf Queen, ini barang-barangmu. Jika tidak keberatan, keluarlah sebentar, aku akan

mengenalkan rumah ini padamu, termasuk semua perabotnya agar kalian berdua tidak kesulitan nantinya.” Pak Bagas mendorong koper lusuhku dan menaruk kotak kardus di sebelahnya. Ia segera keluar setelah melihat anggukanku padanya.

“Gunakan mesin cuci untuk mencuci Queen, Pak Gabriel khusus memperingatkanku agar kamu

menggunakan mesin cuci, jangan mencuci dengan tangan lagi. Cuci piring di sini, gunakan sarung tangan karet, jangan gunakan sabun cuci kain, tanganmu bisa kasar dan Pak Gabriel tidak suka itu. Di rak terdapat berbagai jenis makanan instan, kamu bisa memakannya sebanyak yang kamu mau, tapi Pak Gabriel tidak suka hal itu. Di kulkas juga sudah tersedia bahan makanan, jika kamu kesulitan mengisinya, jangan sungkan menghubungiku. Aku akan menyuruh pekerja di rumah utama untuk membantumu. Oh iya, satu lagi, jangan ganti pengharum ruangannya, wangi lavender itu favorit Pak Gabriel.” Aku dan Moly hanya mengangguk-angguk mendengar penjelasannya.

“Om Gabriel terlalu banyak mengatur, belum apa-apa aku sudah lelah Ly,” bisikku pada sahabatku. Ia kembali menyikutku dan memintaku menyimak Pak Bagas.

Kami berdua seperti anak anjing, mengekor kesana-kemari pada Pak Bagas yang sibuk

menjelaskan seisi rumah.

“Satu lagi, Pak Gabriel dengan tegas mengingatkan, setiap Pak Gabriel ke sini, Moly tidak boleh ada di sini, kamu bisa mampir ke apartemen di lantai 11, apartemen itu tidak digunakan, namun terkadang Jey mampir kesana untuk menyendiri. Berhati-hatilah! Lelaki itu penakluk wanita.” Pak Bagas membisikkan kalimat terakhir dengan menatap Moly. Bulu kudukku merinding, aku tidak tahu apa yang gadis itu rasakan, sepertinya tak jauh beda denganku.

.

.

.

To Be Continued.

Terima kasih sudah baca ya,

Jangan lupa untuk terus dukung cerita ini

klik like dan tinggalkan komentar,

tambahkan juga ke favorite,

sampai jumpa di bab selanjutnya,

love,

bemine_97

Terpopuler

Comments

winda hikari

winda hikari

kembali hadir d bab ini dan selanjutnya...

2022-03-26

0

Happynes Sarumaha

Happynes Sarumaha

Begitulah nasib org yg tak punya, kita jg tdk menyalahkan mereka, takdirlah yg membuat mereka cpt menerima setiap tawaran" yg menggiurkan

2021-12-21

0

Fifi Yulianingrum

Fifi Yulianingrum

di NT baru nemu cerita yg bahasanya rapi bgt, tapi nggak belibet dan alurnya gampang dipahamin, love it !!

