16. Sisa Empat

Kaki kelima remaja itu seolah tak bisa merasakan apa-apa lagi karena saking sering dan lamanya berjalan dari beberapa hari ini. Tujuan mereka kali ini hanyalah Azriela ditemukan dan kembali ke pelabuhan supaya bisa keluar dari pulau ini dan pulang ke Jakarta.

**Jjdaarrrrr!

Jjjddaaarrrrr**!

Dua kilatan cahaya berwarna merah melintas di sekitar mereka. Kelima remaja ini mulai panik, karena suara guntur yang mereka dengar barusan sama dengan suara ketika Artena datang. Mereka takut jika ada Artena-Artena lain yang mengejar dan mengincar mereka.

"Hahaha...! Mau ke mana kalian?" suara tawa sumbang terdengar dari sepasang makhluk astral yang baru saja datang.

Gifyka, Mario, Alvino, Afriel dan Viara kaget melihat kedua makhluk di depan mereka itu persis dengan Artena. Sepertinya benar menurut mereka bahwa kedua makhluk itu adalah saudara Artena di luar angkasa.

"Mau apa kalian mengganggu kami?!" teriakan Viara menghentikan tawa kedua makhluk itu seketika.

"Tentu saja kami berdua akan membawa Gifyka ke kerajaan!" bentak makhluk yang berjenis kelamin laki-laki.

"Siapa kalian?!" Gifyka takut, tubuhnya sudah bergetar hebat. Dia pikir dengan kematian Artena maka semuanya selesai. Tapi nyatanya tidak, saudara Artena datang menggantikan posisi Artena untuk membawa Gifyka pergi ke kerajaan di langit ke tujuh.

"Aku Irina dan ini Londru. Kami berdua tidak akan menyakitimu dan semua teman-temanmu apabila kamu mau pergi bersama kami ke khayangan." ucap tegas seorang wanita yang bernama Irina. Itu artinya lelaki yang berdiri di sampingnya itu bernama Londru.

"Jangan mau Fy, kita akan selamat bersama." bisik Mario melarang Gifyka supaya tidak terhasut oleh kedua makhluk aneh di depan mereka.

"Diam kau!" bentak Londru menunjuk Mario.

"Aku tidak akan mau pergi bersama kalian!" Gifyka menatap nyalang ke arah Irina dan Londru secara bergantian. Terlihat kobaran amarah dari kedua mata Gifyka.

"Tenanglah gadis cantik, kami tidak akan menyiksamu. Raja akan baik kepadamu." Irina mengayunkan kakinya ke depan perlahan-lahan mendekati Gifyka.

"Berhenti!" keajaiban kembali muncul saat ucapan Gifyka membuat Irina terhenti di tempatnya. Bukan karena Irina takut oleh Gifyka, tapi karena ucapan Gifyka.

Kaki kiri Irina tergantung di awang-awang. Tubuhnya sedikit goyang karena kaki kirinya tak bisa dia turunkan atau dia gerakkan sama sekali. Hanya kaki kanannya yang menyangga tubuh Irina yang lumayan berat karena atribut bajunya.

"Gifyka! Hentikan!" Irina marah akan semua ini. Kaki kanannya terasa pegal sedang kaki kirinya tidak bisa dia gerakkan.

Jedaarrrrr!

Semua mata tertuju kepada Londru, lelaki itu baru saja menembakkan sesuatu cahaya berwarna merah yang menghantam sebagian tanah dan menjadikan tanah itu menyembur ke atas.

Jantung kelima remaja ini semakin memburu. Menghadapi Arthena saja sudah membuat mereka kelimpungan. Apalagi ini dua, Irina dan Londru. Keringat dingin terus mengucur di setiap pelipis mereka.

"Hitungan ketiga kita lari." bisik Alvino dari arah belakang.

Tangan Alvino menggenggam tangan Viara dan Mario. Sebelah kiri dia pakai memegang tangan Viara sedang tangan kanan dia gunakan untuk memegang tangan Mario. Alvino mulai menekuk jari telunjuknya, itu berarti hitungan satu. Mario, Viara mengikutinya. Mario memberi isyarat kepada Gifyka sedangkan Viara kepada Afriel. Kini jemari tengah Alvino yang dia tekuk bertanda hitungan dua.

"Kiri." ujar Mario pelan, tapi mampu didengar oleh semua sahabatnya.

Londru masih berusaha menghilangkan sihir dari mulut Gifyka. Sedangkan Irina sudah kelelahan dengan posisi seperti ini.

"Hilangkan sihir ini, Gifyka!" teriak Londru marah karena dirinya terus gagal menghilangkan sihir dari mulut Gifyka.

Jantung kelima remaja itu masih dipompa secara cepat. Mereka takut jika mereka mati ditangan Irina dan Londru. Alvin menggerakkan jari manisnya dan kemudian melipatnya.

