Berlianku Istriku
Alya Berlian Sari, biasa dipanggil Alya oleh teman-temanya. Alya seorang gadis yang tinggal di pinggiran Jogja. Gadis berjilbab dengan wajah imut dan manis, tidak terlalu mencolok, hanya saja sifatnya yang periang dan lugu membuat orang lain nyaman di dekatnya.
Hari itu Alya mengendarai motor beatnya menyusuri jalanan Jogja. Sesaat lampu apil menyala merah, Alya pun menghentikan motornya bersama barisan kendaraan yang lain. Terik matahari menyengat kulit membuat keringat Alya jatuh. Alya sedikit menggerutu, menemui lampu merah di siang yang panas itu seperti mendapat kesialan.
Saat lampu hijau menyala, Alya langsung tancap gas. Membawa semangat yang membara, menuju ke rumahnya. Rasanya Alya ingin segera sampai.
Terbayang di mata Alya, senyum tulus dari perempuan paruh baya yang rambutnya mulai memutih. Perempuan yang selalu cerewet menasehati Alya. Perempuan itu juga yang setiap jam 3 malam bersujud menengadahkan tanganya ke Sang Pencipta, memohon, memintakan kebahagiaan dan kesuksesan untuk Alya. Ya perempuan itu adalah Bu Mirna, Ibu Alya.
Kurang lebih 1 jam Alya mengendarai motor, Alya sampai di depan rumah semi permanen dengan halaman penuh tanaman bunga.
"Assalamu'alaikum Bu, Alya pulang" sapa Alya di depan pintu.
"Waalaikumsalam, alhamdulillah sudah pulang Nak" jawab Bu Mirna.
Alya masuk, meraih tangan ibunya dan menciumnya. Lalu mereka duduk di kursi kayu kuno di ruang tamu berukuran 3x3.
"Tinggal selangkah lagi Bu, semoga Alya berhasil" ucap Alya memulai pembicaraan.
"Iya Nak. Ibu bersyukur, Alloh sudah bantu kita sejauh ini" ucap Bu Mirna pelan mengingat kegetiran perjalanan hidupnya.
"Ibu" panggil Alya lirih menatap ibunya yang mulai memunculkan kerutan di wajahnya.
"Iya Nak"
"Alya, minta maaf ya Bu. Alya ngrepotin ibu terus, Alya janji setelah Alya kerja nanti Alya akan bahagiain ibu"
"Iya Nak, jangan pikirkan itu, kamu bisa menamatkan kuliah saja ibu sudah sangat bahagia Nak. Yang penting kamu harus gigih, berjuang, kuat pendirian, harus berhasil jangan kaya ibu"
"Iya Bu, Alya pasti sukses" jawab Alya lalu memeluk ibunya.
"Bu" panggil Alya lagi melepaskan pelukan ibunya.
"Iya Nak"
Alya mengambil nafasnya pelan, dan menghembuskanya perlahan-lahan. Alya menatap ibunya penuh kekhawatiran.
"Setelah ini Alya selama setahun nggak di rumah" ucap Alya lemah karena Alya sebentar lagi akan tinggal di tempat yang jauh.
"Nggak apa-apa, Nak" jawab Bu Rita menenangkan anaknya.
"Maafin Alya Bu, kuota tempat magang di sekitar Jogja Jawa udah penuh Bu, yang masih banyak kosong di luar Jawa. Ada satu tempat di Jakarta. Alya milih yang di Jakarta Bu"
"Nggak apa- apa Nak, jangan khawatirkan ibu, ibu masih sehat, ibu masih bisa jualan, ibu nggak apa-apa. Ibu malah khawatir sama kamu, kamu di sana nggak ada siapa- siapa" jawab Bu Mirna tetap tenang.
"Ibu, jangan bilang begitu, Alya jadi sedih Bu, Alya jadi ragu mau ke Jakarta"
"Ingat perjuanganmu, bukankah kamu sendiri yang bilang, tinggal selangkah lagi?"
"Iya Bu, setelah ujian sertifikasi. Alya harus magang, baru Alya bisa bekerja dan buka praktek, doain Alya ya Bu"
"Pasti Nak" ucap Bu Mirna memeluk anak semata wayangnya.
