18. Kena Hipotermia?

Berkat bantuan dari Ortopus, Irina bisa terbebas dari sihir yang diberikan Gifyka. Bahkan Irina dan Londru sekarang sedang mencari keberadaan Gifyka beserta teman-temannya. Ke sana ke mari mereka berlarian menyusuri semak-semak belukar.

"Ke mana mereka perginya?" Londru sudah marah sendiri karena menangkap Gifyka saja sangat sulit. Padahal hanya menangkap dan membawa ke khayangan.

"Arrgh...! Kita kehilangan jejak." Irina ikut berteriak.

Kenapa mereka bagai orang bodoh? Padahal mereka memiliki kekuatan. Londru langsung menerawang alam bawah sadarnya. Kelebatan remaja yang sedang berlari merasuk ke pikirannya.

"Mereka tak jauh dari sini. Kita ambil kanan." Londru berlari mengajak Irina. Tapi percayalah, lari seorang makhluk astral itu berbeda dengan manusia. Kakinya terbang lalu berpijak ke pohon terbang lagi berpijak ke pohon lagi kemudian terbang lagi dam begitu terus.

Tapi berbeda dengan Irina yang berlari di udara. Dia berlari tapi di udara, bukan seperti Londru atau di atas tanah seperti manusia.

~**~

Tubuh keempat remaja ini sama-sama menggigil usai kejadian renang berenang selama beberapa menit. Tapi sekuat tenaga mereka terus berjalan menjauh dan mencari pelabuhan selanjutnya supaya mereka bisa sampai ke Bunaken. Bukan lagi berlari, tapi ini bisa dibilang jalan santai. Karena apa lagi kalau bukan karena rasa dingin yang melanda. Sivia sudah berusaha berjalan sendiri meski masih dituntun oleh Alvino dan Gifyka.

Brukk!

"Alvino!" teriak Viara dan Gifyka secara bersamaan ketika melihat tubuh Alvino tergeletak secara tiba-tiba seperti orang pingsan.

Refleks mereka berjongkok, menggoyang-goyangkan tubuh Alvino. Berharap Alvino bisa sadar. Tapi sudah berulang kali mereka memanggil Alvino tetap saja tidak ada respon.

"Vin, sadar. Alvino!" Mario panik sendiri karena Alvino tak kunjung sadar. Padahal sudah ada sepuluh menit mereka mencoba membangunkan Alvino.

"Vin, sadar. Gue mohon sadar demi gue, demi kita semua, demi keluarga lo yang nungguin di rumah." air mata Viara mengalir, takut terjadi apa-apa pada Alvino sang kekasih.

Rasa takut terus menyeruak masuk ke dalam hati masing-masing. Pasalnya Alvino tidak memberi respon sedikit pun.

"Biar gue coba kasih napas buatan."

Gifyka sedikit menyingkir supaya Mario bisa memberikan napas buatan untuk Alvino. Siapa tahu saja Alvino bisa sadar. Tapi sudah berulang kali Mario memberikan napas buatan, tetap saja Alvino tidak merespon.

Tangisan Viara semakin kencang membuat Gifyka terheran-heran. Gadis kecil ini memeluk tubuh Viara untuk menenangkan. Meski dirinya belum tahu apa yang membuat Viara menangis sekencang ini.

"Syut... Via lo kenapa?" Gifyka masih berusaha menenangkan Viara.

"Percuma lo kasih napas buatan berulang kali buat Alvino." isak tangis Viara terdengar menyesakkan dada. Viara sudah menyembunyikan wajahnya ke pelukan Gifyka.

"Maksud lo, Vi? Kenapa bisa percuma?" wajah Mario sudah tidak terdeteksi lagi paniknya.

"Alvino udah meninggal, dia udah nggak ada. Hiks..." tangisan dan jawaban Viara membuat Gifyka serta Mario terpukul. Apa maksud dari semua ini?

"Lo bohong kan, Vi? Tahu dari mana lo kalau Alvino udah nggak ada?" tubuh Mario menegang mendengar jawaban Viara tadi.

"Gue yakin kalau Alvino kena hipotermia." Viara berusaha menghentikan tangisannya sekuat mungkin. Air matanya dia hapus perlahan dan mulai menarik napas dalam-dalam.

"Hipotermia?" tanya Gifyka lebih memperjelas.