"Run!" seru Mario memandu, mereka berlari ke arah kiri. Semua tumbuhan liar mereka terjang tanpa menghiraukan bahaya apa yang akan terjadi.

Langkah demi langkah mereka lalui penuh akan rasa nano-nano. Perih, sakit, takut, gemetar, panik dan pastinya berharap mereka selamat.

Irina serta Londru terbengong akan kejadian beberapa detik lalu. Kelima remaja itu berlari begitu kencangnya.

"Sial!" umpat Irina menghempaskan tubuhnya ke atas rerumputan. Kaki kirinya masih terbang di awang-awang.

Londru mengumpat sendiri, dirinya tidak mungkin meninggalkan Irina seorang diri. Tapi dirinya juga tidak mungkin melepaskan Gifyka dan semua teman-temannya.

"Aku akan coba semua cara." Londru berusaha menghilangkan sihir dari Gifyka yang menyerang kaki Irina.

~**~

Gifyka dan keempat sahabatnya terus berlari entah ke mana. Mereka melewati satu sungai kecil dan kembali pada semak-semak belukar. Bahkan mereka sudah tidak menghiraukan kondisi mereka sendiri yang pastinya hancur.

"Kita cari cara buat keluar dari keadaan ini terus kita cari bantuan team sar!" seru Afriel memberi usul. Selalu berbicara dengan nada keras supaya bisa terdengar oleh semua orang.

"Gue setuju sama, Iel!" Mario yang berlari di jajaran paling depan menganggukkan kepalanya. Mereka berlari dengan kondisi tangan yang saling bertautan.

"Aarrgghhhh....!"

"Iel!" jerit Viara yang memegang tangan Afriel. Tautan tangan mereka terlepas saat Afriel terpeleset dan akhirnya jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam.

Alvino, Gifyka dan Mario menghentikan langkah kaki mereka tatkala mendengar suara teriakan dari Afriel berlanjut suara teriakan Viara yang menyerukan nama Afriel.

"Iel lo denger gue kan?!" Viara sudah histeris karena tak terlihat ada tanda-tanda bahwa Afriel tersangkut pohon atau berpegangan pada akar pohon.

Alvino mendekap tubuh Viara yang histeris. Tangisnya pecah karena memang Afriel tidak lagi terlihat batang hidungnya.

"Iel! Lo di mana?!" Mario juga panik. Tak henti-hentinya dia menyerukan nama Afriel.

Satu sahabatnya kembali hilang. Azriela belum juga ketemu, kedatangan Irina dan Londru dan sekarang Afriel masuk jurang.

"Via tenang, syut... Jangan nangis." Gifyka ikut menenangkan Viara yang menangis histeris dalam dekapan Alvino.

"Gue yang salah Fy, coba kalau gue megang tangan Iel erat. Pasti Iel nggak akan masuk jurang. Hiks... Hiks..."

Gifyka merasakan apa yang Viara rasakan saat ini. Pasti rasanya sama dengan apa yang Gifyka rasakan beberapa saat lalu saat Azriela tiba-tiba hilang entah ke mana.

"Kita bagi dua, gue sama Via nyari Iel. Kalian berdua nyari Zril, gimana?" Alvino memandang Mario dan Gifyka secara bergantian.

"Enggak! Gue nggak setuju! Gue nggak mau ada yang hilang lagi. Kita cari mereka sama-sama." Gifyka menggelengkan kepalanya. Rasa trauma akan terpencar dan kehilangan membuatnya menolak.

"Mending kita cari team sar, Vin. Di sana kelihatan ada air dan sampan. Kita akan nyebrang pulau, sesampainya di kota kita langsung nyari bantuan. Soalnya kita juga nggak tahu seluk beluk hutan ini." usul Mario sedikit lebih menjanjikan. Tapi jujur saja, mereka tidak tega meninggalkan Azriela dan Afriel sendirian di hutan ini.

"Kalian aja yang nyari bantuan, biar gue di sini nungguin kalian. Gue nggak bakal ninggalin Zril sama Iel di sini sendirian. Apalagi ada Irina dan Londru."

Semua mata tertuju kepada Gifyka. Mereka tidak percaya bahwa hati Gifyka begitu baik. Tapi mereka juga tidak akan membiarkan Gifyka tertinggal di tengah hutan bahkan di tengah pulau seperti ini.

"Gue nggak setuju sama usul lo, Fy. Kita bakal keluar bareng, nyari bantuan buat jemput Zril dan Iel di sini." Viara berdiri menatap Gifyka.

"Via benar, kita pergi bareng-bareng. Mumpung masih ada waktu. Kita harus cepat pergi." Alvino pun ikut berdiri dan meyakinkan Gifyka.

