3 Minggu sudah Jihan berada di tempat Kuliah kerja nyatanya, suka duka dia lalui dan nikmati,
Jauh dari anak dan suami menjadikan hal yang cukup terasa berat baginya, ya walau komunikasi terus mereka jalani, tapi pelukan hangat dari sang suami saat malam tidak ada yang bisa menggantikan
Kini Jihan dengan rekan kelompoknya sedang berjalan jalan pagi, sambil menyapa dan berkenalan dengan warga setempat, sekalian olah raga dan manikmati indahnya alam
Tepat di depan rumah sang bidan, ada ibu ibu yang akan melahirkan, yang sudah merasakan kesakitan terlihat jelas dari Jihan dan rekan rekannya ibuk tersebut sudah tidak kuat lagi
Tapi entah kenapa bu bidannya malah membiarkan mereka tetap di luar dan tidak menolongnya atau membawanya masuk
" Ada apa sih?" tanya salah satu rekan Jihan
" Entah... Ayo coba kita lihat mana tau butuh bantuan" ajak Jihan cekatan
Jihan sebagai seorang ibu udah bisa merasakan gimana sakitnya orang yang akan melahirkan dan dia gak tega terus bergegas menghampiri mereka
" Ada apa buk ? pak? ada yang bisa kamo bantu?" ucap Rehan rekan cowok dari kelompok Jihan
" Ini mau melahirkan mas, tapi bu bidannya malah sakit, rematiknya kambuh, tangannya tidak bisa di gerakkan" jawab suami dari ibu tadi
" Apa kita bawa kerumah sakit aja ya?" ucap Elita temannya
" Rumah sakit atau puskesmasnya lumana jauh lho, kuat gak ibuknya? mobil Jihan juga kan di rumah pak kades jauh lagi" saut Devano
Y karena mereka sudah jalan kaki sejauh 3 km, karena rumah penduduk yang sangat berjarak,dwngan dataran yang tidak rata jadi cukup jauh menurut mereka
" Iya juga sih,... Ya gini nih, kalau di kelompok kita gak ada dari fakultas kedokteran, gak ada yang bisa bantu kayak gini" keluh Rehan lagi
" Kata siapa? Gue dari fakultas kedokteran kali" jawab Jihan dan ikut masuk dari gerombolan teman temannya
" Gak usah ngaku Han, salah praktek bahaya, bukan anak kambing lho" elak Abim rekannya yang suka ngebanyol
" Tau..." jawab Jihan singkat
" Maaf permisi buk, saya mau nemui bu bidan dulu" ucap Jihan nerobos masuk ke dalam rumah bu bidan
Setelah Jihan menemui bu bidan dan meminta izin untuk membantu serta menggantikan ibu ibu yang akan melahirkan tersebut Jihan kembali keluar, dan membantu ibu ibu yang akan melahirkan tadi
Melihat kejadian itu, rekan Jihan tidak ada yang protes dan malah melongo melihat ketelatenan Jihan
Jangankan membantu melahirkan normal, itu udah menjadi praktek Jihan selama beberapa kali praktek dirumah sakit, begitu juga dengan melahirkan secara secar Jihan juga sudah faham teori teorinya
" Woy Han,... Jangan ngawur deh loe, bukan kambing yang loe bantu melahirkan" teriak Abim..