Viara menganggukkan kepalanya pelan. Tidak sanggup harus menjelaskan semuanya. Sakit melihat lelaki yang dia sayang meninggal di depan matanya. Apalagi beberapa saat tadi Alvino masih menuntunnya, membawanya berenang ke tepi, menggendongnya dan memeluknya. Tapi sekarang Alvino sudah tidak bernyawa.

"Hipotermia, penyebab utamanya adalah berada di tempat yang terlalu dingin. Itu kondisi darurat di mana tubuh nggak sanggup mengembalikan suhu panas tubuh karena suhunya terlalu cepat turun. Ketika suhu tubuh turun menjadi terlalu rendah maka jantung, sistem saraf dan organ tubuh lainnya nggak dapat bekerja secara optimal. Jika hal itu terjadi maka bisa menyebabkan kegagalan total pada fungsi jantung dan sistem pernapasan akhirnya mengarah ke kematian." Viara menjelaskan sangat panjang kepada Mario dan Gifyka.

Mario dan Gifyka tidak menyangka dengan penjelasan Viara barusan. Lebih tepatnya tidak percaya, apa mungkin Alvino benar-benar meninggal. Tapi melihat tubuh Alvino yang sama sekali tidak merespon membuat mereka menjadi yakin.

"Gue yakin dari tadi Alvin lagi nahan rasa dinginnya." air mata di pipi Viara kembali mengalir.

"Syut... Udah Via, ikhlaskan Alvino." hanya itu yang bisa diucapkan oleh Gifyka kepada Viara.

"Astaga Alvin, kenapa dia nggak bilang sih." Mario menatap sedih ke arah jasad Alvino.

Viara mencium kening Alvino lama. Perasaan sayangnya kepada lelaki itu sungguh besar. Apalagi pengorbanan Alvino untuknya di sini itu tidak akan pernah Viara lupakan sampai kapan pun. Gifyka dan Mario yang melihat hal demikian hanya bisa memanjatkan doa.

"Tidur yang nyenyak, Vin. Gue selalu sayang sama lo." ujar Viara lirih, hatinya pedih melihat dan menerima semua ini. Dikecupnya bibir biru Alvino sebentar. Viara akan sangat merindukan kekasihnya ini. Kebaikan Alvino meninggalkan luka teramat dalam.

Tetesan demi tetesan air mata dari kedua mata Viara kembali merembes membentuk dua aliran sungai.

"Ikhlaskan Via, ikhlas." Gifyka kembali memeluk tubuh Viara. Gadis berbadan mungil ini pun ikut menangis. Bagaimana pun Gifyka juga sahabat Alvino dari kecil.

Mario sudah memukul-mukul tanah. Dirinya merasa gagal menjadi seorang sahabat. Bagaimana bisa dirinya tidak tahu bahwa Alvino merasakan sakit dan kedinginan yang luar biasa. Tapi mau dibagaimanakan lagi. Ini sudah menjadi takdir.

🎼  Berpisah denganmu tlah membuatku smakin mengerti betapa indah saat bersama...

Yang masih selalu ku kenang...

Selamat jalan kekasih...

Kaulah cinta dalam hidupku...

Aku kehilanganmu...

Untuk slama-lamanya...

Kelebatan demi kelebatan kenangan masa lalu bersama Alvino berputar-putar di ingatan Viara.

*Viara, gue nggak tahu harus gimana bilangnya. Cuma yang gue tahu, gue pengen lo jadi cewek gue.

Jadi lo mau jadi cewek gue?

Makasih Via, gue seneng.

Maaf Via, gue telat karena tadi jalan macet.

Dia bukan siapa-siapa Viara, cuma tetangga deket rumah.

Gue kan cintanya cuma sama lo, nggak ada yang lain.

Cie cemburu cie... Nggak usah cemburu ah, orang gue sayangnya sama lo kok*.

Ayo pulang, ini udah malam. Angin malam nggak baik buat wanita secantik lo.

*Bagaimana pun nanti, kita akan selalu bersama.

Pakai aja Via, gue nggak papa kok.

Ada gue Via yang bakal bawa lo sampai ke tepi*.

"Aarrghh...!" teriak Viara sambil memegangi kaos bagian dadanya.

Gifyka dan Mario yang melihat itu semua jadi panik sendiri. Viara terlihat seperti orang kesakitan. Wajahnya sudah pias, keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya.