"Tap..."

"Nggak ada tapi-tapian Fy, kita harus lari sekarang juga. Kita nggak punya banyak waktu." Mario memegang pergelangan tangan Gifyka.

"Kita lari lagi." Alvino dan Mario saling mengangguk mantap untuk berusaha keluar dari tempat mengerikan ini dan mencari bantuan team sar.

Dari enam kini hanya tersisa empat, semoga tidak ada yang celaka lagi. Mereka kembali berlari mencari di mana letak pelabuhan dan mencuri sampan yang ada disekitar pelabuhan.

~**~

To Be Continue...

Episodes
1 1. Rencana
2 2. Ke Istana Angkasa
3 3. Sweet Seventeen
4 4. Apa Karena Ucapan Gue?
5 5. Go To Bunaken!
6 6. Keanehan Di Bungalow
7 7. Kejadian Saat Renang
8 8. Gue Punya Rahasia
9 9. Kilatan Cahaya
10 10. Artena
11 11. Laxymuse
12 12. Perahu Penyelamat
13 13. Harapan Keenamnya
14 14. Selalu Bersama
15 15. Azriela Hilang
16 16. Sisa Empat
17 17. Sampan Yang Bocor
18 18. Kena Hipotermia?
19 19. Mati Satu Persatu
20 20. Menyusul
21 21. Di Tangan Psikopat
22 22. Genting!
23 23. Kalung Veromon
24 24. Pulau Nein Kecil
25 25. Lima Kurcaci
26 26. Makanan Di Laxymuse
27 27. Mayat Yang Ditemukan
28 28. Kerajaan Kurcaci
29 29. Giant Chilli Tree
30 30. Penyusup
31 31. Kutukan!
32 32. PTSD
33 33. Di Pemakaman
34 34. Kediaman Angkasa
35 35. Obrolan Pagi
36 36. Masih Ada
37 37. Mimpi Aneh
38 38. Contoh Undangan
39 39. Biru Langit
40 40. Enggak Masalah
41 41. Starry Night
42 42. Siap Merried
43 43. Ladang Alang-Alang
44 44. Untuk Kamu
45 45. Suapan Pertama
46 46. Mencoba Lucid Dream
47 47. Jangan Ikut Campur
48 48. Dewa dan Iblis
49 49. Aku Akan Bereinkarnasi
50 50. Pertemuan
51 51. Shappire Blue Gems
52 52. Lomba Dalam Mall
53 53. Mobil Sedan
54 54. Dibayar Nyawa!
55 55. Sad Wedding
56 56. Dewa Venus
57 57. Dada Kiri
58 58. Dreaming
59 59. Menyusul
60 60. Batu Giok
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Rencana
2
2. Ke Istana Angkasa
3
3. Sweet Seventeen
4
4. Apa Karena Ucapan Gue?
5
5. Go To Bunaken!
6
6. Keanehan Di Bungalow
7
7. Kejadian Saat Renang
8
8. Gue Punya Rahasia
9
9. Kilatan Cahaya
10
10. Artena
11
11. Laxymuse
12
12. Perahu Penyelamat
13
13. Harapan Keenamnya
14
14. Selalu Bersama
15
15. Azriela Hilang
16
16. Sisa Empat
17
17. Sampan Yang Bocor
18
18. Kena Hipotermia?
19
19. Mati Satu Persatu
20
20. Menyusul
21
21. Di Tangan Psikopat
22
22. Genting!
23
23. Kalung Veromon
24
24. Pulau Nein Kecil
25
25. Lima Kurcaci
26
26. Makanan Di Laxymuse
27
27. Mayat Yang Ditemukan
28
28. Kerajaan Kurcaci
29
29. Giant Chilli Tree
30
30. Penyusup
31
31. Kutukan!
32
32. PTSD
33
33. Di Pemakaman
34
34. Kediaman Angkasa
35
35. Obrolan Pagi
36
36. Masih Ada
37
37. Mimpi Aneh
38
38. Contoh Undangan
39
39. Biru Langit
40
40. Enggak Masalah
41
41. Starry Night
42
42. Siap Merried
43
43. Ladang Alang-Alang
44
44. Untuk Kamu
45
45. Suapan Pertama
46
46. Mencoba Lucid Dream
47
47. Jangan Ikut Campur
48
48. Dewa dan Iblis
49
49. Aku Akan Bereinkarnasi
50
50. Pertemuan
51
51. Shappire Blue Gems
52
52. Lomba Dalam Mall
53
53. Mobil Sedan
54
54. Dibayar Nyawa!
55
55. Sad Wedding
56
56. Dewa Venus
57
57. Dada Kiri
58
58. Dreaming
59
59. Menyusul
60
60. Batu Giok

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!