8. Gue Punya Rahasia

Tak jauh berbeda dengan suasana kamar para lelaki. Kamar yang dihuni tiga gadis ini pun membicarakan hal yang sama. Hanya saja yang membedakan, di sini hanya dua orang yang membahas insiden terpelesetnya Afriel. Sedangkan Gifyka sibuk dengan pikirannya sendiri.

Tadi cahaya apa ya? Gue penasaran, gak ada angin gak ada hujan bisa ada petir dadakan kayak gitu. Batin Gifyka memikirkan cahaya yang tadi menyambar air di dekatnya.

"Fy, lo kenapa? Diem-diem bae." Azriela menyenggol lengan Gifyka menggunakan lengannya.

"Eh... Apa, Zril?" gagap Gifyka menyadari bahwa kedua sahabatnya itu sedang membahas hal penting.

"Ngelamun mulu lo, kenapa sih?"

"Enggak kok, gue gak kenapa-napa." gelengan kepala didapat oleh Azriela dan Viara dari Gifyka.

"Gak usah bohong, pasti lo lagi mikirin sesuatu ya."

"Ngarang aja lo Vi, gue gak lagi mikirin apa-apa."

"Terus kenapa wajah lo kusut kayak belum diseterika sebulan gitu?" sejenak dua remaja ini menghentikan acara rumpi mereka dan beralih mendekat ke Gifyka.

"Lo kalau ada masalah bisa cerita ke gue, Fy. Jangan dipendam sendiri."

"Hah..." Gifyka mengembuskan napasnya kasar. Mencoba menguatkan dirinya sendiri untuk menceritakan apa yang tadi dia lihat menggunakan mata kepala sendiri.

"Kalian tadi dengar suara dentuman kenceng banget gak?"

"Di mana?" Azriela dan Viara terlihat antusias mendengar cerita Gifyka.

"Di tempat kita berenang tadi. Pas kalian udah masuk habis manggil gue itu tadi ada petir bercahaya aneh dan menghantam air pulau sangat kencang. Habis itu entah ke mana perginya. Kayak tertelan udara, langsung hilang seketika." cerita Gifyka mendeskripsikan apa yang dia lihat tadi.

"Enggak, gak denger apa-apa kan ya Zril?"

"Iya tuh, kita berdua gak denger apa-apa." Viara mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan ucapan Azriela.

"Masa sih gak denger? Gue aja sampai kaget banget loh." Gifyka membelalakkan matanya tak percaya.

"Enggak Fy, berani sumpah deh kita berdua gak denger."

"Emang cahayanya warna apa, Fy?"

"Merah, tapi warna merahnya beda sama mega."

"Emang lagi kebetulan kali, atau enggak mau turun hujan nanti malam."

"Iya Fy, udah ah gak usah dipikirin. Paling cuma petir biasa."

"Enggak Zril, Vi. Yang tadi tuh kayak cahaya yang turun dari langit terus hilang dengan sendirinya entah ke mana." Gifyka masih ngotot atas apa yang dia lihat.

"Halusinasi kali, Fy."

"Kalau kalian ada sama gue dan lihat apa yang gue lihat. Gue jamin kalian bakalan percaya."

"Hem... Ya udah-udah, nanti lagi kita bahasnya. Mending sekarang kita turun dulu, waktunya makan malam." ajak Viara mencoba menenangkan kegundahan hati Gifyka, sahabatnya.

"Gue cuma tak... " Gifyka menghentikan suaranya. Ragu untuk melanjutkan sesuatu yang melintas dalam pikirannya.

"Cuma apa, Fy?"

"Enggak, gak apa-apa kok." Gifyka menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali. Mengubur segala macam kemungkinan yang sudah terjadi.

"Turun yuk, gue udah laper nih." rengek Viara.

"Yuk ah turun, kita makan malam bareng-bareng." Azriela menarik tangan Gifyka supaya mau turun bersama mereka.

"Ya udah ayo." Gifyka sengaja berjalan paling belakang.

Apa kemampuan baru gue masih bisa berfungsi?

Apa gue coba aja?

Pertanyaan itu akhirnya terlontar dari dalam hati Gifyka.

Gifyka memandang sebuah vas bunga di atas meja. "Pecah." ucap Gifyka lirih, bahkan hanya dirinya yang bisa mendengar.

