Bab 2: Soal Pacar

Setelah menyelesaikan pekerjaanku di Kafe, aku berlari menyeberangi jalan raya yang sedang dilanda lampu merah. Sepatuku belum sempat kupakai sempurna dan rambutku yang sepinggang itu melambai-lambai di udara. Aku masih berlari, jarak dari gerbang menuju kelas cukup jauh, karena fakultas ekonomi berada di bagian belakang kampus dan punya parkiran sendiri.

Beberapa mahasiswa laki-laki bersiul-siul menggodaku, namun aku tidak sempat mengubris mereka. Prof Lina pasti sudah masuk ke kelas dan memulai pelajarannya. Aku berhenti berlari tepat di depan kelas, mengintip dari jendela kecil memastikan keadaan. Tak kudapati Prof Lina di sana, aku menghela nafas lega. Langsung kubuka pintu kelas dengan perasaan senang.

“Hai kawan, syukurlah aku tidak terlambat,” sapaku pada teman-teman yang sudah memenuhi ruangan. Mereka terdiam dan tidak membalas sapaanku.

“Queeennnnnnn....” Sebuah teriakan mengangetkanku. Aku berbalik dan mendapati Prof. Lina dibalik pintu.

“Prof, sedang apa di sana?” tanyaku dengan wajah polos tak berdosa.

“Keluar kamu, mahasiswa kurang ajar, berani-beraninya kamu mendorong saya,” tuduhnya padaku. Aku membatu, berusaha mencerna perkataan Prof. Lina barusan.

“Saya, saya tidak mendorong Prof, saya hanya masuk melalui pintu dan...” Aku tidak berani melanjutkan perkataanku, wajah Prof Lina sudah seperti kepiting rebus. Kulangkahkan kakiku pelan keluar dari ruangan. Lalu terdengar suara berdentum pintu yang ditutup dengan keras.

Selama perjalanan menyusuri koridor kampus, aku membayangkan apa yang baru saja kualami. Apa yang menyebabkan Prof. Lina sangat marah dan menuduhku mendorongnya?

Seingatku aku tidak melihat Prof Lina sejauh mata memandang di dalam kelas. Bagaimana bisa aku yang mendorongnya? Ahhh, aku menjambak rambutku sendiri dan menyadari bahwa aku belum mengikat rambutku.

Aku berjalan cepat menuju toilet wanita, berdiri di depan cermin selebar 3 meter itu dan mematut diriku di sana. Aku cantik, tapi tidak menarik. Sempat-sempatnya aku menilai penampilanku setelah diusir Prof. Lina dari kelas.

Kuikat tinggi-tinggi rambutku dengan gaya Pony Tail, aku menggunakan dua ikat rambut untuk menopang rambut panjang dan lebatku itu, kukeluarkan sisir dan menyisir rambutku. Mematut diriku kembali di cermin lalu tersenyum puas. Sepercaya diri itu diriku. Ga tahu malu memang!

Aku mencoba menghubungi Moly setelah mendapat posisi yang nyaman di bangku taman kampus. Memberitahunya agar datang kesini setelah jam Prof. Lina selesai. Benar saja, gadis itu langsung membalas pesanku cepat,

Ho-oh.

Hanya 4 huruf itu yang kubaca dari balasan pesannya. Aku menggeleng, sohibku yang satu itu memang pelit, pelit uang, pelit ilmu bahkan sekarang ia pelit huruf. Pandanganku memendar ke seluruh arah, mencari-cari tontonan menarik sambil menunggu Moly datang.

Lalu mata suciku itu tak sengaja menangkap sosok paling kukenal dari kejauhan, sosok itu berjalan beriringan dengan seorang gadis yang berpenampilan bak model dan saling bergandengan. Aku memicingkan mataku, memastikan penglihatanku tidak salah.

Tanganku mengepal kuat dan amarahku meluap, bagaimana bisa ia begitu tidak tahu malu menggandeng gadis lain seenak jidatnya sendiri di depanku. Kurasa juniornya minta dipotong.

Aku memencak beberapa kali, kedua makhluk gaib itu berjalan mendekatiku walau arah tujuannya berbeda, sepertinya mereka belum menyadari kehadiran kedua bola mataku yang mengikuti mereka sedari tadi.

Sudah cukup, aku juga sudah muak dengan lelaki sok kegantengan itu. Aku bangkit dari dudukku dan menghampiri keduanya, lelaki tak tahu malu itu nampak kaget dan segera melepaskan genggamannya pada gadis sok polos di sebelahnya.

“Hai!” sapaku dengan suara manis yang dibuat-buat.

“Queen, apa yang kamu lakukan di sini? Bukankah sekarang kamu ada kelas?” tanya lelaki tak tahu malu itu, suaranya bergetar dan keringatnya mengalir deras.

