"Pagi Bunda" sapa anak-anak panti mendekati Bu Rita, mencium tanganya tanda hormat. Begitu juga dengan guru tata boga dan koki di kantin panti.
"Silahkan Nyonya, Tuan" salah satu anak panti, mempersilahkan rombongan Bu Rita duduk. Bu Rita yang menggunakan gaun sepan di bawah lutut, duduk dengan anggun. Diikuti Alya dan ketiga rekan Bu Rita.
"Selamat menikmati Bapak Ibu, ini hasil masakan anak-anak kami" Bu Rita mempersilahkan ke tamunya.
Mereka menyantap masakan dari anak- anak panti yang masih siswa - siswi SMA. Setelah menikmati santapan makan siang dan memberikan sanjungan. Reporter itu berpamitan, kini tinggal Bu Rita, Alya dan Farid.
"Tante" panggil Farid ke Tante Rita.
"Iya Nak" jawab Bu Rita.
"Dari tadi Farid belum dikenalin, siapa gadis cantik ini?" tanya Farid sambil melirik Alya penuh arti.
"Oh iya, kenalkan ini anak tante, Alya" Bu Rita mengenalkan Alya ke Farid.
Farid megulurkan tangan ke Alya penuh semangat, "Farid"
"Alya" Alya membalas uluran tangan Farid untuk bersalaman.
"Ya ampun kenapa jantungku berdebar gini. Perasaan aku udah sering ketemu pasien laki-laki. Tapi kenapa temen Tante Rita menatapku begini bikin aku dheg-dhegan" batin Alya melepaskan tangan Farid.
"Ardi kenapa nggak pernah cerita punya adik secantik ini. Wajahnya polos manis, memancarkan kecantikan hakiki, ini perempuan yang aku cari" guman Farid salah paham, mengira Alya beneran anak kandung Tante Rita, adik dari Ardi.
"Ehmm" Bu Rita berdehem.
"Nak Farid"
"Iya Tante"
"Sementara waktu, Alya nanti yang akan gantiin Zahra buat menemani anak-anak ngaji. Kebetulan pas di Jogja Alya sempat tinggal di pesantren, iya kan sayang?"
Alya mengangguk senyum. Farid pun menatap kegirangan mengetahui dia akan sering bertemu dengan gadis yang mencuri hatinya.
"Tapi Alya tidak bisa setiap hari, Tante" jawab Alya.
"Nggak apa-apa sayang setidaknya dua atau tiga hari sekali sudah cukup" jawab Tante Rita.
Dan tanpa disadari, di balik dapur ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dengan penuh iri. Sinta, seorang koki yang dipekerjakan Tuan Aryo untuk mengajari anak-anak asuh mereka keterampilan memasak.
Sinta adalah anak dari teman Bu Rita dan orang tua Farid. Sinta menyukai Farid, bahkan Sinta bersedia menjadi guru di panti karena ingin mendekati Farid.
"Sialan, kenapa gadis berjilbab itu dekat-dekat Kak Farid iiih. Awas aja kalau sampai dia deketin Farid. Aku kerjain dia" gumam Sinta dari dapur.
****
Alya, Farid dan Bu Rita berkeliling yayasan, Bu Rita mengenalkan kepada pengurus kalau Alya adalah anaknya. Beberapa orang yang tahu Bu Rita punya anak tunggal saling bertanya-tanya, anak asuh? Anak mantu atau anak yang memang disembunyikan.
Yayasan tampak sepi karena sebagian anak-anak sekolah di luar. Beberapa sudah ada yang meninggalkan panti dan bekerja. Dan beberapa lagi menjalankan usaha yayasan.
Berkat pendidikan keterampilan di Yayasan Gunawijaya. Bu Rita berhasil membuka restoran Gunawijaya, yang keseluruhan pegawai adalah lulusan Panti Gunawijaya.
Ada juga butik dan toko kerajinan tangan. Toko-toko itu dibangun oleh Gunawijaya Grup. Hasil usaha itu bukan untuk keluarga pengusaha itu, tapi diserahkan ke yayasan dan sebagian untuk hidup karyawan.
"Tante capek, tante mau santai di taman. Kamu lanjut sama Farid ya!" ucap Bu Rita saat sampai di gazebo dekat kolam ikan.
Alya dan Farid menjawab bersamaan. Tapi jawaban mereka berbeda.
"Baik Tante" jawab Farid semangat.
"Tapi Tan" jawab Alya terbata, Alya dheg-dhegan banget jika berduan dengan laki-laki yang baru dikenal.
"Kan kamu katanya mau gabung disini. Yuk saya jelasin tempat- tempat dan orang-orang di sini" ajak Farid mebuat Alya tidak bisa menolak. Mereka masuk ke gedung asrama.
"Ehmm. Udah lulus kuliahnya?" tanya Farid, tanpa menanyakan jurusan kuliah Alya.
"Udah Kak" jawab Alya sopan
"Nggak usah takut, aku temanya Ardi" Farid mengenalkan dirinya sebagai sahabat Ardi.