Pyar!

"Astaga!" teriak Gifyka kaget saat vas bunga yang dia pandang benar-benar pecah setelah dia mengucapkan hal demikian. Tidak berselang beberapa menit, bahkan hanya berselang satu detik setelah dia bilang pecah.

"Fy, lo kenapa?" Azriela dan Viara kembali ke kamar menghampiri Gifyka yang masih shock karena ucapannya barusan.

"Kok bisa pecah sih, Fy?" Viara menghampiri pecahan vas bunga yang berserakan di atas lantai. Sedangkan Azriela menenangkan Gifyka yang masih mengatur napasnya perlahan-lahan.

"Lo gak kenapa-napa, Fy?" cemas Azriela mengusap peluh di pelipis Gifyka menggunakan tisue.

"Gak ada yang luka kan, Fy?" Viara ikut panik sambil berlari mengarah ke Gifyka.

Gifyka menggelengkan kepalanya sebagai tanda jawaban.

"Udah tenangin diri lo, Fy. Lo udah aman."

"Lo mau ngapain sih tadi? Kok bisa jatuh?"

"Gue punya rahasia." ujar Gifyka membuat Azriela dan Viara mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Rahasia? Maksud lo apa, Fy?"

"Apa pun yang gue kehendaki dan gue ucapkan, pasti terjadi."

Azriela dan Viara bertatap wajah saling menanyakan apa maksud dari ucapan Gifyka.

"Kalian berdua pasti bingung."

"Emang bingung, Fy." jujur keduanya secara bersamaan.

"Coba kalian lihat botol air mineral itu." kedua sahabat Gifyka mengikuti arah telunjuk gadis berdagu tirus di samping mereka.

"Terus?"

"Melayang." ujar Gifyka sambil menatap botol air mineral di atas nakas.

"Hemt..." Azriela dan Viara membekab mulut masing-masing tak percaya akan semua ini.

Apa benar botol itu melayang karena ucapan Gifyka?

"Kok bisa sih, Fy?" heran Viara tak berkedip melihat botol air mineral itu melayang-layang.

"Turun." ujar Gifyka lagi, dan akhirnya botol itu kembali ke tempat semula.

"Lo punya ilmu sihir, Fy?"

"Gue juga gak tahu kenapa bisa kayak gini. Awalnya pas gue jalan-jalan sama bokap nyokap kemarin."

"Woy! Mau pada makan gak kalian? Lama amat dah!" teriak Mario dari ambang pintu. Tubuh lelaki itu sudah bersiap-siap masuk lebih dalam ke kamar.

"Iya kita bertiga ke bawah sekarang." sahut Gifyka memandu kedua sahabatnya.

"Gue butuh penjelasan, Fy." tuntut Azriela di sela-sela jalan mereka.

"Gue gak bisa jelasin. Tapi yang pasti, gue gak tahu kapan ini benar-benar ada di diri gue." sahut Gifyka berbisik-bisik supaya Mario tidak mendengarnya.

"Kalian lagi ngomongin gue ya?" Mario membalikkan badannya menatap ketiga gadis yang seketika diam seolah tidak sedang mengobrol.

"Apaan? Orang kita bertiga diem aja. Ya kan?" Gifyka melihat Azriela dan Viara secara bergantian.

"Iya kok, siapa yang lagi ngobrol." Viara mengangguk antusias membenarkan jawaban Gifyka.

Keempat orang ini menuruni tangga menuju ruang makan. Menyusul Alvino dan Afriel yang sudah menunggu.

"Kalian habis rapat apaan sih? Lama amat."

"Habis rapat masalah cewek."

"Ribet amat lo jadi cewek." cibir Afriel sambil mengambil nasi ke piringnya.

"Udah-udah, waktunya makan."

"Kok gue tiba-tiba keingat Mama ya, gue takut gak bisa lihat Mama sama Papa lagi." ucapan Azriela membuat semua orang langsung terdiam.

"Lo ngomong apa sih Zril, gak usah ngelantur deh."

"Gue cuma takut, bukan apa-apa."

"Mungkin efek kangen, lo biasa bareng sama keluarga dan sekarang enggak."

"Iya Zril, gak boleh mikir gitu ah. Gak baik." Gifyka mengusap-usap bahu Azriela supaya sahabatnya itu tenang.

