Penghuni panti tampak sibuk dengan tugas masing-masing. Anak SD, SMP dan SMA masih belum pulang. Beberapa anak panti mahasiswa yang tidak ada kelas tampak berkarya di ruangan masing-masing.
Kebanyakan anak lebih tertarik pada makanan. Beberapa di ruang tekstil menyalurkan bakatnya mendesain dan membuat baju. Ada juga yang sedang berkebun. Sementara ibu dapur sedang masak menyiapkan makan siang anak-anak, ketika pulang sekolah nanti.
Bu Rita tampak lega. Cita-citanya terwujud, membantu sesama manusia mendapatkan kehidupanya. Membuka lapangan kerja dan menyelamatkan hidup kelam banyak orang. Bahkan beberapa kali Bu Rita mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena sudah membantu mengentaskan kemiskinan.
Tidak sedikit dana yang dikeluarkan Bu Rita. Mulai dari biaya hidup anak-anak, menjamin kesehatan, membangun tempat tinggal dan pendidikan sesuai minatnya. Sampai anak-anak panti dipastikan bisa mandiri.
Meskipun dana yang dikeluarkan Bu Rita banyak, hal itu tidak mengurangi kekayaanya, tapi justru sebaliknya membuat semakin bertambah banyak. Bahkan Bu Rita jadi mempunyai usaha di luar perusahaan suamuiya.
Tapi tentu saja, harta yang dihasilkan dari badan usaha yayasan tidak Bu Rita nikmati sendiri. Selalu dia prioritaskan untuk membantu sesama. Bahkan Bu Rita ingin membuka asrama cabang di daerah lain.
Tapi prinsip Bu Rita tetap ada seleksi siapa yang beruntung dan berhak menerima bantuan dari yayasan Bu Rita, siapa saja yang diajaknya bekerja sama, semua melewati seleksi ketat. Bu Rita ingin yayasannya benar-benar mencetak manusia yang berguna dan mandiri.
"Kamu nggak capek Nak?" tanya Bu Rita ke Alya yang sedang menyiangi sayuran.
"Alya senang Mah, jadi kangen ibu"
"Oh iya ibumu kan di rumah juga banyak sayuran yaa? "
"Iyaa"
"Kamu besok jaga apa?" tanya Bu Rita. Alya diam sejenak, "Curiga nggak ya kalau dijawab masih libur, aku libur lama banget?" gumam Alya berfikir.
"Kenapa Mah?" tanya Alya. Alya Memutuskan tidak menjawab.
"Kamu nginep di rumah mamah lagi yaa" pinta Bu Rita masih ingin ditemani Alya.
"Ya Mah" jawab Alya setuju.
"Kita masak sayur ini" ucap Bu Rita menunjukan bayam.
"Masakin mamah kaya waktu di rumah ibumu!" pinta Bu Rita mengingat kunjunganya ke Jogja.
"Oooh boboran?" tanya Alya memastikan.
"Iya, sama sambal terasi. Mama suka banget" jawab Bu Rita mengungkapkan rasa sukanya.
Alya tersenyum dan mengangguk. Tidak berapa lama tamu yang ditunggu Bu Rita datang. Mereka bercengkerama di gazebo dekat kolam.
******
Rumah Sakit
"Kakinya masih kerasa nggak Bu?" tanya Dokter Gery memencet dan mengangkat kaki pasien yang terbaring di meja operasi. Dokter Gery memastikan obat anestesi sudah bereaksi.
"Tidak Dok" pasien yang di anestesi lokal menjawab.
Dokter Gery mempersilahkan rekan dokternya melanjutkan operasi, karena obat anestesinya berhasil. Gery hanya tinggal berdiri bersedekap memperhatikan jalanya operasi. Setelah selesai dia bergegas istirahat ke ruanganya.
"Hhh, kenapa gua kepikiran sama gadis ceroboh itu sih?" Gery mengetuk ngetuk meja. Dia tersenyum teringat pertama kali bertemu dengan gadis yang tidak lepas dari otaknya akhir-akhir ini.
"3 hari kenapa lama sekali? Apa aku datangi rumahnya yaa? Tapi dia tinggal dimana? "
Seketika Gery bangkit lalu menuju ke bangsal tempat Alya praktek. Gery celingak celinguk malu di depan nurse station.
"Siang Dok" sapa salah satu perawat.
"Siang Sus" jawab Gery duduk.
"Tumben nih Dokter Gery main ke sini. Ada apa gerangan?" tanya kepala ruang.
"Ehmm, ibu ketinggalan berita siih" ceplos salah satu perawat.
"Emang apa?" tanya kepala ruang belum mengerti, karena usianya yang lebih tua, jadi ketinggalan gosip.
"Dokter Gery nyariin Dokter Alya kan?" goda salah satu perawat membuat Gery malu.
"Dokter Alya kan ijin sakit Dok" jawab perawat yang lain.
"Hehehe" Dokter Gery nyengir. "Boleh liat jadwal nggak Sus?"
"Boleh, Dok" perawat menyerahkan jadwal jaga dr. Alya.
Dokter Gery membaca jadwal dokter magang dengan seksama. Sesaat dia tersenyum, karena ternyata meskipun masih ada jatah libur Alya besok berangkat untuk presentasi kasus.
"Oke Sus, makasih ya" jawab Dokter Gery menyerahkan kembali jadwal dokter magang. Gery pamit meninggalkan ruang perawat. Dia bergegas meninggalkan rumah sakit karena sudah tidak ada jadwal operasi dan visit.
"Drrrrtt drrrrt" ponsel Gery bergetar, lalu dipasangnya earphone.
"Halo Bro" jawab Gery ke sahabatnya.
"Besok jam 9 malem datang ke beskem" ucap seseorang di balik telp.
