Jihan serasa tidak percaya dengan ucapan Zain barusan yang minta ikut untuk ke Lokasi tugasnya
" Abang ikut, ikut ke lokasi Adek tugas, Abang gak mau ada salah faham lagi, Abang mau kita sama sama terus sayang, Abang takut kejadian ini terjadi lagi saat Abang jauh dari Adek" ucap Zain serius
" Yq terus mau tinggal di mana kalau mau ikut? Di sana tuh di plosok bang, gak ada rumah yang di kontrakkan, ada 1 kemaren udah adek kontrakin untuk anak cowok supaya Adek bisa pulang ke sini, itu pun Adek juga maksa sama yang punya rumah" jawab Jihan karena lokasi tidak memungkinkan
" Lagian Apa kan juga harus kerja, masak iya di tinggal lagi kerjaannya, " tambah Jihan meminta Zain mempertimbangkan
" Abang gak peduli sama pekerjaan sayang, Abang hanya gak mau pisah sama Adek, Abang gak kerja juga masih banyak uang, masih bisa makan dan biayaain hidup kita" jawab Zain makin bucin dan ngotot
Jihan menarik nafas panjang, dan dia mengangkat bibirnya ke atas untuk menyunggingkan senyuman, dengan seperti ini, dengan kebucinan Zain saat ini, Jihan semakin yakin kalau ucapan Zain itu benar adanya, dan dia makin percaya sama Zain
" Jadi makin cetek gitu pikirannya" ucap Jihan dengan mengetuk ngetuk jidat Zain
" Aduh.... Ini Jidat sayang, bukan pintu, di ketuk ketuk" ucap Zain dengan cemberut
" Yah Habisnya Makin tua bukannya makin dewasa tapi malah makin cetek pikirannya, " jawab Jihan dengan menggulat ke pundak Zain
Zain lagi lagi tersenyum bahagia dan sangat lega akhirnya istrinya percaya padanya, dan juga memahami permasalahan mereka, Zain membawa Jihan masuk lagi kedalam pelukannya
" Maafkan Abang ya sayang... Udah membuat Adek menangis, udah sempet membuat Adek salah faham, Abang sekali lagi minta maaf ya sayang" ucap Zain dengan mencium kepala Jihan lembut
" Iya Bang, maafkan Adek juga udah suudzon sama Abang, gak seharusnya Adek terbawa emosi, seharusnya Adek yang lebih faham tentang siapa Abang, karena Adek istri Abang" ucap Jihan balik minta maaf
Keduanya saling berpelukan, pelukan perdamaian dan juga pelukan kerinduan, pelukan hangat yang saling mereka rindukan 3 minggu ini
" Tapi kalau Abang pologami beneran boleh gak?" goda Zain bercanda
Seketika Jihan kembali melotot dan melepas pelukannya, mendengar hal itu kembali membuat panas pikiran Jihan
" Bercanda sayang...." sambung Zain dengan kembali membawa Jihan dalam pelukannya
" Ya mohon maaf, kalau sampai Abang poligami, saya mundur alon alon Bang" jawab Jihan santai
" Dan kalau Abang punya dalil " Senangnya dalam hati bila ber istri 2" itu salah, karena Adek gak mau di duakan, dan Abang harus cari yang ke 3 biar sama seperti dalil tadi" ucap Jihan membuat teka teki
Zain sedikit bingung dengan jawaban Jihan, yang seperti membulat bulatkan
" Maksudnya gimana sih?" bingung Zain
" Ye... Orang masih bingungan gini mau poligami" jawab Jihan dengan memukul pelan lengan Zain
" Kalau mau poligami, seharusnya dari awal Abang gak usah bikahin Adek, karena sampai kapan pun, Asek gak akan pernah ikhlas di madu, Dan adek gak akan pernah brontak, tapi Adek akan menjauh dan menghindar dari Abang " jawab Jihan santai
" Lho jadi gak ada komitmen lagi dong bagi kita, " goda Zain lagi
" Sekarang komitment itu Abang yang pegang, Kalau Adek mah, gak akan pernah pisah sama Abang, dan di saat ini juga Abang yang harus berjuang, bukan Adek lagi, kan yang membuat masalah Abang" jawab Jihan tetap santai dan gak mau kalah
