16. Kenyataan

"Nonton yuk!" ajak Dinda ke kedua temanya.

"Ayuk" jawab Alya semangat untuk nonton

"Eh tapi aku pengen liat-liat baju dulu" jawab Anya yang ingin beli baju. Lalu mereka berjalan ke arah stand baju.

"Sreek.....bruk" Anya menabrak dan menjatuhkan belanjaan seseorang, membuat belanjaan itu jatuh berserakan.

Alya, Anya dan Dinda berhenti. Berusaha mengambil barang yang dijatuhkanya itu. Lalu menyerahkan ke pemiliknya dan meminta maaf.

"Maaf" ucap Anya lirih menyerahkan barang belanjaan.

Tapi orang itu hanya diam menatap sinis ke Alya dan kedua temanya. Seketika Alya kaget mengenali pemilik barang itu.

"Shiiit" perempuan cantik itu mengumpat kesal menatap Alya dan kedua temenya.

"Kak Sinta" ucap Alya lirih gemetar mendengar Sinta mengumpat.

Sinta menatap Alya penuh kebencian.

"Lo kenal Sin?" tanya teman Sinta.

"Nggak, dasar gadis udik!" ucap Sinta kasar yang membuat Alya terhenyak dan terbelalak.

"Eh dijaga ya kalau ngomong, kita di sini udah minta maaf baik-baik" jawab Dinda menantang, tapi tanganya ditarik Alya.

"Dinda sabar, ini tempat umum" bisik Alya menghentikan Dinda yang tampak ingin melawan Sinta.

Alya yang merasa kenal dekat dengan Sinta, berniat minta maaf secara pribadi. Alya maju meraih tangan Sinta berjalan menjauh dari temanya. Tapi belum jauh Alya melangkah tangan Alya langsung dihempaskan Sinta dengan kasar.

"Apa si loh pegang-pegang tangan gueh! Najis!" bentak Sinta sambil mengusap-usap tanganya yang dipegang Alya.

Alya memandang nanar ke arah Sinta. Sinta yang cantik, dewasa, berbakat, sopan dan ramah hilang seketika.

"Kak Sinta.." panggil Alya lirih tidak percaya, Alya tidak salah lihat dia Sinta yang dia kenal. Bahkan temanya sempat memanggil namanya.

Lalu Sinta pergi meninggalkan Alya.

"Kak Sinta tunggu!" panggil Alya mendekat memberanikan diri bertanya sesuatu.

"Jadi, ini sifat asli Kak Sinta? Pizza itu?" tanya Alya terbata menelan salivanya masih berusaha untuk tidak bersuudzon ke Sinta.

Sintapun memandang sinis ke arah Alya dan tersenyum.

"Benalu!" Sinta mengatai Alya dengan sinis.

Alya hanya diam menelan salivanya lagi dikatai benalu. Bisa-bisanya Sinta yang biasanya ramah mengatainya sekasar itu.

"Kenapa dengan pizza itu?" tanya Sinta menantang.

Alya masih menatap Sinta dengan nanar. "Apa Kak Sinta kasih obat ke pizza itu?"

"Iya gue kasih racun biar lo mampus. Gue pikir gue nggak tau, Lo itu anak jalanan yang menguntit nenek kaya itu kan? Lo bukan dari golongan kita. Gue ingetin ke Eloh jauhi Farid, atau gue akan lakuin hal yang lebih, dari pizza itu!" ancam Sinta berusaha pergi.

Bagai petir yang menggelegar menyengat kuping Alya. Kata- kata Sinta menusuk relung hati Alya dan mencabik-cabiknya. Rasanya ingin langsung menjambak rambut pirang perempuan gila di depanya. Ya perempuan gila yang membuat Alya pingsan dan dirawat di rumah sakit.

Tapi tangan seorang Alya yang baik, alim dan lembut terpaku diam seakan melumpuh. Tidak ada tenaga untuk bisa diangkat dan diayunkan dengan kuat. Alya hanya mampu mengepalkan tangan menarik dan meremas kain krem yang dipakainya sambil menahan sesak di dada.

Tidak pernah menyangka orang yang baik di depan, dibanggakan Bu Rita, bahkan yang Alya kagumi, secara terang- terangan menunjukan sifat aslinya. Dengan sengaja menyakitinya, berbuat jahat dan menghinanya. Tanpa disadari airmata Alya menetes. Mulut dan bibirnya tercekat tidak mampu mengucapkan kata-kata lagi.