" Diem loe Ubi jalar, Ayo Lit bantu gue " ajak Jihan menarik Lita untuk membantunya
" Gue gak bisa Han, gimana ? " bantah Lita ragu
" Udah ikut aja, nanti gue arahin, ibuknya udah pembukaan lengkap gak bisa lama lagi" jawab Jihan masih manarik Lita
Mau gak mau Lita akhirnya ikut Jihan masuk kedalam, karena dia sebagai mahasiswi yang di tugaskan untuk membantu masyarakat di sana
" Eh... Gimana tuh anak, takut gue, " Ucap Abim ambigu
" Iya kita juga nanti yang kena, ibuk ibuk di jadikan mal praktek sama Jihan" tambah Devano
Dalam pagi ini memang hanya ada Rehan, Devano, Abim, Elita dan juga Jihan, yang lain sebagian ada yang piket bantuin bersih bersih rumah pak kades dan bikin sarapan
" Udah... Kalian diem aja, bisa lah tuh anak, bar bar gitu" jawab Rehan santai
"Itu kita takuti, bar bar kalau di robek abis gimana tuh jalan lahir ibu itu, denger tuh udah teriak teriak kayak gitu ibuknya" ucap Abim miris karena mendengar sang ibu tadi teriak sambil mengedan
" Emangnya apa di sobek, dalam kali pikiran loe Bim" selak Devano
Sesaat kemudian terdengar suara tangisan bayi yang berhasil Jihan bantu keluarkan dari rahim sang ibu,
Devano, Rehan dan Abim melongo dan saling pandang, antara kaget dan ikut bahagia akhirnya temannya ada yang bisa bantu warga saat darurat seperti ini
1 jam mereka menunggu Jihan dan Lita yang masih di dalam membersihkan bayi dan sang ibu, Ke 3 cowok tersebut sampai ketiduran di teras rumah bu bidan
" Terimakasih banyak ya neng, udah bantu istri saya bersalin"ucap suami dari ibuk tersebut saat mengantar Jihan sampai ke luar
" Sama sama pak, selamat ya atas kelahiran buah hatinya, " jawab Jihan ramah dan sopan
" Terimaksih banyak ya nak, dan kalau boleh selama tangan ibuk masih sakit boleh kamu membantu ibuk untuk menangani pasien di sini?" ucap Bu bidan sambil memegang tangan kanannya yang sakit
" Iya sama sama buk, insyaallah Jihan siap membantu selagi Jihan mampu buk" jawab Jihan ramah
Bu bidan dan suami dari sang ibuk tadi senang sekali karena ada sosok wanita yang sopan baik hati seperti Jihan, ramah halus lagi,
Tapi tidak dengan Elita yang sedari tadi diam tanpa kata, Elita masih Syok melihat langsung cara melahirkan, apa lagi jalan lahir yang cukup tebuka lebar, masih terlihat jelas di kepalanya
" Ya udah kalau gitu kami pamit dulu ya pak buk" pamit Jihan
" Assalamualaikum...." salam Jihan
" Waalaikum salam..." jawab bu bidan dan bapak tadi
Kemudian Jihan membalikkan badannya dan menoleh kesamping melihat 3 cowok yang sedang tertidur pulas seperti ikan pindang yang di jejer
" Astagfurullaha adzim...... Lit.. coba Lihat musuh loe tuh" ucap Jihan kaget
" Ya Ampun... Woy.... Ubi kayu.... Bangun....." Teriak Elita tepat di telinga Abim
Elita dan Abim memang sering kali bertengkar, mereka sering kali berbeda pendapat jadi benar kalau Jihan memanggil Abim sebagai Musuh Elita
Seketika dari teriakan Elita yang hampir saja membuat gendang telinga Abim jebol itu, langsung membuat ke 3 cowok itu terbangun..