"Si Bos pulang?" tanya Gery
"Iya Bro"
"Wah makan-makan dong, happy happy kita" ucap dr. Gery.
"Makan tuh happy, ya udah gue matiin" jawab teman Gery mematikan telepon.
Gery menutup telpnya melanjutkan setir mobil menuju apartemen mewah miliknya.
****
Kediaman Tuan Aryo
"Sibuk banget Nak?" tanya Bu Rita melihat Alya sibuk dengan laptopnya di balkon kamar.
"Iya Mah, temen Alya mendadak kasih tahu, besok pagi ada presentasi kasus, Alya belum bikin materinya" jawab Alya sambil terus mengetik di laptop sesekali melihat hp nya untuk googling.
"Ooh, emang jam berapa presentasinya? "
"Jam satu Mah"
"Masih ada waktu dong Sayang, makan dulu yuk" ajak Bu Rita makan, merasa kasian dengan Alya.
"Sebentar lagi selesai, tinggal menyimpulkan kok Mah" jawab Alya menyelesaikan pekerjaanya.
Bu Rita pun menunggu anak perempuan dadakanya itu. Karena tidak enak ditunggui, Alya segera menyudahi tugas dari dokter seniornya itu.
"Makasih Mah udah nungguin Alya" tutur Alya terharu diperlakukan sangat baik oleh Bu Rita.
"Mamah yang makasih Sayang, mama nggak kesepian karena ada kamu. Mamah bener-bener ngrasa Alloh mengabulkan doa mamah, menghadirkan kamu di sini" tutur Bu Rita bersyukur jadi punya teman saat suaminya pergi.
"Mamah nanti juga akan dapet anak perempuan dari Mas Ardi" jawab Alya merendah, meski sebenarnya ucapan Alya sendiri membuat hatinya terselip khawatir, khawatir Bu Rita akan berbeda sikap setelah punya menantu. Ah tapi bukanya Alya sudah punya Bu Mirna.
"Mama nggak yakin Nak, apa Ardi akan bawakan mama mantu yang klik sama mamah, kaya mamah ke kamu" jawab Mama Rita merasa ragu akan pilihan anaknya nanti.
"Berdo'a yang baik-baik dong Mah, Alya doain Mas Ardi dapat jodoh terbaik, seperti yang mamah harapkan"
"Aamiin" jawab Bu Rita.
"Mamah berharap kamu yang beneran jadi anak mantu mamah Alya, tapi mamahpun tidak ingin bertengkar dengan anak mamah, biar Tuhan yang tentukan jalanNya" gumam Bu Rita dalam hati lalu mulai makan.
Selesai makan Alya dan Bu Rita ke halaman untuk bersantai.
"Alya"
"Iya Mah"
"Kamu bisa nyetir?" tanya Bu Rita tiba-tiba.
"Pernah belajar sama temen, tapi Alya nggak pernah make jadi nggak bisa"
"Hhhhh" Bu Rita menarik nafas. "Kalau bisa nyetir, kamu bisa bawa mobil mamah"
"Nggak Mah. Terima kasih. Lagian Alya kan tinggal jalan kaki ke rumah sakit, oh iya Us Zahra kapan balik ke panti? "
"Sepertinya seminggu lagi? Kenapa? Kamu nggak suka ke panti?"
"Alya sangat suka kok ke panti, tapi jadwal Alya ke depan padat Mah".
"Gak apa-apa seluang waktumu saja!"
"Baik Mah, oh iya mau nonton film nggak Mah?" tanya Alya memberi ide menikmati waktu santai.
"Boleh" jawab Mama Rita antusias.
"Film romantis Mah, dikasih temen, ini ada di laptop, setuju?" tanya Alya menawarkan.
"Mama suka sekali film romantis" jawab Mama Rita tersenyum.
Mereka berdua ke kamar untuk menonton film bersama. Bu Rita memang sudah tua, tapi dia sangat supel dan bisa menjadi bunglon.
****
Pagi harinya setela Bu Rita dan Alya bangun dan mandi. Ponsel Bu Rita berdering. Bu Rita sangat bahagia dan antusias mendapat pesan dari suaminya.
"Sayang, papa pulang hari ini"
"Beneran Paah? Syukurlah, apa Ardi mau ikut?"
"**J**am 11 , Insya Alloh sampai"
"Oke Papah, hati-hati di jalan"
"Semoga Alya ketemu sama Ardi" gumam Bu Rita meletakan ponselnya. Bu Rita segera menghampiri Alya yang sudah keluar kamar.
"Lhoh Sayang? Kok udah rapih begini? Mau kemana?" tanya Mama Rita kaget melihat Alya sudah memakai tas.
"Maaf Mah, temen Alya telp jadwal presentasi di ajukan, karena siang dokternya mau pergi" jawab Alya berpamitan.
"Oooh" Bu Rita mengangguk kecewa. Harapan mempertemukan anaknya dengan Alya gagal.
"Biar diantar Pak Rudi ya!" tawar Mama Rita agar Alya diantar sopir.
"Sepertinya Pak Rudi belum datang, Alya naik taxi online aja Mah, Alya berangkat ya, assalamu'alaikum" pamit Alya bergegas keluar rumah. Bu Rita hanya menjawab salam dengan kecewa dan pasrah.
Tidak lama taxi online pesanan Alya datang. Taxi pun segera berjalan menuju ke rumah sakit dan Alya kembali bekerja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 285 Episodes
Comments
Stevani febri
para bastrad atau tryple boy ya🤔
2022-05-25
0
Teruterubuzu
Ardi.. OMG ternyata Ardi, gery & farid berhubungan semua.. bakal seru nih
2022-05-12
0
Salminah Burhanuddin
Alya banyak.penggemarnya, saingan berat para penjaga cinta...
2022-05-02
0