Zain kini udah pergi dari kamar hotel yang untuk menjebaknya dengan iblis yang luknut itu,
Tawa rani pecah setelah kepergian Zain, Rani merasa menang saat itu, Rani merasa rencananya berjalan dengan lancar, dan tinggal selangkah lagi dia akan memiliki Zain beserta hartanya
Zain langsung menuju ke resepsionis untuk meminta penjelasan siapa yang membawanya kesana
" Maaf mbak... " ucap Zain saat menemui petugas resepsionis
" Iya pak ada yang bisa kami bantu?" jawab sang resepsionis
" Oh ya kalau boleh tau tadi siapa yang membawa saya kekamar hotel 28 ya,?" tanya Zain dengan peasaan yang sangat gundah
" Kamar 28 ya, denga pak Muhammad Zain Mushofa" jawab sang resepsionis
" Itu nama saya mbak, " ucap Zain kaget
" Iya berarti bapak sendiri yang booking, dan ini kartu identitas yang bapak berikan pada kami semalam" jawab sang petugas menjelaskan
Zain makin bingung di buatnya, pikirannya makin kacau, rencana bejat Rani berhasil kali ini, bayangan kesakitan rumah tangganya menghampirinya kembali,
Pikiran Zain saat ini terus tertuju kepada sosok wanita cantik dan hebat yang selalu di sampingnya, wanita yang gak pernah berbuat salah kepadanya,
Zain kemudian bermaksud langsung pulang dan ingin memeluk erat istri tercintanya, untuk masalah menyelidiki bisa di lanjutkan besok, karena jam 2 malam seperti dengan pikirannya yang sudah semrawut Zain hanya ingin memeluk erat istrinya hanya tertuju pada Jihan,
Zai kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan kilat, apa lagi dengan jalanan tengah malam yang sangat sepi
Dengan 2 menit Zain sampai di rumahnya, dan segera berlari menuju kamarnya dan ingin segera membawa istrinya kedalam dekapannya
" Bang.... Baru pulang?" ucap Jihan saat melihat Zain masuk rumah
Zain tidak menjawab dan langsung mendekat pada istrinya dan mencium serta memeluk Jihan
" He'em.... Adek kok belum bobok" jawab Zain lirih dengan perasaan yang terus merasa bersalah
" Iya tadi baby Al rewel terbangun dan rewel saat Abang kembali tadi, dan baru jam setengah 1 tidur lagi, " jawab Jihan membalas pelukan Zain
Jihan tidak curiga sama sekali dengan Zain, karena kebiasaan setiap hari Zain juga begitu saat di rumah, selalu menggulat dan memeluk Jihan
Dan Jihan juga memaklumi kalau suaminya baru pulang dini hari seperti ini, karena memang kalau lagi kumpul dengan para teman teman mereka sering kali lupa waktu
" Tapi kenapa Adek gak menghungi Abang tadi?" tanya Zain lirih dengan mengelus kepala Jihan
" Abang baru pergi lho, masak Iya Adek ganggu gak enak sama teman teman Abang" jawab Jihan santai
" Paling Baby Al tau Bang, kalau besok mau Adek tinggal lama" tambah Jihan lagi
" Bukan sayang.... Anak kita tau kalau Abahnya dalam bahaya" batin Zain kembali merasa bersalah
Zain tentu tidak akan mengakui semuanya sekarang, dia akan mencari dan menyelidiki bukti bukti terlebih dahulu,
" Ya Udah bobok gih, Sini Abang peluk" ucap Zain dan Jihan mengangguk serta tersenyum
Dan benar kenyamanan pelukan sang suami tidak ada yang bisa menggantikan, dengan sejenak Jihan sudah tertidur di pelukan suaminya
Zain terus membelai lembut rambut Jihan, Perasaan Zain makin kacau, bayang bayang mengerikan melintas di benaknya, bila mana dia tidak dapat membuktikan semuanya
Zain merasa menjadi suami yang brengsek saat ini, walau kesalahan yang barusan dia alami semua murni jebakan dan tidak kesalahan dia, dia merasa sebagai suami yang hanya bisa menyakiti hati istrinya,
Zain sampai tidak bisa menahan air matanya, karena sangat merasa takut, takut akan kehilangan Jihan untuk kesekian kalinya,
" Maaf sayang... Maaf.." ucap Zain lirih sembar memper erat pelukannya
" Ya Allah... Ridhoi hambamu ini untuk mencari kebenaran ya Allah, jauhkan Ujian yang menimpa keluarga Hamba yang gak pernah kami bisa lewati Ya Allah.." batin Zain dengan penuh mendalam