" Sekarang gini lah, Adek tegaskan lagi, biar Abang gak aneh aneh, karena laki laki kalau udah banyak uang itu banyak tingkah, " ucap Jihan menyindir Zain
" Tidak untuk Abang ya.." elak Zain gak terima
" Ya Mudah mudahan.." jawab Jihan tetap santai
" Ya pokoknya Adek tegaskan, supaya Abang busa berhati hati lagi, dan itu kalau Abang ingin jadi suami Adek selamanya sampai akhirat nanti, Adek gak akan pernah mau yang namanya di madu, dalam arti kalau sampai Abang berpoligami, walau itu dalam keadaan terpaksa, kasihan sama sang wanita, ataupn sengaja dan tidak di sengaja, Adek gak akan pernah trima" ucap Jihan dengan nada serius
" Dan jangan harap kita bisa bertemu kembali, ataupun Abang bisa ketemu dengan Al, dan bisa serumah lagi sama Adek" tambah Jihan yang cukup mengaget kan Zain
Karena Segitu sakitnya rasanya di poligami, hingga membuat Jihan sama sekali tidak akan mau serumah dengannya
" Tapi kan jutaan kali Adek minta pisah, gak akan pernah bisa , karena ucapan wanita gak berguna dalam hal perpisahan, terus kalau pun membawa kepengadilan Agama, Abang juga gak akan pernah terima, Dan Abang akan menyewa pengacara untuk tidak adanya perpisahan di antara kita" jawab Zain menanggapi ucapan Jihan
" Tau tau, Adek tau semua itu, dan tau juga kalau Abang banyak uang untuk mempertahankan rumah tangga kita, tapi... Namanya di pologami itu cukup menyakitkan, dan Adek hanyalah orang biasa bang, bukan wanita yang istumewa dan berhati mulia, Adek bukan Syaidatinaa Khodijatul kubro, beliau wanita ahlul surga, yang rela dan bersedia menerima istri muda baginda nabi Muhammad SWA, dan setia menemani baginda nabi, bukan begitu?" ucap Jihan dan Zain mengangguk memgerti
" Adek bukan wanita yang luar biasa seperti istri istri para ustadz dan kyai lainnya Bang, mereka ahlul Jannah, dengan merelakan suaminya berpoligami, tapi Adek...? Adek berfikir pahala dan jalan masuk surga bukan melaluli itu aja, masih banyak pahala yang lain yang bisa mengantarkan Adek kesurga tanpa harus meridhoi poligami Abang" tambah Jihan lagi menjelaskan
" Pokonya intinya gini lah Bang, kalau Hal itu sampai terjadi, Adek akan pergi, dan ingat Adek masih pegang komitmen kita" tambah Jihan lagi membuat Zain tersenyum dan membawanya kembali kedalam pelukannya
" Abang janji Abang gak akan pernah lakukan itu, Adek tau sendiri kebucinan Abang sama Adek gimana" jawab Zain menyemangati Jihan
" Ya makannya jangan sampai memedu Adek, kalau Abang memadu Adek, Abang akan adek racun dengan kepergian Adek dari kehidupan Abang, Karena adek yakin racun itu akan membuat Abang kesakitan tanpa ada penawarnya" jawab Jihan dengan senyum bercanda
" Kita berdoa sama sama ya Sayang, Apapun keadaan rumah tangga kita, kita hadapi sama sama, agar kita bisa terus selalu bersama" jawab Zain makin mempererat pelukannya
" Amin......" jawab Jihan mengaminkan ucapan Zain
Mereka saling berpelukan, dan berharap hal itu gak akan pernah terjadi dalam rumah tangga mereka, dan tiba tiba
Krucuk krucuk krucuk... Perut mereka berbunyi kompak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Miah Restiana
nyimak aku thor lanjut
2021-07-23
0
Diana
jangan lah sampai di poligami 🙁🙁
2021-06-14
0
Muhammad Hafidz Nurrahman
😍😍😍😍😍😍😍😍
2021-06-11
0