" Apaan sih loe Tali rafiah .... Ganggu orang tidur aja" kesal Devano yang juga bermusuhan dengan Elita
" Ya elo tidur gak tau tempar ayo pulang" jawab Elita kasar
Selanjutnya Elita yang kesal dengan kedua musuhnya itu menarik Jiha supaya jalan pulang terlebih dahulu, hingga membuat ke 3 cowok itu salah tingkah dengan keberadaan bu bidan disana
Mereka langsung berlari menghampiri Jihan dan Juga Elita
" Eh Han... Leo berapa sih Umurnya?" tanya Abim yang jalan berdampingan dengan Jihan
" Kenapa? kok loe tiba tiba tanya Umur?" tanya Jihan balik
" Ya gak papa, loe tadi kan bisa bantu tuh ibuk ibuk lahiran kan? Maksud gue apa S1 loe dulu ambil jurusan Kebidanan atau gimana?" jawab Abim penasaran
" Menurut Loe umur gue berapa Bim?" tanya Balik Jihan masih memberi teka teki
" Tau,.. Kalau di lihat lihat loe masih muda, tapi kalau bener loe S1 ambil jurusan ke dokteran berarti loe udah tua dong.." jawab Abil sambil ketawa
" Enak aja...." ucap Jihan gak terima dan menonyor kepala Abim
" Eh kita sarapan dulu yuk laper nih..." ucap Jihan saatelihat pedagang nasi pecel di pinggir jalan
" Eh... Geu gak bawa duit kali Han,... " elak Devano
" Aman... Kita palak aja penjualnya" jawab Abim santai
" Huuuuuu Ancur ancur kelompok kita" teriak Elita sambil menonyor kepala Abim
Dan mereka akhirnya duduk di bangku yang sudah du sediakan sambil menunggu pesenan mereka di buat
" Gimana Han? berapa umur loe?" kepo Devano gantian
" Gue tuh masih muda tau gak? Buktinya kalian kakak angkatan gue kan sebenarnya , cuman guenya aja yang cepet ngejar mata kuliahnya"jawab Jihan membanggakan dirinya dengan maksud bergurau
Ya karena Jihan memang 2 tingkat di bawah mereka, karena Jihan yang cukup extra mengejar mata kuliahnya, apa lagi di kampus tempat mereka kulaih tidak pernah di batasi untuk mengambil mata kuliah
" Gimana masih muda? orang S1 loe jurusan di dokter kan?" saut Elita
Rehan dari tadi emang diam, karena dia memang sosok yang cool dan irit omongan, jadi memilih untuk menyimak
" Iya tuha, Jadi dokter kan butuh waktu lama, belum ini itu dan lain sebagainya, ada koas dan lain lain, waktu loe umur loe udah kemakan sama waktu loe belajar di kedokteran" sambung Abim lagi
Jihan bukan langsung menjawab dan malah tertawa, karena merasa lucu aja dengan ucapan kedua temannya itu
" Ini mungkin yang bikin loe awet bude, tertawa terus, makanya wajah terlihat imut imut cantik , tapi umur mungkin sama kali ya sama bu bidan" ujar Devano sekenanya
" Sebenarnya kalian sebelumnya pernah tau gue gak sih? senggaknya tau lah gue siapa? gue udah sering kali Viral di kampus" jawab Jihan berhenti tertawa dan membuat ke 4 temannya menggelengkan kepalanya kompak
" Banyak kasus yang gue dapat di kampus waktu awal awal kuliah, sempar jadi trending topik lho, memenjarakan dosen juga pernah, " ucap Jihan mulai serius
" Serius loe? jangan jangan loe lebih tua lagi kali ya Han? buktinya loe udah memenjarakan dosen berarti loe juga sebelumnya ambil jurusan hukum, dan sekarang di jurusan loe saat ini adalah gelar S3 loe kan?" selak Abim kaget, dan malah menerka nerka
" Ah.. Gue yakin kalian adalah mahasiswa yang gak pernah update" ceplos Jihan sepontan dengan kebali tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Miah Restiana
semoga ustad zain bisa menyelesaikan masalah nya ok lanjut thor...
2021-07-22
0
im_ha
cerita yang menarik Thor.
salam dari DOAKU BERBEDA DENGAN DOAMU
2021-06-28
1
Titik Sundari
Thorrrrr... jangan berat2 ya konfliknya zainal dan jihan 😢😢...blm baca udah deg2an dan lemes duluan rasanyaaaaa... 😭😭
tetap semangat dan sehat selalu ya thor 🤗
2021-06-05
5