Melihat dari kejauhan temanya menangis Dinda langsung datang menghampiri dan mendorong Sinta sampai jatuh. Seakan mewakili keinginan Alya.

"Eh kurang ajar ya Lo, kasar sama temen gue" ucap Dinda melihat Alya menangis.

Lalu teman Sinta menolong Sinta berdiri. Sinta hendak bangkit dan membalas Dinda. Tapi tangan Sinta ditarik temanya.

Teman Sinta sadar kalau orang- orang di Mall mengelilingi mereka dan menjadikan mereka tontonan. Sinta berhenti, diam sesaat mengendalikan emosinya, mengepalkan tanganya memilih berlalu meninggalkan Alya dan Dinda. Ya, Sinta memang pandai bersandiwara.

*****

"Siapa mereka sih Al?" tanya Anya memberikan tisu sambil duduk di depan bioskop.

Alya diam tidak menjawab.

"Cerita atuh Al" imbuh Dinda.

"Kita kan temen" sambung Anya berusaha meyakinkan Alya, kalau mereka berdua siap mendengar Alya cerita.

Mendengar kata teman, Alya menoleh ke arah Anya, dengan tatapan penuh arti. Kenyataan tentang Sinta memberikan pukulan telak ke Alya. Jakarta tidak seindah yang dia bayangkan. Dunia tidak selugu yang dia pikir.

Bahkan manusia bisa memerankan dua sisi berlawanan. Lalu apakah teman-temanya juga setulus itu? Bagaiman dengan Bu Rita? Apakah sebaik itu juga.

"Lo kenapa sih Al, bingung gua sama Elu?" tanya Dinda gemas Alya hanya diam.

"Iya. Mulai dari Dokter Gery dan Dokter Mira, sekarang nenek lampir tadi, banyak banget masalah Lo" ucap Anya menimpali.

Alya tidak menghiraukan temanya, dia menangis lebih keras, seakan ingin mengeluarkan segala sesak di dadanya. Alya pingin cerita tapi Alya takut dan ragu dia harus cerita ke siapa. Bahkan dua teman di dekatnya baru 1 minggu dia kenal.

Melihat temanya menangis, Anya dan Dinda yang memang aslinya baik berusaha mengerti. Lalu mereka berdua menggenggam tangan Alya, merangkul memberikan kekuatan dan semangat untuk temanya itu.

"Menangislah Al! Nggak apa-apa kalau lo belum percaya sama kita. Tapi lo harus tau, kita di sini sama-sama anak rantau. Kita temen dan gue selalu ada buat Lo" Anya menjelaskan memberitahu ke Alya kalau sesama anak rantau harus berbagi.

"Kita temen seperjuangan Al, gue temen Lo" ucap Dinda ikut meyakinkan, lalu mereka bertiga berpelukan.

Sejujurnya Alya merasakan ketulusan kedua temanya. Ada rasa hangat memasuki hatinya saat bersama mereka. Tapi luka Alya masih menganga mendapati kenyataan siapa sebenernya Sinta. Apalagi mengingat sampai kedua temanya mendapatkan imbasnya kena hukuman dr. Mira, semua karena ulah Sinta. Alya memilih diam belum mau cerita.

Alya masih menata hati untuk menerima kenyataan. Menata hati untuk lebih dewasa dan bersikap. Dia juga berjanji untuk tidak mudah percaya dengan orang dan berhati-hati. Alya mengepalkan tanganya mengumpulkan semangat. Mengingat ibunya di kampung sudah berjuang untuknya menjadi dokter.

"Aku harus kuat" Alya bertekad dalam hati. Lalu Alya kembali mengatur nafas dan menetralkan perasaanya. Ya itulah Alya, gadis cantik yang masih terlalu polos memandang sesuatu.

"Jadi nonton nggak nih?" tanya Alya memecahkan keharuan setelah menyeka airmatanya.

"Jadilah udah di sini" jawab Anya bersemangat.

"Ya udah pesen tiketnya" jawab Dinda.

"Oke! Aku yang traktir!" Alya bangkit sambil tersenyum.

Anya dan Dinda pun melongo melihat Alya dengan cepat berubah. Bahkan pertanyaan mereka belum dijawab, kenapa Alya menangis? Siapa nenek lampir tadi?

*****

4 Jam Alya, Anya dan Dinda menghabiskan waktu di mall untuk jalan-jalan, makan dan nonton. Mereka bertiga bergegas pulang.