Zain tidak bisa ikut tidur pikirannya terus tebanyang dengan bayangan horor rumah tangganya
Keesokan harinya di hari minggu seperti ini, Zain masih tertidur dengan memeluk putranya, selain merasa bersalah dengan Jihan Zain sangat takut akan bayangan yang mana dirinya akan di jauhkan juga dengan putranya,
Setelah sholat jamaah dengan Jihan saat subuh tadi, Zain kembali tidur dengan memeluk putranya,
Sore harinya, Zain dan Jihan akan pamit dengan baby Al yang di titipkan pada Charir dan Toha, Zain sendiri yang sebenarnya di rumah juga tidak sepenuhnya bisa jagain baby Al, karena dia jiga harus sering pergi keluar kota untuk memenuhi undangan
" Nitip jagoan gue ya Om, awas jangan sampai lecet" ucap Zain bergurau
" Loe gak ingat, Istri loe gue jagain dari kecil sampe gede, gede gede loe ambil tanpa permisi sama gue, jangankan cuman baby Al, gampang" jawab Toha santai
" Umi sekolah dulu ya sayang, baik baik sama Oma Liloh" ucap Jihan mencium putranya dengan haru
Sebenarnya Jihan berangkatnya masih nanti pagi, tapi Zain minta pada Jihan untuk berdua saja semalam, sebelum tugas Jihan yang cukup lama, Jihan sebagai istri yang sholihah, gak mau membantah kemauan suaminya,
Setelah pamitan keduanya kembali pulang, denga Jihan yang cukup berat meninggalkan buah hatinya
" Udah jangan nangis ya, Adek tenang aja, baby Al aman sama mereka, yang penting Adek fokus ya dengan tugas tugas Adek" ucap Zain kembali fokus pada jalanan yang cukup ramai karena minggu sore
Malam harinya di rumah yang cukup sepi karena gak ada celotehan baby Al, kini keduanya saling bermesraan menghabiskan malam terakhir sebelum kepergian Jihan
Zain melupakan sejenak masalahnya, dan fokus dengan indahnya malam panjang bersama dengan istri tercintanya
Zain memberikan kepuasan pada Jihan malam ini, hingga beronde ronde mereka melakukan malam yang panjang, sebagai pengganti saat Jihan pergi nanti
Pagi harinya tepat jam 6 pagi Zain sudah mengantarkan Jihan kekampus, padahal Jihan bawa mobil sendiri tapi Zain gak mau melewatkan, Zain memelih pulang dengan menggunakan taxi nantinya
" Adek berapa orang nanti klompoknya?" tanya Zain saat didalam mobil
" Berapa ya? 15 lah kayaknya, 9 cewek 6 cowok" jawab Jihan santai
" Bawa kendaraan sendiri sendiri nanti?" tanya Zai lagi
" Gak sih, Adek yang bawa mobil , dan ada 2 yang bawa motor, ya senggaknya kalau untuk keluar cari keperluan gak harus pinjam punya warga lah, biar gak terlalu ngerepotin warga sana juga " jawab Jihan menjelaskan
" Terus yang lainnya?" tanya Zain
" Kan udah di sediakan bus sayang, mereka sebagian ada yang naik bus, karena yang lainnya kan cuman tetangga desa aja, jadi sekalian jalan" jawab Jihan dan Zain mengangguk faham
Sesampainya di kampus mereka tak langsung turun, sikap Zain yang manja kembli menjadi, Zain masih ingin memeluk Jihan, Zain maaih belum mau berpisah dengan istrinya
Zain masih belum faham kalau pergian tugas Jihan saat ini adalah tugas dari fakultas Bisnis management, bukan dari kedoktaran dan Zain juga gak tanya banyak banyak jadi Jihan gak perlu menjelaskan dan rahasianya masih aman dan siap memberi mejutan untuk Zain nanti
Seperginya Jihan, Zain langsung menuju hotel untuk mencari bukti bukti kejahatan dan sikap licik Rani kemaren
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 294 Episodes
Comments
Miah Restiana
iya thor jangan sampai abang ustad zain poligami aku yg nyesek thor...
2021-07-22
0
fitria rahmawati
penasaran sama alur ceritanya tapi takut buat baca😭
2021-06-19
0
shakila
kenapa gk langsung crita kejadian rani .. kaau crita kan gk bakal slaah paham masalah bukti di carilah bareng" ... haduuhhh season 1 n 2 jihan mulu dah yg tersaikiti .... knpaa gk buat baby al dewasa aja ... kalau tetep crita zain n jihan knpa gk ttep di lapak satu nya aja
2021-06-15
0