"Thank ya, kalian selalu kasih gue pengertian."

"Kita kan sahabat, Zril. Harus selalu bersama dalam keadaan apa pun dan harus saling support."

~**~

To Be Continue...

Episodes
1 1. Rencana
2 2. Ke Istana Angkasa
3 3. Sweet Seventeen
4 4. Apa Karena Ucapan Gue?
5 5. Go To Bunaken!
6 6. Keanehan Di Bungalow
7 7. Kejadian Saat Renang
8 8. Gue Punya Rahasia
9 9. Kilatan Cahaya
10 10. Artena
11 11. Laxymuse
12 12. Perahu Penyelamat
13 13. Harapan Keenamnya
14 14. Selalu Bersama
15 15. Azriela Hilang
16 16. Sisa Empat
17 17. Sampan Yang Bocor
18 18. Kena Hipotermia?
19 19. Mati Satu Persatu
20 20. Menyusul
21 21. Di Tangan Psikopat
22 22. Genting!
23 23. Kalung Veromon
24 24. Pulau Nein Kecil
25 25. Lima Kurcaci
26 26. Makanan Di Laxymuse
27 27. Mayat Yang Ditemukan
28 28. Kerajaan Kurcaci
29 29. Giant Chilli Tree
30 30. Penyusup
31 31. Kutukan!
32 32. PTSD
33 33. Di Pemakaman
34 34. Kediaman Angkasa
35 35. Obrolan Pagi
36 36. Masih Ada
37 37. Mimpi Aneh
38 38. Contoh Undangan
39 39. Biru Langit
40 40. Enggak Masalah
41 41. Starry Night
42 42. Siap Merried
43 43. Ladang Alang-Alang
44 44. Untuk Kamu
45 45. Suapan Pertama
46 46. Mencoba Lucid Dream
47 47. Jangan Ikut Campur
48 48. Dewa dan Iblis
49 49. Aku Akan Bereinkarnasi
50 50. Pertemuan
51 51. Shappire Blue Gems
52 52. Lomba Dalam Mall
53 53. Mobil Sedan
54 54. Dibayar Nyawa!
55 55. Sad Wedding
56 56. Dewa Venus
57 57. Dada Kiri
58 58. Dreaming
59 59. Menyusul
60 60. Batu Giok
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Rencana
2
2. Ke Istana Angkasa
3
3. Sweet Seventeen
4
4. Apa Karena Ucapan Gue?
5
5. Go To Bunaken!
6
6. Keanehan Di Bungalow
7
7. Kejadian Saat Renang
8
8. Gue Punya Rahasia
9
9. Kilatan Cahaya
10
10. Artena
11
11. Laxymuse
12
12. Perahu Penyelamat
13
13. Harapan Keenamnya
14
14. Selalu Bersama
15
15. Azriela Hilang
16
16. Sisa Empat
17
17. Sampan Yang Bocor
18
18. Kena Hipotermia?
19
19. Mati Satu Persatu
20
20. Menyusul
21
21. Di Tangan Psikopat
22
22. Genting!
23
23. Kalung Veromon
24
24. Pulau Nein Kecil
25
25. Lima Kurcaci
26
26. Makanan Di Laxymuse
27
27. Mayat Yang Ditemukan
28
28. Kerajaan Kurcaci
29
29. Giant Chilli Tree
30
30. Penyusup
31
31. Kutukan!
32
32. PTSD
33
33. Di Pemakaman
34
34. Kediaman Angkasa
35
35. Obrolan Pagi
36
36. Masih Ada
37
37. Mimpi Aneh
38
38. Contoh Undangan
39
39. Biru Langit
40
40. Enggak Masalah
41
41. Starry Night
42
42. Siap Merried
43
43. Ladang Alang-Alang
44
44. Untuk Kamu
45
45. Suapan Pertama
46
46. Mencoba Lucid Dream
47
47. Jangan Ikut Campur
48
48. Dewa dan Iblis
49
49. Aku Akan Bereinkarnasi
50
50. Pertemuan
51
51. Shappire Blue Gems
52
52. Lomba Dalam Mall
53
53. Mobil Sedan
54
54. Dibayar Nyawa!
55
55. Sad Wedding
56
56. Dewa Venus
57
57. Dada Kiri
58
58. Dreaming
59
59. Menyusul
60
60. Batu Giok

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!