"Aku naik taxi online aja ya" ucap Alya berpamitan.

"Gue anter aja Al" ucap Dinda menawarkan.

"Iya. Kita kan juga pengen tau dan maen ke tempat Elu" timpal Anya.

Alya yang tertutup menjawab senyum. Bagaimana Alya berani mengajak teman-temanya bertamu, bahkan tempat yang dia tinggali belum seijin empunya.

Alya tersenyum getir melihat teman-temanya.

"Lain kali yaa, aku mau pergi ke suatu tempat" jawab Alya menutup pintu mobil temanya.

"Oke" jawab Anya dan Dinda kecewa

"Daaah" pamit Anya dan Dinda.

Alya membalas lambaianya dengan tersenyum. "Dah makasih ya"m

Alya meraih ponselnya memesan taxi online menuju ke panti.

*****

Rona kebahagian menyelimuti istana tuan Aryo Gunawijaya. Bu Rita memerintahkan pelayan-pelayanya membersihkan kamar. Membuat daftar masakan kesukaan pangeran tampanya. Setelah 2 tahun dilewati, akhirnya pangeran tampanya pulang ke rumah dengan membawa gelar S2.

Bu Rita berharap kenangan pahit di masalalu anaknya sudah hilang setelah dua tahun meninggalkan Indonesia. Terbersit harapan pangeran tampanya seperti dia, akan jatuh cinta pada gadis desa anak sahabatnya itu.

Ahh tapi itu belakangan, yang penting sekarang Bu Rita bisa hidup satu rumah dengan anaknya. Melihatnya, memeluknya dan menghabiskan banyak waktu denganya.

Setelah berdandan, Bu Rita tampak cantik dan anggun menggunakan dress putih tulang berenda. Dia membuka pintu lalu duduk di depan teras. Sesekali melihat jam tangan, menagih janji suaminya tiba di waktu yang tepat.

Tidak lama mobil sport berwarna merah mendekat ke arah Bu Rita. Hati Bu Rita berdegub kencang menahan rindu yang membuncah dan ingin segera dia hamburkan dengan memeluk anaknya.

Pak Rudi dengan sigap membukakan pintu mobil. Lalu keluarlah laki-laki gagah berkulit bersih dengan body sixpacnya, menggunakan kaos oblong bermerek. Hidungnya yang menonjol ke depan membentuk segitiga sempurna menambah ketampananya.

"Sayang" panggil Bu Rita setengah berlari mendekati anaknya.

Bu Rita memeluk anaknya dengan sangat erat dan menciumi kening dan pipinya.

"Sesak Mom" jawab Ardi berusaha melepaskan pelukan ibunya karena risih.

"Mama, bukan Mom" jawab Bu Rita.

"Oke, Ma" jawab Ardi. Lalu Ardi yang menenteng jaket menggandeng mamahnya masuk ke dalam rumah dengan wajah dingin.

"Are you oke Sayang? You look so tired" tanya Bu Rita.

"Yes Mom. I'am ok" jawab Ardi dengan panggilan mom lagi.

"I am very very miss you" jawab Bu Rita sambil mencium dan memeluk putranya lagi dengan lebih posesif.

Ardi yang sudah dewasa diperlakukan seperti anak kecilpun merasa risih.

"Please Mom, stop kiss Ardi. Ardi sudah dewasa, Ardi tahun depan udah kepala 3" jawab Ardi menghentikan ibunya.

Tuan Aryo yang berjalan di belakang anak dan istrinya itu tersenyum. Lalu merangkul bahu istrinya.

"Sayang, Ardi sudah waktunya mendapatkan ciuman dari yang lain, bukan kamu lagi. Yang butuh ciumanmu bukan Ardi tapi.... Auu" godaan tuan Aryo terhenti oleh cubitan istrinya.

Bu Rita mencubit pinggang suaminya. Meskipun sudah tua Tuan Aryo memang selalu memperlakukan istri anggunya dengan mesra.

Ardi yang melihat kemesraan orang tuanya hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Ardi mau istirahat dan bersih-bersih Mom" pamit Ardi menuju ke kamar. Pak Rudi mengikutinya membawa koper ke dalam.

Bu Rita yang masih ingin memeluk anaknya manyun melihat Ardi berlalu. Dia merasa diacuhkan. Melihat hal itu Tuan Aryo pun dengan sigap mencium dan m**** bibir istrinya dengan lembut.