“Siapa dia, Sayang?” tanya gadis mungil di sebelahnya. Aku memutar bola mataku malas, gadis itu kini menggelayut manja dan melirikku tajam.

“Berapa usiamu, Nak?” sindirku pada gadis itu.

“19 tahun, Mba ini siapa sih?” Masih dengan sikap sok polosnya itu. Mau muntah rasanya.

“Kamu! Benar-benar kamu, Vino,” tunjukku pada wajahnya dengan suara yang kutekan. Aku sadar benar, kami mulai menjadi pusat perhatian. Tapi aku tidak ingin menjadi tersangka disini, kedua makhluk sok suci ini harus menjadi pelakunya.

“Queen, aku bisa jelaskan semuanya padamu, aku dan dia...” Kalimatnya tertahan, tangannya menggaruk kepalanya. Dari sikapnya aku paham, ia mencoba mencari alasan yang tepat menghadapi keadaan ini.

“Kamu sendiri yang bilang akan selalu bersamaku, kamu sendiri yang bilang akan selalu mencintaiku Vino, kamu sendiri yang bilang tidak akan mempermasalahkan perbedaan usia kita. Lalu apa ini, Vino? Kamu menggandeng wanita lain yang lebih muda dariku, kamu jahat Vino. Jahat sekali kamu, Vino,” teriakku, aku merengek dan menangis.

“Wah, jahat sekali ya gadis itu? Merebut pacar orang lain, padahal ia cantik loh,” bisik mahasiswa yang melihat pertengkaran kami.

“Yes, aku berhasil. Tahu rasa kalian berdua,” teriakku dalam hati.

“Hei, kalian berdua memang pantas bersama, pengkhianat dan penggoda memang harusnya bersama,” teriak salah seorang mahasiswa yang ikut menonton.

Gadis itu menutup wajahnya rapat-rapat, ia menarik-narik tangan Vino berusaha menjauh dari keramaian. Vino yang menyadari situasi itu, melepas tangan gadis cantiknya dan berlari lebih dulu, lelaki tak tahu malu itu pergi meninggalkan gadis kecilnya sendirian di sana. Gentleman sekali dia!

Setelah kepergian kedua makhluk itu, beberapa mahasiswi mendatangiku dan mengungkapkan rasa prihatinnya padaku, bahkan beberapa memberiku semangat dan mendoakanku agar aku bisa bertemu dengan lelaki yang lebih baik. Mendapat perlakuan tulus seperti itu, hatiku sedikit menyesal karena dengan sengaja menarik perhatian mereka agar ikut-ikutan menyalahkan Vino dan gadis kecilnya.

“Akhirnya jomblo lagi deh,” seruku. Walau wajah dan tubuhku cantik, tetap saja aku kesulitan mendapat pacar. Aku tidak punya uang, penampilanku pas-pasan dan bahkan aku tidak punya motor untuk berpergian.

“Jaman sekarang, cantik saja tidak cukup,” gumamku lagi sambil berlalu meninggalkan tempat kejadian perkara.

Aku menendang-nendang batu-batu kecil di jalanan kampus, ingatanku kembali ke masa 6 bulan lalu saat aku pertama kali menerima ajakan kencan dari Vino, juniorku dari jurusan Ilmu Ekonomi. Saat itu aku sedang sibuk-sibuknya dengan tugas akhirku, sedang Vino baru mendarat di semester keduanya, itu artinya usia kami terpaut 3 tahun jaraknya. Walau begitu, aku menerima permintaannya, kapan lagi aku bisa punya pacar? Hanya itu saja pertimbanganku saat itu.

“Hei, Queenn....” Aku menoleh mencari sumber suara. Hanya ada satu orang di dunia ini yang memanggilku dengan gaya sok imut itu. Kulihat Moly berlari kecil dari kejauhan.

“Kamu, mendorong Prof Lina, beliau terjatuh ke pelukan Marwan,” Moly tak sempat menarik nafas panjang dan langsung menerorku dengan kalimat tak masuk akal.

“Apa maksudmu?”

“Kamu mendorong pintu kelas, Prof Lina berdiri di sisi belakang pintu, ia sedang mengajari Marwan dan terjatuh ke pelukan Marwan. Kamu tahu bagaimana marahnya ia?” jelas Moly. Sekarang aku paham musibah apa yang baru saja terjadi.

“Lalu, aku harus bagaimana?” aku mulai risau, jika Prof Lina marah dan mengeluarkanku dari kelasnya, aku tidak akan lulus semester ini.

“Prof Lina memintamu menemuinya di ruangannya, sepertinya hukumanmu tak akan ringan kawan,” Moly menepuk pundakku menguatkan.

.

.

.

.