"Iyah" jawab Alya mengangguk pelan. Padahal Alya sendiri tidak tahu siapa Ardi.
"Kok Ardi nggak pernah critain kamu sih ke aku?" tanya Farid.
"Maksudnya?" tanya Alya bingung, Alya sendiri tidak kenal Ardi.
"Nggak, nggak. Nggak usah dibahas! Masuk yuk!" ajak Farid masuk ke ruangan kerja Farid, di situ ada deretan buku dan foto-foto anak panti.
Lalu Farid menjelaskan segala hal tentang panti ke Alya. Mulai kapan panti berdiri, siapa pemiliknya, visi misi panti dan beberapa keberhasilan panti. Farid juga menjelaskan kegiatan panti sehari-hari.
Saat Farid menjelaskan, dari luar terdengar ketukan pintu.
"Thok thok! Kak Farid" panggil perempuan dibalik pintu. Farid yang mengenali suara itu menjawab.
"Masuk Sin!" Sinta masuk dengan wajah cemberut menatap Alya sedang berhadapan berdua dengan Farid.
"Sial. Mereka bahkan berduaan di ruangan. Berani-beraninya berdekatan dengan Kak Farid!" gumam Sinta melihat Farid berdua bersama Alya.
"Udah hampir jam satu lho Kak. Kak Farid nggak ke kampus? Katanya ada kelas"
Sinta mengingatkan Farid, seperti asistenya saja. Sinta tau kalau sebentar lagi jamnya Farid mengajar di kampus milik orang tua Farid. Sinta berharap Farid tidak berduaan dengan Alya lagi.
"Oh iya aku lupa. Kok kamu ingat sih Sin?" tanya Farid heran Sinta sampai tahu jadwalnya.
"Tuh kan. Padahal Kak Farid sendiri yang bilang nggak bisa temenin Sinta ke resto karena ada kelas, ck" jawab Sinta berdecak kesal. "Apa kak Farid bohong ada kelas hanya karena menghindariku?"
"Nggak kok aku beneran ada kelas"
"Ya udah, yuk berangkat bareng!" ajak sinta meraih tangan Farid untuk bangun. Alya di hadapan Farid hanya menatap kikuk dua orang yang baru dikenalnya.
"Ya Sin, bentar" Farid menghentikan langkah dan melepaskan tangan Sinta lalu berbalik ke Alya.
"Alya, aku ke kampus dulu ya. Kalau nggak sibuk besok sore ke sini. Anak-anak pulang sekolah jam 3an biar aku kenalin ke anak-anak"
"Baik Kak" jawab Alya mengangguk.
"Maaf ya aku tinggal, Assamu'alaikum" pamit Farid meninggalkan ruangan bersama Sinta.
"Wa'alaikumsalam" jawab Alya. Alya ikut pergi dari ruang Farid menghampiri Tantenya.
"Apa Sinta itu pacar Kak Farid? Kok mereka deket banget? Tapi kenapa aku ngrasa Kak Farid nggak suka ya sama Sinta?" Alya bertanya dalam hati menuju ke taman.
"Astaghfirulloh, tante ketiduran, aku bangunin nggak yaa?" gumam Alya dalam hati melihat tantenya tertidur di gazebo dekat kolam. Setelah berfikir panjang Alya membangunkan Bu Rita perlahan.
"Tante, bangun!"
"Heh, iya Sayang, duh tante capek banget" Bu Rita merentangkan tangan. "Habis perjalanan dari Jogja, tante semalam digempur habis sama om mu itu?" lanjut Bu Rita bercerita.
"Gempur Tante?" jawab Alya bingung karena belum konek.
"Iya, meskipun sudah tua, kalau habis bepergian, om mu begitu, seperti macan kehausan!" Bu Rita bercerita dengan gaya melawak.
"Maksud tante?" Alya masih belum konek.
"Ah ya. Kamu belum menikah ya? Nanti kamu paham?" jawab Bu Rita tersenyum penuh arti. Alya befikir sejenak baru tersadar dan konek dengan cerita tantenya.
"Hehe. Tante so sweet sekali" jawab Alya tersenyum malu setelah paham cerita tantenya.
"Ya sudah sholat dhuhur terus ke apartemen ya! Nggak jauh kok dari sini. Malah lebih deket ke apartemen daripada ke rumah tante. Makanya nanti sering-sering kesini ya, bantuin anak-anak ngaji"
"Iya Tante, siap!"
Lalu Bu Rita menghubungi Pak Rudi untuk bersiap sholat dzuhur dan menuju ke apartemen. Bu Rita memang tidak sealim Bu Mirna. Bu Rita juga tidak memakai hijab tapi dia selalu menunaikan sholat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
Wartin Kusmawati
next thoor
2022-03-28
0
herdaize
Ibu Rita sosok mertua idaman 😍😍
2022-03-16
1
Mr Im
dah muncul cinta segitiga
2022-03-15
1