"Papah nii, sudah tua tapi masih saja" ucap Bu Rita melepaskan ciuman suaminya.

"Aku merindukanmu, Sayang" bisik Tuan Aryo mencium rambut istrinya lalu mengajaknya ke kamar.

Terpopuler

Comments

Hartin Marlin ahmad

Hartin Marlin ahmad

lanjut....

2022-03-10

3

Arga

Arga

papa Aryo sama mama Rita romantis banget 😘

2022-03-07

3

Masiah Firman

Masiah Firman

kapan yah Ardi ketemu Alya

2021-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 1. Alya Berlian Sari
2 2. Jakarta
3 3. Seperti vampir
4 4. Yayasan
5 5. Kenalan
6 6. Apartemen
7 7. Rumah Sakit
8 8. JEBAKAN JAHAT
9 9. Pingsan
10 10. Tidak Menyangka.
11 11. Tertidur Di Kamar Mandi
12 12. Pulang ke Mama Rita
13 13. Sinta Kehabisan Akal
14 14. Kembali Bekerja
15 15. Presentasi
16 16. Kenyataan
17 17. Pamit
18 18. Ardi
19 19. Risau
20 20. Menatap Masa Depan
21 21. Usaha Gery
22 22. Hancur.
23 23. Hp.
24 24. Berdamai
25 25. Rival atau kawan?
26 26. Anak Pak Mentri
27 27. Skincare
28 28. Kecewa
29 29. Usaha Mama Rita
30 30. Awal yang baik
31 31. Pertemuan takdir.
32 32. Saling melapor
33 33. Bermalam
34 34. Masakan
35 35. Gak jelas
36 36. Dompet Ardi
37 37. Balada Air pel-pelan.
38 38. Sarapan bersama.
39 39. Lampu Kuning
40 40. Ardi Vs Farid
41 41. Ardi vs Farid 2
42 42. Makan Gratis
43 43. Tuan Aryo
44 44. Atap Gedung
45 45. Bu Mirna
46 46. Papasan
47 47. dinner
48 48. Kencan
49 49. Ketahuan
50 50. Bermalam lagi.
51 51. Rencana Mama Rita 1
52 52. Rencana Mama Rita 2.
53 52. Rencana Mama Rita 3
54 54. Rencana Pernikahan
55 55. Menikah
56 56. Jadi Suami - Istri
57 57. Disunat
58 58. Macan cantik
59 59. Sabar Junior
60 60. First Kiss
61 61. Sweet Morning
62 62. Bayi Tua
63 63. Lila
64 64. Aku Suamimu
65 65. Masalalu Ardi
66 66. Tidur di luar
67 67. 1 detik 1 juta
68 68. Terjun Payung
69 69. Ditolak
70 70. Curhat
71 71. Menunggu
72 72. Aneh
73 73. Pulang
74 74. Bertemu Farid
75 75. Berhasil
76 76. Ketemu Anya
77 77. Hukuman
78 78. Apartemen Baru
79 79. Teka-teki
80 80. Sky View
81 81. Tidak Tahu malu
82 82. Cerita
83 83. Ketahuan Gery
84 84. Menunggu waktu
85 85.Rencana Lila
86 86.Fitnah
87 87. Bohong
88 88. Positif
89 89. Tukang Bakso
90 90. Pindah Kos
91 91. Harus Jujur
92 92. Ardi Bodoh
93 93. Harus Ketemu.
94 94. Sadar
95 95. Baikan.
96 96. Puasa
97 97. Gara-gara jus mangga
98 98. Trimester 2
99 99. Gara-gara akun instagram
100 100. Mak Comblang
101 101. Ingkar Janji
102 102. Jahat
103 103. Dijodohin
104 104. Boleh Pulang
105 105. Sahabat
106 106. Kelemahan Ardi
107 107. Makan Bareng
108 108. Ceria lagi
109 109. Jemput
110 110. Arlan nggak liat
111 111. Ditunda lagi
112 112. Sabar
113 113. Dipecat
114 114. Percaya
115 115. Sinta
116 116. Berangkat
117 117. Aa Farid
118 118. Berani.
119 119. Terbuka
120 120. Diumumkan
121 121. Dimarahi Anya.
122 122. Impas
123 123. Ijin
124 124. Kereta.
125 125. Makan Siang.
126 126. Q_Time
127 127. I Love you
128 128. Mulai lagi.
129 129. Rumah Ibu.
130 130. Tidur sendiri
131 131. Terima Kasih
132 132. Anya.
133 133. Ternyata
134 134. Nggak Janjian.
135 135. DIKA
136 136.Bukti
137 137. Keputusan