2021-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Perkenalan
3 Bab 2: Soal Pacar
4 Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5 Bab 4: Naila's Choice
6 Bab 5: Hai, Kakak!
7 Bab 6: Sugar Daddy?
8 Bab 7: Sugar Baby?
9 Bab 8: Tawaran
10 Bab 9: Pindahan
11 Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12 Bab 11: Hari Pertama
13 PENJELASAN
14 Bab 12: Naila Datang
15 Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16 Bab 14: Tamu Tak Terduga
17 Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18 Bab 16: Gara Gara Name Tag
19 Bab 17: Bertemu Kembali
20 Bab 18: My Oppa
21 Bab 19: Luka
22 Bab 20: Demi Moly
23 Bab 21: Soal Perasaan
24 Bab 22: Tampan dan Mapan
25 Bab 23: Dua Sisi
26 Visual Character
27 Bab 24: Talk With Entrepreneur
28 Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29 Bab 26: Soal Prioritas
30 Bab 27: Heartache
31 Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32 Bab 29: The Reason
33 Bab 30: Heroin
34 Bab 31: Nona Halim
35 Bab 32: Hak dan Kewajiban
36 Bab 33: Queen dan King
37 Bab 34: Reynold!
38 Curhat Author Baperan
39 Bab 35: Labil
40 Bab 36: Kaum Elit
41 Bab 37: Wedding Party
42 Bab 38: Mahkota
43 Bab 39: Rahasia
44 Bab 40: Mama
45 Bab 41: As A Wife
46 Bab 42: High Five
47 Bab 43: Cinderella
48 Bab 44: My Hero
49 Bab 45: Cocho Banana
50 Bab 46: Ulat Pinang
51 Bab 47: Salah Siapa?
52 Bab 48: Moment
53 Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54 Bab 50: Pak Dekan
55 Bab 51: Pria Aneh
56 Bab 52: Iblis
57 Bab 53: Iblis Rupawan
58 Bab 54: Koi Gendut
59 Bab 55: Sepenggal Kisah
60 Bab 56: Badai?
61 Bab 57: Curiga
62 Bab 58: Pengganggu
63 Bab 59: Serpihan Puzzle
64 Bab 60: Rasa Sakit
65 Bab 61: Beban
66 Bab 62: Kebenaran
67 Bab 63: Keluarga Neils
68 Bab 64: Crayon
69 Bab 65: Pelet?
70 Bab 66: Taman
71 Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72 Bab 68: Mamanya Naila
73 Bab 69: Sang Presdir
74 Bab 70: Sekretaris Sophie
75 Bab 71: Ransel
76 Bab 72: Terkenal
77 Bab 73: Habiskan Uang?
78 Bab 74: Bungkuskan!
79 Bab 75: Pertengkaran
80 Bab 76: Foto
81 Bab 77: Pertemuan
82 Bab 78: Pria Blasteran
83 Bab 79: Papa Mertua
84 Bab 80: Wanita Asing
85 Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86 Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87 Bab 83: Sugar Baby
88 Bab 84: Her Tears
89 Bab 85: Caranya Mengingatmu
90 Bab 86: Mine
91 Bab 87: Sayang!
92 Bab 88: Firasat
93 Bab 89: Petaka Tak Terduga
94 Bab 90: The End Of The Story
95 S2- Bab 91: The Beginning
96 S2- Bab 92: Drama Baru
97 S2- Bab 93: Pacaran?
98 S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99 S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100 S2- Bab 96: Keegoisan
101 S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102 S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103 S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104 S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105 S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106 S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107 S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108 S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109 S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110 S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111 S2- Bab 107: Perdebatan
112 S2- Bab 108: Isi Hati
113 S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114 S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115 S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116 S2- Bab 112: Mantan Besan
117 S2- Bab 113: Impian Natusha
118 S2- Bab 114: Ini Mama
119 S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120 Extra Part: Kembali ke Rumah
121 Extra Part: Langit Jingga
122 Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Perkenalan
3
Bab 2: Soal Pacar
4
Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5
Bab 4: Naila's Choice
6
Bab 5: Hai, Kakak!
7
Bab 6: Sugar Daddy?
8
Bab 7: Sugar Baby?
9
Bab 8: Tawaran
10
Bab 9: Pindahan
11
Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12
Bab 11: Hari Pertama
13
PENJELASAN
14
Bab 12: Naila Datang
15
Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16
Bab 14: Tamu Tak Terduga
17
Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18
Bab 16: Gara Gara Name Tag
19
Bab 17: Bertemu Kembali
20
Bab 18: My Oppa
21
Bab 19: Luka
22
Bab 20: Demi Moly
23
Bab 21: Soal Perasaan
24
Bab 22: Tampan dan Mapan
25
Bab 23: Dua Sisi
26
Visual Character
27
Bab 24: Talk With Entrepreneur
28
Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29
Bab 26: Soal Prioritas
30
Bab 27: Heartache
31
Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32
Bab 29: The Reason
33
Bab 30: Heroin
34
Bab 31: Nona Halim
35
Bab 32: Hak dan Kewajiban
36
Bab 33: Queen dan King
37
Bab 34: Reynold!
38
Curhat Author Baperan
39
Bab 35: Labil
40
Bab 36: Kaum Elit
41
Bab 37: Wedding Party
42
Bab 38: Mahkota
43
Bab 39: Rahasia
44
Bab 40: Mama
45
Bab 41: As A Wife
46
Bab 42: High Five
47
Bab 43: Cinderella
48
Bab 44: My Hero
49
Bab 45: Cocho Banana
50
Bab 46: Ulat Pinang
51
Bab 47: Salah Siapa?
52
Bab 48: Moment
53
Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54
Bab 50: Pak Dekan
55
Bab 51: Pria Aneh
56
Bab 52: Iblis
57
Bab 53: Iblis Rupawan
58
Bab 54: Koi Gendut
59
Bab 55: Sepenggal Kisah
60
Bab 56: Badai?
61
Bab 57: Curiga
62
Bab 58: Pengganggu
63
Bab 59: Serpihan Puzzle
64
Bab 60: Rasa Sakit
65
Bab 61: Beban
66
Bab 62: Kebenaran
67
Bab 63: Keluarga Neils
68
Bab 64: Crayon
69
Bab 65: Pelet?
70
Bab 66: Taman
71
Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72
Bab 68: Mamanya Naila
73
Bab 69: Sang Presdir
74
Bab 70: Sekretaris Sophie
75
Bab 71: Ransel
76
Bab 72: Terkenal
77
Bab 73: Habiskan Uang?
78
Bab 74: Bungkuskan!
79
Bab 75: Pertengkaran
80
Bab 76: Foto
81
Bab 77: Pertemuan
82
Bab 78: Pria Blasteran
83
Bab 79: Papa Mertua
84
Bab 80: Wanita Asing
85
Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86
Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87
Bab 83: Sugar Baby
88
Bab 84: Her Tears
89
Bab 85: Caranya Mengingatmu
90
Bab 86: Mine
91
Bab 87: Sayang!
92
Bab 88: Firasat
93
Bab 89: Petaka Tak Terduga
94
Bab 90: The End Of The Story
95
S2- Bab 91: The Beginning
96
S2- Bab 92: Drama Baru
97
S2- Bab 93: Pacaran?
98
S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99
S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100
S2- Bab 96: Keegoisan
101
S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102
S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103
S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104
S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105
S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106
S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107
S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108
S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109
S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110
S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111
S2- Bab 107: Perdebatan
112
S2- Bab 108: Isi Hati
113
S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114
S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115
S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116
S2- Bab 112: Mantan Besan
117
S2- Bab 113: Impian Natusha
118
S2- Bab 114: Ini Mama
119
S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120
Extra Part: Kembali ke Rumah
121
Extra Part: Langit Jingga
122
Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!