Entah mengapa hari itu. Salsa sangat lah senang, padahal di hari itu, tidak ada yang begitu istimewa.
"Sa, Ayo kita berangkat." ajak Sofia, yang menghampiri kamar Salsa.
"Ayo, mana Uli?" tanya Salsa, sambil mencari-cari keberadaan Uli.
"Hai, Aku disini." sahut Uli dengan cengengesan dan berlari keluar kamar. Dan langsung menghampiri Salsa dan Sofia yang sedang menunggu nya.
Sesampai di kelas, Salsa di kejutkan dengan adanya, kertas di bawah bangkunya.
Di ambilnya kertas itu, lalu memperlihatkan kepada Uli, yang duduk di sampingnya.
Uli hanya mengedihkan bahu, tanda tidak tahu.
Di bukanya kertas itu, dan di bacanya deretan kata demi kata, yang berjejer di kertas itu, dengan seksama. Sesekali dia tersenyum, mengkerutkan kening, hingga menggeleng-geleng.
Uli mendekat kan ke arah Salsa, karena dia penasaran apa yang di baca Salsa.
"Aku, nggak ngerti deh, Sal" kata Uli mengernyit heran.
"Lalu Siapa yang ngasih tau, Namaku?" tanya Salsa yang kebingungan.
"Lihat, nih!" tunjuk Uli ke arah meja Salsa.
"Oh iya. Hehe... Eh, kok Dia bisa tau tempatku disini?" tanya Salsa keheranan.
"Ya, jelas tau lah. Orang dia kemarin merhatiin kamu terus." jawab Uli, yang masih tak percaya dengan kepolosan Salsa.
"Hehe, Oh iya, Kemarin kan Sofia bilang ya, kalau ada yang lihat aku dari luar. Oh ternyata dia toh." ujar Salsa sambil manggut-manggut.
"Aih, punya temen lelet nya, Hadeh..." celetuk Uli sambil menggelengkan kepalanya.
"Ah, kamu jangan gitu lah, Ul..." ujar Salsa dengan nada manjanya.
Dan mereka berduapun tertawa tak bersuara, sambil menutupi mulut nya, Karena pelajaran sudah akan di mulai.
****
Di pesantren putra
Satrio dan teman-teman nya mendengarkan penjelasan dari Ustadz Munir, dengan seksama. Sesekali mereka ada yang manggut-manggut tanda, sudah paham dengan apa yang di jelaskan oleh Ustadz tersebut.
Teng-teng-teng!
Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Semua para santri berhamburan keluar dari kelas.
Begitupun dengan Satrio, Dia keluar kelas dan menuju ke kamar nya.
Setelah itu, Dia pergi ke kamar ndalem, dan bertemu dengan Dzul.
"Hai, kamu pasti adek nya kang Seno ya?" tanya Dzul, kepada Satrio.
"Iya, kamu kok tau?" jawab Satrio sambil menyipitkan matanya, seperti ingin menagih penjelasan.
"Oh, siapa sih, yang nggak tau kang Seno, Dia itu anak ndalem senior, dan dia juga di percaya oleh Pengasuh Pesantren" tutur Dzul kepada Satrio, Dan diangguki oleh Satrio.
"Oh, iya, Belum kenalan, Nama kamu Siapa?" tanya Satrio sambil mengulurkan tangan nya kepada Dzul.
"Oh iya, kenalin Aku Dzulkarnain, panggil aja Dzul, biar lebih akrab. Eh Nama kamu Siapa?" tanya Dzul, dengan ramah.
"Oh iya, Aku Satrio, panggil aja gitu, semua anak-anak manggil nya gitu juga kok" jawab Satrio.
Dzulkarnain El Ikrom, kulit sawo matang, tidak begitu tinggi, murah senyum, tetapi Dia sebenar nya agak pemalu. Dia juga seorang Abdi ndalem juga, dia yang di pasrahi buat njaga sapi, Pengasuh Pesantren.
"Oke, kita bisa berteman" ucap Dzul ,kepada Satrio sambil berjabatan tangan, seperti Sahabat yang sudah lama.
****
Di dalam kelas, Salsa diam termangu. Uli yang menyadari itu, dia menghampiri Salsa.
"Eh kamu kenapa, Sa?" tanya Uli kepada Salsa.
"Ah, Kamu ngagetin aja, deh." ucap Salsa, salah tingkah.
"Maaf, kaget ya. Hehe..." jawab Uli, dengan khas cengengesan nya.
"Gak Apa-apa kok." ujar Salsa.
"Udah, kalau emang mau kamu bales, bales aja. Kamu kan pengen move on, dari dia kan." ucap Uli seolah mengerti, apa yang di pikirkan Salsa.
"Ok, deh, kalau begitu, Nanti Aku bales, Nanti temenin aku buat terlambat pulang ya." pinta Salsa, kepada Uli.
"Ok, siyap." ucap Uli, sambil mengacungkan jempol ke arah Salsa.
Karena menurut Salsa, Uli adalah teman yang begitu sangat mengerti dengan Salsa. Teman yang lainnya juga perhatian, tapi kadang suka ember, terutama si Sofia dan Dilla yang sebenarnya suka keceplosan, kalau berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Shankara
aku suka
2020-04-27
0
Intan 🦄 (Hiatus)
semangat ya om
2020-04-27
1
Aldekha Depe
suasana pondok, bikin aku kangen
2020-04-18
0