138 138. Bakar-bakaran.
139 139. Perhatian.
140 140. Sepele
141 141. Ditutup rapat
142 142. Mira
143 143. Traveling
144 144. Berangkat
145 145.Heboh
146 146. Kembali
147 147. Pertemuan Menyebalkan.
148 148. Harus Menang
149 149. Niatnya baik
150 150. Ayah baby El
151 151. Salah sendiri.
152 152. Dijawab.
153 153. Minggu
154 154. Hadiah
155 155. PR 1
156 156. Sahabat
157 157. Mengalah dulu
158 158. Aktif lagi
159 159. Menyebalkan
160 Bincang-bincang
161 160. Menjelaskan
162 161. Jack
163 162. Temu Kangen
164 163. Semangat Gery
165 164. Panggil Sayang.
166 165. Salah tempat
167 166. Diberitahu
168 167. Mengejar Cinta
169 168. Menyegerakan
170 169. Guru yang Baik
171 170. Berasa ABG
172 171. Kencan Ala Farid
173 172. Calon Istri Farid.
174 Pengumuman.
175 173. Mira Sadar
176 174. Kencan Di Rumah
177 175. Saksi Bisu
178 176. Perbedaan
179 177. Pembunuh Jack
180 178. Perempuan Gila.
181 179. Keceplosan.
182 180. Menyelinap.
183 181. Kalah
184 182. Belahan Jiwa
185 183.Akhir cerita Tito
186 184. Gery
187 185. Batal
188 186. Calon Mantu
189 187. Harapan Baru
190 188. Gara-gara Ardi
191 189. Kenal
192 190. Gengsi
193 191. Bandot Vs Cungkring
194 192. Siap-siap
195 193. Masih Ada.
196 194. Siri
197 195. Jenguk.
198 196. Hati-hati
199 197. Bukan Halu
200 198. Kasihan
201 199. Cemburu.
202 200. Menikah
203 201. Alhamdulillah
204 202. Satu Meja
205 203. Marah.
206 204. Perempuan Berhoody.
207 205. Pesan Istri
208 206.Pasir.
209 207. Jalan malam
210 208. di rumah saja.
211 209. Tempat Sampah
212 210. Menyerah
213 211. Parfum.
214 212. Sabaaaar
215 213. Hallowin
216 214. Lamaran.
217 215. Bantuan
218 216. Pelajaran Alya
219 217. TF?
220 218. Super Pel
221 219. Kakak Adik
222 220. Curiga ke Fitri
223 221. Bapak Tua
224 222. Guru Senior
225 223. Undangan
226 224. Mengurangi Flek Hitam
227 225. Operasi
228 226. Sambel Tempe
229 227. Abis
230 228. Calon Babeh
231 229. Ida kessel
232 230. Bungkus obat
233 231. Mimik wajah
234 232. Tenang saja
235 233. kosong
236 234. Ketahuan.
237 235. Mia berakhir
238 236. Tidak ketemu
239 237. Hadiah
240 238. Membaik.
241 239. Misi
242 240. Kejutan Hidup
243 241. Dasar..
244 242. Bocah Tua
245 243. Harus cerita ke Alya.
246 244. Kamera pengawas.
247 245. Menantu Baik
248 246. Jogging.
249 247. Tidak terima
250 248. Obat Nyamuk
251 249. Pertemuan yang tak Diinginkan
252 250. Kesalip
253 251. Malu
254 252. Paparazi.
255 253. Rasa Sayang.
256 254. Lupa minta nomer HP
257 255. Janjian
258 256. Kaget
259 257. Bucin
260 258. Jadi berbenah
261 259. Telepon Di Pagi Hari
262 260. Anak vs Bapak
263 261. Astaghfirulloh
264 262. Berangkat
265 263. Saling mengenal
266 264. Adik Ipar
267 265. Keluarga Satrio
268 266. Kesempatan
269 267. Tuan Wira ketangkap
270 268. Terserah Ibu
271 269. Ardi Kalah
272 270. Dheg-dhegan
273 271. Fiks
274 272. Alya tau Kok
275 273. Boleh Kok
276 274. Ralat Doa
277 275. Lukisan
278 276. Oteweee Pesta
279 277. Lamaran di acara nikahan
280 278. Yogi
281 279. Danau
282 280. Berakhirnya Lila
283 281. TAMAT
284 Jumpa lagi.
285 Ketemuan Yuk!
Episodes