To Be Continued,

terima kasih sudah baca ya 🤗

sampai jumpa di bab selanjutnya,

love,

Bemine_97

Terpopuler

Comments

Happynes Sarumaha

Happynes Sarumaha

Ocey

2021-12-19

0

YaNaa Putra Umagap

YaNaa Putra Umagap

ngakak aku eh....🤣🤣🤣

2021-10-09

0

Muara

Muara

karakter queen n gaya bahasa jg pemikiran nya mirip bgt sm adik cwe gw....🤣😂🤣😂

2021-08-18

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1: Perkenalan
3 Bab 2: Soal Pacar
4 Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5 Bab 4: Naila's Choice
6 Bab 5: Hai, Kakak!
7 Bab 6: Sugar Daddy?
8 Bab 7: Sugar Baby?
9 Bab 8: Tawaran
10 Bab 9: Pindahan
11 Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12 Bab 11: Hari Pertama
13 PENJELASAN
14 Bab 12: Naila Datang
15 Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16 Bab 14: Tamu Tak Terduga
17 Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18 Bab 16: Gara Gara Name Tag
19 Bab 17: Bertemu Kembali
20 Bab 18: My Oppa
21 Bab 19: Luka
22 Bab 20: Demi Moly
23 Bab 21: Soal Perasaan
24 Bab 22: Tampan dan Mapan
25 Bab 23: Dua Sisi
26 Visual Character
27 Bab 24: Talk With Entrepreneur
28 Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29 Bab 26: Soal Prioritas
30 Bab 27: Heartache
31 Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32 Bab 29: The Reason
33 Bab 30: Heroin
34 Bab 31: Nona Halim
35 Bab 32: Hak dan Kewajiban
36 Bab 33: Queen dan King
37 Bab 34: Reynold!
38 Curhat Author Baperan
39 Bab 35: Labil
40 Bab 36: Kaum Elit
41 Bab 37: Wedding Party
42 Bab 38: Mahkota
43 Bab 39: Rahasia
44 Bab 40: Mama
45 Bab 41: As A Wife
46 Bab 42: High Five
47 Bab 43: Cinderella
48 Bab 44: My Hero
49 Bab 45: Cocho Banana
50 Bab 46: Ulat Pinang
51 Bab 47: Salah Siapa?
52 Bab 48: Moment
53 Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54 Bab 50: Pak Dekan
55 Bab 51: Pria Aneh
56 Bab 52: Iblis
57 Bab 53: Iblis Rupawan
58 Bab 54: Koi Gendut
59 Bab 55: Sepenggal Kisah
60 Bab 56: Badai?
61 Bab 57: Curiga
62 Bab 58: Pengganggu
63 Bab 59: Serpihan Puzzle
64 Bab 60: Rasa Sakit
65 Bab 61: Beban
66 Bab 62: Kebenaran
67 Bab 63: Keluarga Neils
68 Bab 64: Crayon
69 Bab 65: Pelet?
70 Bab 66: Taman
71 Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72 Bab 68: Mamanya Naila
73 Bab 69: Sang Presdir
74 Bab 70: Sekretaris Sophie
75 Bab 71: Ransel
76 Bab 72: Terkenal
77 Bab 73: Habiskan Uang?
78 Bab 74: Bungkuskan!
79 Bab 75: Pertengkaran
80 Bab 76: Foto
81 Bab 77: Pertemuan
82 Bab 78: Pria Blasteran
83 Bab 79: Papa Mertua
84 Bab 80: Wanita Asing
85 Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86 Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87 Bab 83: Sugar Baby
88 Bab 84: Her Tears
89 Bab 85: Caranya Mengingatmu
90 Bab 86: Mine
91 Bab 87: Sayang!
92 Bab 88: Firasat
93 Bab 89: Petaka Tak Terduga
94 Bab 90: The End Of The Story
95 S2- Bab 91: The Beginning
96 S2- Bab 92: Drama Baru
97 S2- Bab 93: Pacaran?
98 S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99 S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100 S2- Bab 96: Keegoisan
101 S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102 S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103 S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104 S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105 S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106 S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107 S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108 S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109 S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110 S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111 S2- Bab 107: Perdebatan