Tanpa disadari air mata Bu Mirna jatuh, air mata tanda syukur karena perjuanganya berhasil. Meskipun Bu Mirna harus menjual rumahnya dan kini ngontrak di desa. Bu Mirna berhasil mengantarkan putrinya pada cita-citanya.
Kini anaknya sudah menyandang gelar Sarjana Kedokteran, Alya juga sudah menempuh pendidikan co_***, ujian sertifikasi juga sudah dijalani, tinggal menyelesaikan intership atau magang, putrinya akan benar-benar menjadi seorang dokter.
Meskipun Bu Mirna hanya seorang pedagang gudheg dan pekebun tapi semangatnya luar biasa. Bayangan hitam masalalunya membuat tekad Bu Mirna begitu besar.
Beruntung Alya dikaruniai otak yang cerdas sehingga dia juga mendapatkan beasiswa. Meskipun pendidikan kedokteran sangat mahal. Bu Mirna hanya tinggal memikirkan biaya hidup Alya saja.
Bu Mirna bertekad anaknya tidak boleh menjadi seperti dirinya. Menjadi perempuan tidak berdaya, tidak menamatkan kuliah karena terjebak pada hubungan yang salah. Sehingga Bu Mirna harus membesarkan anaknya seorang diri. Bu Mirna juga menjadi seperti terasingkan dari kehidupan teman-temanya.
"Ibu nangis?" tanya Alya melihat ibunya terisak.
"Ibu bahagia Nak" jawab Bu Mirna menyembunyikan kesedihanya.
"Doain Alya ya Bu, semoga magang Alya di Jakarta lancar dan baik-baik saja, biar Alya cepat pulang ke Jogja dan cari kerja di sini" tutur Alya menenangkan ibunya yang menangis.
"Pasti Nak, ibu selalu berdoa untukmu, ya sudah sana mandi, ibu sudah masakin tumis kacang sama ikan lele"
"Iya Bu"
Lalu Alya masuk ke kamarnya, meletakan tas, mengganti pakaianya. Setelah berganti pakaian Alya menuju ke ruang makan menikmati hidangan masakan ibunya.
****
Kediaman Tuan Aryo Gunawijaya
"Hiks hiks" seorang perempuan paruh baya duduk menangis di balkon kamar mewah memegang ponsel.
"Sudahlah Mah, jangan terlalu difikirkan, yang lalu sudah biarlah berlalu"
Tuan Aryo seorang pengusaha kaya di Jakarta, tampak mengelus rambut istrinya. Menenangkan istrinya yang sedang menangis menahan rindu terhadap putra semata wayangnya.
"Mama ingin melihatnya diwisuda saja dia tidak mengijinkan Pah, kenapa Ardi tidak mengundang kita atau memberi kabar ke kita?" tanya Bu Rita menunjukan foto wisuda anaknya di luar negeri.
"Mungkin Ardi tidak ingin merepotkan kita Mah" jawab Tuan Aryo mencari alasan agar istrinya tidak berfikir buruk.
"Apa segitu besar kesalahan mamah sampai Ardi masih menyimpan marah ke mamah? Dan tidak mengundang kita di hari wisudanya?"
"Ardi sudah memaafkan mamah, percayalah Mah"
"Benarkah? Kenapa Ardi tidak menghubungi mamah?"
"Mamah paham kan sifat anak kita, buat Ardi perayaan wisuda seperti itu tidak penting. Jadi dia tidak mengabari kita. Percayalah sebentar lagi Ardi akan pulang Mah. Mamah nggak perlu khawatir lagi"
"Tapi tetap saja, hati mamah sakit Pah"
"Sudahlah Mah. Sampai kapanpun Ardi anak kita, dia akan kembali ke kita" tutur Tuan Aryo menyeka air mata istrinya
"Pah" panggil Bu Rita menatap suaminya.
"Apa papah jadi ke Singapore?"
"Iya. Besok papah berangkat Mah, ada masalah dengan kantor cabang di sana. Jadi papah harus kesana, tidak lama kok!"
"Berapa hari Pah?"