Updated 285 Episodes

1
1. Alya Berlian Sari
2
2. Jakarta
3
3. Seperti vampir
4
4. Yayasan
5
5. Kenalan
6
6. Apartemen
7
7. Rumah Sakit
8
8. JEBAKAN JAHAT
9
9. Pingsan
10
10. Tidak Menyangka.
11
11. Tertidur Di Kamar Mandi
12
12. Pulang ke Mama Rita
13
13. Sinta Kehabisan Akal
14
14. Kembali Bekerja
15
15. Presentasi
16
16. Kenyataan
17
17. Pamit
18
18. Ardi
19
19. Risau
20
20. Menatap Masa Depan
21
21. Usaha Gery
22
22. Hancur.
23
23. Hp.
24
24. Berdamai
25
25. Rival atau kawan?
26
26. Anak Pak Mentri
27
27. Skincare
28
28. Kecewa
29
29. Usaha Mama Rita
30
30. Awal yang baik
31
31. Pertemuan takdir.
32
32. Saling melapor
33
33. Bermalam
34
34. Masakan
35
35. Gak jelas
36
36. Dompet Ardi
37
37. Balada Air pel-pelan.
38
38. Sarapan bersama.
39
39. Lampu Kuning
40
40. Ardi Vs Farid
41
41. Ardi vs Farid 2
42
42. Makan Gratis
43
43. Tuan Aryo
44
44. Atap Gedung
45
45. Bu Mirna
46
46. Papasan
47
47. dinner
48
48. Kencan
49
49. Ketahuan
50
50. Bermalam lagi.
51
51. Rencana Mama Rita 1
52
52. Rencana Mama Rita 2.
53
52. Rencana Mama Rita 3
54
54. Rencana Pernikahan
55
55. Menikah
56
56. Jadi Suami - Istri
57
57. Disunat
58
58. Macan cantik
59
59. Sabar Junior
60
60. First Kiss
61
61. Sweet Morning
62
62. Bayi Tua
63
63. Lila
64
64. Aku Suamimu
65
65. Masalalu Ardi
66
66. Tidur di luar
67
67. 1 detik 1 juta
68
68. Terjun Payung
69
69. Ditolak
70
70. Curhat
71
71. Menunggu
72
72. Aneh
73
73. Pulang
74
74. Bertemu Farid
75
75. Berhasil
76
76. Ketemu Anya
77
77. Hukuman
78
78. Apartemen Baru
79
79. Teka-teki
80
80. Sky View
81
81. Tidak Tahu malu
82
82. Cerita
83
83. Ketahuan Gery
84
84. Menunggu waktu
85
85.Rencana Lila
86
86.Fitnah
87
87. Bohong
88
88. Positif
89
89. Tukang Bakso
90
90. Pindah Kos
91
91. Harus Jujur
92
92. Ardi Bodoh
93
93. Harus Ketemu.
94
94. Sadar
95
95. Baikan.
96
96. Puasa
97
97. Gara-gara jus mangga
98
98. Trimester 2
99
99. Gara-gara akun instagram
100
100. Mak Comblang
101
101. Ingkar Janji
102
102. Jahat
103
103. Dijodohin
104
104. Boleh Pulang
105
105. Sahabat
106
106. Kelemahan Ardi
107
107. Makan Bareng
108
108. Ceria lagi
109
109. Jemput
110
110. Arlan nggak liat
111
111. Ditunda lagi
112
112. Sabar
113
113. Dipecat
114
114. Percaya
115
115. Sinta
116
116. Berangkat
117
117. Aa Farid
118
118. Berani.
119
119. Terbuka
120
120. Diumumkan
121
121. Dimarahi Anya.
122
122. Impas
123
123. Ijin
124
124. Kereta.
125
125. Makan Siang.
126
126. Q_Time
127
127. I Love you
128
128. Mulai lagi.
129
129. Rumah Ibu.
130
130. Tidur sendiri
131
131. Terima Kasih
132
132. Anya.
133
133. Ternyata
134
134. Nggak Janjian.
135
135. DIKA
136
136.Bukti
137
137. Keputusan
138
138. Bakar-bakaran.
139
139. Perhatian.
140
140. Sepele
141
141. Ditutup rapat
142
142. Mira
143
143. Traveling
144
144. Berangkat
145
145.Heboh
146
146. Kembali
147
147. Pertemuan Menyebalkan.
148
148. Harus Menang
149