112 S2- Bab 108: Isi Hati
113 S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114 S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115 S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116 S2- Bab 112: Mantan Besan
117 S2- Bab 113: Impian Natusha
118 S2- Bab 114: Ini Mama
119 S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120 Extra Part: Kembali ke Rumah
121 Extra Part: Langit Jingga
122 Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1: Perkenalan
3
Bab 2: Soal Pacar
4
Bab 3: Sepasang Mata Coklat Lain
5
Bab 4: Naila's Choice
6
Bab 5: Hai, Kakak!
7
Bab 6: Sugar Daddy?
8
Bab 7: Sugar Baby?
9
Bab 8: Tawaran
10
Bab 9: Pindahan
11
Bab 10: Rumah Baru Sugar Baby
12
Bab 11: Hari Pertama
13
PENJELASAN
14
Bab 12: Naila Datang
15
Bab 13: Hari Pertama Bersama Naila
16
Bab 14: Tamu Tak Terduga
17
Bab 15: Kisah Kelam Tiga Serangkai
18
Bab 16: Gara Gara Name Tag
19
Bab 17: Bertemu Kembali
20
Bab 18: My Oppa
21
Bab 19: Luka
22
Bab 20: Demi Moly
23
Bab 21: Soal Perasaan
24
Bab 22: Tampan dan Mapan
25
Bab 23: Dua Sisi
26
Visual Character
27
Bab 24: Talk With Entrepreneur
28
Bab 25: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
29
Bab 26: Soal Prioritas
30
Bab 27: Heartache
31
Bab 28: Kapan Mendungku Berlalu?
32
Bab 29: The Reason
33
Bab 30: Heroin
34
Bab 31: Nona Halim
35
Bab 32: Hak dan Kewajiban
36
Bab 33: Queen dan King
37
Bab 34: Reynold!
38
Curhat Author Baperan
39
Bab 35: Labil
40
Bab 36: Kaum Elit
41
Bab 37: Wedding Party
42
Bab 38: Mahkota
43
Bab 39: Rahasia
44
Bab 40: Mama
45
Bab 41: As A Wife
46
Bab 42: High Five
47
Bab 43: Cinderella
48
Bab 44: My Hero
49
Bab 45: Cocho Banana
50
Bab 46: Ulat Pinang
51
Bab 47: Salah Siapa?
52
Bab 48: Moment
53
Bab 49: Om Gabriel di Mataku
54
Bab 50: Pak Dekan
55
Bab 51: Pria Aneh
56
Bab 52: Iblis
57
Bab 53: Iblis Rupawan
58
Bab 54: Koi Gendut
59
Bab 55: Sepenggal Kisah
60
Bab 56: Badai?
61
Bab 57: Curiga
62
Bab 58: Pengganggu
63
Bab 59: Serpihan Puzzle
64
Bab 60: Rasa Sakit
65
Bab 61: Beban
66
Bab 62: Kebenaran
67
Bab 63: Keluarga Neils
68
Bab 64: Crayon
69
Bab 65: Pelet?
70
Bab 66: Taman
71
Bab 67: Pesan dari Om Gabriel
72
Bab 68: Mamanya Naila
73
Bab 69: Sang Presdir
74
Bab 70: Sekretaris Sophie
75
Bab 71: Ransel
76
Bab 72: Terkenal
77
Bab 73: Habiskan Uang?
78
Bab 74: Bungkuskan!
79
Bab 75: Pertengkaran
80
Bab 76: Foto
81
Bab 77: Pertemuan
82
Bab 78: Pria Blasteran
83
Bab 79: Papa Mertua
84
Bab 80: Wanita Asing
85
Bab 81: Yang Lebih Sakit?
86
Bab 82: Aku Percaya, Sayang!
87
Bab 83: Sugar Baby
88
Bab 84: Her Tears
89
Bab 85: Caranya Mengingatmu
90
Bab 86: Mine
91
Bab 87: Sayang!
92
Bab 88: Firasat
93
Bab 89: Petaka Tak Terduga
94
Bab 90: The End Of The Story
95
S2- Bab 91: The Beginning
96
S2- Bab 92: Drama Baru
97
S2- Bab 93: Pacaran?
98
S2- Bab 94: Berhenti Menghinaku!
99
S2- Bab 95: Es Krim Mochi
100
S2- Bab 96: Keegoisan
101
S2- Bab 97: Bayi Siapa?
102
S2- Bab 98: Syarat dari Gabriel
103
S2- Bab 99: Wahyu's First Kiss
104
S2- Bab 100: Perdebatan di Istana Halim
105
S2- Bab 101: Rencana Gabriel
106
S2- Bab 102: Tamu dari Queen
107
S2- Bab 103: Amarah si Gadis Galak
108
S2- Bab 104: Cara Berfikir Wahyu
109
S2- Bab 105: Bar Versi Jey
110
S2- Bab 106: Wanita yang Cemburu
111
S2- Bab 107: Perdebatan
112
S2- Bab 108: Isi Hati
113
S2- Bab 109: Jangan Mengganggu Keluargaku!
114
S2- Bab 110: Kamu yang Menyetir!
115
S2- Bab 111: Obrolan Aneh Dua Wanita Kaya
116
S2- Bab 112: Mantan Besan
117
S2- Bab 113: Impian Natusha
118
S2- Bab 114: Ini Mama
119
S2- Bab 115: Apa kamu bahagia?
120
Extra Part: Kembali ke Rumah
121
Extra Part: Langit Jingga
122
Terbit Cetak. Peluk Om Briel, yuk?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!