"Paling lama seminggu, tapi papah usahakan 2 hari atau 3 hari bisa pulang".
Bu Rita tampak diam dan merenung. Di usianya yang sudah melewati kepala lima, Bu Rita memang masih tampak muda. Uang yang berlimpah dan kedudukan yang terhormat membuat tubuhnya terawat dan tetap cantik.
Akan tetapi hari- hari Bu Rita terasa kesepian, suaminya seorang pengusaha selalu sibuk. Bahkan tidak jarang pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnisnya. Sehingga Bu Rita sering ditinggal di rumah.
Sementara anak semata wayangnya memilih meninggalkan rumah. Anaknya memilih kuliah di luar negeri, setelah terjadi pertengkaran hebat dengan ibu dan ayahnya.
"Pah" panggil Bu Rita pada suaminya.
"Iya Mah".
"Mamah ingin ke Jogja. Mamah ingin refreshing, di grup whatsap teman SMA mamah, anak teman mamah menikah. Mamah juga ingin berkunjung ke rumah teman mamah"
"Berapa hari?" tanya Tuan Aryo ragu mengijinkan istrinya.
"Tidak lama, paling dua hari?"
"Papah pesankan hotel ya?" jawab Tuan Aryo.
"Boleh, tapi mamah ingin menginap di rumah teman Mamah"
"Teman?" tanya Tuan Aryo
"Iya, Mirna , teman SMA mamah, yang pernah mamah ceritain ke papah"
"Oh," Tuan Aryo mengangguk sambil mengingat cerita istrinya.
"Dia sudah tidak bersuami Pah, dari ceritanya dia tinggal bersama putrinya"
"Baiklah, papah ijinkan mamah pergi, tapi dengan pengawal"
"Iya Pah".
"Kapan Mamah berangkat?"
"Besok pagi, biar kita berangkat bareng Pah"
"Ya Mah" Tuan Aryo mengangguk. Lalu merangkul istrinya.
Suami istri yang sudah tidak muda lagi itupun menikmati suasana sore dari balkon istananya.
****
Salam kenal dari Author untuk semua readers tersayang.
Mohon maaf jika dalam penulisan nanti ada beberapa sifat dan alur yang tidak menyenangkan. Terutama sifat dari tokoh-tokohnya.
Oh ya.
Meski latar belakang Alya berhijab, ini bukan novel nuansa religi yang Author persembahkan untuk mendidik, ya Kak. Maafkan kalau banyak yg tidak sempurna bahkan jauh dari ilmu. Author hanya berniat menghibur bercerita dengan pengalaman yang muncul di otak author.
Tolong jangan dijadikan acuan seharusnya seperti apa?
Namanya nupel pasti ada konfliknya boleh emosi tapi jangan komen yang bikin mental author down ya...hehehe
*Semua dari kekurangan penulis. Ilmu, pengalaman dan wawasan yang kurang. Mohon dimaafkan.
Penulis hanya menuangkan imajinasi yang penulis dapat di kehidupan pada umumnya, masih banyak kekurangan. Tolong diambil baiknya dan dibuang jeleknya*.
Biasakan membaca sampai akhir ya, karena semua sifat berproses.
Ini tulisan pertama Author yang masih jauh dr kata sempurna apalagi berbobot. Masih belajar dan berniat untuk hiburan. .
Terima keritik dan saran membangun.
Mohon doa dan dukungan agar author bisa menulis dengan baik yaa.
Buat semangat author, selalu tinggalin like, koment dan vote ya. Makasih.
Happy reading semoga terhibur.
#Buat yang suka, karya ini untuk dibaca bukan diplagiat. Dipromoin boleh.
Karya ini dibuat dengan kerja keras dan usaha. Ada niat tulus untuk menghibur.
Hargai kerja keras author yaa..
Terima Kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
July Ogja
karyamu bagus2 thor...apalagi yg karya mu terfavorit emak2 yg Istri terabaikan itu MasyALLAH baguss bgt...semangatt y
2022-08-22
1
Ros Mawati
mampir ahhh 🥰
2022-05-20
0
Teruterubuzu
mampir thor.... salam.
kenal dari Bengkulu
2022-05-12
0