149. Niatnya baik
150
150. Ayah baby El
151
151. Salah sendiri.
152
152. Dijawab.
153
153. Minggu
154
154. Hadiah
155
155. PR 1
156
156. Sahabat
157
157. Mengalah dulu
158
158. Aktif lagi
159
159. Menyebalkan
160
Bincang-bincang
161
160. Menjelaskan
162
161. Jack
163
162. Temu Kangen
164
163. Semangat Gery
165
164. Panggil Sayang.
166
165. Salah tempat
167
166. Diberitahu
168
167. Mengejar Cinta
169
168. Menyegerakan
170
169. Guru yang Baik
171
170. Berasa ABG
172
171. Kencan Ala Farid
173
172. Calon Istri Farid.
174
Pengumuman.
175
173. Mira Sadar
176
174. Kencan Di Rumah
177
175. Saksi Bisu
178
176. Perbedaan
179
177. Pembunuh Jack
180
178. Perempuan Gila.
181
179. Keceplosan.
182
180. Menyelinap.
183
181. Kalah
184
182. Belahan Jiwa
185
183.Akhir cerita Tito
186
184. Gery
187
185. Batal
188
186. Calon Mantu
189
187. Harapan Baru
190
188. Gara-gara Ardi
191
189. Kenal
192
190. Gengsi
193
191. Bandot Vs Cungkring
194
192. Siap-siap
195
193. Masih Ada.
196
194. Siri
197
195. Jenguk.
198
196. Hati-hati
199
197. Bukan Halu
200
198. Kasihan
201
199. Cemburu.
202
200. Menikah
203
201. Alhamdulillah
204
202. Satu Meja
205
203. Marah.
206
204. Perempuan Berhoody.
207
205. Pesan Istri
208
206.Pasir.
209
207. Jalan malam
210
208. di rumah saja.
211
209. Tempat Sampah
212
210. Menyerah
213
211. Parfum.
214
212. Sabaaaar
215
213. Hallowin
216
214. Lamaran.
217
215. Bantuan
218
216. Pelajaran Alya
219
217. TF?
220
218. Super Pel
221
219. Kakak Adik
222
220. Curiga ke Fitri
223
221. Bapak Tua
224
222. Guru Senior
225
223. Undangan
226
224. Mengurangi Flek Hitam
227
225. Operasi
228
226. Sambel Tempe
229
227. Abis
230
228. Calon Babeh
231
229. Ida kessel
232
230. Bungkus obat
233
231. Mimik wajah
234
232. Tenang saja
235
233. kosong
236
234. Ketahuan.
237
235. Mia berakhir
238
236. Tidak ketemu
239
237. Hadiah
240
238. Membaik.
241
239. Misi
242
240. Kejutan Hidup
243
241. Dasar..
244
242. Bocah Tua
245
243. Harus cerita ke Alya.
246
244. Kamera pengawas.
247
245. Menantu Baik
248
246. Jogging.
249
247. Tidak terima
250
248. Obat Nyamuk
251
249. Pertemuan yang tak Diinginkan
252
250. Kesalip
253
251. Malu
254
252. Paparazi.
255
253. Rasa Sayang.
256
254. Lupa minta nomer HP
257
255. Janjian
258
256. Kaget
259
257. Bucin
260
258. Jadi berbenah
261
259. Telepon Di Pagi Hari
262
260. Anak vs Bapak
263
261. Astaghfirulloh
264
262. Berangkat
265
263. Saling mengenal
266
264. Adik Ipar
267
265. Keluarga Satrio
268
266. Kesempatan
269
267. Tuan Wira ketangkap
270
268. Terserah Ibu
271
269. Ardi Kalah
272
270. Dheg-dhegan
273
271. Fiks
274
272. Alya tau Kok
275
273. Boleh Kok
276
274. Ralat Doa
277
275. Lukisan
278
276. Oteweee Pesta
279
277. Lamaran di acara nikahan
280
278. Yogi
281
279. Danau
282
280. Berakhirnya Lila
283
281. TAMAT
284
Jumpa lagi.
285
Ketemuan Yuk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!