"Via lo kenapa?" panik Gifyka menepuk-nepuk pipi Viara yang masih mengerang kesakitan sambil meremas pakaian bagian dada kirinya.

~**~

To Be Continue...

Episodes
1 1. Rencana
2 2. Ke Istana Angkasa
3 3. Sweet Seventeen
4 4. Apa Karena Ucapan Gue?
5 5. Go To Bunaken!
6 6. Keanehan Di Bungalow
7 7. Kejadian Saat Renang
8 8. Gue Punya Rahasia
9 9. Kilatan Cahaya
10 10. Artena
11 11. Laxymuse
12 12. Perahu Penyelamat
13 13. Harapan Keenamnya
14 14. Selalu Bersama
15 15. Azriela Hilang
16 16. Sisa Empat
17 17. Sampan Yang Bocor
18 18. Kena Hipotermia?
19 19. Mati Satu Persatu
20 20. Menyusul
21 21. Di Tangan Psikopat
22 22. Genting!
23 23. Kalung Veromon
24 24. Pulau Nein Kecil
25 25. Lima Kurcaci
26 26. Makanan Di Laxymuse
27 27. Mayat Yang Ditemukan
28 28. Kerajaan Kurcaci
29 29. Giant Chilli Tree
30 30. Penyusup
31 31. Kutukan!
32 32. PTSD
33 33. Di Pemakaman
34 34. Kediaman Angkasa
35 35. Obrolan Pagi
36 36. Masih Ada
37 37. Mimpi Aneh
38 38. Contoh Undangan
39 39. Biru Langit
40 40. Enggak Masalah
41 41. Starry Night
42 42. Siap Merried
43 43. Ladang Alang-Alang
44 44. Untuk Kamu
45 45. Suapan Pertama
46 46. Mencoba Lucid Dream
47 47. Jangan Ikut Campur
48 48. Dewa dan Iblis
49 49. Aku Akan Bereinkarnasi
50 50. Pertemuan
51 51. Shappire Blue Gems
52 52. Lomba Dalam Mall
53 53. Mobil Sedan
54 54. Dibayar Nyawa!
55 55. Sad Wedding
56 56. Dewa Venus
57 57. Dada Kiri
58 58. Dreaming
59 59. Menyusul
60 60. Batu Giok
Episodes

Updated 60 Episodes

1
1. Rencana
2
2. Ke Istana Angkasa
3
3. Sweet Seventeen
4
4. Apa Karena Ucapan Gue?
5
5. Go To Bunaken!
6
6. Keanehan Di Bungalow
7
7. Kejadian Saat Renang
8
8. Gue Punya Rahasia
9
9. Kilatan Cahaya
10
10. Artena
11
11. Laxymuse
12
12. Perahu Penyelamat
13
13. Harapan Keenamnya
14
14. Selalu Bersama
15
15. Azriela Hilang
16
16. Sisa Empat
17
17. Sampan Yang Bocor
18
18. Kena Hipotermia?
19
19. Mati Satu Persatu
20
20. Menyusul
21
21. Di Tangan Psikopat
22
22. Genting!
23
23. Kalung Veromon
24
24. Pulau Nein Kecil
25
25. Lima Kurcaci
26
26. Makanan Di Laxymuse
27
27. Mayat Yang Ditemukan
28
28. Kerajaan Kurcaci
29
29. Giant Chilli Tree
30
30. Penyusup
31
31. Kutukan!
32
32. PTSD
33
33. Di Pemakaman
34
34. Kediaman Angkasa
35
35. Obrolan Pagi
36
36. Masih Ada
37
37. Mimpi Aneh
38
38. Contoh Undangan
39
39. Biru Langit
40
40. Enggak Masalah
41
41. Starry Night
42
42. Siap Merried
43
43. Ladang Alang-Alang
44
44. Untuk Kamu
45
45. Suapan Pertama
46
46. Mencoba Lucid Dream
47
47. Jangan Ikut Campur
48
48. Dewa dan Iblis
49
49. Aku Akan Bereinkarnasi
50
50. Pertemuan
51
51. Shappire Blue Gems
52
52. Lomba Dalam Mall
53
53. Mobil Sedan
54
54. Dibayar Nyawa!
55
55. Sad Wedding
56
56. Dewa Venus
57
57. Dada Kiri
58
58. Dreaming
59
59. Menyusul
60
60. Batu Giok

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!